Anda di halaman 1dari 17

Tugas 02-OJT 1

No Pest/ kel : 04 / -
Nama : YUSNIDA FEBRIANY HARAHAP, S.Pd.,M.Pd
Instansi : SMK NEGERI 1 BAKAUHENI

Melakukan Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Peserta membaca dan mempelajari bahan bacaan yang menjadi satu rangkaian dalam bahan pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah agar dapat
mendalami materi-materi yang berkaitan dengan Pembentukan Karakter, Manajerial Sekolah, Kepemimpinan Pembelajaran Melalui Coaching dalam
Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan, Pengembangan Kewirausahaan, dan Rencana Tindak Lanjut Kepemimpinan (RTL).
Peserta dapat mengunduh format Instrumen Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran dari LMS seperti tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Nama Mata Materi


No Resume Hasil Eksplorasi Materi Hal Baru yang Diperoleh
Diklat
a b c d e
1 Pembentukan 1. Dinamika Kelompok Pengajar diklat menyampaikan tentang pentingnya dinamika Memahami nilai-nilai karakter yang
Karakter kelompok dengan disertai regulasi terkait (Permendiknas akan dikuatkan dalam kegiatan
Nomor. 13 tahun 2007 tentang standar kepala penugasan dinamika kelompok.
sekolah/madrasah). Peserta diklat diberi penjelasan Dengan dinamika kelompok akan
mengenai nilai-nilai karakter yang akan dikuatkan dalam membangun kreatifitas, kerjasama,
kegiatan penugasan dinamika kelompok. keaktifan dan tanggung jawab dan
Pengajar diklat membimbing peserta untuk menumbuhkan motivasi diri dalam
mengkumandangkan yel nasional, pembentukan kelompok, semangat kerja
dan membimbing peserta untuk mencipta lagu kebangsaan
dan yel-yel kelompok. Pelaksanaan Penugasan Dinamika
Kelompok mampu membangun kreativitas dan kerjasama
melalui penugasan mencipta gerakan koreografi.

Filosofi beliau yang menjadi landasan rakyat Indonesia


dalam mengembangkan pendidikan, khususnya kalimat
2. Filosofi Pendidikan Ki Hajar filosofis: ING NGARSO SUNTOLODO, ING MADYO Pendidikan tuntutan di dalam hidup
Dewantara dan Profil Pelajar MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di depan tumbuhnya anakanak, adapun
Pancasila memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang maksudnya, pendidikan yaitu
memberi dorongan). menuntun segala kekuatan kodrat yang
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di ada pada anak-anak itu, agar mereka
dalam hidup tumbuhnya anakanak, adapun maksudnya, sebagai manusia dan sebagai anggota
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada masyarakat dapatlah mencapai
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan tingginya.
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut
dengan Tri Pusat Pendidikan.

Community of Practice ini adalah sebuah komunitas yang


berisikan sekelompok orang yang memiliki profesi sama
berbagi pengetahuan tentang topik tertentu yang spesifik Profil Pelajar Pancasila sangat penting
3. Menggerakkan komunitas dengan tujuan meningkatnya ilmu pengetahuan, membangun peranannya karena membantu
Belajar di Lingkungan Sekolah, relasi serta membuat keputusan kebijakan dari waktu ke pengembang kurikulum untuk
organisasi profesi, dan waktu. menentukan arah kurikulum nasional
lingkungan yang lain Sebuah pembelajaran kolaboratif sosial untuk pemecahan serta untuk melihat keseluruhan
(Community of Practice) masalah, berbagi informasi, membentuk praktek, memacu komponen termasuk mata pelajaran,
inovasi, dan memfasilitasi pembelajaran melalui proses kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler,
partisipasi. dan asesmen sebagai satu kesatuan
Tujuan dari Community of Practice ini adalah menyediakan yang mengarah pada tujuan yang sama,
cara bagi para praktisi untuk berbagi ilmu, tips, saran dan yaitu tercapainya Profil Pelajar
pengalaman-pengalaman terbaik. Bertanya ke rekan sejawat Pancasila.
atau seprofesi serta mendukung satu sama lainnya.

CKS berlatih menerapkan kepemimpinan dengan


pendekatan Inkuiri Apresiatif secara berkelompok dengan
peserta diklat yang lain. Mengetahui hubungan penugasan
dinamika kelompok dengan konten
4. Inquiry Apresiatif materi, konsep community of practice
bagi kepala sekolah.kegiatan mgmp,
kkg, seminar-seminar pelatihan-
pelatihan dan lainnya adalah bentuk
yang dapat dijadikan alternatif untuk
meningkatkan professional.

Self Regulated Learning (SRL) adalah kemampuan Mengetahui hubungan dinamika


seseorang dalam mengarahkan dirinya sendiri menghadapi kelompok dengan konten, konsep
situasi akademik (Zimmerman, 1998). belajar mandiri (self regulated
Menurut Febrianela (2001), self-regulated learning adalah learning/srl), aspek-aspek belajar
5. Membangun Kebiasaan Refleksi kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif mandiri (self regulated learning/srl),
Secara Mandiri (Self Regulated pengalaman belajarnya sendiri dalam berbagai cara sehingga strategi belajar mandiri (self regulated
Learning) mencapai belajar yang optimal. learning/srl), implementasi self
Menurut Baumert (2002), self-regulated learning adalah regulated learning terhadap beban
bentuk belajar individual dengan bergantung pada motivasi kerja kepala sekolah, serta strategi
belajar mereka, secara otonomi mengembangkan inovasi dalam pengembangan
pengukuran (kognisi, metakognisi, dan perilaku), dan kompetensi guru dan murid.
memonitor kemajuan belajarnya.
Mengetahui dan memahami tentang
Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan pengembangan kematangan diri (self
individu dalam mengaktualisasikan dirinya yang ditandai maturity).
dengan pribadi yang selalu berjuang demi mencapai masa
depaan dan cita-cita. Individu dikatakan matang apabila
6. Mengembangkan kematangan dalam perkembangannya individu tersebut mencapai suatu
diri (Self Maturity) secara pertumbuhan dan perkembangan yang menunjukkan pribadi
holistic spiritual, moral, emosi, yang matang.
dan intelektual.
2 Manajerial MANAJERIAL SEKOLAH A. MEMIMPIN UPAYA MEWUJUDKAN VISI Pengelolaan manajerial mencakup 8
Sekolah A. MEMIMPIN UPAYA SEKOLAH MENJADI BUDAYA BELAJAR YANG standar SNP dengan terperinci
MEWUJUDKAN VISI SEKOLAH BERPIHAK PADA MURID menjelaskan semua tugas kepala
MENJADI BUDAYA BELAJAR sekolah yang harus dikelola sebagai
YANG BERPIHAK PADA Fenomena budaya belajar yang berpihak pada murid manajer sekolah dengan mengacu ke 8
MURID memiliki indikator seperti sistem pembelajaran lebih baik, Standar Nasional Pendidikan (SNP).
waktu belajar lebih panjang dan memiliki lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran. Kepala sekolah harus lebih
Kepala sekolah dan warga sekolah dalam merumuskan dan mengetahui, memahami dan
menetapkan visi sekolah memperhatian ketentuan menerapkan manajerial sekolah secara
perumusan visi dan misi yang baik. Untuk mewujudkan visi, menyeluruh dengan mengacu pada 8
sekolah menciptakan budaya belajar yang berpihak pada standar SNP, sehingga manajerial
peserta ddidik. seorang Kepala sekolah melakukan tindakan- sekolah dapat direncanakan, disusun
tindakan yang berkenaan dengan visi sekolah seperti dan dilaksanakan sesuai kriteria dan
melibatkan warga sekolah dalam penetapan visi dan rambu-rambu yang telah ditetapkan.
program yang mendukung, mengomunikasikan visi dengan
berbagai cara yang efektif menjangkau warga sekolah,
menghimpun dukungan dari segenap warga sekolah dan
komunitas dalam mewujudkan visi sekolah, dan mendorong
warga sekolah untuk mencoba pendekatan-pendekatan baru
secara interaktif dan reflektif yang mewujudkan visi
sekolah.
Ada beberapa faktor untuk memcapai visi tersebut yaitu:
a. kepemimpinan kepala sekolah yang profesional
b. guru-guru yang tangguh dan profesional 2 Manajerial
Sekolah
c. memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
d. lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
e. jaringan organisasi yang baik
f. kurikulum yang jelas
g. evaluasi belajar yang baik
h. partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan
sekol
Pada penyusunan RKS, agar tujuan dan
1. Penyusunan Program Sekolah (RKS) fungsinya tercapai secara maksimal
harus berpijak dari hasil analisis Rapor
1. Penyusunan RKS a. Pengertian Rencana Kerja Sekolah Mutu Sekolah, namun terkadang terjadi
Pentingnya fungsi perencanaan dalam pengelolaan sekolah miss comukasi karena terjadi kesalahan
dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional atau kurang teliti saat input form PMP.
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan. Setiap
sekolah pada semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, Berdasrkan hasil kajian modul
SMK), bahwa sekolah harus membuat, sebagai berikut: kompetensi Manajerial, dan kemudian
1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang dibandingkan dengan analisis aplikasi
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun online ARKAS, materi ini sangat
waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang sesuai jika diterapkan langsung di
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung sekolah.
peningkatan mutu lulusan.

2) Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM).

RKJM adalah rencana kerja yang berisi tujuan, program,


kegiatan, dan estimasi sumber daya untuk jangka waktu 4
(empat) tahun. Sedangkan RKT adalah program jangka
pendek atau tahunan sebagai jabaran atau operasionalisasi
RKJM.
RKS disusun dengan tujuan:
1) menjamin agar tujuan sekolah yang telah dirumuskan
dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan
resiko yang kecil;
2) memberikan arah kerja yang jelas tentang
pengembangan sekolah;
3) acuan dalam mengidentifikasi dan mengajukan
sumberdaya pendidikan yang diperlukan dalam
pengembangan sekolah;
4) menjamin keterkaitan dan konsistensi dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan
masyarakat; dan
6) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkesinambungan.

RKS disusun bersama antara kepala sekolah dengan seluruh


pemangku kepentingan dan warga sekolah. Adapun RKS
berfungsi sebagai:
1) Legitimasi
RKS disahkan oleh pihak-pihak yang berwenang yang
menjadi dasar dan legitimasi sekolah untuk menjalankan
seluruh progrm dan kegiatan.
2) Pengarah
RKS akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan
cara lebih terkoordinasi dan terarah sesuai dengan tujuan
pendidikan.
3) Minimalisasi ketidakpastian
Perubahan seringkali sesuai dengan apa yang kita
perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula di luar perkiraan
kita sehingga menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian
inilah yang coba diminimalkan melalui penyusunan RKS.
4) Minimalisasi pemborosan sumber daya
RKS juga berfungsi untuk meminimalisasikan pemborosan
sumberdaya. RKS disusun dengan baik akan memberikan
gambaran tentang jumlah sumberdaya yang dilperlukan,
bagaimana cara penggunaannya, dan untuk pengunaan apa
saja sumberdaya tersebut dimanfaatkan dapat diestimasi
sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian pemborosan
yang terkait dengan pengunaan sumberdaya yang dimiliki
sekolah akan diminimalkan sehingga tingkat efisiensi
menjadi meningkat.

5) Penetapan standar kualitas


RKS berfungsi sebagai penetapan kualitas yang harus
dicapai oleh sekolah dan diawasi pelaksanaannya dalam
fungsi pengawasan manajemen. Dalam proses pengawasan,
manajemen sekolah membandingkan antara tujuan yang
ingin dicapai dengan realisasi di lapangan.

Prosedur penyusunan RKS


Prosedur penyusunan RKS adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Pelaksanaan
EDS menggunakan instrumen yang diturunkan dari
regulasi tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2) Peta mutu sekolah yang menggambarkan kondisi
sekolah yang merupakan capaian SNP sekolah. Peta
mutu sekolah juga bisa dilihat dari rapor mutu sekolah.
Yang perlu dicermati dengan penggunaan rapor mutu
sekolah adalah proses pengisian instrumen dan proses
entri instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP) di
satuan pendidikan.
3) Dari hasil EDS kemungkinan diperoleh berbagai
kekurangan atau masalah pada masing-masing standar.
Dari kekurangan atau masalah akan dibuat rekomendasi
untuk perbaikan. Mengingat keterbatasan sumberdaya,
kumpulan rekomendasi yang jumlahnya cukup banyak
kemudian dipilih dengan menggunakan skala prioritas.
Kajian rapor mutu atau hasil EDS adalah temuan atau
masalah pada Standar Kompentensi Lulusan (SKL)
sebagai muara dari seluruh aktivitas sekolah.
Kekurangan atau masalah pada SKL harus dianalisis
untuk dicari akar masalahnya, dan ada kemungkian
berhimpitan dengan masalah pada standar yang lain.
Dengan demikian, program kerja dan kegiatan yang
disusun dan dimuat dalam RKS adalah hal-hal penting
yang mempunyai dampak signifikan terhadap
peningkatan mutu sekolah.
4) Dalam rangka penjaminan mutu, selama proses
pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan monitoring
secara internal oleh satuan pendidikan. Selain itu pada
akhir periode dilakukan evaluasi kegiatan dan hasilnya
dibuat laporan sebagai salah satu bentuk akuntabilitas
manajemen penyelenggaraan sekolah. Hasil evaluasi
kegiatan digunakan sebagai peta mutu sekolah
berikutnya, dan hasil tersebut digunakan sebagai dasar
penentuan standar kinerja, dan selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk menyusun rencana kerja berikutnya

b. Menganalisis Target Capaian dan Menelaah


Rencana Kerja Sekolah

Kepala sekolah sebagai manajer sekolah mampu


menentukan target capaian dan tonggak keberhasilan dalam
melaksanakan RKS, baik dalam Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) 4 tahun maupun Rencana Kerja Tahunan
(RKT) 1 tahun sehingga pelaksanaan perencanaan program
lebih operasional dan terukur pencapaiannya. Secara
konkret, kepala sekolah menentukan tujuan atau sasaran 1
tahunan dan 4 tahun ke depan dalam program RKJM dan
RKAS

c. Pengembangan Dokumen Rencana Kerja Sekolah


Rencana Kerja Sekolah (RKS) adalah dokumen penting
yang digunakan sebagai salah satu pedoman sekolah. Oleh
karena itu, RKS harus memuat hal-hal penting yang dapat
memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap
kebutuhan pengembangan sekolah. Sekolah dapat
menetapkan standar mutu baru di atas SNP apabila seluruh
standar dalam SNP telah terpenuhi. Acuan utama RKS
adalah pengembangan sekolah berdasarkan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan. Sebagaimana diuraikan
tersebut, RKS berupa RKJM dan RKT. RKJM yang baik

2. Pengelolaan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses dan standar
penilaian, standar guru dan tenaga kependidikan, Standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar
pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
2. Pengelolaan Standar dasar dan menengah
Kompetensi Lulusan Fungsi Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi
(Pengelolaan Peserta Didik) lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

3. Pengelolaan Standar Isi (Pengelolaan Kurikulum dan


Bahan Pembelajaran)

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat


kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi ditetapkan untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan Pendidikan
Permendikbud No. 61 tahun 2014 menyebutkan bahwa
komponen KTSP meliputi 3 dokumen yaitu sebagai berikut:
3. Pengelolaan Standar Isi a. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi
(Pengelolaan Kurikulum) sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan
beban belajar, dan kalender pendidikan;
b. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi
silabus;
c. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di
lingkungan belajar

4. Pengelolaan Standar Proses


Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Pengelolaan Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah
4. Pengelolaan Standar Proses
Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Penilaian Autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan`

B. MEMIMPIN DAN MENGELOLA PROGRAM


SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA PESERTA
DIDIK

Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak


pada peserta didik meliputi beberapa kegiatan:
5. Pengelolaan Standar Penilaian 1. Menyusun prioritas dan merancang program yang sesuai
visi sekolah, realistis, dan mengacu peta kebutuhan murid
2. Mengelola sumber daya sekolah
a. Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari
berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program
sekolah
b. Menggerakkan dan memberdayakan sumber daya
sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas belajar
3. Menunjukkan praktik yang menjadi teladan dalam
pelaksanaan program sekolah yang berdampak terhadap
murid
4. Mengarahkan warga sekolah menjalankan program
B. MEMIMPIN DAN dengan menjelaskan keterkaitannya dengan visi sekolah
MENGELOLA SEKOLAH YANG
BERDAMPAK PADA PESERTA 1. Pengelolaan Guru, Tenaga Kependidikan dan
DIDIK Peserta Dididk
A. Pengelolaan guru terdiri dari:
- Kualifikasi akademik (melalui Pendidikan formal)
- Melalui kompetensi guru
B. Pengeloaan Tenaga Kependidikan (tenaga administrasi
sekolah) yang terdiri dari :
- Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah
- Kompetensi tenaga adminidtrasi sekolah.

C. Pengelolaan Peserta Didik


1). Perencanaan dan penerimaan peserta didik.
2). Penempatan dan pengembangan Kapasitas peserta
didik baru;
a. penempatan peserta didik
b. pengembangan kapasitas peserta didik
c. kegiatan ekstrakurikuler,
d. pembinaan kesiswaan,
e. pembiasaan keteladanan

2. PENGELOAAN STANDAR SARANA DAN


PRASARANA
1. Pengelolaan Standar Pendidik Permendikbud No. 24 tahu 2007 menyebutkan Sarana
dan Tenaga Pendidikan adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah. Nurochim (2016;181).

A. Sarana sekolah terdiri dari:


a. perabot sekolah,
b. alat pelajaran,
c. media pendidikan.

B. Prasarana sekolah terdiri darai:


a. ruang kelas,
b. ruang perpustakaan,
c. ruang laboratorium,
d. ruang keterampilan,
e. ruang kesenian,
f. fasilitas olahraga.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah terdiri dari:


2. Pengelolan Standar Sarana dan 1) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah
Prasarana 2) Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
3) Inventarisasi dan pelaporan sarana dan prasarana
sekolah
4) Pemanfaatan sara dan prasarana sekolah,
5) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
6) Penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

3. PENGELOLAAN STANDAR PENGELOLAAN

Pengelolaan standar pengelolaan meliputi:


1. Perencanaan Program Sekolah
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
3. Pengawasan dan Evaluasi
Kegiatan ini berupa monitoring dan evaluasi dengan
tahapan sebagai berikut :
 Konsep monitoring dan evaluasi
 Tujuan monitoring,
 Tujuan evaluasi,
 Manfaat monitoring evaluasi
 Prinsip monitoring dan evaluasi,
 Penyusunan program, instrument, dan system
pelaksanaan monitoring evaluasi,
 Instrument monev,
 Sistem pelaksanaan monev,
 Pelaporan kegiatan dan tindak lanjut monev.
4. Kepemimpinan sekolah
5. System informasi manajemen, meliputi:
a. Penggunaan system informasi manajemen di
sekolah
b. Menganalisis masalah dan solusinya dalam
3. Pengelolaan Standar Pengelolaan pengelolaan SystemInformasi Manajemen (SIM) di
sekolah.

4. PENGELOLAAN STANDAR PEMBIAYAAN


a. Konsep pengelolaan keuangan sekolah
b. Sumber-sumber pendanaan sekolah, terdiri dari
dana pemerintah, dana masyarakat, dana swadaya,
dan sumber lain.
c. Perencanaan dan pembelanjaan keuangan sekolah,
meliputi :
1) Penyususnan RKAS, RKT, RKJM
d. Pelaksanaan pembelanjaan anggaran sekolah
disesuaikan dengan sumbernya,
e. Pengawasan dan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan sekolah

4. Pengelolaan Standar Pembiayaan

3 Kepemimpinan A. PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian Pada prinsipnya kegiatan pembelajaran
pembelajaran BERDIFFERENSIASI keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh harus mengutamakan keadaan dan
melalui coaching guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. kebutuhan peserta didik.
dalam Supervisi
Coaching clinic merupakan evaluasi
Guru dan Tenaga
B. PENERAPAN COACHING 2. Coaching dilaksanakan setelah kepala sekolah dari kegiatan supervisi, serta sebagai
Kependidikan DALAM SUPERVISI melaksanakan supervisi. Hasil supervisi akan dianalisis upaya tindak lanjut untuk perbaikan
AKADEMIK mana yang menjadi potensi guru dan mana yang menjadi proses pembelajaran.
kelemahan guru dalam mengajar.

3. Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan Supervisi akademik harus dilakukan
C. KONSEP DAN tujuan untuk mengukur, memperbaiki dan secara rutin, dengan tujuan untuk
IMPLEMENTASI SUPERVISI mengembangkan potensi yang dimiliki guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
AKADEMIK (GURU) kegiatan pembelajaran. sekolah.

4. Kegiatan supervisi Tenaga kependidikan biasanya lebih Kegiatan supervisi tendik perlu
mengarah pada evaluasi dan peningkatan kompetensi dilakukan dalam upaya evaluasi dan
D. KONSEP DAN
manajerial, yaitu standar tenaga kependidikan, standar peningkatan mutu kompetensi
IMPLEMENTASI SUPERVISI
pengelolaan, standar sarana prasarana, dan standar manajerial.
TENDIK (TENAGA
KEPENDIDIKAN) pembiayaan.

5. Pelaksanaan coaching dilaksanakan setelah kegiatan Pelaksanaan coaching clinic digunakan


supervisi berakhir. Melalui kegiatan ini, kepala sekolah sebagai teindak lanjut kegiatan
E. PELAKSANAAN COACHING
jadi dapat mengetahui kelebihan dan potensi yang dimiliki supervisi yangtelah dilaksanakan
OLEH KEPALA SEKOLAH
guru, membahas kekurangan yang perlu diperbaiki, sebelumnya, sehingga bisa diketahui
dibuatkan solusi melalui diskusi dan kemudian dibuatkan kelebihan dan kekurangan yang perlu
komitmen untuk menjadikan hasil supervisi ini menjadi diperbaiki untuk peningkatan mutu
pijakan awal menuju perubahan yang lebih baik dalam pembelajaran.
kegiatan pembelajaran.

4 Pengembangan 1. Pengembangan Komunitas Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas Menjadi kepala sekolah adalah sebuah
Kewirausahaan Berbasis Aset (PKBA) untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta amanah untuk menjalankan tiga tujuan
membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi tertinggi mengembangkan sekolah
lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut (ultimate concern) yaitu :
Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga 1. menjalankan kebijakan pemerintah
yang produktif. dalam bidang pendidikan di
2. Ekosistem sekolah sekolah. (Daoed Joesoef, 2018).
Sekolah adalah sebuah komunitas manusia yang berkumpul 2. mengelola sekolah agar tumbuh
bersama untuk saling belajar. Belajar adalah proses berkembang harmonis bersama
menguasai pengetahuan dan keterampilan baru. Relasi di dengan kehidupan politik,
antara peserta didik, sekolah dan belajar diikat dalam sebuah ekonomi, sosial dan budaya
ekosistem. Maka keseimbangan pendidikan di sekolah masyarakat di sekitarnya. (Daoed
mengakui adanya saling ketergantungan yang sangat penting Joesoef, 2014).
diantara semua aspek pengembangan dalam setiap diri 3. dalam buku kerja kepala sekolah,
peserta didik dan lingkungan sekolah secara keseluruhan menjaga dan membudayakan nilai-
(Ken Robinson, 2015). Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa nilai karakter dan moral agar bisa
kualitas pembelajaran di sekolah ditentukan oleh interrelasi hidup tumbuh dan berkembang di
antara kepala sekolah, guru dan siswa. dalam dunia pendidikan, yakni di
lingkungan sekolah diantara guru,
3. Aset – aset dalam sebuah komunitas siswa, orang tua, masyarakat dan
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and lingkungan menjadi aspek penting
community development, dalam pengelolaan sekolah.
ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai (Kemdikbud, 2017).
modal utama, yaitu:
1. Modal Manusia
2. Modal Sosial
3. Modal Fisik
4. Modal Lingkungan Alam
5. Modal Finansial
6. Modal Politik
7. Modal Agama dan Budaya

Kemampuan, kekuatan, kesanggupan, dan/atau daya


2. Gagasan Inovasi kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang
Pengembangan Sekolah memungkinkan kepala sekolah mempengaruhi,
menggerakkan, memberdayakan dan mengembangkan
sumber daya yang dimiliki sekolah adalah potensi
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus
menjadi learning model agen perubahan di sekolah yang
efektif (Agent of Change). (Michael Fullan, 2014).
Inovatif adalah karakteristik yang dimiliki seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
mengembangkan ide-ide baru yang bermanfaat di setiap
kesempatan, memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan
mampu memecahkan masalah (Mattare; Chen; Okudan
&Rzasa; Gupta, MacMillan & Surie dalam Bagheri, A. &
Pihie, Z.A.L., 2009).
Pemimpin yang inovatif melekat kemampuan kreatifnya. Ia
selalu menciptakan ide atau gagasan, dan atau produk yang
bercirikan novelty (baru), original (orisinal), useable
(bermanfaat), dan high product (produk berkualitas tinggi)
Cara berpikir dan bertindak kepala sekolah/madrasah yang
inovatif, antara lain: (1) berani ke luar dari kawasan nyaman
(comfort zone); (2) tidak berpikir secara konvesional; (3)
bertindak lebih cepat dibanding orang lain;
(4) mendengarkan ide stakeholders sekolah/madrasah; (5)
bertanya kepada warga sekolah/madrasah dan stakeholders
apa yang perlu diubah di sekolah/madrasah ini secara
berkala; (6) memotivasi diri dan orang lain untuk cepat
bergerak dengan selamat; (7) berharap untuk menang dan
memiliki kesehatan dan kekuatan; dan
(8) “rekreasi” secukupnya untuk mendapatkan ide-ide baru
(Anonim 3, 2005).

Kepala sekolah/madrasah perlu mengasah kepekaan naluri


jiwa kewirausahaannya. Naluri jiwa kewirausahaan
merupakan seperangkat sifat-sifat seorang wirausahawan,
seperti proaktif, kreatif, inovatif, berani mengambil risiko,
kerja keras, pantang menyerah, motivasi tinggi, peka
menangkap peluang, ingin selalu melakukan perbaikan dan
3. Pengorganisasian pelaksanaan pengembangan, tidak pernah puas dengan apa yang dicapai,
program inovatif berbasis dan keinginan agar orang lain tumbuh dan berkembang jiwa
peningkatan kualitas wirausahannya, dan juga mengembangkan unit usaha
pembelajaran sebagai sumber belajar siswa. Kepala sekolah/madrasah
yang memiliki naluri kewirausahaan akan menciptakan
pengalaman dan sumber belajar bidang kewirausahaan bagi
guru dan peserta didiknya.
Ada 3 metode pembelajaran kepemimpinan kewirausahaan
yang harus dikuasai, yaitu: (1) pembelajaran berbasis
pengalaman(experiential learning); (2) pembelajaran melalui
interaksi sosial (social interaction learning); dan (3)
pembelajaran melalui pengenalan peluang (opportunity
recognition).

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan


kewirausahaan sekolah adalah sebagai berikut :
- Perencanaan Program Kewirausahaan Sekolah
- Pelaksanaan Program Kewirausahaan Sekolah
Adapun beban kerja kepala sekolah terkait dengan
pengembangan kewirausahaan adalah sebagai berikut :
4. Pengelolaan Kewirausahan a. Merencanakan program pengembangan
Sekolah kewirausahaan.
b. Melaksanakan program pengembangan
kewirausahaan:
c. Melaksanakan Evaluasi Program Pengembangan
Kewirausahaan
- Evaluasi Program Kewirausahaan Sekolah
5 Rencana Tindak Ruang Lingkup 1. Rambu-rambu OJT2
Lanjut 2. Rencana Penyusunan Proyek Kepemimpinan (RPK)
3. Kajian Managerial (KM)
4. Peningkatan Kompetensi (KM)
5. Pelaksanaan Monev
6. Penyusunan Laporan RencanaTindak Lanjut (RTL)
7. Kegiatan Presentasi dan Gelar Karya

On The Job Training 1 adalah tahap pertama diklat yang


Rambu-Rambu On The Job dilaksanakan 20 JP @45 menit.
Training Peserta melaksanakan aktivitas mendalami materi
pembentukan karakter, kepemimpinan managerial,
pengembangan kewirausahaan dan supervise, melakukan
identifikasi permasalahan pembelajaran dan melakukan
analisis kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)

On The Job Training 2 adalah pembelajaran di lapangan


dilakukan 2 sekolah yakni sekolah asal dan sekolah magang.

Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah Penjabaran


rencana pengembangan sekolah secara operasional yang di
dalamnya memuat tindakan-tindakan kepemimpinan calon
kepala sekolah dalam menjalankan program kegiatan untuk Tujuan penyusunan RPK adalah :
Rencana Proyek Kepemimpinan memecahkan masalah pembelajaran. 1. Peningkatan kinerja sekolah
2. Peningkatan kompetensi kepala
A. Melakukan pemetaan capaian SNP yang didasarkan pada sekolah
kondisi nyata dan rapot mutu sekolah dalam menyusun 3. Peningkatan kualitas pembelaran
rancangan perangkat layanan pembelajaran berorientasi pada
peserta didik. Kajian Managerial adalah kegiatan
melakukan pemetaan capaian SNP
Kajian Managerial B. Rambu-rambu : berdasarkan raport mutu sekolah.
1. Menyusun Aspek untuk SN
2. Memasukan Aspek ke Matriks
3. Menyusun kondisi ideal semua aspek berdasarkan
regulasi yang berlaku.
4. Menentukan semua aspek berdasarkan bukti nyata di
sekolah

A. Peningkatan Kompetensi
tujuannya untuk meningatkan kompetensi berdasarkan
kebutuhan individu dengan belajar dari kepsek (mentor
2)
Peningkatan Kompetensi B. Rambu.-Rambu :
Memilih salah satu dimensi kompetensi yang paling
rendah hasil AKPK.

Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data pelaksanaan


kegiatan dan membandingkannya dengan rencana kegiatan
yang telah disusun sebelumnya

Monitoring dan Evaluasi Tujuan Penyusunan RTL adalah :


1. Memanadu peserta diklat dalam melaksanakan kegiatan
RTL
2. Menjadi alat control pelaksanaan kegiatan RTL
Jadwal RTL
Laporan RTL terdiri dari bagian awal, isi, dan penutup

Gelar karya adalah aktivitas peserta menampilkan proses


dan hasil pelaksanaan kegiatan berupa hasil inovasi yang Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Laporan Rencana Tindak Lanjut dilakukan selama melaksanakan rencana proyek suatu kegiatan yang direncanakan.
kepemimpinan
Kegiatan Gelar Karya Gelar karya dilakukan dalam bentuk
menampilkan hasil pelaksanaan RTL
Petunjuk pengisian hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:
1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama Mata Diklat;
3. Kolom “c” diisi dengan materi yang ada dalam bahan pembelajaran
4. Kolom “d” diisi dengan resume hasil eksplorasi materi secara garis besar;
5. Kolom “e” diisi dengan hal-hal baru yang diperoleh setelah mendalami materi.

Catatan:
Peserta mengunggah hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran ke LMS yang telah disediakan apabila moda daring.
Peserta mempresentasikan hasil pengisian instrument refleksi bahan pembelajaran dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pengajar diklat.

Anda mungkin juga menyukai