NIM : 1250020018
Prodi : D-III Kebianan Semester 4
Hampir setengah dari jumlah kasus mioma uteri ditemukan secara tidak
sengaja pada pemeriksaan ginekologi karena tidak semua mioma uteri
mengganggu dan menimbulkan keluhan (asimtomatik). Gejala yang timbul
bergantung pada ukuran mioma, letak mioma dan komplikasinya. Berikut gejala
yang paling sering terjadi :
1. Perdarahan abnormal
Gejala klinis mioma uteri yang sering terjadi perdarahan uterus abnormal
berupa hipermenorea yaitu perdarahan banyak saat menstruasi karena meluasnya
permukaan endometrium dalam proses menstruasi, mengakibatkan gangguan
kontraksi otot rahim, dan perdarahan yang berkepanjangan. Perdarahan yang
disebabkan mioma uteri menyatakan terjadinya perubahan struktur vena pada
endometrium dan miometrium yang menyebabkan terjadinya venule ectasia.
Akibat perdarahan penderita mengalami anemia, pusing, mudah lelah, dan mudah
terjadi infeksi(Manuaba dkk, 2010)
2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukan gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada mioma yang disertai dengan nekrosis setempat dan
peradangan. Nyeri hebat yang disertai dengan degenerasi merah di dalam suatu
mioma uteri (infark akut) sering terjdi selama kehamilan. Nyeri tekan mungkin
juga terjadi pada perut bawah dan pelvis kalau rahim miomatosa terkurung dalam
pelvis(Decherney et.al. 2007).
3. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan terjadi tergantung dari ukuran dan jenis mioma uteri. Penekanan
rahim yang diakibatkan pembesaran mioma uteri dapat meyebabkan terasa adanya
massa diabdomen bagian bawah sehingga penderita mengeluh merasakan adanya
benjolan di perut bagian bawah. Penekanan pada kandung kemih meyebabkan
poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum meyebabkan obstipasi dan tenesmia,
pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul meyebabkan edema tungkai
dan nyeri panggul(Norwitz et.al. 2008).
4. Infertilitas dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi pada penderita mioma uteri yang terletak di
lapisan endometrium dikarenakan mioma menutup atau menekan saluran indung
telur yang mengakibatkan gangguan migrasi sel telur dan spermatozoa, sedangkan
mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi
rongga uterus(Purwoastuti dkk, 2015)
Diagnosa yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya mioma uteri adalah :
1. Anamnesis/Tanya jawab
Dari proses tanya jawab ini petugas dapat mengetahui keluhan-keluhan apa saja
yang dialami pasien
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bimanual tumor pada uterus, yang umumnya terletak di garis tengah
atau pun agak ke samping, seringkali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum
dapat mempunyai tangkai yang berhubung dengan uterus (Pearson et.al. 2010).
3. Pemeriksaan penunjang
a. Ultra Sonografi (USG)
Mioma uteri yang besar dapat terlihat jelas didiagnosis dengan kombinasi
transabdominal dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi mioma biasaanya
adalah simetrikal, berbatas tegas, hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan
anechoic.
b. Magnetic Resonance Imagine (MRI)
Miom uteri lebih baik didiagnosa dengan MRI dibandingkan USG tetapi biayanya
lebih mahal. MRI mampu menentukan ukuran, lokasi dan bilangan mioma uteri
serta bisa mencegah jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding
miometrium(Norwitz et.al. 2008)