Pedoman Kemitraan Pelayanan Kesehatan Di Daerah Konflik
Pedoman Kemitraan Pelayanan Kesehatan Di Daerah Konflik
DI DAERAAH KONFLIK
BAB I PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara pluralistic dengan hetegenitis etnik
yang rawan terhadap kepentingan politik,ideologi,SARA,perbedaan
sosial ekinomi dan lain-lain. Hal ini diperbuat dengan adanya krisi
multidimensi yang berkepanjangan dan sangat mudah menimbulkan
konflik dengan kekerasan yang dilirannya menyebabkan peningkatan
masalah kesehatan yang sifatnya konfleks.
D. RUANG LINGKUP
Kemitraan pada penganggulangan masalah kesehatan akibat
kedaruratan dan bencana meliputi kegiatan kerjasama sumber
daya pada tahap kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pasca
konflik dari berbagai organisasi yang berbeda termasuk
organisasi media massa. Kegiatan kemitraan yang dilaksanakan
berupa upaya kesehatan kuratif dan diseminasi informasi upaya
penyelamatan kehidupan; lingkungan dan upaya
penanggulanfan masalah kesehatan serta upaya sector
kesehatan sebagai jembatan/mediator perdamaian kedua belah
pihak yang bertikai.
BAB II UPAYA KESIAPSIAGAAN DAN FAKTOR FAKTOR
DETERMINAN
b. Faktor Pemicu
• Penyebaran masalah ketempat lain
• Peningkatan situasi yang signifikan
• Perbatasan yang terbuka dengan Negara tetangga
• Hilangnya figure pemimpin dan perubahan pola
kepemimpinan
• Tekanan LSM
• Bencana Alam
• Demontrasi Massal, huru-hara
• Cuaca ekstrim (extreme climat : El nino/La Nino)
2. Perencanaan (Planning)
Komunikasi. Koordinasi. Kolaborasi, Informasi sesuai dengan
lintas program dan lintas sektoral.
3. Pengorganisasian (Organizing)
Sesuai dengan tingkat keaman dan kondisi masing-
masingdaerah (STKORLAK dan SATLAK PBP, SATGASKES,
BAKORKESDA)
Penjenjangn organisasi dibagi 2 :
• Tingkat pusat/nasional (PPMK/Depkes)
• Tingkat daerah (Provinsi,Kabupaten/Kota)
a. Tingkat Pusat
a.1 Tertip Sipil
• Depkes, Setjen Depkes
• Bakornas PBP
• Puskes TNI/Disdokkes POLRI
• Organisasi Profesi
b. Tingkat Daerah
b.1 Tertip Sipil
Provinsi : Gubernur
Kabupaten : Bupati, Kadinkes
4. Pelaksanaan (Actuating)
Tingkat Pusat
A. Mitigasi
Menyusun perangkat lunak (software), kebijakan,
pedoman, protap, juknis, TOT, gladi, penyusunan modul,
contingency plan, Rapim, Rakor, Peta Rawan kedaruratan
dan bencana akibat konflik dan Analisis Situasi.
B. Tanggap Darurat
C. Rehabilitasi
D. Pembinaan
5. Pengendalian (Controling)
Tingkat Pusat :
Supervisi, Asistensi, Atvokasi sesuai tupoksi
Tingkat Daerah :
Supervisi, Asistensi, Atvokasi sesuai tupoksi
6. INISIASI (Awal dimulainya kegiatan)
Ditentukan secara berjenjang dimulai dari instansi Pemerintaah
daerah serendah-rendahnya Kepala Desa/Lurah (sesuai
juknis)
7. ROUTE EVAKUASI
Faktor yang mempengaruhi : Geografi, Eskalasi Konflik,
Sarana transportasi, sarana komunikasi, sarana keamanan
dan kesehatan evakuasi petugas.
Jenis Evakuasi yang dilaksanakan : Darat, Laut dan Udara
Protap
Rute
Daerah berpulau: gunakan ambulans air, udara dan darat
Dareah darat : ambulans darat, udara, air
Prosedur Evakuasi Korban
A. Konflik kejadian
i. Lokasi kejadian
ii. Kesehatan Lapangan
iii. Pos Kesehatan Depan
iv. Rumkitkeslab
v. RS rujukan
B. Konflik Vertikal
Dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia
Akses komunikasi dan informasi :
Optimalisasi saranajarkom/puskom yang telah tersedia
Penyediaan alat komunikasi disesuaikan dengan kondisi
geografis
Mekanisme/jalur Komunikasi
Vertikal pelaporan
Pusat pengendalian komunikasi
Sumber informasi/kurir
Sandi/isyarat
BAB III
KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT INTERNATIONAL.
7. Jangan berbohong :
• Yakinkan bahwa pernyataan kita akurat
• Pernyataan kita tidak harus mencakup segala-galanya
Kita tidak harus menyatakan kepada wartawan tentang
segala sesuatu yang terjadi