PERSAMAAN ION
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya akan terurai menjadi partikel-
partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion
yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negative dinamakan anion.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat
elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan
arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat non elektrolit ketika di larutkan dalam air
tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan
listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan:
a. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, karena zat elektrolit dalam larutannya
terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
b. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat non elektrolit
dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang
tidak bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
c. Zat non elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan
arus listrik, karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.
(Svante August Arrhenius, 1859-1927)
Senyawa ion dapat berada dalam fase gas, fase cair, dan fase padat. Senyawa ion dalam
fase gas terdiri dari pasangan-pasangan ion. Senyawa ion dalam fase cair terdiri dari ion-ion
Menentukan elektrolit
- Dicelupkan elektroda
(peralatan konduktivitas)
- Diamati
- Dimasukkan 1 gr sukrosa
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan beberapa ml air
suling
- Diuji kembali hantarannya
Hasil
- Dimasukkan 1 gr sukrosa
- Diuji hantarannya
- Ditambahkan air kran
- Diuji kembali hantarannya
HASIL
No Larutan Nyala lampu Gelembung gas Persamaan Hasil
reaksi ion pengamatan
dalam larutan
1. H2SO4 Terang Banyak H2SO4 →2H+ + Elektrolit
SO42- kuat
2. NaOH Terang Banyak NaOH → Na+ + Elektrolit
OH- kuat
3. CH3COOH Tidak nyala Sedikit CH3COOH ⇌ Elektrolit
CH3COO- + H+ lemah
4. NH3 Tidak nyala Sedikit NH3 + H2O ⇌ Elektrolit
NH4+ + OH- lemah
5. Aquades Tidak nyala Tidak ada - Non
elektrolit
6. H2SO4 + Terang Banyak H2SO4+ NaOH Elektrolit
NaOH → NaSO4 + kuat
2H2O
7. Al(NO3)3 Terang Banyak Al(NO₃)₃ → Elektrolit
Al³⁺ + 3NO₃⁻ kuat
8. BaCl2 Terang Banyak BaCl2 → Ba2+ + Elektrolit
2Cl- kuat
9. CuSO4 Terang Banyak CuSO4 → Cu2+ + Elektrolit
SO42- kuat
10. HCl Terang Banyak HCl → H+ + Cl- Elektrolit
kuat
11. H2CO3 Redup Sedikit H2CO3 ⇌ 2H+ + Elektrolit
CO32- lemah
12. HNO3 Terang Banyak HNO3 → H+ + Elektrolit
NO3- kuat
13. Ba(OH)2 Terang Banyak Ba(OH)2 → Ba2+ Elektrolit
+ 2OH- kuat
14. NH4OH Redup Sedikit NH4OH ⇌ NH4+ Elektrolit
+ OH- lemah
15. Na2CO3 Redup Sedikit Na2CO3 ⇌ 2Na+ Elektrolit
+ CO32- lemah
16. KNO3 Terang Banyak KNO3 → K+ + Elektrolit
NO3- kuat
17. K2CrO4 Terang Banyak K2CrO4 → 2K+ + Elektrolit
CrO42 - kuat
18. NaCl Terang Banyak NaCl → Na+ + Elektrolit
Cl- kuat
19. Benzoil Redup Sedikit Elektrolit
peroksida lemah
(C₁₄H₁₀O
₄)
20. Sabun Redup Sedikit Elektrolit
lemah
21. Bayclean Terang Banyak Elektrolit
PEMBAHASAN
Larutan yang dapat menghantar arus listrik disebut elektrolit dan yang tidak dapat
menghantar arus listrik disebut non elektrolit. Elektrolit dapat dibagi lagi menjadi dua
golongan yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Pada percobaan ini diuji hantaran
dengan menggunakan dua kawat elektroda. Bila elektroda dicelupkan dalam larutan
elektrolit kuat maka akan terjadi ionisasi sempurna sehingga dapat menghantarkan arus
listrik. Selain itu lampu dapat menyala terang dan gelas yang terdapat larutan akan
menghasilkan banyak gelembung gas. Sedangkan bila elektroda dicelupkan dalam elektrolit
lemah maka hanya akan berionisasi sebagian sehingga daya hantar listrik tidak terlalu kuat.
Terdapat pula sedikit gelembung gas pada gelas dan lampu akan menyala redup atau tidak
menyala. Bila elektroda dicelupkan dalam non elektrolit maka tidak terjadi ionisasi
sehingga tidak bisa menghantarkan arus listrik. Alhasil tidak terbentuk gelembung gas dan
lampu tidak menyala.
Pada saat percobaan pengujian elektrolit dimana ini bertujuan untuk menentukan apakah
larutan tersebut termasuk elektrolit kuat, lemah ataupun non elektrolit. Elektrolit kuat yakni
larutan yang semua molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Sedangkan
elektrolit lemah yaitu elektrolit yang tidak terurai sempurna menjadi ion atau mengalami
ionisasi sebagian sehingga jumlah zat yang terurai menjadi ion tidak banyak ,dan
larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak bisa memproduksi ion-ion saat dilarutkan
kedalam air karena tidak memiliki ion-ion, larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan
arus listrik.. Dari perobaan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
Elektrolit kuat yaitu: NaOH, H2SO4, campuran H2SO4 dan NaOH, CuSO4, BaCl2, HCl,
HNO3, Ba(OH)2, Al(NO3)3, KNO3, K2CrO4, NaCl, bayclean, dan deterjen.
Elektrolit lemah yaitu: CH3COOH, NH3, H2CO3, NH4OH, Na2CO3, benzoil perkosida,
sabun, dan air soda.
Non elektrolit: Aquades, gula, dan kecap.
Pada percobaan uji hantaran untuk bukti adanya ion yaitu dengan menguji air keran dan air
suling dengan beberapa larutan. Pertama yaitu dimasukkan CH3COOH glasial yang setelah
diuji termasuk ke dalam elektrolit lemah kemudian ditambahkan dengan beberapa ml air
suling. Setelah diuji lagi, larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini karena
air suling merupakan larutan non elektrolit sehingga tidak terjadi ionisasi yang dapat
menghantarkan arus listrik. Kedua yaitu dengan mencampurkan 1 gr NaCl padat yang
merupakan garam kuat dan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Ketika
ditambahkan beberapa ml air suling maka larutan NaCl ini tetap dapat menghantarkan arus
listrik tetapi tidak sekuat saat murni. Hal ini karena pengaruh dari air suling yang
merupakan larutan non elektrolit. Ketiga yaitu dengan mencampurkan 1 gr sukrosa yang
merupakan non elektrolit kemudian ditambahkan beberapa ml air suling yang juga
merupakan larutan non elektrolit maka larutan ini tidak terjadi ionisasi sehingga tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Percobaan selanjutnya yaitu tes hantaran-bukti reaksi yang terdiri dari beberapa percobaan.
Percobaan pertama pada gelas I dimasukkan 10 ml asam asetat 0,1M kemudian diuji
hantarannya yang merupakan elektrolit lemah sehingga tidak sempurna pada saat
terionisasi. Berikut reaksi ionnya :
CH3COOH CH3COO- + H+
Pada gelas II dimasukkan 10 ml NH4OH 0,1M kemudian diuji hantarannya yang
merupakan elektrolit lemah sehingga tidak sempurna pada saat terionisasi. Berikut reaksi
ionnya:
NH4OH → NH4+ + OH-
Pada percobaan kedua yaitu 25 ml yang terdapat pada gelas piala ditambahkan 1 ml
H2SO4. Kemudian hasil yang diperoleh yaitu asam sulfat yang merupakan senyawa
kovalen tetapi jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena terjadinya ionisasi
larutan asam sulfat dalam air. Kemudian larutan tersebut ditambahkan 2 ml Ba(OH) 2 0,1M
tetes demi tetes. Ba(OH)2 ini adalah basa kuat sehingga merupakan elektrolit kuat. Oleh
karena itu apabila semua larutan tersebut dicampurkan menjadi satu maka akan
menghasilkan larutan elektrolit kuat pula, maka kemampuan larutan dalam menghantarkan
listrik semakin bertambah karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion
yang bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas. Alhasil, terbentuk
gelembung gas dengan jumlah banyak dan lampu menyala sangat terang. Berikut
persamaan reaksi ketika kedua larutan dicampurkan :
Ba(OH)2 + H2SO4 → BaSO4 + 2H2O
Percobaan ketiga yaitu ditambahkan Ba(OH)2 ini ke dalam gelas berisi 25 ml air. Kemudian
dibiarkan elektroda dalam larutan tersebut dan diuji hantarannya karena barium hidroksida
merupakan basa kuat maka ini termasuk elektrolit kuat. Alhasil dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Berikut reaksi ionnya :
Ba(OH)2 + H2O → Ba2+ + 2OH-
Percobaan keempat yaitu pencampuran antara larutan Na2CO3 dengan KNO3. Mula-mula
10 ml Na2CO3 0,1M diuji hantarannya, larutan tersebut termasuk ke dalam larutan
elektrolit lemah karena memiliki daya hantar yang cenderung lemah. Sedangkan 10 ml
KNO3 0,1M diuji hantarannya, larutan tersebut termasuk elektrolit kuat karena memiliki
daya hantar yang kuat. Apabila elektrolit kuat dicampurkan ke elektrolit lemah maka
kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik akan berkurang. Hal ini karena derajat
Daya hantar listrik senyawa ion bergantung pada ionisasi senyawa. Apabila
senyawa terionisasi dengan sempurna, maka ia dapat menghantarkan arus listrik. Ini
disebut dengan elektrolit kuat, contohnya pada NaCl, HCl, H2SO4, NaOH, BaCl2
dan lainnya. Sedangkan jika senyawa terionisasi hanya sebagian atau sedikit, maka
ia dapat menghantarkan arus listrik secara lemah. Ini disebut elektrolit lemah,
contohnya pada air keran, CH3COOH, dan NH4OH dan apabila senyawa tidak
terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik, maka ia disebut non
elektrolit. Contohnya pada aquades , C12H22O11 (sukrosa), dan kecap.
Karakter senyawa ion diantaranya yaitu
- Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi . Hal ini dikarenakan ikatan
antara ion positif dengan ion negatif sangat kuat sehingga untuk memisahkan
ion-ion memerlukan energi yang besar.
- Kelarutan dalam air . Senyawa ion dapat mudah larut dalam air membentuk ion-
ionnya. Hal ini dikarenakan adanya interaksi molekul air dengan ion positif dan
ion negatif senyawa ion. Interaksi ini terjadi antara muatan positif dari air
dengan muatan negatif dari senyawa ion dan begitu juga sebaliknya. Selain itu
senyawa ion umumnya tidak larut dalam pelarut organik.
- Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik . Hal ini dikarenakan
senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan larut dengan membentuk ion
positif dan ion negatif, sehingga arus listrik akan dibawa oleh ion-ion tersebut.
LAMPIRAN
Jawab :
1.Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk dari ion-ion yang disatukan oleh gaya
elektrostatik yang disebut ikatan ionik yang terjadi antara dua atom dimana satu atom
melepas elektron sementara atom lain menerima elektron. Pada umumnya, senyawa ionik
merupakan gabungan antara unsur logam dan unsur nonlogam yang memiilki perbedaan
keelektronegatifan yang tinggi.
jawab :
1. persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi dengan senyawa ion yang terdiri atas
rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-
masing.
Non elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Larutan-
larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam air namun tidak terurai menjadi
ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, zat non-elektrolit tetap seperti molekul yang tidak
bermuatan listrik. Itu berarti non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolit kuat yakni larutan yang semua molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang terbentuk, maka daya
hantarnya juga kuat. Umumnya larutan elektrolit kuat adalah larutan garam. Itu berarti
elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan daya yang kuat.
Ion spektator atau ion penonton adalah ion-ion yang tidak turut terlibat dalam reaksi kimia
dapat berupa kation (ion positif) atau anion (ion negatif). Ion tidak berubah di kedua sisi
persamaan kimia dan tidak mempengaruhi kesetimbangan. Saat menulis persamaan ionik
bersih, ion spektator yang ditemukan dalam persamaan asli diabaikan.
MSDS
NaCl
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 5,0 - 8,0 (5% aq.sol. 20 ° C)
Tekanan Uap: 1 mm Hg @ 865 derajat C.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 1461 derajat C @ 760 mmHg
C12H22O11
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: tidak berwarna sampai putih
Bau: Tidak berbau.
pH: Netral dalam larutan.
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik beku / leleh: 365 derajat F.
Suhu Penguraian: 365 derajat F
Kelarutan: Larut dalam air
Gravity / Densitas Spesifik: 1,59 @ 25øF
Formula Molekuler: C12H22O11
Berat Molekul: 342.1474
Identifikasi bahaya
Penampilan: tidak berwarna sampai padatan putih.
Peringatan! Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan pencernaan.
Organ Sasaran: Tidak ada.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Bilas mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut.
Penelanan: Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4 gelas susu atau air.
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan
bantuan medis jika terjadi iritasi atau gejala.
Al(NO3)3
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: padat
Penampilan: tidak berwarna atau putih
Bau: tidak berbau
pH: Asam dalam larutan.
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik Beku / Leleh: 73 derajat C.
Suhu Penguraian: 135 derajat C
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: Tidak tersedia.
Formula Molekuler: Al (NO3) 3.9H2O
Berat Molekul: 375,13
Identifikasi bahaya
Penampilan: solid tidak berwarna atau putih.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Menyebabkan iritasi mata. Mungkin berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi
pada kulit dan saluran pernapasan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Mata.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Bilas mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit
sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Dapatkan bantuan medis.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.
Jika pernapasan berhenti, gunakan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat
mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
Catatan untuk Dokter: Untuk methemoglobinemia, berikan oksigen saja atau dengan
Methylene Blue tergantung pada konsentrasi methemoglobin dalam darah.
Penangkal: Metilen biru, sendiri atau dalam kombinasi dengan oksigen diindikasikan
sebagai pengobatan pada methemoglobinemia yang diinduksi nitrit.
BaCl2
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 5-8 (5% aq. sol.)
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
CuSO4
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Kristal
Penampilan: biru
Bau: Tidak berbau
pH: Tidak tersedia.
Tekanan Uap: 7,3 mm Hg @ 25 derajat C.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Dapat diabaikan.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 150 derajat C.
Titik Beku / Leleh: 110 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 2.2840g / cm3
Formula Molekuler: CuO4S.5H2O
Berat Molekul: 249.68
Identifikasi bahaya
Penampilan: kristal biru.
Peringatan! Menyebabkan iritasi dan kemungkinan luka bakar pada semua jalur paparan.
Berbahaya jika tertelan. Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara). Polutan laut yang
parah.
HCl
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening, tidak berwarna sampai kuning pucat
Bau: kuat, menyengat
pH: 0,01
Tekanan Uap: 84 mm Hg @ 20 derajat C.
Densitas Uap: 1,27 (udara = 1)
Laju Penguapan:> 1,00 (N-butil asetat)
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 83 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: -66 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 1,19 (38%)
Formula Molekuler: HCl.H2O
Berat Molekul: 36.46
Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening, tidak berwarna sampai kuning pucat.
Bahaya! Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada
saluran pencernaan dan pernafasan. Bisa berakibat fatal jika terhirup atau tertelan. Paparan
berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan erosi pada gigi yang terbuka. Korosif
pada logam.
Organ Sasaran: Sistem pernapasan, sistem pencernaan, gigi, mata, kulit.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika kena, segera basuh kulit dengan banyak air minimal selama 15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika
korban sadar sepenuhnya, berikan secangkir air. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
HNO3
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening sampai kuning
Bau: bau menyengat - bau tajam - bau menyesakkan
pH: 1,0 (0,1 juta soln)
Tekanan Uap: 51 mm Hg @ 25 derajat C.
Densitas Uap: 2.17 (udara = 1)
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: 0,761 cps @ 25 derajat C.
Titik didih: 86 derajat C.
Titik Beku / Leleh: -42 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut dalam air.
Gravity / Densitas Spesifik: 1.4
Formula Molekuler: HNO3
Berat Molekul: 63.01
Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening sampai kuning.
Bahaya! Bisa berakibat fatal jika terhirup. Menyebabkan luka bakar mata dan kulit yang
parah. Menyebabkan luka bakar parah pada saluran pernapasan dan pencernaan.
Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran. Edema paru
akut atau penyakit paru obstruktif kronik dapat terjadi karena menghirup uap asam nitrat.
Korosif pada logam.
Organ Sasaran: Paru-paru, mata, kulit, selaput lendir.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN biarkan korban menggosok mata atau
menutup mata. Diperlukan irigasi ekstensif dengan air (setidaknya 30 menit).
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal
selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika pernapasan berhenti, gunakan
pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan
masker.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan
NaOH
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: Tidak berbau
pH: 14 (5% aq soln)
Ba(OH)2
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 12,5 (50 g / L aq. sol.)
Tekanan Uap: Dapat diabaikan.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Dapat diabaikan.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik beku / leleh: 78 derajat C.
Suhu Penguraian:> 95 derajat C
Kelarutan: 56 g / L (15 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.18
Formula Molekuler: Ba (OH) 2.8H2O
Berat Molekul: 315.48
Identifikasi bahaya
Penampilan: padatan putih.
Bahaya! Menyebabkan luka bakar oleh semua rute paparan. Berbahaya jika terhirup atau
tertelan.
Organ-organ sasaran: Sistem pernapasan, sistem pencernaan, mata, kulit.
Tindakan pertama pada kecelakaan
NH4OH
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Cairan
Penampilan: bening, tidak berwarna
Bau: bau menyengat - seperti amonia
pH: 13,6
Tekanan Uap: 557 mm Hg @ 21 derajat C.
Densitas Uap: 0,59 (udara = 1)
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 27 derajat C.
Titik Beku / Leleh: -69 derajat C
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 0.89
Formula Molekuler: NH4OH
Berat Molekul: 35.04
Identifikasi bahaya
Penampilan: cairan bening, tidak berwarna.
Bahaya! Beracun jika terhirup. Menyebabkan luka bakar oleh semua rute paparan.
Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan edema paru. Sangat beracun untuk organisme
perairan.
Organ Sasaran: Darah, ginjal, jantung, sistem saraf pusat, hati, sistem pernapasan, sistem
pencernaan, mata, kulit.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air minimal
selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi pusat kendali
racun.
Penghirupan: Hapus dari eksposur dan segera pindah ke udara segar. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. KECEPATAN PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA.
Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat; induksi
pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah
atau perangkat medis pernapasan yang tepat lainnya.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.
Na2CO3
Sifat fisika dan kimia
KNO3
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Kristal
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 6 - 8 (5% aq. sol.)
Tekanan Uap: Tidak tersedia.
Kepadatan Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak tersedia.
Viskositas: Tidak tersedia.
Titik didih: 400 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku / Leleh: 334 derajat C.
Suhu Penguraian:> 400 derajat C
Kelarutan: 320 g / L (20 ° C)
Gravity / Densitas Spesifik: 2.11
Formula Molekuler: KNO3
Berat Molekul: 101.1
Identifikasi bahaya
Penampilan: putih.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Higroskopis (menyerap kelembapan dari udara).
Organ Sasaran: Tidak ada yang diketahui.
K2CrO4
Sifat fisika dan kimia
Keadaan Fisik: Padat
Penampilan: kuning
Bau: tidak berbau
pH: 8,6-9,8 (5% soln)
Tekanan Uap: 0
Densitas Uap: Tidak tersedia.
Laju Penguapan: Tidak ditentukan.
Viskositas: Tidak dapat diterapkan.
Titik didih: Tidak tersedia.
Titik Beku / Leleh: 975 derajat C.
Suhu Dekomposisi: Tidak tersedia.
Kelarutan: Larut.
Gravity / Densitas Spesifik: 2.7320
Formula Molekuler: K2CrO4
Berat Molekul: 194.20
Identifikasi bahaya
Penampilan: kuning solid.
Bahaya! Pengoksidasi kuat. Kontak dengan bahan lain dapat menyebabkan kebakaran.
Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Berbahaya jika terhirup atau
tertelan. Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Bahaya kanker. Mungkin berbahaya
jika terserap melalui kulit.
Organ Sasaran: Ginjal, hati, sistem pernapasan, mata, kulit.
Tindakan pertama pada kecelakaan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15
menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jangan dimuntahkan. Jika korban dalam keadaan sadar dan waspada, berikan 2-4
gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.
Penghirupan: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah ke
udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejalanya dan dengan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ion Edisi 3. Malang: Indonesian Academic
Publishing. https://www.gurupendidikan.co.id/elektrolit/ diakses pada 24 Mei 6.58 WIB
Permatasari, Hadinda Fitri. 2013. Mengapa Air Murni Bersifat Non Elektrolit.
https://id.scribd.com/doc/137550729/Mengapa-Air-Murni-Bersifat-Non- Elektrolit diakses
pada 25 Mei 2021 pukul 19:56 WIB