Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3

Kasus : Dilema Etik Bidan dengan dokter


Judul : Roleplay Dilema Etik/Moral antara Bidan dengan dokter
Anggota (Peran) :
1. Kurratul Aini 1250020013 sebagai Pasien/istri
2. Lailly Rahmadani 1250020014 sebagai Suami
3. Daniya 1250020015 sebagai Dokter
4. Rahma Nazilah Mahu 1250020016 sebagai bidan
5. Afifatul Amaliyah 1250020017 sebagai nakes
6. Alya Alimun Nisa 1250020018 Sebagai prolog

Skenario
Disuatu desa ada sebuah BPM yang bernama bidan Jingga, suatu hari ada
seorang Ibu berusia 25 Tahun keadaannya sudah lemah datang ke BPM dan bidan
menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Kemudian sua
mi pasien menjawab ketika dirumah pasien jatuh & terjadi perdarahan hebat. Setel
ah pasien sampai, bidan langsung memberikan pertolongan, yaitu memberikan inf
use dan menjelaskan pada keluarga bahwa pasien telah mengalami perdarahan yan
g menyebabkan keguguran sehingga istri harus di bawa ke rumah sakit untuk dila
kukan curretase. Sebab tindakan curretase bukan wewenang bidan. Tetapi keluarg
a pasien menolak saran bidan tersebut, dikarenakan tidak mempunyai biaya dan m
eminta bidan yang melakukan currentase. selang waktu 2 hari pasien menga
lami perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS. Kemudian Dokter menan
yakan kapeda suami pasien, apa yang sebenarnya terjadi dan suami pasien menjel
askan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran & di currentase bidan
didesanya. dokter mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah konflik antara bidan
& dokter dikarenakan bidan melakukan tindakan yang tidak benar.

Dialog
Suami : Assalamu’alaikum bu, ini istri saya tiba-tiba perdarahan bu bidan
Pasien : Aduh pak sakit pak, ayo pak sudah ga kuat...
Bidan : Ada apa pak ko bisa perdarahan
Suami : Iya bu bidan tadi istri saya habis jatuh terpeleset saat mandi
Bidan : Baik pak kalo gitu saya periksa istri bapak dulu ya
Bidan : Ibu tadi mengapa bisa jatuh di kamar mandi?
Pasien : Iya bu bidan, saya hendak mengambil sabun diatas tetapi saya kurang
dapat menjangkaunya, akhirnya saya terpeleset bu bidan
Bidan : Baik kalau begitu bu
Suami : Bagaimana bu bidan hasil dari pemeriksaannya?
Bidan : Dari hasil pemeriksaannya, istri bapak mengalami perdarahan hebat yang
menyebabkan istri bapak keguguran dan harus dirujuk ke rumah sakit
Suami : Apakah tidak ada cara lain bu bidan selain merujuk?
Bidan : Tidak ada pak, hanya ini salah satu jalan keluar nya dan Tindakan ini buk
an wewenang saya sebagai bidan.
Suami : Tolong istri saya bu bidan, karena kalo dirujuk ke rumah sakit saya tidak
punya biaya bu bidan.
Bidan : Baik pak, saya akan bantu istri bapak untuk melakukan tindakan curretas
e. Tetapi kalo ada terjadi sesuatu, saya tidak bertanggung jawab atas kejadi
an yang ditimpa istri bapak.
Bidan : Ini surat persetujuannya ya pak, silahkan bapak tanda tangani surat terseb
ut bila bapak menyetujui dilakukan tindakan curretase.
Suami : Baik bu bidan saya akan menanda tangani surat nya.
Bidan : Baik, kalo begitu saya akan melakukan tindakan curretase, dan bapak sila
hkan tunggu diluar ya.
Suami : Baik bu bidan, lakukan yang terbaik untuk istri saya ya bu bidan.
Prolog
Bidan melakukan Tindakan curretase.
Bidan : Alhamdulillah pak tindakannya sudah berjalan dengan lancar
Suami : Terimakasih bu bidan, lalu kapan saya dan istri saya bisa pulang bu bida
n?
Bidan : Alhamdulillah nanti malam ibu bisa pulang ke rumah
Suami : Baik bu bidan
Selang 2 hari, kemudian pasien tiba-tiba mengalami perdarahan lagi dan suami l
angsung membawa nya ke rumah sakit.
Suami : Begini dok, 3 hari yang lalu, istri saya mengalami perdarahan lalu saya b
awa ke bidan di desa. Kemudian bidan tersebut melakukan tindakan curret
ase dok
Dokter : Lo kenapa bidannya langsung melakukan tindakan curretase, apakah sebe
lum melakukan tindakan tersebut bapak dan bidan sudah ada persetujuan u
ntuk melakukan tindakan curretase?
Suami : belum ada dok
Dokter : Baik pak, saya akan melakukan pemeriksaan pada istri bapak dulu
Suami : Baik dok, tolong lakukan tindakan sebaik mungkin ya dok
Prolog
Setelah dokter melakukan pemeriksaan, dokter langsung menemui bidan jingga di
tempat praktik nya sambal ditemani suami dan nakes. Kemudian setelah s
ampai di tempat bidan dokter langsung menegur atas tindakan yang telah
dilakukan.
Dokter : Permisi bu bidan, apakah 2 hari yang lalu ada seorang pasien yang menga
lami perdarahan datang periksa disini?
Bidan : Iya dok ada
Dokter : Kemudian kenapa anda melakukan tindakan curretase, padahal tindakan t
ersebut bukan wewenang dari seorang bidan.
Nakes : Betul dok, hal tersebut memang bukan wewenang bidan.
Bidan : Iya dok saya melakukan tindakannya dengan terpaksa karena suami men
geluh tidak mempunyai biaya kalo dirujuk ke rumah sakit sebelum saya m
elakukan Tindakan tersebut saya sudah meminta persetujuan sama suami p
asien. Dan suami nya pun menyetujui untuk dilakukan tindakan tersebut.
Dokter : Bapak sebelum bidan jingga melakukan Tindakan curretase apakah bapa
k sudah menandatangani surat persetujuan dari bidan?
Suami : Iya sudah dok
Nakes : Lalu, mengapa bapak bilang belum ada persetujuan ?
Suami : Iya sus, maaf. Karena saya tidak tahu jika surat itu adalah surat
persetujuan.
Dokter : Baiklah, lain kali, bu bidan jangan melakukan tindakan yang bukan
wewenang anda ya..
Bidan : Baik dokter, saya mohon maaf atas tindakan yang saya lakukan dok, saya
sadar bahwa hal tersebut memang bukan wewenang saya. Lain kali saya
tidak akan melakukan hal tersebut.

Dokter : Ya sudah kalau begitu pamit bu bidan, assalamualaikum..


Mari suster mari bapak, kita kembali ke rumah sakit
Nakes : baik dokter
Suami : baik dokter

-The end-

Anda mungkin juga menyukai