Anda di halaman 1dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas cairan-cairan tertentu mempunyai aliran lebih cepat dari pada cairan yang
lainnya. Sebagai contoh, air mempunyai laju alir yang lebih cepat dibandingkan dengan minyak
gliserin maupun etilen glikol. Fenomena yang lain adalah jika masing-masing benda tersebut
ditempatkan pada gelas kaca yang berbeda dan saling diaduk, maka etilen glikol akan berhenti
lebih cepat dari pada air. Fenomena inilah yang disebut Viskositas. Viskositas (kekentalan)
berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih
dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat
dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Atkins, 1996).
Viskositas adalah ketahanan atau resistensi aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh
tekanan yang terjadi karena adanya gaya gesek antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan
tersebut dikenai gaya tertentu. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain dengan
adanya koefisien viskositas. Koefisien viskositas adalah gaya tangensial per satuan luas yang
dibutuhkan untuk mempertahankan perbedaan dari kecepatan alir suatu fluida (Atkins, 1996).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Suyitno, 1988):
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan
begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi
akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan adanya solute
yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga akan
menaikkan viskositasnya.
4. Tekanan
Tekanan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi viskositas suatu cairan
dikarenakan besar kecil nya tekanan mempengaruhi besar kecil-nya viskositas suatu cairan.
Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viskometer yang berfungsi untuk mengukur koefisien
gliserin, oli atau minyak. Viskositas banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti sirup, minyak
goreng dan oli. Viskositas berguna untuk kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet. Aliran
viskos dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan
demikian diabaikan. Cairan kemudian dikatakan sebagai tidak kental (inuicid) atau seringkali ideal dan
diambil sebesar nol. Tetapi, jika aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan
(martoharsono,2006)
Tabel 1.1 Contoh Viskositas Berbagai Zat

Nama Fluida Temperatur Viskositas Densitas Tekanan


(°C)  Centistokes (kg/liter) (kPa)
(10-6 m2 s-1)
Air 10 1.307 1 1.3
Air 30 0.802 0.996 4.3
Air laut 30 0.822 1.023 4.3
Asetaldehid 20 0.295 0.788 105
Asetaldehid 30 0.275 0.748 148
Benzena 30 0.65 0.868 20.7
Etil asetat 20 0.51 0.905 14
Etil alcohol 20 1.51 0.772 9
Gliserin 20 1183 1.261 0
Kerosin 20 2.4 0.804 0.5
Nitro benzene 20 1.67 1.203 0.5
Propanol 20 2.8 0.804 2.4
Stiren 20 0.9 0.926 0.5
Toluena 20 0.68 0.867 5.4
Sumber : (Martin, 1990).
Viskositas cairan dapat ditentukan berdasarkan persamaan Poiseulle yaitu :

dimana :
P= tekanan disekitar cairan (dyne/cm2)
R= jari-jari tabung kapiler (cm)
t= waktu alir (det)
I = panjang tabung kapiler (cm)
V= Volume cairan (cm3)
Untuk mengukur viskositas suatu cairan dapat dilakukan dengan beberapa metoda antara lain
metoda Ostwald dan metoda falling ball viscometer. Pengukuran viskositas dengan metoda
Ostwald dilakukan dengan jalan membandingkan waktu alir larutan dengan waktu alir pelarut
(air), sehingga akan diperoleh persamaan:
dimana:
η dan η0 = viskositas larutan dan pelarutnya
t dan t0 = waktu alir dan pelarutnya
ρ dan ρ0= massa jenis larutan dan pelarutnya
Sedangkan dalam metoda falling ball viscometer, pengukuran viskositas cairan didasarkan
pada waktu alir bola dengan sudut jatuh yang tegak lurus (90o) dengan bidang datar dari
titik awal hingga titik akhir (tanda batas). Setiap bola memiliki koefisien tertentu
bergantung jenis dan ukuran bola. Dalam metoda ini pengukuran viskositas ditentukan
dengan persamaan:
Η = k. ( ρ* - ρ). T dan η0 = k (ρ*- ρ0). t0
dimana:
η dan η0 = viskositas larutan dan pelarutnya
t dan t0 = waktu alir dan pelarutnya
ρ dan ρ0= massa jenis larutan dan pelarutnya
k= koefisien bola
ρ* = massa jenis bola (g/ mL)
Einstein menggambarkan hubungan yang bersifat linier antara volume zat terlarut dengan
viskositas larutan melalui persamaan

Jika r = jari-jari molekul zat terlarut dan partikel zat dianggap berbentuk bulat dengan
volume 4/3πr3 dan C = konsentrasi zat, maka akan diperoleh persamaan garis linier dengan
sebagai fungsi C, dan gradien (m) = 6,3x1021
.

Anda mungkin juga menyukai