Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PENERAPANNYA

DISUSUN OLEH:

Nama : Muna Zakia Zahra


NPM : 2101040024
Semester : 01
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Dosen Pembimbing: Drs. Ali Nurdin Siregar, MA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
PADANGSIDIMPUAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.

Penulis menyusun makalah ini guna memberi penjelasan mengenai landasan pendidikan serta
penerapannya dan untuk lebih jelasnya kami akan menjabarkannya dalam makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,dan bagi pembaca pada
umumnya.

Padangsidimpuan, 17 November 2021

Penulis.
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, yaitu: pendidikan berwujud
sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu
yang mengatur saha-usaha sadar untuk membina seseorang mencapai harkatkemanusiaannya
secara utuh, pendidikan berwujud sebagai suatu proses, artinya pendidikan dipandang
sebagai pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai
harkat kemanusiaan seseorang secara utuh, dan pendidikan berwujud sebagai hasil, artinya
pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah
proses pendidikan berlangsung.

Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan
usia manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan, dalam
rangka memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup secara mandiridi dalam
masyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan mewarnai
operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum, maupun
komponen pokok pendidikan yang lain. Tampaknya terdapat adanya korelasi antara sistem
pendidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok manusia atau suatu
bangsa.

Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin kompleks, proses
pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan.Upaya pendidikan sebagai suatu
sistem, dengan demikian akan selalu relevan (gayut) pada landasan yang digunakan dalam
proses pendidikan. Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak
yang melandasi operasionalisasi sistem pendidikan. Landasan pendidikan secara umum
menyangkut: (1) landasan filosofis, (2) landasan sosiologis, (3) landasan kultural, (4)
landasan psikologis, dan(5) landasan ilmiah dan teknologis.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah fundamen (dasar)
yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuanpendidikan.Dari kesebelas asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional menurut
rumusan KPPN tersebut di atas, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan yang
dibahas secara khusus di sini, adalah:asas tut wuri handayani, dan asas pendidikanseumur
hidup yang berintikan belajar seumur hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi diri dengan hanya


mengkajimasalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Landasan Pendidikan?

2. Bagaimana Asas Pendidikan?

3. Bagaimanan penerapan asas-asas pendidikan di sekolah dan di luar sekolah?

III.Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan Landasan Pendidikan.

2. Menjelaskan Asas-asas Pendidikan.

3. Menjelaskan penerapan asas-asas pendidikan di sekolah dan di luar sekolah/


BAB II
LANDASAN PENDIDIKAN

A. Landasan Pendidikan

Pendidikan memiliki landasan. Landasan adalah sesuatu yang mendasari atau yang
menjadi dasar, alas untuk berdirinya suatu bangunan. Misalnya, suatu rumah memerlukan suatu
pondasi agar kuat. Begitu juga pendidikan.

Macam Landasan Pendidikan di Indonesia :

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha mempelajari masalah – masalah pokok seperti : arti pendidikan ,
manfaat pendidikan, tujuan pendidikan dan lain – lainnya. Landasan filosofis bersifat filsafat
( philosophi ). Filsafat sendiri bersumber dari bahasa yunani philein artinya mencintai dan
sophos artinya hikmah atau arif. Filsafat mempelajari sesuatu secara menyeluruh yang
menghasilkan teori-teori kehidupan dan dunia yang bersumber dari dua faktor :

1) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.

2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada di antara keduanya.

a. Pengertian tentang Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,


meyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Landasan filosofis pendidikan erat kaitannya dengan filsafat. Berikut beberapa contoh
yang menjelaskan bahwa fislafat dapat melandasari pendidikan :

Metafisika membicarakan kebenaran mendalam hal hal yang ads dibalik bendanya atau
dibalik dunia fisik, ini akan memberikan dasar-dasar pemikiran cita-cita pendidikan.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2. Landasan Sosiologis

a. Pengertian Landasan Sosiologis


Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiologi  pendidikan meliputi empat bidang:

1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.


2) Hubungan kemanusiaan.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

b. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional


Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal
Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran)

3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap
peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-
hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar
pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis


a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan,
utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi
perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang
berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan
manfaatnya bagi masyarakat.

B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorangperintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional.
Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan
sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya (Hamzah, 1991:90).
Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan
kemerdekaan.Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas
pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No. 2:24).
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan
ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) dari pendidik (Karya
Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar
Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau
tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan
demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Menurut asas tut wuri handayani :
1) Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan
2) Pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among,
ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan
agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat.Momong
mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong
berarti kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan
pada saat anak membutuhkan.
3) Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede)
4) Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan
5) Pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di
atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik)
Asas ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan
dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1) Ing Ngarso Sung Tulodho : jika di depan memberi contoh
2) Ing Madyo Mangun Karso : jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat
3) Tut Wuri Handayani : jika di belakang memberi dorongan

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat merancang
dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan
horisontal.
1) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
2) Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar


Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur
tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama
sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

C. PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Sebagaimana telah dibicarakan
dalam bahasan terdahulu ada tiga asas utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan,
yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam
Belajar.

Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan
dibicarakan: keadaan yang ditemui sekarang, permasalahan yang ada, dan pengembangan
penerapan asas-asas pendidikan.

1. Keadaan yang Ditemui Sekarang

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang:
1) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai
jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.

2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional.Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri.

3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan.

4) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan


kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai
macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga

5) Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan


kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan
mental.

2. Permasalahan Yang Ada

a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan


kebijaksanaan pemerataan pendidikan.Karena peningkatan kualitas pendidikan harus
diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber
daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusia negara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,


antara lain:
1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan,

2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,

3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,

4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa.

Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi
masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya
bangsa.

b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan

Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya


dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak geografi Indonesia yang luas, dan
pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.

1) Meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusat–daerah, daerah–


daerah, agar arus komunikasi informasi pembaharuan pendidikan berjalan lancer

2) Desiminasi–inovasi pendidikan: kelembagaan’ sumber daya manusia, sarana dan


prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan

3) Peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukan dalam upaya meningkatkan


relevansi pendidikan.

3. Pengembangan Penerapan Asas-asas Pendidikan


a. Pengembangan penerapan asas Tut Wuri Handayani
Fungsi guru tidak lagi berfungsi menggurui atau sebagai pusat kegiatan atau
perhatian siswa, melainkan siswalah yang menjadi penentu keberhasilan studinya,
sehingga guru berfungsi sebagai fasilitator saja yang membantu siswa atau anak
untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal.
Dengan katalain guru harus dapat mengusahakan iklim pendidikan yang dapat
menunjang keberhasilan siswa secara efektif misalnya menciptakan kondisi yang
hangat, bersemangat, penuh gairah, memberikan tugas yang menantang, memberikan
kebebasan berpikir, menyelesaikan tugas, mengontrol disiplin, mengevaluasi, dan lain
lain.
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat (Pendidikan Seumur Hidup)
Pendidikan seumur hidup sama atau sejalan dengan pendidikan manusia
Indonesia seutuhnya.untuk mencapai keutuhan manusia tidak dapat dikembangkan
pada suatu saat saja, tetapi perlu pengembangan yang berkelanjutan terus menerus.
Kebutuhan-kebutuhan hidup manusia inilah yang mrupakan isi pendidikan seumur
hidup. Pelaksanaan pndidikan ini tidak terpancang adanya batasan waktu, umur, dan
tempat, sehingga tidak ada istilah terlambat atau terlalu dini dan dapat dilaksanakan
dimana saja dan kapan saja
Berdasarkan uraian di atas inilah yang merupakan penerapan dan pengembangan
asas pendidikan khususnya pendidikan seumur hidup.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebaga fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: Informator,
organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik
berinterkasi dengan sumber-sumber tersebut. Sedang sebagai motivator, guru
mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar
itu. Pengembangan kemandirian dalam belajar ini seyogyanya dimulai dalam kegiatan
intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam kegiatan
kokurikuler dan ekstra-kurikuler. Atau, untuk latar perguruan tinggi: Dimulai dalam
kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan dalam kegiatan terstruktur
dan kegiatan mandiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan memiliki landasan. Landasan adalah sesuatu yang mendasari atau yang
menjadi dasar, alas untuk berdirinya suatu bangunan. Misalnya, suatu rumah memerlukan suatu
pondasi agar kuat. Begitu juga pendidikan. Macam Landasan Pendidikan di Indonesia: landasan
filosofis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis, landasan ilmiah dan
teknologis.

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.

Penerapan asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Pandangan
tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berfikir utama yang sangat penting dalam
pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat
mendidik diri sendiri. Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada tiga asas
utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas
Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.

B. Saran

Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun benar-
benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para calon guru agar dapat menerapkan landasan dan
azas-azas pendidikan dengan benar dan tepat kepada peserta didiknya kelak.
Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya
masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini
dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

http://makhulmathic.blogspot.com/2011/06/makalah-asas-asas-pendidikan.html

http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/landasan-azas-azas-pendidikan-dan-
penerapannya/

http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-
serta.html

http://ikaput.blogspot.com/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai