Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2

PERSAMAAN ION

Tanggal Praktikum : 18 Mei 2021


Nama : Vina Febriani
NIM : 11200960000013
Kelas : Kimia 2A

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu dengan mencelupkan elektroda pada
beberapa larutan untuk menguji apakah larutan tersebut elektrolit kuat, lemah atau non
elektrolit. Selain itu mengamati bagaimana efek konsentrasi larutan terhadap
konduktivitas.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui daya hantar listrik senyawa ion
2. Mengetahui karakter senyawa ion dan reaksi yang terlibat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Larutan yang dapat mengantar arus listrik disebut elektrolit dan yang tidak mengantar
listrik disebut non elektrolit. Elektrolit dapat dibagi lagi menjadi dua golongan yaitu
elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Pada percobaan ini anda akan menguji hantaran dengan
menggunakan dua kawat elektroda. Bila elektroda dicelupkan dalam larutan elektrolit kuat,
jaringan terhubung sempurna dan lampu menyala terang. Elektrolit lemah hanya
mengandung sedikit ion dan lampu akan menyala redup. Nonelektrolit tidak mengantar
listrik dan lampu tidak menyala.
 Elektrolit kuat
Larutan aluminium klorida memberikan nyala terang dengan peralatan konduktivitas.
Komponen AlCl3 yang berada dalam larutan adalah Al3+(aq) + 3Cl-
(aq)
 Elektrolit lemah
Larutan asam sulfit memberikan nyala redup dengan peralatan konduktivitas. Bentuk
H2SO3 dalam larutan ditulis sebagai H2SO3(aq), karena asam sulfit sedikit terion.
 Nonelektrolit
Larutan glukosa tidak memberikan nyala dengan peralatan konduktivitas, Penulisan
glukosa dalam larutan sebagai C6H12O6,

Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya akan terurai menjadi partikel-
partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion
yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negative dinamakan anion.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat
elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan
arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat non elektrolit ketika di larutkan dalam air
tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan
listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan:
a. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, karena zat elektrolit dalam larutannya
terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
b. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat non elektrolit
dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang
tidak bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
c. Zat non elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan
arus listrik, karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.
(Svante August Arrhenius, 1859-1927)

Senyawa ion dapat berada dalam fase gas, fase cair, dan fase padat. Senyawa ion dalam
fase gas terdiri dari pasangan-pasangan ion. Senyawa ion dalam fase cair terdiri dari ion-ion

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 2


positif dan ion-ion negatif yang tersusun secara acak. Senyawa ion dalam fase padat terdiri
dari ion-ion positif dan ionion negatif yang tersusun secara teratur, berulang dan bergantian.
Sedangkan pada pembentukan senyawa ion dalam fase gas, transfer elektron tersebut
diikuti dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion negatif sehingga terbentuk
senyawa ion yang tersusun atas ion ion yang merupakan pasangan ion. Sifat senyawa ion
antara lain, memiliki daya hantar listrik yang rendah dalam keadaan padat tetapi cukup
tinggi dalam keadaan lebur atau dalam keadaan terlarut dalam pelarut polar; Senyawa ion
cenderung memiliki titik lebur dan titik didih yang tinggi; Senyawa ion mudah larut dalam
pelarut polar; Senyawa ion pada umumnya keras tetapi rapuh. (Effendy, 2016)

BAB III METOE PERCOBAAN


1.1. Alat
 peralatan konduktivitas
 gelas piala 50 mL
 pipet minuman (plastik)
1.2. Bahan
 asam asetat glasial, HC2H3O2
 natrium klorida, NaCl
 sukrosa, C12H22O11
 aluminium nitrat, Al(NO3)3 0,1 M
 barium klorida, BaCl2 0,1 M
 tembaga (II) sulfat, CuSO4 0,1 M
 asam klorida, HCl, 0,1 M
 asam karbonat, H2CO3 0,1 M
 asam nitrat 0,1 M
 natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
 barium hidroksida, Ba(OH)2 0,1 M
 amonium hidroksida, NH4OH 0,1 M
 natrium karbonat, Na2CO3 0,1 M
 kalium nitrat, KNO3 0,1 M
 kalium kromat, 0,1 M
1.3. Prosedur Percobaan

Menentukan elektrolit

- Dicelupkan elektroda
(peralatan konduktivitas)
- Diamati

Larutan H2SO4, NaOH, CH3COOH,


NH3, aquades, campuran H2SO4 + NaOH
Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 3
Tes hantaran-bukti adanya ion

Uji hantaran air suling

- Dimasukkan 10 ml asam asetat


glasial
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan beberapa ml air
suling
- Diuji kembali hantarannya

- Dimasukkan 1 gr NaCl padat


- Diuji hantarannya
- Ditambahkan beberapa ml air
suling
- Diuji kembali hantarannya

- Dimasukkan 1 gr sukrosa
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan beberapa ml air
suling
- Diuji kembali hantarannya

Gelas piala kering I

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 4 Hasil


Uji larutan

Dimasukkan ke dalam gelas


piala yang berbeda

aluminium nitrat, Al(NO3)3 0,1 M


barium klorida, BaCl2 0,1 M
tembaga (II) sulfat, CuSO4 0,1 M
asam klorida, HCl, 0,1 M
asam karbonat, H2CO3 0,1 M
asam nitrat 0,1 M
natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
barium hidroksida, Ba(OH)2 0,1 M
amonium hidroksida, NH4OH 0,1 M
natrium karbonat, Na2CO3 0,1 M
kalium nitrat, KNO3 0,1 M
kalium kromat, 0,1 M
benzoil peroksida C₁₄H₁₀O₄
natrium klorida NaCl
Sabun
Bayclean
Gula
Detergen
Soda
Kecap
- Diuji dengan alat konduktivitas
- Diamati

Hasil

Uji hantaran air kran

- Dimasukkan 10 ml asam asetat


glasial
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan air kran
- Diuji kembali hantarannya

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 5


- Dimasukkan 1 gr NaCl padat
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan air kran
- Diuji kembali hantarannya

- Dimasukkan 1 gr sukrosa
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan air kran
- Diuji kembali hantarannya

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 6


Tes hantaran-bukti reaksi

- Dimasukkan 10 ml CH3COOH 0,1M


ke gelas I dan 10 ml NH4OH 0,1M ke
gelas II
- Diuji masing-masing hantarannya
- Ditulis persamaan reaksi molekul dan
reaksi ionnya

- Ditambahkan 1 ml H2SO4 0,1M


- Diuji hantarannya
- Ditambahkan 2 ml Ba(OH)2 0,1M
tetes demi tetes
- Diuji hantarannya
- Ditulis persamaan reaksi molekul
dan reaksi ionnya

- Ditambahkan 1 ml Ba(OH)2 0,1M


- Dibiarkan elektroda dalam larutan
dan ditiup pipet minuman sampai
hantarannya minimum
- Ditulis persamaan reaksi molekul
dan reaksi ionnya

- Dimasukkan 10 ml Na2CO3 0,1M ke


gelas I dan 10 ml KNO3 0,1M ke gelas
II
- Diuji masing-masing hantarannya
- Dicampurkan kedua larutan tersebut
- Diuji lagi hantarannya
- Ditulis persamaan reaksi molekul dan
reaksi ionnya

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 7


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
No Larutan Nyala lampu Gelembung gas Persamaan Hasil
reaksi ion pengamatan
dalam larutan
1. H2SO4 Terang Banyak H2SO4 →2H+ + Elektrolit
SO42- kuat
2. NaOH Terang Banyak NaOH → Na+ + Elektrolit
OH- kuat
3. CH3COOH Tidak nyala Sedikit CH3COOH ⇌ Elektrolit
CH3COO- + H+ lemah
4. NH3 Tidak nyala Sedikit NH3 + H2O ⇌ Elektrolit
NH4+ + OH- lemah
5. Aquades Tidak nyala Tidak ada - Non
elektrolit
6. H2SO4 + Terang Banyak H2SO4+ NaOH Elektrolit
NaOH → NaSO4 + kuat
2H2O
7. Al(NO3)3 Terang Banyak Al(NO₃)₃ → Elektrolit
Al³⁺ + 3NO₃⁻ kuat
8. BaCl2 Terang Banyak BaCl2 → Ba2+ + Elektrolit
2Cl- kuat
9. CuSO4 Terang Banyak CuSO4 → Cu2+ + Elektrolit
SO42- kuat
10. HCl Terang Banyak HCl → H+ + Cl- Elektrolit
kuat
11. H2CO3 Redup Sedikit H2CO3 ⇌ 2H+ + Elektrolit
CO32- lemah
12. HNO3 Terang Banyak HNO3 → H+ + Elektrolit
NO3- kuat
13. Ba(OH)2 Terang Banyak Ba(OH)2 → Ba2+ Elektrolit
+ 2OH- kuat
14. NH4OH Redup Sedikit NH4OH ⇌ NH4+ Elektrolit
+ OH- lemah
15. Na2CO3 Redup Sedikit Na2CO3 ⇌ 2Na+ Elektrolit
+ CO32- lemah
16. KNO3 Terang Banyak KNO3 → K+ + Elektrolit
NO3- kuat
17. K2CrO4 Terang Banyak K2CrO4 → 2K+ + Elektrolit
CrO42 - kuat
18. NaCl Terang Banyak NaCl → Na+ + Elektrolit
Cl- kuat
19. Benzoil Redup Sedikit Elektrolit
peroksida lemah
(C₁₄H₁₀O
₄)
20. Sabun Redup Sedikit Elektrolit
lemah
21. Bayclean Terang Banyak Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 8


kuat
22. Gula Tidak nyala Tidak ada C12H22O11 Non
(molekul) elektrolit
23. Detergen Terang Banyak Elektrolit
kuat
24. Soda Redup Sedikit Elektrolit
lemah
25. Kecap Tidak nyala Tidak ada Non
elektrolit

PEMBAHASAN

Larutan yang dapat menghantar arus listrik disebut elektrolit dan yang tidak dapat
menghantar arus listrik disebut non elektrolit. Elektrolit dapat dibagi lagi menjadi dua
golongan yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Pada percobaan ini diuji hantaran
dengan menggunakan dua kawat elektroda. Bila elektroda dicelupkan dalam larutan
elektrolit kuat maka akan terjadi ionisasi sempurna sehingga dapat menghantarkan arus
listrik. Selain itu lampu dapat menyala terang dan gelas yang terdapat larutan akan
menghasilkan banyak gelembung gas. Sedangkan bila elektroda dicelupkan dalam elektrolit
lemah maka hanya akan berionisasi sebagian sehingga daya hantar listrik tidak terlalu kuat.
Terdapat pula sedikit gelembung gas pada gelas dan lampu akan menyala redup atau tidak
menyala. Bila elektroda dicelupkan dalam non elektrolit maka tidak terjadi ionisasi
sehingga tidak bisa menghantarkan arus listrik. Alhasil tidak terbentuk gelembung gas dan
lampu tidak menyala.

Pada saat percobaan pengujian elektrolit dimana ini bertujuan untuk menentukan apakah
larutan tersebut termasuk elektrolit kuat, lemah ataupun non elektrolit. Elektrolit kuat yakni
larutan yang semua molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Sedangkan
elektrolit lemah yaitu elektrolit yang tidak terurai sempurna menjadi ion atau mengalami
ionisasi sebagian sehingga jumlah zat yang terurai menjadi ion tidak banyak ,dan
larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak bisa memproduksi ion-ion saat dilarutkan
kedalam air karena tidak memiliki ion-ion, larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan
arus listrik.. Dari perobaan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
Elektrolit kuat yaitu: NaOH, H2SO4, campuran H2SO4 dan NaOH, CuSO4, BaCl2, HCl,
HNO3, Ba(OH)2, Al(NO3)3, KNO3, K2CrO4, NaCl, bayclean, dan deterjen.
Elektrolit lemah yaitu: CH3COOH, NH3, H2CO3, NH4OH, Na2CO3, benzoil perkosida,
sabun, dan air soda.
Non elektrolit: Aquades, gula, dan kecap.

Pada percobaan uji hantaran untuk bukti adanya ion yaitu dengan menguji air keran dan air
suling dengan beberapa larutan. Pertama yaitu dimasukkan CH3COOH glasial yang setelah
diuji termasuk ke dalam elektrolit lemah kemudian ditambahkan dengan beberapa ml air
suling. Setelah diuji lagi, larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini karena
air suling merupakan larutan non elektrolit sehingga tidak terjadi ionisasi yang dapat
menghantarkan arus listrik. Kedua yaitu dengan mencampurkan 1 gr NaCl padat yang
merupakan garam kuat dan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Ketika
ditambahkan beberapa ml air suling maka larutan NaCl ini tetap dapat menghantarkan arus
listrik tetapi tidak sekuat saat murni. Hal ini karena pengaruh dari air suling yang
merupakan larutan non elektrolit. Ketiga yaitu dengan mencampurkan 1 gr sukrosa yang
merupakan non elektrolit kemudian ditambahkan beberapa ml air suling yang juga
merupakan larutan non elektrolit maka larutan ini tidak terjadi ionisasi sehingga tidak dapat
menghantarkan arus listrik.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 9


Percobaan kedua menggunakan air kran. Perlu kita ketahui bahwa air keran berbeda dengan
air murni (aquades atau H2O). Air keran mengandung zat terlarut, yang terionisasi.
Sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Air keran mengandung mineral–mineral tanah
yang terurai dalam air membentuk ion–ion. Adanya ion–ion ini menyebabkan air keran
bersifat elektrolit, meskipun elektrolit lemah. Pada percobaan pertama dimasukkan 10 ml
asam asetat glasial yang setelah diuji hantarannya termasuk ke dalam elektrolit lemah.
Kemudian ditambahkan air kran maka larutan ini tetap dapat menghantarkan listrik
walaupun tidak sempurna karena hanya terionisasi sebagian. Kedua, pada saat dimasukkan
1 gr NaCl yang merupakan garam kuat dan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Kemudian ditambahkan air kran maka larutan NaCl ini tetap dapat menghantarkan arus
listrik tetapi tidak sekuat saat murni karena pengaruh dari air keran yang merupakan
elektrolit lemah. Ketiga pada saat 1 gr sukrosa yang merupakan non elektrolit. Kemudian
ditambahkan air kran yang juga merupakan larutan elektrolit lemah maka larutan ini tetap
non elektrolit sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Percobaan selanjutnya yaitu tes hantaran-bukti reaksi yang terdiri dari beberapa percobaan.
Percobaan pertama pada gelas I dimasukkan 10 ml asam asetat 0,1M kemudian diuji
hantarannya yang merupakan elektrolit lemah sehingga tidak sempurna pada saat
terionisasi. Berikut reaksi ionnya :
CH3COOH CH3COO- + H+
Pada gelas II dimasukkan 10 ml NH4OH 0,1M kemudian diuji hantarannya yang
merupakan elektrolit lemah sehingga tidak sempurna pada saat terionisasi. Berikut reaksi
ionnya:
NH4OH → NH4+ + OH-

Pada percobaan kedua yaitu 25 ml yang terdapat pada gelas piala ditambahkan 1 ml
H2SO4. Kemudian hasil yang diperoleh yaitu asam sulfat yang merupakan senyawa
kovalen tetapi jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena terjadinya ionisasi
larutan asam sulfat dalam air. Kemudian larutan tersebut ditambahkan 2 ml Ba(OH) 2 0,1M
tetes demi tetes. Ba(OH)2 ini adalah basa kuat sehingga merupakan elektrolit kuat. Oleh
karena itu apabila semua larutan tersebut dicampurkan menjadi satu maka akan
menghasilkan larutan elektrolit kuat pula, maka kemampuan larutan dalam menghantarkan
listrik semakin bertambah karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion
yang bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas. Alhasil, terbentuk
gelembung gas dengan jumlah banyak dan lampu menyala sangat terang. Berikut
persamaan reaksi ketika kedua larutan dicampurkan :
Ba(OH)2 + H2SO4 → BaSO4 + 2H2O

Percobaan ketiga yaitu ditambahkan Ba(OH)2 ini ke dalam gelas berisi 25 ml air. Kemudian
dibiarkan elektroda dalam larutan tersebut dan diuji hantarannya karena barium hidroksida
merupakan basa kuat maka ini termasuk elektrolit kuat. Alhasil dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Berikut reaksi ionnya :
Ba(OH)2  + H2O →  Ba2+ + 2OH-

Percobaan keempat yaitu pencampuran antara larutan Na2CO3 dengan KNO3. Mula-mula
10 ml Na2CO3 0,1M diuji hantarannya, larutan tersebut termasuk ke dalam larutan
elektrolit lemah karena memiliki daya hantar yang cenderung lemah. Sedangkan 10 ml
KNO3 0,1M diuji hantarannya, larutan tersebut termasuk elektrolit kuat karena memiliki
daya hantar yang kuat. Apabila elektrolit kuat dicampurkan ke elektrolit lemah maka
kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik akan berkurang. Hal ini karena derajat

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 10


ionisasi elektrolit kuat yang lebih besar dari elektrolit lemah yang hanya terionisasi
sebagian sehingga mengurangi daya hantar listrik ketika dicampurkan. Berikut persamaan
reaksi kedua larutan tersebut ketika dicampurkan :
2KNO3 + Na2CO3 → K2CO3 + 2NaNO3

Percobaan selanjutnya yaitu mengamati efek konsentrasi terhadap konduktivitas atau


kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik yakni semakin besar konsentrasi
larutan, maka daya hantar listriknya semakin besar . Sedangkan jika konsentrasi larutan
makin kecil maka daya hantar listriknya semakin kecil pula. Pada larutan yang memiliki
konduktivitas atau elektrolitik, ion positif (kation) akan bergerak kearah katoda, dan ion
negative (anion) bergerak kearah anoda. Hasil yang didapat yaitu :
NaCl → Na+ + Cl- (didapat 2 mol ion dari setiap 1 mol NaCl)
CaCl2 → Ca2+ + 2Cl- (didapat 3 mol ion dari setiap 1 mol CaCl2)
AlCl3 → Al3+ + 3Cl- (didapat 4 mol ion dari setiap 1 mol AlCl3)
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:

 Daya hantar listrik senyawa ion bergantung pada ionisasi senyawa. Apabila
senyawa terionisasi dengan sempurna, maka ia dapat menghantarkan arus listrik. Ini
disebut dengan elektrolit kuat, contohnya pada NaCl, HCl, H2SO4, NaOH, BaCl2
dan lainnya. Sedangkan jika senyawa terionisasi hanya sebagian atau sedikit, maka
ia dapat menghantarkan arus listrik secara lemah. Ini disebut elektrolit lemah,
contohnya pada air keran, CH3COOH, dan NH4OH dan apabila senyawa tidak
terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik, maka ia disebut non
elektrolit. Contohnya pada aquades , C12H22O11 (sukrosa), dan kecap.
 Karakter senyawa ion diantaranya yaitu
- Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi . Hal ini dikarenakan ikatan
antara ion positif dengan ion negatif sangat kuat sehingga untuk memisahkan
ion-ion memerlukan energi yang besar.
- Kelarutan dalam air . Senyawa ion dapat mudah larut dalam air membentuk ion-
ionnya. Hal ini dikarenakan adanya interaksi molekul air dengan ion positif dan
ion negatif senyawa ion. Interaksi ini terjadi antara muatan positif dari air
dengan muatan negatif dari senyawa ion dan begitu juga sebaliknya. Selain itu
senyawa ion umumnya tidak larut dalam pelarut organik.
- Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik . Hal ini dikarenakan
senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan larut dengan membentuk ion
positif dan ion negatif, sehingga arus listrik akan dibawa oleh ion-ion tersebut.

LAMPIRAN

Pertanyaan pra praktikum


1. Apa itu senyawa ion?
2. Bagaimana senyawa ion bereaksi? dan apa tandanya?

Jawab :
1.Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk dari ion-ion yang disatukan oleh gaya
elektrostatik yang disebut ikatan ionik yang terjadi antara dua atom dimana satu atom
melepas elektron sementara atom lain menerima elektron. Pada umumnya, senyawa ionik
merupakan gabungan antara unsur logam dan unsur nonlogam yang memiilki perbedaan
keelektronegatifan yang tinggi.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 11


2.Senyawa ionik bereaksi dengan cara salah satu atom ion yang kelebihan elektron
memberikan elektronnya kepada atom yang kekurangan elektron. Hal ini dapat ditandai
dengan adanya gelembung gas pada elektroda dan lampu menyala. Apabila ada banyak
gelembung gas dan lampu menyala terang, maka termasuk elektrolit kuat. Sedangkan
apabila gelembung sedikit / tidak ada pada elektroda tetapi nyala lampu redup, maka
termasuk elektrolit lemah, dan apabila tidak ada gelembung gas dan lampu tidak menyala,
maka termasuk non-elektrolit
Contoh senyawa ion yaitu NaCl. Ion ini terbentuk dari ion positif Na+ dan ion negatif Cl-.
Garam dapur sebagai senyawa ion memiliki titik leleh tinggi, 801 derajat celcius dan
berbentuk padatan pada suhu ruang.

Pertanyaan post praktikum


1. Berikan definisi istilah berikut : persamaan reaksi ion, non elektrolit, elektrolit kuat,
ion spektator
2. Berikan tiga contoh masing-masing untuk : elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
Nonelektrolit
3. Tuliskan bentuk yang terdapat dalam larutan apakah ion atau molekul :
a. KCl(aq) – elektrolit kuat
b. C6H12O6(aq) – nonelektrolit
c. HNO2 (aq) – elektrolit lemah

jawab :

1. persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi dengan senyawa ion yang terdiri atas
rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-
masing.

Non elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Larutan-
larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam air namun tidak terurai menjadi
ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, zat non-elektrolit tetap seperti molekul yang tidak
bermuatan listrik. Itu berarti non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Elektrolit kuat yakni larutan yang semua molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang terbentuk, maka daya
hantarnya juga kuat. Umumnya larutan elektrolit kuat adalah larutan garam. Itu berarti
elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan daya yang kuat.

Ion spektator atau ion penonton adalah ion-ion yang tidak turut terlibat dalam reaksi kimia
dapat berupa kation (ion positif) atau anion (ion negatif). Ion tidak berubah di kedua sisi
persamaan kimia dan tidak mempengaruhi kesetimbangan. Saat menulis persamaan ionik
bersih, ion spektator yang ditemukan dalam persamaan asli diabaikan.

2.elektrolit kuat : asam klorida(HCl), asam sulfat(H2SO4), natrium hidroksida(NaOH)


Elektrolit lemah : CH3COOH, NH3, H2SO3, HCN
Non elektrolit : urea (CO (NH2)2, sukrosa (C12H22O11), etanol (C2H2OH), serta glukosa
(C6H12O6).

3.KCL K+ + Cl- (ion)


C6H12O6 – non elektrolit(molekul)

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 12


HNO2 H+ + NO2- (ion)

MSDS

Asam asetat glasial


 Sifat fisika dan kimia
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau pedih
Ambang Bau 0,2 - 100,1 ppm
pH 2,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur 17 °C
Titik didih/rentang didih 116 - 118 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala 40 °C
Terendah batas ledakan 4 %(V)
Tertinggi batas ledakan 19,9 %(V)
Tekanan uap 15,4 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif 2,07
Densitas 1,05 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air 602,9 g/l pada 25 °C
 Identifikasi bahaya
Pernyataan Bahaya H226 Cairan dan uap mudah menyala. H314 Menyebabkan kulit
terbakar yang parah dan kerusakan mata. Pernyataan Kehati-hatian Pencegahan P210
Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. - Dilarang merokok. P280
Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang
muntah. P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air
untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas. P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya. Setelah terhirup:
hirup udara segar. Panggil dokter. Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua
pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak. Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.

NaCl
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 5,0 - 8,0 (5% aq.sol. 20 ° C)
Tekanan Uap: 1 mm Hg @ 865 derajat C.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 1461 derajat C @ 760 mmHg

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 13


Titik beku / leleh: 801 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: 360 g / L (20 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.165
Formula Molekuler: NaCl
Berat Molekul: 58.44
 Identifikasi bahaya
Penampilan: padatan putih.
Peringatan! Dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.
Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Tidak ada yang diketahui.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Jika iritasi berkembang, dapatkan bantuan medis.
Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang
atau berlanjut.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi atau gejala.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis
jika batuk atau gejala lain muncul.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

C12H22O11
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: tidak berwarna sampai putih
Bau: Tidak berbau.
pH: Netral dalam larutan.
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik beku / leleh: 365 derajat F.
Suhu Penguraian: 365 derajat F
Kelarutan: Larut dalam air
Gravity / Densitas Spesifik: 1,59 @ 25øF
Formula Molekuler: C12H22O11
Berat Molekul: 342.1474
 Identifikasi bahaya
Penampilan: tidak berwarna sampai padatan putih.
Peringatan! Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan pencernaan.
Organ Sasaran: Tidak ada.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Bilas mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut.
Penelanan: Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4 gelas susu atau air.
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan
bantuan medis jika terjadi iritasi atau gejala.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 14


Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis
jika batuk atau gejala lain muncul.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan

Al(NO3)3
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: padat
Penampilan: tidak berwarna atau putih
Bau: tidak berbau
pH: Asam dalam larutan.
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik Beku / Leleh: 73 derajat C.
Suhu Penguraian: 135 derajat C
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: Tidak tersedia.
Formula Molekuler: Al (NO3) 3.9H2O
Berat Molekul: 375,13
 Identifikasi bahaya
Penampilan: solid tidak berwarna atau putih.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Menyebabkan iritasi mata. Mungkin berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi
pada kulit dan saluran pernapasan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Mata.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Bilas mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit
sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Dapatkan bantuan medis.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.
Jika pernapasan berhenti, gunakan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat
mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
Catatan untuk Dokter: Untuk methemoglobinemia, berikan oksigen saja atau dengan
Methylene Blue tergantung pada konsentrasi methemoglobin dalam darah.
Penangkal: Metilen biru, sendiri atau dalam kombinasi dengan oksigen diindikasikan
sebagai pengobatan pada methemoglobinemia yang diinduksi nitrit.

BaCl2
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 5-8 (5% aq. sol.)
Tekanan Uap: Tidak tersedia.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 15


Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 1560 derajat C @ 760 mmHg
Titik beku / leleh: 962 derajat C.
Suhu Dekomposisi:> 100 derajat C
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: Tidak tersedia.
Formula Molekuler: BaCl2.2H2O
Berat Molekul: 244.28
 Identifikasi bahaya
Penampilan: padatan putih.
Bahaya! Beracun jika tertelan. Berbahaya jika terhirup. Menyebabkan iritasi mata. Dapat
menyebabkan iritasi pada kulit dan saluran pernapasan.
Organ Sasaran: Ginjal, jantung, sistem pernapasan, otot, sistem kardiovaskular.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal selama 15
menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: bahan RACUN. Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis. Hanya
memaksakan muntah jika diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut
jika korban menelan atau menghirup zat; induksi pernapasan buatan dengan bantuan
masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan yang
tepat lainnya.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan

CuSO4
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Kristal
Penampilan: biru
Bau: Tidak berbau
pH: Tidak tersedia.
Tekanan Uap: 7,3 mm Hg @ 25 derajat C.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Dapat diabaikan.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 150 derajat C.
Titik Beku / Leleh: 110 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 2.2840g / cm3
Formula Molekuler: CuO4S.5H2O
Berat Molekul: 249.68
 Identifikasi bahaya
Penampilan: kristal biru.
Peringatan! Menyebabkan iritasi dan kemungkinan luka bakar pada semua jalur paparan.
Berbahaya jika tertelan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara). Polutan laut yang
parah.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 16


Organ Sasaran: Darah, ginjal, hati.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit
sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut.
Jika pernapasan berhenti, gunakan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat
mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
Catatan untuk Dokter: Orang dengan penyakit Wilson lebih rentan terhadap keracunan
tembaga kronis.
Penangkal: Penggunaan d-Penicillamine sebagai chelating agent harus ditentukan oleh
tenaga medis yang berkualifikasi.

HCl
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening, tidak berwarna sampai kuning pucat
Bau: kuat, menyengat
pH: 0,01
Tekanan Uap: 84 mm Hg @ 20 derajat C.
Densitas Uap: 1,27 (udara = 1)
Laju Penguapan:> 1,00 (N-butil asetat)
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 83 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: -66 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 1,19 (38%)
Formula Molekuler: HCl.H2O
Berat Molekul: 36.46
 Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening, tidak berwarna sampai kuning pucat.
Bahaya! Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada
saluran pencernaan dan pernafasan. Bisa berakibat fatal jika terhirup atau tertelan. Paparan
berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan erosi pada gigi yang terbuka. Korosif
pada logam.
Organ Sasaran: Sistem pernapasan, sistem pencernaan, gigi, mata, kulit.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika kena, segera basuh kulit dengan banyak air minimal selama 15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika
korban sadar sepenuhnya, berikan secangkir air. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 17


Terhirup: Bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis. Pindahkan korban
ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen.
Catatan untuk Dokter: JANGAN gunakan natrium bikarbonat untuk menetralkan asam.

HNO3
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening sampai kuning
Bau: bau menyengat - bau tajam - bau menyesakkan
pH: 1,0 (0,1 juta soln)
Tekanan Uap: 51 mm Hg @ 25 derajat C.
Densitas Uap: 2.17 (udara = 1)
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: 0,761 cps @ 25 derajat C.
Titik didih: 86 derajat C.
Titik Beku / Leleh: -42 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut dalam air.
Gravity / Densitas Spesifik: 1.4
Formula Molekuler: HNO3
Berat Molekul: 63.01
 Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening sampai kuning.
Bahaya! Bisa berakibat fatal jika terhirup. Menyebabkan luka bakar mata dan kulit yang
parah. Menyebabkan luka bakar parah pada saluran pernapasan dan pencernaan.
Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran. Edema paru
akut atau penyakit paru obstruktif kronik dapat terjadi karena menghirup uap asam nitrat.
Korosif pada logam.
Organ Sasaran: Paru-paru, mata, kulit, selaput lendir.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN biarkan korban menggosok mata atau
menutup mata. Diperlukan irigasi ekstensif dengan air (setidaknya 30 menit).
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal
selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika pernapasan berhenti, gunakan
pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan
masker.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan

NaOH
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: Tidak berbau
pH: 14 (5% aq soln)

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 18


Tekanan Uap: 1 mm Hg @ 739 derajat C.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 1390 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: 318 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 2,13 g / cm3
Formula Molekuler: NaOH
Berat Molekul: 40
 Identifikasi bahaya
Penampilan: padatan putih.
Bahaya! Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada
saluran pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Mata, kulit, selaput lendir
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika kena, segera basuh kulit dengan banyak air minimal selama 15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika
korban sadar sepenuhnya, berikan secangkir air. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

Ba(OH)2
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 12,5 (50 g / L aq. sol.)
Tekanan Uap: Dapat diabaikan.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Dapat diabaikan.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik beku / leleh: 78 derajat C.
Suhu Penguraian:> 95 derajat C
Kelarutan: 56 g / L (15 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.18
Formula Molekuler: Ba (OH) 2.8H2O
Berat Molekul: 315.48
 Identifikasi bahaya
Penampilan: padatan putih.
Bahaya! Menyebabkan luka bakar oleh semua rute paparan. Berbahaya jika terhirup atau
tertelan.
Organ-organ sasaran: Sistem pernapasan, sistem pencernaan, mata, kulit.
 Tindakan pertama pada kecelakaan

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 19


Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal
selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi pusat kendali
racun.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke
mulut. Jika pernapasan berhenti, gunakan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan
alat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

NH4OH
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening, tidak berwarna
Bau: bau menyengat - seperti amonia
pH: 13,6
Tekanan Uap: 557 mm Hg @ 21 derajat C.
Densitas Uap: 0,59 (udara = 1)
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 27 derajat C.
Titik Beku / Leleh: -69 derajat C
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 0.89
Formula Molekuler: NH4OH
Berat Molekul: 35.04
 Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening, tidak berwarna.
Bahaya! Beracun jika terhirup. Menyebabkan luka bakar oleh semua rute paparan.
Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan edema paru. Sangat beracun untuk organisme
perairan.
Organ Sasaran: Darah, ginjal, jantung, sistem saraf pusat, hati, sistem pernapasan, sistem
pencernaan, mata, kulit.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal
selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi pusat kendali
racun.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. KECEPATAN PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA.
Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat; induksi
pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah
atau perangkat medis pernapasan yang tepat lainnya.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

Na2CO3
 Sifat fisika dan kimia

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 20


Keadaan Fisik: Bedak
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: Tidak tersedia.
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 1600 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: 851 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: 22 g / 100mL (20 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.53
Formula Molekuler: CNa2O3
Berat Molekul: 105,99
 Identifikasi bahaya
Penampilan: bedak putih.
Peringatan! Berbahaya jika terhirup. Menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat
menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Mata, kulit.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal selama 15
menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan

KNO3
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Kristal
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 6 - 8 (5% aq. sol.)
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 400 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: 334 derajat C.
Suhu Penguraian:> 400 derajat C
Kelarutan: 320 g / L (20 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.11
Formula Molekuler: KNO3
Berat Molekul: 101.1
 Identifikasi bahaya
Penampilan: putih.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Tidak ada yang diketahui.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 21


 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Jika iritasi berkembang, dapatkan bantuan medis.
Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang
atau berlanjut.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi atau gejala.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis
jika batuk atau gejala lain muncul.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

K2CrO4
 Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: kuning
Bau: tidak berbau
pH: 8,6-9,8 (5% soln)
Tekanan Uap: 0
Densitas Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak ditentukan.
Viskositas: Tidak dapat diterapkan.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik Beku / Leleh: 975 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 2.7320
Formula Molekuler: K2CrO4
Berat Molekul: 194.20
 Identifikasi bahaya
Penampilan: kuning solid.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Berbahaya jika terhirup atau
tertelan. Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Bahaya kanker. Mungkin berbahaya
jika terserap melalui kulit.
Organ Sasaran: Ginjal, hati, sistem pernapasan, mata, kulit.
 Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15
menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 22


Arrhenius, Svante. 1884. Recherches sur la conductivité galvanique des électrolytes,
doctoral dissertation. Royal Publishing House: Stockholm. diakses pada 24 Mei 10:24 WIB

Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ion Edisi 3. Malang: Indonesian Academic
Publishing. https://www.gurupendidikan.co.id/elektrolit/ diakses pada 24 Mei 6.58 WIB

Fishersci, fscimage. 1999. “MSDS” https://fscimage.fishersci.com/msds/00199.htm diakses


pada 25 Mei 2021 pukul 19:15 WIB

Permatasari, Hadinda Fitri. 2013. Mengapa Air Murni Bersifat Non Elektrolit.
https://id.scribd.com/doc/137550729/Mengapa-Air-Murni-Bersifat-Non- Elektrolit diakses
pada 25 Mei 2021 pukul 19:56 WIB

Tiro, Abdul. 2016. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.


https://www.academia.edu/36696098/Laporan_Praktikum_Larutan_Elektrolit_da
n_Non_Elektrolit diakses pada 25 Mei 2021 pukul 17:23 WIB

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 23

Anda mungkin juga menyukai