JAWABAN NO 1 :
Pada masa ini sektor korporasi masih minim dan sangat didominasi oleh perusahaan asing
atau perusahaan dengan kepemilikan yang sangat terpusat. Disisi lain dana investasi swasta
yang dibutuhkan juga belum tersedia. BUMN/D pada masa ini dikelompokan dalam beberapa
kategori berikut :
Pabrik kertas
b) Disektor perbankan, pemerintah mendirikan bbrpa Bank, antara lain BNI 1946
yang bersama-sama modal swasta mendirikan perusahaan niaga CTS (central
trading company) tahun 1948. CTC kemudian berkembang menjadi PT Pantja
Niaga sampai sekarang.
b) UU No. 1 Tahun 1967 ttg penanaman modal asing dan UU No.6 Tahun 1968
ttg penanaman modal dalam negeri, sbg upaya menjaring investor asing dan
nasional untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
a) UU No.8 Tahun 1971 yang mengatur pendirian BUMN bentuk khusus, yaitu
perusahaan minyak dan gas bumi negara (PERTAMINA)
Indonesia pada masa ini mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu
mencapai 7-8%, dimana minyak bumi menjadi penyumbang terbesar dalam penerimaan
negara. Naiknya harga minyak bumi(oil boom) thun 1973 mendorong pemerintah untuk
melakukan ekspansi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur ekonomi dg mendirikan
badan-badan usaha milik negara. Pada masa ini BUMN dapat menjalan perannya sbg agen
pembangunan. PERTAMINA sbg salah satu bentuk BUMN mejadi bibit konglomerasi di
Indonesia.
Masa kejayaan minyak bumi tidak berlangsung lama. Setelah satu dasawarsa harga
minyak bumi mulai mengalami kemerosotan pada tahun 1983. Krisis minyak bumi ini
menimbulkan dampak menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dibandingan
dasawarsa 70an. Tercatat penurunan penerimaan negara dari migas mencapai 8% dari GDP,
yang berarti 1/3 dari penerimaan ekspor dan 14% dari penerimaan APBN dalam setahun.
Kondisi ini mendorong pemerintah mengambil serangkaian tindakan penyesuaian diantaranya
dengan kebijkaan pengetatan anggaran belanja negara atau istilah populernya kencangkan
ikat pinggang, penjadwalan ulang proyek-proyek, penyesuian kurs mata uang dan kebijakan
deregulasi termasuk semua bentuk subsidi bagi kegiatan perekonomian yang diikuti
kebijakabn pemerintah ttg tax reform.
Sisa-sisa sektor publik yang semula dicanangkan untuk BUMN mengalami transformasi
kearah privatisasi. Hal ini terutama menyangkut pelayanan kepada publik dan pengelolaan
bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang bnyak. Aspek kepemilikan tidak
lagi menjadi prioritas utama namun yang utama adalah unsur pelayanan publik. Pada periode
ini jumlah BUMN/D mengalami penurunan. Sampai dengan akhir tahun 1990 BUMN/D yang
ada berjumlah +- 186 buah dengan perincian 34 PERUM, 138 PERSERO dan 14 Perushaan
bentuk lain.
1. Peranan BUMN/D semakin tersedak oleh kekuatan swasta nasional dan asing.
2. Negara kehilangan sumber penerimaan misalnya dari bea masuk dan pajak.
Sampai dengan tahun 2006 tercatat jumlah BUMN di Indonesia sebanyak 139
perusahaan dengan perincian : 13 PERUM, 114 PERSERO, 12 PERSERO tbk, 35 sektor
BUMN, dan 21 kepemilikan minoritas. Pada tahun 2005 sebanyak 13 BUMN yang terdiri
dari PERJAN rumah sakit, PERJAN radio republik indonesia (RRI) dan PERJAN TVRI
perubahan status menjadi badan layanan umum (BLU). Selain itu pemerintah melakukan
merger terhadap 4 BUMN perikanan guna meningkatkan efesiensi perushaan. Sementara itu,
untuk tahun 2007/2008 ditetapkan 5 BUMN unggulan yang memiliki competitivenes tinggi
untuk bersaing dalam skla global , yaitu PT Telkom, PERTAMINA, Holding Pertambangan,
Perusahaan gas negara, Tbk, dan Holding perkebunan. Bbrpa produk hukum yang telah
ditetapkan guna mengoptimalkan peran BUMN dalam perkembangan ekonomi dunia yang
semakin terbuka dan kompetitif, diantaranya :
BUMN menurut UU NO.9 TAHUN 196, adalah seluruh bentuk usaha negara yang
modal seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara dan dipisahkan dari kekayaan negara.
Adapun karakteristik dari masing-masing bentuk BUMN tsb dapat dijelaskan berikut ini :
a) Sifat usaha :
a) Sifat usaha :
d) Kepegawaian
e) Pengawasan
a) Sifat usaha
Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat dipasar dalam negeri/international.
d) Kepegawaian
e) Pengawasan
Dalam waktu 5 bulan setelah tahun buku perum ditutp, direksi wajib
menyampaikan laporan tahunan kpd menetri untuk memperoleh
pengesahan.
c) Pengawasan
Dalam waktu 5 bulan setelah tahun buku perum ditutp, direksi wajib
menyampaikan laporan tahunan kpd menetri untuk memperoleh
pengesahan.
f) Pengawasan
3. BUMN PERBANKAN
b) Memberikan kredit.
Badan usaha milik daerah (BUMD) menurut UU NO 5 TAHUN 1962 dikenal dengan
sebutan perusahaan daerah. Menurut UU NO 5 TAHUN 1990 BUMD digolongkan menjadi :
Pegawai
Modal dasar bank ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah.
Memberikan kredit.
Menempatkan danaya dalam bentuk sertifikat deposito dan tabungan pada bank lain.
1. Penggabungan yang dilakukan antara Perum dengan Perum lainnya, atau Persero
dengan Persero lainnya;
2. Peleburan yang dilakukan antara Perum dengan Perum lainnya, atau Persero dengan
Persero lainnya; atau
3. Pengambilalihan yang dilakukan Perum terhadap Persero, Perum terhadap perseroan
terbatas, Persero terhadap Persero lainnya, atau Persero terhadap perseroan terbatas.
Mengingat peran strategis BUMN, maka perlu diupayakan penciptaan iklim yang sehat
dan efisien, sehingga terbuka kesempatan yang cukup leluasa bagi BUMN untuk tumbuh dan
berkembang secara lebih dinamis sesuai dengan perkembangan dunia usaha. Upaya
penciptaan iklim yang sehat dan efisien bagi BUMN harus tetap mengacu pada asas
pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya penciptaan iklim yang sehat dan
efisien, antara lain dapat dilakukan melalui restrukturisasi BUMN berupa tindakan
Penggabungan (merger), Peleburan (konsolidasi), Pengambilalihan (akuisisi) BUMN, dengan
tetap memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang saham/pemilik modal, karyawan,
dan masyarakat termasuk pihak ketiga yang berkepentingan.
BUMN sebagaimana organisasi perusahaan tidak terlepas dari hukum ekonomi yang
mengatur persoalan penawaran dan permintaan -supply and demand. Pembedanya dari
perusahaan pada umumnya, BUMN dimiliki negara cum pemerintah. Keberadaan BUMN,
terlahir sebagai bentuk dari kerangka kerja pemerintah, untuk dapat memberikan
perlindungan kepentingan bagi urusan publik. Konsep utamanya, yakni mengelola persoalan
yang terkait dengan hajat publik secara meluas.
Dengan demikian, BUMN sebagai bagian dari instrumen usaha negara, ditujukan bagi
optimalisasi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Bentuk lingkup negara dan pemerintahan,
akan mempengaruhi praktik serta arah kerja BUMN. Membandingkan sepintas BUMN
China, Singapura, dan Indonesia, akan terlihat bagaimana perbedaan model gerak
strategisnya. Karakteristik China sebagai negara komunis, membuat BUMN Tiongkok sangat
sentralistik. Sementara di Singapura, BUMN negeri singa itu lincah bak pelaku bisnis swasta.
Sedang di Indonesia, BUMN banyak menjadi back up kepentingan kekuasaan -kapitalisme
kroni.
Layaknya sebuah badan usaha, maka BUMN memiliki tugas dan fokus prioritas untuk
mendorong terciptanya efek distribusi keadilan dalam format kesejahteraan. Karena itu,
BUMN akan berada dalam tarikan kepentingan pasar dan politik. Pertama: BUMN harus
mumpuni dalam melaksanakan bisnis dan usaha yang menjamin terpenuhinya kebutuhan
publik. Kedua: pada saat bersamaan, BUMN dituntut untuk mampu mandiri dan berkembang,
serta memberikan kontribusi bagi pendapatan negara.
Orientasi keuntungan itu, akan mudah terlihat dari perkembangan arah lini bisnis BUMN,
yang semakin variatif. Dibutuhkan kombinasi pengelolaan bisnis dengan kerangka kebijakan
untuk menjadikan kehendak serta hajat publik sebagai hal utama. Secara praktis, negara
membutuhkan pembiayaan untuk menghidupkan seluruh program kerjanya. Pajak dan setoran
penghasilan dari BUMN menjadi penyokong pembiayaan negara. Perdebatan konsep negara
dan bisnis, adalah sebuah bagian dari diskusi klasik. Pendekatan ekonomi klasik, yang
menempatkan peran negara diluar kekuatan pasar, membuat pemahaman tentang faktor
koreksi dalam keseimbangan ekonomi melalui invisible hand.
Negara yang baik, dalam pandangan klasik, adalah institusi bebas, serta mengatur secara
lebih sedikit -laissez faire. Pasar menjadi pusat penentu meregulasi dirinya sendiri, sementara
peran negara terpisah dan sangat terbatas. Hal tersebut, berbeda dari Keynesian, bahwa
intervensi negara justru diperlukan. Karena pasar tidak mampu berlaku sempurna. Kehadiran
negara menjadi dibutuhkan, untuk memastikan berfungsi serta bekerjanya pasar guna
menjawab hajat publik.
Pendulum Kesejahteraan
Referensi :
Buku Materi Pokok Usaha –Usaha Milik Negara dan Daerah (ADPU4337/3SKS/MODUL1-
9)
https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-43-2005-penggabungan-peleburan-pengambilalihan-
perubahan-bentuk-badan-hukum-badan-usaha
www.kompasiana.com