Anda di halaman 1dari 3

Evidence Based Practicea.

Pengertian Evidence Based Practice


Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan
agar selalu up to date atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat
menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat
memberikan pelayanan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan menurut
(Bostwick, 2013). Evidence Based Practice adalah starategi untuk memperolah pengetahuan
dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapkan EBP
didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang
efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan
pasien.
Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah
dalam membuat keputusan berdasarkan evidence based. Namun demikian fakta lain
dilapangan menyatakan bahwa pengetahuan, sikap, dan kemampuan serta kemauan
mahasiswa dalam mengaplikasikan evidence based practice masih dalam level menengah.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep pendidikan Kesehatan yang bertujuan untuk
mempersiapkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.

Tujuan EBP
Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek adalah untuk
meningkatkan kualitas layanan dan memberikan hasil yang terbaik. Selain itu juga, dengan
dimaksimalkannya tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama layanan bisa lebih
pendek serta biaya bisa ditekan.
Para tenaga kesehatan profesional tidak hanya terapis wicara namun juga ahli farmasi, dokter,
dan tenaga kesehatan profesional lainnya sering kali mencari jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang muncul ketika memilih atau membandingkan treatment terbaik yang akan
diberikan kepada pasien/klien,
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidance based bertujuan untuk menemukan
bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan
kemudian mengaplikasikan bukti tersebut ke dalam praktek, guna meningkatkan kualitas
layanan pasien.
Tanpa menggunakan bukti-bukti terbaik, praktek kilnis akan sangat tertinggal dan seringkali
berdampak kerugian untuk pasien.

Manfaat EBP
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik.
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.
3. Mencegah terjadinya informasi yang over load terkait hasil2 penelitian.
4. Mengeliminasi budaya practice which is not evidence based.

Kekuatan dan kelemahan EBP:


KEKUATAN
1. Memberikan layanan yang terbaik.
2. Menggunakan sumber daya yangterbaik dan terpercaya.
3. Memaksimalkannya tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat
4. Lama layanan bisa lebih pendek serta biaya bisa ditekan.
Kelemahan :
1. Membatasi otonomi profesional.

MODEL IMPLMENTASI EVIDENCE BASED PRACTICE


1. MODEL SETTLER
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan penerapan
Evidence based. Langkah-langkahnya:
Fase 1: persiapan
Fase 2: validasi
Fase 3: perbandingan evaluasi dan pengambilankeputusan
Fase 4: translasi dan aplikasi
Fase 5: evaluasi

2. Model IOWA
Model IOWA diawali dari pemicu/masalah. Pemicu/masalah ini sebagai focus ataupun fokus
masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim segera dibentuk. Tim
terdiri dari stakeholder, klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain yang dirasa penting
untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP.

3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee


Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change, yang terdiri dari 6
tahap:
Tahap 1: mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis.
Tahap 2: tentukan evidence terbaik.
Tahap 3: kritikal analisis evidence.
Tahap 4: design perubahan dalam praktek.
Tahap 5: implementasi dan evaluasi perubahan.
Tahap 6: integrasikan dan maintai perubahan praktek

KEMAMPUAN DASAR YANG DIMILIKI TENAGA KESEHATAN DALAM


PENERAPAN EBP
1. Mengidentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
2. Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan.
3. Melakukan pencarian literatur yang efisien.
4. Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari bukti tersebut
untuk menentukan tingkat validitasnya.
5. Mengaplikasikan temuan literatur pada masalah pasien.
6. Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat
mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan kerugian dari pilihan
manajemen/terapi.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai