Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

UJI IMPAK

NAMA : MUHAMMAD YAHYA

N.R.P : 12-2019-110

KELOMPOK : 3 (TIGA)

TGL PRAKTIKUM : 8 OKTOBER 2020

TGL PENYERAHAN : 14 OKTOBER 2020

ASISTEN : FIRMAN CAHYA NUGRAHA

LABORATORIUM METALURGI FISIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BADUNG

2020

COVER
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
1.2Tujuan Penulisan
1.3Ruang Lingkup Kajian
1.4Sistematika Penulisan Laporan

BAB II TEORI DASAR

2.1Teori Dasar Yang ada di Modul


2.1.1 Bagan Klasifikasi Material
2.1.2 Sifat-sifat Material
2.1.3 Sel Satuan
2.2Standar Pengujian Uji Impak
2.3Metode Uji Impak
2.4Kelebihan dan kekurangan metode izod
2.5Kelebihan dan Kekurangan metode charpy
2.6Faktor Utama Perubahan Sifat Ulet Menjadi Getas
2.7Macam-macam Takikan
2.8Karakteristik Patahan
2.9Grafik HI vs T
2.10 Korelasi grafik σ vs e dengan perubahan sifat ulet
menjadi getas
2.11 Temperatur Transisi
2.12 Deformasi Elastis
2.13 Deformasi Plastis
2.14 Aplikasi Uji Impak di Dunia Industri
2.15 Mesin Uji Impak
2.16 Peralatan Yang Digunakan Dalam Pengujian
2.17 Prosedur Praktikum

BAB III PENGOLAHAN DATA


3.1Data Pengamatan
3.2Pengolahan Data

BAB IV PENUTUP

4.1Analisa
4.2Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Yang hingga saat
ini masih memberikan saya nikmat dan kesehatan, sehingga saya kesempatan
untuk menyelesaikan laporan Labotorium Metalurgi Fisik yang membahas
tentang “Uji Impak”.

Dalam proses mengerjakan tugas ini, saya mengucapkan terima kasih


kepada asisten Laboratorium Metalurgi Fisik yang telah membimbing saya agar
mengerti tentang bagaimana cara menyusun laporan ini.

Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Saya mengakui bahwa masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki laporan ini. Terima kasih

Bandung, 12 Oktober 2020

Penyusun

Mahammad yahya

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Praktikum pengujian laboratorium Metalurgi Fisik modul Uji Impak


dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekuatan suatu spesimen ketika
diberi beban tiba tiba.

Besi dan baja merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar untuk suatu
konstruksi, selain itu bahan seperti alumunium juga sangat dibutuhkan.
Dengan berbagai macam kebutuhan sifat mekanik yang dibutuhkan oleh
suatu material berbeda beda. Sifat mekanik tersebut meliputi kekerasan,
keuletan, kekuatan, ketangguhan, serta sifat mesin yang baik. Dengan sifat
pada masing-masing material berbeda, maka banyak metode untuk
menguji sifat apa sajakah yang dimiliki oleh suatu material tersebut. Uji
impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan, kekerasan, serta keuletan material. Oleh karena itu uji impak
banyak dipakai dalam bidang menguji sifat mekanik yang dimiliki oleh
suatu material tersebut.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan melaksanakan Praktikum Uji Impak ini sebagai berikut :

 Untuk mengetahui sifat-sifat material terhadap beban impak.


 Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi tingkat keuletan
dan kegetasan suatu material.
 Untuk mengetahui tentang pengujian impak dengan metode
charpy.
 Untuk memahami nilai harga impak (HI), energy impak dan sifat
perpatahan.
 Mengerti grafis hasil pengujian impak.

1.3 RUANG LINGKUP KAJIAN

Penulisan laporan praktikum ini dibatasi pada hal-hal berikut :

 Praktikum pengujian impak


 Modul pengujian impak
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika penulisan yang digunakan pada laporan praktikum ini


adalah sebagai berikut :

 Bab I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, ruang


lingkup, dan sistematika penulisan laporan

 Bab II Teori dasar

Pada bab ini menjelaskan tentang berbagai macam yang berhubungan


dengan praktikum

 Bab III Pengolahan data

Pada bab ini menjelaskan tentang data pengamatan hasil praktikum

 Bab IV Penutup

Pada bab ini membahas hasila analisa dan kesimpulan dari praktikum

BAB II

TEORI DASAR

2.1TEORI DASAR
Prinsip kerja uji impak yaitu benda kerja ditempatkan di
bantalan/landasan untuk menerima pukulan dari massa yang bergerak
(bandul) yang memiliki energi yang cukup untuk mematahkan spesimen.
Dimana mesin harus mampu membaca energi yang diserap oleh spesimen
sampai rusak. Suatu logam dapat mengalami perubahan dari ulet menjadi
getas. Perubahan ini disebut dengan penggetasan (embrittlement). Gejala ini
depat diamati dari bentuk patahan yang berubah dari patah ulet menjadi getas
dan juga bisa dilihat dari harga impak yang diperoleh. Faktor utama
perubahan sifat ini disebabkan oleh:

 Konsentrasi tegangan
 Temperatur rendah
 Regangan yang rendah
 Jenis Material

Pada pengujian impak, sebelum bandul dilepas akan


membentuk sudut dengan sumbu tegak, sedangkan setelah mematahkan
spesimen akan kembali hingga mencapai sudut maksimum dengan sumbu
tegak. Usaha yang dipakai untuk mematahkan spesimen adalah selisih
energi sebelum bandul mematahkan specimen dengan usaha atau enargi
setelah bandul mematahkan spesimen. Usaha yang digunakan untuk
mematahkan spesimen dapat dinyatakan sebagai berikut

 E = m . g ( H 1 – H 2)

 E = m . g . H (Dalam joule)

Usaha yang dilakukan untuk mematahkan spesimen persatuan luas


terkecil dinamakan kekuatan impak bahan atau harga impak yaitu:

 HI = E/A

2.11 BAGAN KLASIFIKASI MATERIAL


Gambar 2.1 Klasikasi material (Sumber : muhammadredo29,
pengertian-bahan-teknik 2013)

2.12 SIFAT-SIFAT MATERIAL

Sifat-sifat material ada 3 yaitu :

 Sifat mekanik
 Sifat fisik
 Sifat teknologi
 Sifat mekanik

Sifat mekanik adalah respon atau perilaku material terhadap


pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau
gabungan keduanya.

Sifat mekanik meliputi : kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan,


keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan
mulur, kekeuatan leleh.

 Sifat fisik

Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang


bukan disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan,
pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada
struktur material.

Sifat fisik terdiri dari : Temperatur cair, konduktivitas panas, panas


spesifik.

 Sifat teknologi

Sifat teknologi adalah kemampuan material untuk dibentuk


atau diproses.

Sifat-sifat teknologi diantaranya : Mampu las, mampu cor, mampu


mesin, mampu bentuk

2.13 SEL SATUAN

Sel satuan adalah pola berulang dalam tiga dimensi dan berbentuk
kisi suatu Kristal.Sel satuan digambarkan sebagai volume terkecil
suatu zat padat.Sel satuan sebagian besar strukturkristal berbentuk
jajaran genjang atau prisma yang mempunyai tiga set permukaan
yang sejajar.

 Body Centered Cubic ( BCC )


 Face Centered Cubic ( FCC )
 Hexagonal Closed Packed ( HCP )

2.2STANDAR PENGUJIAN IMPAK

Standar pengujian impak berdasarkan ASTM E23 ( American Standard


Testil & Material Section E no. 23 ) dengan metode charpyimpacttest

2.3METODE UJI IMPAK


Metode uji impak ada 2 yaitu :

 Metode uji charpy


 Metode uji izod

 Metode uji charpy

spesimen diletakkan mendatar dan kedua ujung spesimen


ditumpu pada suatu landasan. Letak dari takikan berada pada
tepat ditengah. Arah pemukulanya dari belakang takikan.

 Metode uji izod

Spesimen dijepit pada salah satu ujungnya dan diletakkan


tegak. Arah pemukulan dari depan takikan.

2.4KEKURANGAN DAN KELEBIHAN UJI IZOD

 Kelebihan

 Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam.
 Dapat menggunakan specimen dengan ukuran yang lebih besar.
 Spesimen tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah sat
u ujungnya.

 Kekurangan

 Biaya pengujian yang lebih mahal.
 Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya,
sehingga hasil yang diperoleh kurang baik.
 Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedurpengujia
nnya yang banyak, mulai darimenjepit benda kerja sampai
tahap pengujian

2.5KELEBIHAN DAN KEKURANGAN UJI CHARPY

 Kelebihan

 Pengerjaannya lebih mudah dipahami dan dilakukan.


 Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang.
 Harga alat lebih murah
 Waktu pengujian lebih singkat.

 Kekurangan

 Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal.


 Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak
dicekam.
 Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil.
 Hasil pengujian kurang tepat dimanfaatkan dalam perancangan
karena level teganganyang diberikan tidak rata.

2.6FAKTOR UTAMA PERUBAHAN SIFAT ULET


MENJADI GETAS

Suatu logam dapat mengalami perubahan dari ulet menjadi getas.


Perubahan ini disebut dengan penggetasan (embrittlement). Gejala ini
depat diamati dari bentuk patahan yang berubah dari patah ulet menjadi
getas dan juga bisa dilihat dari harga impak yang diperoleh. Faktor utama
perubahan sifat ini disebabkan oleh :

 Konsentrasi tegangan
 Temperatur rendah
 Regangan yang rendah
 Jenis Material

2.7MACAM-MACAM TAKIKAN
 Takikan segitiga ( berbentuk V )

 Memiliki energi impact yang paling kecil, sehingga paling


mudah patah. Karena tegangan hanya berfokus pada satu titik
yaitu pada ujung takikan

 Takikan setengah lingkaran ( berbentuk U )

 Memiliki energi impact yang terbesar karena focus tegangan


tersebar pada setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah.

 Takikan segi empat

 Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segitiga karena


tegangan fokus pada 2 titik pada sudutnya.
2.8KARAKTERISTIK PATAHAN

 Patahan normal ( Normal fault )

 Patahan yang mempunyai arah gerak blok batuan yang


mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke arah bawah
sepanjang bidang patahan.

 Patahan Berlawanan ( Reverse fault )

 Patahan yang blok batuannya mempunyai arah gerak


berlawanan dengan arah gerak patahan normal, yakni mengarah
ke atas.

 Patahan celah lurus ( Strike- slip fault )

 Patahan yang terjadi pada batuan yang mana arah patahannya


adalah horizontal. Bagian yang bergerak menjauhi bagian
kanan bidang disebut dengan left fault. Sementara bagian yang
bergerak menjauhi bagian sebelah kiri disebut dengan right
fault. Patahan ini terjadi karena adanya gaya yang mengenai
sebuah batuan yang berasal dari samping atau gaya melintang.

 Patahan celah miring ( Oblique- slip fault )


 patahan kombinasi, yakni kombinasi dari normal fault dan
strike slip fault. Sehingga pergerakan batuan terjadi secara naik
atau turun dan mengalami pergerakan horizontal ke kanan
ataupun ke kiri. patahan ini terjadi karena disebabkan adanya
gaya tekan dari atas maupun bawah dan juga gaya samping
yang diberikan pada batuan.

2.9 GRAFIK HI vs T

Grafik 2.2. Grafik HI vs Temperatur (Sumber : Dieter,


Mechanical Metallurgy))

2.10 KORELASI GRAFIK σ vs e DENGAN PERUBAHAN


SIFAT ULET MENJADI GETAS

 Temperatur transisi ulet – getas umumnya dapat dilihat pada baja


karbon rendah ketika pada temperatur rendah baja karbon rendah yang
bersifat ulet akan berubah menjadi getas

 Apabila temperatur operasi dari suatu peralatan berada dibawah


temperatur transisi dan material yang digunakan maka adanya crack
pada material fracture akan menyebabkan kerusakan pada peralatan
sedangkan apabila temperatur operasi terendah masih diatas temperatur
transisi dari material maka brittle fracture bukan merupakan masalah

2.11 TEMPERATUR TRANSISI

Temperatur transisi adalah temperatur yang menunjukkan transisi perubahan


jenis patahan ulet menjadi getas ataupun sebaliknya dari suatu bahan bila diuji
pada temperatur yang berbeda-beda. Pada temperature tinggi material akan relatif
bersifat lebih ulet sedangkan pada temperature rendah material akan cenderung
bersifat lebih getas. Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom, pada
temperatur kamar vibrasi atom berada dalam kondisi kesetimbangan dan
selanjutnya akan menjadi tinggi bila temperatur dinaikkan.

Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu penghalang terhadap


pergerakan dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak dari luar. Dengan
semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi mejadi relatif sulit sehingga
dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda uji. Sebaliknya pada
temperatur rendah, vibrasi atom relatif sedikit sehingga pada saat bahan
dideformasi pergerakan dislokasi menjadi lebih mudah dan benda uji menjadi
lebih mudah dipatahkan dengan energi yang relatif lebih rendah (ismail Fajar.
2012).

2.12 DEFORMASI ELASTIS

Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada suatu


benda saat gaya atau beba itu bekerja, dan perubahan bentuk akan hilang
ketika gaya atau bebanya ditiadakan.

2.13 DEFORMASI PLASTIS

Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada benda


secara permanen, walaupun benda yang bekerja ditiadakan.

2.14 APLIKASI UJI IMPAK DIDUNIA INDUSTRI


 Pembuatan helm
 Pembuatan tabung gas
 Pembuatan pipa laut

2.15 MESIN UJI IMPAK

Gambar 2.3.Mesin uji impak (Sumber : Modul Uji Impak Lab.


Metalurgi Fisik Itenas)

Keterangan :

A. Pengaman (penahan bandul ketika E.Dudukan. memasang


spesimen).
B. Penjepit bandul
C. Landasan spesimen.
D. Mekanisme rem
E. Dudukan
F. Skala penunjuk harga. energi
G. Pengaman spesimen.
H. Tuas rem.
I. Bandul.
2.16 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGUJIAN

Bahan Tambahan

 Pemanas listrik
 Tabung hydrogen cair
 Penjepi specimen
 Termometer digital
 Jangka sorong
 Mistar ingsut

Spesimen

 3 Batang baja
 3 Batang alumunium

2.17 PROSEDUR PRAKTIKUM

Preparasi :

1. Siapkan specimen
2. Ukur dimensi specimen yaitu panjang, lebar, dan
tebal. Ukur pula tebal specimen pada daerah terkecil,
yaitu tebal specimen dibawah takikan, untuk
menentukan luas terkecil dari specimen
3. Tandai kdua ujung specimen ddengan menggunakan
masker
 Untuk specimen temperature rendah
 Untuk specimen temperature kamar
 Untuk specimen temperature tinggi

4. Panaskan spesimen menggunakan pemanas sampai


pada temperatur yang diinginkan. (selama 30 menit)

 Catatan : Untuk 1 spesimen baja dan 1


spesimen aluminium, gunakan penjepit dan
jaga keselamatan kerja.

5. Dinginkan spesimen menggunakan nitrogen cair


sampai pada temperatur yang diinginkan. (selama 30
menit)

 Catatan : Untuk 1 spesimen baja dan 1


spesimen aluminium, gunakan penjepit dan
jaga keselamatan kerja.

Pengujian:

1. Set skala penujuk mesin uji impak pada angka nol.


2. Posisikan bandul pada penjepit bandul, ayunkan
bandul mesin tanpa ada spesimen, dan catat energi
yang hilang akibat gesekan.

 Catatan : Lakukan langkah ini sebanyak 5


kali, kemudian rata-ratakan nilai yang
didapatkan

3. Posisikan bandul hingga mencapai penjepit bandul.


4. Pasang pengaman bandul.
5. Pasang spesimen pada landasan spesimen.
6. Buka pengaman bandul.
7. Lepaskan penjepit bandul hingga bandul mematahkan
spesimen, kemudian tarik tuas rem sesegera mungkin.
8. Catat energi yang digunakan untuk mematahkan
spesimen.

 Catatan : Nilai energi didapatkan dengan


menjumlahkan nilai yang ditunjukan oleh
indikator mesin dengan energi yang hilang.

9. Amati permukaan patahan dan tentukan patahan yang


terjadi.
10.Ulangi langkah 3 s/d 9 untuk kondisi temperatur yang
berbeda.
11.Ulangi langkah 3 s/d 9 untuk material yang berbeda.

BAB III

PENGOLAHAN DATA

2.18 DATA PENGAMATAN

 Metode pengujian : Charpy

 Material : Baja

No P L t h A At E HI T
Kondisi
patahan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm2) (J) (J/mm2) (oC)

1 53,52 9,12 9,13 7,46 83,2656 68,0352 5 0,0735 -32


2 53,64 9,11 9,10 7,50 82,901 68,325 155 2,2686 27
3 53,60 9,15 9,19 7,58 84,0885 69,357 110 1,586 73

 Metode pengujian : Charpy


 Material : Alumunium

No P L t h A At E HI T
Kondisi
patahan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm2) (J) (J/mm2) (oC)

1 53,70 9,71 9,66 8,58 93,7986 83,3118 50 0,600 -32


2 53,65 9,70 9,62 8,51 93,314 82,547 31 0,376 26
3 53,66 9,60 9,70 8,60 93,12 82,56 105 1,272 80

2.19 PENGOLAHAN DATA

Mencari luas penampang specimen


( untuk setiap kondisi )

A = L x t

 Keterangan :

o A = Luas penampang specimen ( mm2 )


o L = Lebar specimen ( mm )
o T = Tinggi specimen (mm )

 Material baja

1. A =Lxt
= 9,12 x 9.13
= 83,2656 mm2

2. A =Lxt
= 9,11 x 9,10
= 82,901 mm2

3. A =Lxt
= 9,15 x 9,19
= 84,0885 mm2

 Material alumunium

1. A =Lxt
= 9,71 x 9,66
= 93,7986 mm2

2. A =Lxt
= 9,70 x 9,62

= 93,314 mm2

3. A =Lxt
= 9,60 x 9,70

=93,12 mm2

Mencari luas dibawah takikan


( untuk setiap kondisi )
At = L x h

 Keterangan :

o At = Luas penampang dibawah takikan ( mm2 )


o L = Lebar specimen ( mm )
o H = Tinggi dibawah takikan ( mm )

 Material baja

1. At =Lxh
=9,12 x 7,46
= 68,0352 mm2

2. At =Lxh
= 9,11 x 7,50
= 68,325

3. At =Lxh
= 9,15 x 7,58
= 69,357

 Material alumunium

1. At =Lxh
= 9,71 x 8,58
= 83,3118 mm2

2. At =Lxh
= 9,70 x 8,51
=82,547 mm2
3. At =Lxh
= 9,60 x 8,60
= 82,56 mm2

Mencari harga impak


( untuk setiap kondisi )

HI = E / At

 Keterangan

o HI = Harga impak ( J/mm2 )


o E = Energi ( joule )
o At = Luas penampang dibawah takikan ( mm2 )

 Material besi

1. HI = E / At
= 5 / 68,0352
= 0,0735 J/mm2

2. HI = E / At
= 155 / 68,325
= 2,2686 J/mm2
3. HI = E / At
= 110 / 69,357
= 1,586 J/mm2

 Material alumunium

1. HI = E / At
= 50 / 83,3118
= 0,600 J/mm2
2. HI = E / At
= 31 / 82,547
= 0,376
3. HI = E / At
= 105 / 82,56
= 1,272 J/mm2

Gravik HI vs T

KONDISI PATAHAN vs T

BAB IV
PENUTUP

4.1ANALISA
Pada pengujian impak yang telah dilakukan didua specimen yang
berbeda sebagai pembanding antara alat uji impak dengan specimen baja
dan specimen alumunium dengan menggunakan alat uji impact metode
charpy ternyata ada perbedaan pada hasil akhir antara lain adalah luas
penampang, luas penampang dibawah takikan, dan harga impak.

4.2KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

 Pengujian impak adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji


ketangguhan suatu specimen dengan cara memberi beban dengan tiba-tiba

 Ada dua specimen yang digunakan yaitu specimen baja dan specimen
alumunium. Ternyata ada perbedaan dari dua specimen tersebut yaitu luas
penampang, luas penampang dibawah takikan, dan harga impak

 Faktor yang menyebabkan sifat ulet menjadi getas adalah Konsentrasi


tegangan, temperatur rendah, regangan yang rendah, jenis material

 Sifat sifat material terdiri dari 3 yaitu sifat mekanik, sifat fisik, sifat
teknologi

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/kelebihan-kekurangan-metode-izord-
dan-charpy.html

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/patahan-normal
https://www.academia.edu/7853597/Destructive_Test_Pengujian_Imp
ak_BAB_3_

https://www.muchammadlutfihakim.com/2014/05/pengujian-pukul-
takik-destructive-test.html

LAMPIRAN
Kesimpulan nya pengujian impak adalah suatu pengujian yang
dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu specimen dengan cara
memberi beban dengan tiba-tiba, ada dua specimen yang digunakan
yaitu specimen baja dan specimen alumunium. Ternyata ada
perbedaan dari dua specimen tersebut yaitu luas penampang, luas
penampang dibawah takikan, dan harga impak, faktor yang
menyebabkan sifat ulet menjadi getas adalah konsentrasi tegangan,
temperatur rendah, regangan yang rendah, jenis material

Pu
ji syukur saya ucapkan
kepada Tuhan yang Maha
Esa, atas berkat dan rahmat

Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan
Laboratorium Uji Tanah
yang membahas
tentang Besar Material
yang Terdapat dalam
Tanah yang
diklasifikasikan
berdasarkan
jenis pemeriksaannya
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai