Oleh Kelompok 1:
1. Risky Afriansyah (1807035493)
2. Kristin Natalia Siringo-Ringo (1907024790)
3. Muhammad Afdhal (1907024807)
4. Fadhlan Ramadhan Alwinas (1907024826)
5. Rizki Chandra Pratama (1907035297)
6. M Arief Firmansyah (1907035414)
7. Wahyu Karantino (1907035604)
8. Muhammad Ilham (1907035807)
9. Aldi Amar Said (1907035866)
10. Muhammad fachri Rizky (1907035901)
11. Masrul Fitra (1907035990)
1.2 Pendahuluan
Kehidupan masyarakat modern sekarang ini sangat bergantung kepada
energi listrik. Dibutuhkan energi listrik yang stabil dan berkualitas, terutama
pada konsumen rumah-rumah penduduk yang menggunakan listrik dalam
sehari-hari. Proses penyaluran energi listrik mulai dari pembangkit sampai
ke konsumen selalu ada gangguan-gangguan yang tidak dapat dihindari.
Gangguan-gangguan itu bisa berupa gangguan internal maupun eksternal,
salah satunya gangguan eksternal adalah beban lebih. Gangguan-gangguan
tersebut menimbulkan arus yang sangat besar yang dapat merusak
peralatan-peralatan listrik sehingga perlu adanya system proteksi yang dapat
melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat arus lebih.
Rendahnya kulitas energi listrik menyebabkan kinerja jaringan sangatlah
kurangg, akibatnya sering terjadi pemadaman jaringan listrik pada
konsumen. Untuk mengutamakan kinerja jaringan listrik yang baik
diperlukan juga system proteksi yang baik pula salah satunya adalah Over
Current Relay (OCR) atau relay arus lebih yang merupakan peralatan yang
mensinyalir adanya arus lebih, baik itu disebabkan oleh adanya gangguan
hubung singkat maupun arus beban lebih yang dapat merusak peralatan
system yang berada dalam wilayah proteksinya. Alat ini digunakan sebagai
proteksi system jaringan, relay ini bekerja terhadap arus lebih, ini akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya.
1.3 Teori Dasar
• Dasar Teori Koordinasi Relay Proteksi
Koordinasi relay proteksi adalah sistem proteksi pada sebuah sistem
tenaga listrik yang memanfaatkan prinsip kerja relay Over Current
Relay (OCR) yang bekerja berdasarkan besaran arus dengan satuan
waktu yang diatur. Sehingga relay akan bekerja secepat mungkin ketika
terjadi gangguan dengan batas waktu setting yang telah ditentukan.
Untuk mengkoordinasikan antara relay satu dengan relay yang lain
dapat dilakukan dengan mengatur jarak waktu kerja antara relay satu
dengan relay yang lain sehingga relay akan bekerja secara
terkoordinasi. Koordinasi yang dimaksud adalah relay satu dengan
relay yang lain terhubung dalam satu jaringan distribusi namun
memiliki setting yang berbeda untuk menanggulangi gangguan yang
terjadi. Jenis – jenis gangguan yang terdeteksi oleh OCR antara lain:
1. Gangguan fasa ke tanah (Ground Fault)
2. Gangguan fasa ke fasa (Phase to Phase)
3. Gangguan frus lebih (Over Load Current)
Relay ini bekerja dengan nilai waktu tunda secara terbalik dengan besar arus
(invers Time), yakni semakin besar arus gangguan maka semakin pendek waktu
tunda. Relay jenis ini memiliki karakteristik kecuraman waktu dengan arus yang
dikelompokkan menjadi: standart/normal invers, long time invers, very inverse, dan
extremely invers seperti pada gambar di bawah ini.
char customKey;
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //four columns
//define the cymbols on the buttons of the keypads
char hexaKeys[ROWS][COLS] = {
{'1','2','3','A'},
{'4','5','6','B'},
{'7','8','9','C'},
{'*','0','#','D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of the keypad
byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //connect to the column pinouts of the keypad
void setup()
{
pinMode(relay, OUTPUT);
digitalWrite(relay, HIGH);
pinMode(ACS_Pin,INPUT); //Define the pin mode
Serial.begin(9600);
lcd.init();
lcd.backlight();
lcd.begin(16,2);
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("MODULE");
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print("OCR VERY INVERSE");
delay(2000);
lcd.clear();
void loop()
{
RunningStatistics inputStats; // create statistics to look at the raw test
signal
inputStats.setWindowSecs( windowLength ); //Set the window length
while( true ) {
ACS_Value = analogRead(ACS_Pin); // read the analog in value:
inputStats.input(ACS_Value); // log to Stats function
TMS = 500;
float IR = (Amps_TRMS,2 / arusx,2);
float tunda = TMS *(13.5 / IR - 1);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("I= ");
lcd.print(Amps_TRMS,2);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("S= ");
lcd.print(arusx,2);
lcd.print(" ");
if(customKey == '#'){
lcd.clear();
delay(1000);
arus = 0;
arusx = 0;
setting();
}
}
}
}
void setting(){
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Setting Arus");
if(customKey == 'A')
{
arusx = 0;
lcd.clear();
delay(1000);
}
if(customKey == 'B')
{
arusx = arus / 10.0;
lcd.clear();
delay(1000);
return;
setting();
}
Percobaan 2 Motor
1.8 Kesimpulan
Over current relay merupakan salah satu alat proteksi terhadap arus lebih.
Over current relay dengan karakteristik standar inverse merupakan alat
proteksi arus lebih yang bekerja dengan menunda waktu pemutusan
tergantung dari besarnya arus lebih. Pada alat over current relay
karakteristik standard inverse menggunakan arduino terjadi sedikit
keterlambatan waktu pemutusan dikarenakan arduino perlu memproses
informasi yg didapatkan sebelum melakukan pemutusan. Dan pada saat alat
difungsikan jika arus beban melebihi arus yang diatur maka akan terjadi trip
sementara dan tampilan Lcd menampilkan peringatan.
Lampiran