DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Penulis menyusun makalah ini guna memberi penjelasan mengenai landasan pendidikan serta
penerapannya dan untuk lebih jelasnya kami akan menjabarkannya dalam makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, yaitu: pendidikan berwujud
sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu
yang mengatur saha-usaha sadar untuk membina seseorang mencapai harkatkemanusiaannya
secara utuh, pendidikan berwujud sebagai suatu proses, artinya pendidikan dipandang
sebagai pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai
harkat kemanusiaan seseorang secara utuh, dan pendidikan berwujud sebagai hasil, artinya
pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah
proses pendidikan berlangsung.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan
usia manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan, dalam
rangka memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup secara mandiridi dalam
masyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan mewarnai
operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum, maupun
komponen pokok pendidikan yang lain. Tampaknya terdapat adanya korelasi antara sistem
pendidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok manusia atau suatu
bangsa.
Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin kompleks, proses
pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan.Upaya pendidikan sebagai suatu
sistem, dengan demikian akan selalu relevan (gayut) pada landasan yang digunakan dalam
proses pendidikan. Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak
yang melandasi operasionalisasi sistem pendidikan. Landasan pendidikan secara umum
menyangkut: (1) landasan filosofis, (2) landasan sosiologis, (3) landasan kultural, (4)
landasan psikologis, dan(5) landasan ilmiah dan teknologis.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah fundamen (dasar)
yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuanpendidikan.Dari kesebelas asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional menurut
rumusan KPPN tersebut di atas, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan yang
dibahas secara khusus di sini, adalah:asas tut wuri handayani, dan asas pendidikanseumur
hidup yang berintikan belajar seumur hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
III.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
A. Landasan Pendidikan
Pendidikan memiliki landasan. Landasan adalah sesuatu yang mendasari atau yang
menjadi dasar, alas untuk berdirinya suatu bangunan. Misalnya, suatu rumah memerlukan suatu
pondasi agar kuat. Begitu juga pendidikan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha mempelajari masalah – masalah pokok seperti : arti pendidikan ,
manfaat pendidikan, tujuan pendidikan dan lain – lainnya. Landasan filosofis bersifat filsafat
( philosophi ). Filsafat sendiri bersumber dari bahasa yunani philein artinya mencintai dan
sophos artinya hikmah atau arif. Filsafat mempelajari sesuatu secara menyeluruh yang
menghasilkan teori-teori kehidupan dan dunia yang bersumber dari dua faktor :
Landasan filosofis pendidikan erat kaitannya dengan filsafat. Berikut beberapa contoh
yang menjelaskan bahwa fislafat dapat melandasari pendidikan :
Metafisika membicarakan kebenaran mendalam hal hal yang ads dibalik bendanya atau
dibalik dunia fisik, ini akan memberikan dasar-dasar pemikiran cita-cita pendidikan.
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap
peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-
hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar
pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorangperintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional.
Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan
sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya (Hamzah, 1991:90).
Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan
kemerdekaan.Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas
pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No. 2:24).
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan
ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) dari pendidik (Karya
Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar
Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau
tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan
demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Menurut asas tut wuri handayani :
1) Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan
2) Pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among,
ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan
agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat.Momong
mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong
berarti kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan
pada saat anak membutuhkan.
3) Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede)
4) Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan
5) Pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di
atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik)
Asas ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan
dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1) Ing Ngarso Sung Tulodho : jika di depan memberi contoh
2) Ing Madyo Mangun Karso : jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat
3) Tut Wuri Handayani : jika di belakang memberi dorongan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Sebagaimana telah dibicarakan
dalam bahasan terdahulu ada tiga asas utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan,
yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam
Belajar.
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan
dibicarakan: keadaan yang ditemui sekarang, permasalahan yang ada, dan pengembangan
penerapan asas-asas pendidikan.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang:
1) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai
jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional.Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri.
3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan.
2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,
4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi
masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya
bangsa.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebaga fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: Informator,
organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik
berinterkasi dengan sumber-sumber tersebut. Sedang sebagai motivator, guru
mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar
itu. Pengembangan kemandirian dalam belajar ini seyogyanya dimulai dalam kegiatan
intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam kegiatan
kokurikuler dan ekstra-kurikuler. Atau, untuk latar perguruan tinggi: Dimulai dalam
kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan dalam kegiatan terstruktur
dan kegiatan mandiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan memiliki landasan. Landasan adalah sesuatu yang mendasari atau yang
menjadi dasar, alas untuk berdirinya suatu bangunan. Misalnya, suatu rumah memerlukan suatu
pondasi agar kuat. Begitu juga pendidikan. Macam Landasan Pendidikan di Indonesia: landasan
filosofis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis, landasan ilmiah dan
teknologis.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.
Penerapan asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Pandangan
tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berfikir utama yang sangat penting dalam
pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat
mendidik diri sendiri. Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada tiga asas
utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas
Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
B. Saran
Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun benar-
benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para calon guru agar dapat menerapkan landasan dan
azas-azas pendidikan dengan benar dan tepat kepada peserta didiknya kelak.
Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya
masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini
dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://makhulmathic.blogspot.com/2011/06/makalah-asas-asas-pendidikan.html
http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/landasan-azas-azas-pendidikan-dan-
penerapannya/
http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-
serta.html
http://ikaput.blogspot.com/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html