Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

MATA KULIAH PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NURLAELA SAMIDEN

NIM : 751341119018

KELAS/PRODI : 3A/DIII.GIZI

PROGRAM STUDI DIII JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa terhaturkan kepada Allah SWT yang
sudah mengaruniakan kepada kita rahmat, hidayah dan inayahnya, karena – Nya
Laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dengan mata kuliah Perencanaan
Program Gizi (PPG). Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah Perencanaan Program Gizi (PPG)
pada semester V Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada


laporan ini.Dengan demikian, kami sungguh – sungguh mengharapkan kritik dan
saran bagi segenap pihak buat kami jadikan sebagai bahan evaluasi demi
meningkatkan kinerja untuk selanjutnya.

1. Bapak M. Anas Anasiru, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Kememkes Gorontalo
2. Ibu Indra Domili, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Gorontalo
3. Ibu Sofyawati D. Talibo, SKM, M.Kes, selaku dosen pengampuh mata
kuliah Perencanaan Program Gizi yang senantiasa membimbing kami.
4. Ibu Mutia Reski Amalia, S.Gz, selaku dosen pengampuh mata kuliah
Perencanaan Program Gizi yang senantiasa membimbing kami.
5. Teman – teman seperjuangan Diploma III Gizi yang telah bersedia bekerja
sama dan saling mendukung baik bantuan moral maupun moril.

Gorontalo, November 2021

ii
DAFTAR ISI

Sampul...................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
Daftar Tabel...........................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan.............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Praktek Belajar Lapangan.............................................................2
C. Manfaat Praktek Belajar Lapangan...........................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................4
A. Balita..........................................................................................................4
B. Remaja.......................................................................................................4
C. Dewasa......................................................................................................5
BAB III Metode Pelaksnaan...............................................................................6
A. Jenis Kegiatan............................................................................................6
B. Sasaran Kegiatan.......................................................................................6
C. Waktu dan Tempat....................................................................................6
D. Peserta........................................................................................................6
BAB IV Hasil dan Pembahasan.........................................................................7
A. Hasil Observasi..........................................................................................7
B. Pembahasan...............................................................................................10
BAB V Kesimpulan dan Saran...........................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
Daftar Pustaka.......................................................................................................12
Lampiran:..............................................................................................................13
1. Master table...............................................................................................14
2. PAGT.........................................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Usia Responden..........................................................................................7
Tabel 2. Pekerjaan Responden.................................................................................7
Tabel 3. Tinggi Badan dan Berat Badan Responden...............................................7
Tabel 4. Status Gizi Responden...............................................................................8
Tabel 5. Frekuensi Mengonsumsi Makanan............................................................8
Tabel 6. Hasil Recall Responden.............................................................................9
Tabel 7. Hasil Recall Responden...........................................................................13
Tabel 8. PAGT Responden An. DA.......................................................................14
Tabel 9. PAGT Responden Tn. SNH.....................................................................15
Tabel 10. PAGT Responden Ny. HM....................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Belajar Lapangan (PBL) adalah suatu bentuk pendidikan
dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk
berpartisipasi dengan tugas langsung di institusi pemerintah dan dunia
usaha suasta. Praktek belajar lapangan merupakan wujud relefansi antara
teori yang didapat selama di perkuliahan dengan pelaksanaan yang ditemui
baik dalam dunia dan usaha suasta maupun institusi pemerintah. Praktik
Belajar Lapangan (PBL) ini sekaligus sebagai persyaratan uji kompetensi
mahasiswa hasil PBL ini juga sebagai bentuk menipestasi penilaian
pencapaian kompetensi (PPK) di semester V. Dengan demikian
diharapkan diperolehnya para lulusan yang lebih giat bekerja secara
professional.
PBL akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji,
serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas manajerial mahasiswa dalam
mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori
maupun kenyataan yang sebenarnya.
Peningkatan pelaksanaan program gizi menuntut peningkatan
pengetahuan danketerampilan di dalam pengenalan masalah secara
mendalam, alternatif pemecahan masalah, perencanaan, pengolahan dan
penilaian program. Pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan
program gizi ditingkatkan kabupaten dan Puskesmas merupakan
kebutuhanyang tidak terletakkan bagi para calon sajana gizi yang nantinya
akan berfungsi sebagai pengelola program gizi ditingkat propinsi,
kabupaten, dan Puskesmas.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, kuliah-kuliah di kelas di rasa
belum cukup.Untuk itu praktek kerja lapangan dalam melaksanakan
program gizi di tingkat kabupaten dan Puskesmas merupakan bagian yang
mutlak untuk dilakukan guna melengkapi pengetahuandan keterampilan
yang diperoleh di kelas. Manajemen Pelayanan Gizi Masyarakat

1
(Puskesmas) agar calon Sarjana Gizi mampu melaksanakan manajemen
program gizi masyarakat.
Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional secara keseluruhan. Hal ini tercemin pada Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari umur harapan hidup,
tingkat melek huruf dan pendapatan per kapita. IPM yang rendah antara
lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada
tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu. Di Indonesia prevalensi
balita gizi buruk adalah 4,9% dan gizi kurang sebesar 13,0% atau secara
nasional prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang adalah sebesar
17,9%, keduanya menunjukkan bahwa baik target Rencana Pembangunan
Jangka Menengahuntuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun
target Millenium Development Goals pada 2015 18,5% telah tercapai.
Namun masih terjadi disparitas antar provinsi yang perlu mendapat
penanganan masalah yang sifatnya spesifik di wilayah rawan (Riskesdas
2010).
B. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum Perencanaan Program Gizi (PPG)
status kesehatan balita, remaja, dan orang dewasa di Kayu Merah
Kecamatan Limboto Kab Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status kesehatan balita.
b. Mengetahui status kesehatan remaja
c. Mengetahui status kesehatan orang dewasa
C. Manfaat Praktek Lapangan Belajar
1. Pada Masyarakat
Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini bermanfaat untuk membantu
masyarakat untuk penanganan masalah status kesehatan yang
berkaitan dengan asupan makan, penyakit menular, dan penyakit tidak
menular pada balita remaja dan dewasa.

2
2. Pada Mahasiswa
Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini bermanfaat dalam pembuatan
Perencanaan Program Gizi (PPG) yang berhubungan dengan masalah
kesehatan balita remaja dan dewasa.

3
BAB II
METODOLOGI SURVEY

A. Balita
Masa Balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan
perlu perhatian yang sangat serius. Pada masa ini berlangsung proses
tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu petumbuhan fisik dan
perkembangan psikomotorik, mental dan sosial. Stimulasi psikososial
harus dimulai sejak dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan
psiko-sosial yang optimal. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari
upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui
upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih
didalam kandungan. (Wulandari et al, 2019)
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan, maka masa balita disebut sebagai “masa
keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of
opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah
merupakan tahap dasar yang sangat berpengaruh dan menjadi landasan
untuk perkembangan selanjutnya. Masa ini berlangsung pendek sehingga
disebut sebagai masa kritis (critical period) atau masa keemasan (golden
gold). Gangguan tumbuh kembang sekecil apapun yang terjadi pada anak
di usia prasekolah ini, apabila tidak terdeteksi dan diintervensi sedini
mungkin akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di masa akan
datang.
Kemampuan motorik merupakan salah satu proses tumbuh
kembang yang harus dilalui dalam kehidupan anak, baik motorik halus
maupun motorik kasar. Seringkali orang tua lebih terfokus pada
perkembangan motorik kasar saja, padahal perkembangan motorik kasar
merupakan indikator yang tidak sensitif dalam hal kemampuan mental
keseluruhan. Gangguan perkembangan yang sering ditemui pada anak
prasekolah adalah gangguan perkembangan bicara dan bahasa,
diperkirakan angka kejadiannya berkisar antara 1% sampai 32% pada
populasi normal.

B. Remaja
Menurut data proyeksi penduduk tahun 2015, jumlah remaja
mencapai sekitar 66 juta jiwa atau 27% dari total penduduk. Mengingat
jumlah dan proporsinya yang besar ini pengetahuan, pandangan, sikap dan

4
keputusan remaja sangat berpengaruh, tidak hanya bagi kelompok remaja
sendiri namun bagi seluruh penduduk yang tidak hanya berpengaruh pada
masa depan, namun juga masa sekarang. (Aisyaroh et al, 2019)
Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa, yang dimulai pada saat terjadi kematangan seksual, yaitu antara
usia 11 atau 12 tahun sampai 20 tahun (BKKBN, 2013). Pada masa
remaja, individu mengalami perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial.
Remaja memiliki karakteristik berupa rasa ingin tahu yang besar, gemar
terhadap tantangan dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, cenderung
berkelompok, masih mencari jati diri, mudah terpengaruh dengan
lingkungan di sekitarnya, serta cenderung melakukan tindakan tanpa
pemikiran yang matang sehingga permasalahan permasalahan yang
dialami remaja juga khas.
C. Dewasa
Usia dewasa merupakan seseorang yang telah menyelesaikan masa
pertumbuhannya dan siap untuk menerima kedudukannya dilingkungan
masyarakat atau beradaptasi dengan usia dewasa lainnya (Putri, 2019).
Berdasarkan klasifikasi usia menurut WHO dalam Harismi (2020) dewasa
ialah seseorang yang telah mencapai usia 20-60 tahun. Populasi rentan
untuk terjadinya penyakit pada usia dewasa dipengaruhi oleh banyak hal,
diantaranya faktor genetik, faktor biologis (penambahan usia dan berat
badan), faktor fisik, gaya hidup, dan faktor pekerjaan yang melebihi 51
jam perminggu sehingga terjadi stress pekerjaan dan kurang tidur yang
menyebabkan seseorang mengalami penyakit hipertensi. (Pertiwi et al,
2021).

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Jenis Kegiatan
Praktik belajar Lapangan Perencanaan Program Gizi yaitu
melakukan survey pendataan anggota keluarga.
B. Sasaran Kegiatan
Sasaran paada kegiatan mata kuliah Perencanaan Program Gizi
(PPG) yaitu balita, remaja dan dewasa.
C. Waktu dan Tempat
Praktik Belajar Lapangan (PBL) dengan mata kuliah Perencanaan
Program Gizi (PPG) Mahasiswa Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Gorontalo dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 November 2021, di
Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Kota
Gorontalo .
D. Peserta
Peserta terdiri dari 1 orang balita, remaja 1 orang dan 1 orang dewasa.
1. Balita : An. AH
2. Remaja : Ny. SNH
3. Dewasa : Ny. HM

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Tabel 1.
Usia Responden

No Sampel Usia
.
1. Balita An. AH 48 bulan
2. Remaja Nn. SNH 16 tahun
3. Dewasa Ny. HM 42 tahun

Tabel 2.
Pekerjaan Responden
No Sampel Pekerjaan
.
1. Balita An. AH -
2. Remaja Nn. SNH Pelajar
3. Dewasa Ny. HM IRT

Tabel 3.
Tinggi Badan dan Berat Badan Responden
No Sampel Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg)
.
1. Balita An. AH 99 cm 18kg
2. Remaja Tn. SNH 158cm 45kg
3. Dewasa Ny. HM 155 cm 60kg

Tabel 4.
Status Gizi Responden
No Status Gizi
Sampel
. TB/U BB/U BB/TB IMT/U IMT
1. Balita An. AH Normal Normal Normal Normal -
(-1,26) (-0,85 SD) (-0,3 SD) (-0,2 SD)
2. Remaja Tn. - - - Normal Normal

7
SNH (-0,8 SD) (18,07 Kg/m2)
3. Dewasa Ny. - - - - Normal
HM (19.9) Kg/m2)

Tabel 5.
Frekuensi Konsumsi Makanan
N Sampel Makanan Frekuensi
o.
1. Balita An. AH Makanan manis >1 kali per hari
Minuman manis 3-6 kali per minggu
Makanan asin 1 kali per hari
Makanan berlemak/gorengan 1 kali per hari
Bumbu penyedap 3-6 kali per minggu

2. Remaja Ny. SNH Makanan manis 1 kali per hari


Minuman manis >1 kali per hari
Makanan asin 3-6 kali per minggu
Makanan berlemak/gorengan 3-6 kali per minggu
Bumbu penyedap >1 kali per hari

3. Dewasa Ny. HM Makanan manis 3-6 kali per minggu


Minuman manis 3-6 kali per minggu
Makanan berlemak/gorengan >1 kali per hari
Makanan yang dibakar 3-6 kali per minggu
Bumbu penyedap >1 kali per hari

Tabel 6.
Hasil Recall Responden
No Sampel Kebutuhan Zat Gizi
dan Asupan Energi Protein Lemak Kh
1. An. AH Kebutuhan 1400 23 gr 50 gr 220 gr
kkal
Asupan 993,3 36 gr 46,3 gr 105,5 gr
kkal
% Asupan 53% 144% 30% 29%
(kurang) (lebih) (kurang) (kurang)
2. Nn. SNH Kebutuhan 2650 75 gr 85 gr 300 gr

8
kkal
Asupan 1028,6 36,6 gr 25,8 gr 118,8 gr
kkal
% Asupan 38% 48% 30% 29%
(kurang) (kurang) (kurang) (kurang)
3. Nn. HM Kebutuhan 2550 60 gr 70 gr 360 gr
kkal
Asupan 1491,6 54,8 gr 63,1 gr 110 gr
kkal
% Asupan 55 % 84 % 90 % 30 %
(kurang (baik) (baik) (kurang)

B. Pembahasan
Dari hasil observasi yang saya lakukan yang terdiri dari 3 responden
sebagai berikut:
1. Balita
Balita berinisial AH, usia 48 bulan (4 tahun) dengan tinggi badan 99 cm
dan berat badan 18 kg dengan hasil pengukuran antropometri dari BB/U
= 0,85 SD (normal), TB/U = -1,26 SD (normal), BB/TB = -0.3 SD
(normal). Pada frekuensi makanan setelah di obeservasi balita tersebut
mengkonsumsi makanan manis lebih dari 1 kali per hari, makanan asin
dan makanan berlemak 1 kali per hari, minuman manis dan bumbu
penyedap 3-6 kali per minggu, dan hasil recall responden yang
didapatkan yaitu asupan energi 53% (kurang), protein 144% (lebih),
lemak 30% (kurang), dan karbohidrat 29% (kurang).
2. Remaja
Remaja berinisial SNH, usia 16 thn dengan tinggi badan 158 cm
dan berat badan 45 kg dengan hasil pengukuran antropometri dari IMT =
18.69kg/m2 (normal). Pada frekuensi makanan setelah di observasi
remaja tersebut mengkonsumsi makanan manis 1 kali per hari, minuman
manis dan bumbu penyedap lebih dari 1 kali per hari, makanan asin dan
makanan berlemak 3-6 kali per minggu., dan hasil recall responden yang
didapatkan yaitu asupan energi 38% (kurang), protein 48% (kurang),
lemak 30% (kurang), dan karbohidrat 29% (kurang).

9
3. Dewasa
Dewasa berinisial HM, usia 42 thn dengan tinggi badan 155 cm dan
berat badan 60 kg dengan hasil pengukuran antropometri dari IMT = 25
kg/m2 (normal). Pada frekuensi makanan setelah di observasi dewasa
tersebut mengkonsumsi makanan manis, minuman manis, dan makanan
yang dibakar 3-6 kali per minggu, makanan berlemak/gorengan dan
bumbu penyedap lebih dari 1x per hari, dan hasil recall responden
didapatkan yaitu asupan energi 55% (kurang), protein 84% (baik),
lemak 90% (baik), dan karbohidrat 30% (kurang).

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Praktek Belajar Lpangan (PBL) mata kuliah Perencanaan
Program Gizi (PPG) mahasiswa wajib mencari 3 responden (balita,
remaja, dewasa) untuk di intervensi. Dalam kegiatan ini mahasiswa lebih

10
paham terkait status gizi dan masalah gizi yang dialami oleh responden.
Dari hasil observasi ini diketahui bahwa ketiga responden tersebut
memiliki status gizi yang normal. Dimana artinya status gizi normal
merupakan suatu ukuran status gizi dimana treedapat suatu keseimbangan
antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.
B. Saran
Untuk melakukan perencanaan program gizi harus disiapkan secara
matang, mulai dari alat dan bahan yang dibutuhkan dan cara atau langkah
– langkahnya. Selain itu, diperlukan ketelitian dalam proses perhitungan
Antropometri, melihat hasil recall dan lain – lain. Untuk menentukan
masalah gizi yang dialami sampai pada proses perencanaan program gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Nuryani, N., & Rahmawati, R. (2018). Kebiasaan jajan berhubungan dengan


status gizi siswa anak sekolah di Kabupaten Gorontalo. Jurnal Gizi
Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(2), 114-122.

11
Norhasanah, N., Anwar, R., & Ningrum, A. E. P. (2017). Hubungan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Status Gizi Dan Status Kesehatan Anak
Sekolah Dasar Negeri Angsau 2 Pelaihari. Jurnal Kesehatan
Indonesia, 7(1).

Par’i, M.H.2016. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta

Pertiwi, R., Maulina, M., & Mulyati, D. (2021). Perilaku Self-Care Pada Usia
Dewasa Dengan Masalah Hipertensi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 5(1).

Kemenkes, 2018. Rakerkesnas 2018 Kemenkes Percepat Atasi 3 Masalah


Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/article/view/18030700005/rakerkesnas-2018-
kemenkes-percepat-atasi-3-masalah-kesehatan.h.tml (diakses tanggal 26
November 2021)

Kemenkes, 2018. Kesehatan Jadi Prioritas Pemerintah Gorontalo.


http://www.depkes.go.id/article/view/18071800001/kesehatan-jadi-prioritas-
pemerintah-gorontalo.html. (diakses tanggal 26 November 2021)

12
1. Master Table
LAMPIRAN
Tabel 7.
Master Tabel Data Responden
Hasil Recall Konsumsi
Energi Protein Lemak Karbohidrat
N Hari / TB BB
Nama Umur JK Pekerjaan Alamat
o Tanggal (Cm) (Kg) Asup AK Asu Asu Asup
AKG % AKG % AKG AKG % AKG AKG % AKG
an G pan pan an
1 Kel.
Minggu 48 99 Dulalowo 1400 993,3 70% 25 36 144% 46,3 92% 220 105, 47%
An. AH P 18 kg - 50 gr
21/11/21 bln cm Kota kkal kkl (kurang) gr gr (lebih) gr (normal) gr 5 gr (kurang)
Tengah
2 Kel.
1028,
Senin 16 158 Dulalowo 2650 38% 75 36,6 48% 25,8 30% 400 118, 29%
Ny. SNH P 45 kg Pelajar 6 85 gr
22/11/21 thn cm Kota kkal (kurang) gr gr (kurang) gr (kurang) gr 8 gr (kurang)
kkal
Tengah
3 Kel.
1491,
Sabtu 42 155c Dulalowo 2550 58% 65 54,8 63,1 90% 415 179, 43%
Ny. HM P 70 kg IRT 6 84% 70 gr
26/11/21 thn m Kota kkal (kurang) gr gr gr (normal) gr 2 gr (kurang)
kkal
Tengah

13
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Tabel 8.
PAGT Responden Balita An. AH

Pengkajian / Assesment
Antropometri U : 48 bulan
TB : 99 cm
BB : 18 kg
BBI : 16 kg
BBA−BB Median
BB/U :
+ 1 SD−BB median
18−16,1
: 18,5−16,1
−2,8
: 2
: -1,4 SD (Normal)
TB−TB Median
TB/U :
TB Median−TB(−1 SD)
99−102,7
: 102,7−98,4
−3,7
: 4,3
: - 0,8 SD (Normal)
BBA−BB Median
BB/TB :
BB(+1 SD)−BB Median
18−13,5
: 16,4−13,5
4,5
: 2,9
: +1 SD (Normal)
IMT −IMT Median
IMT/U :
IMT (+1 SD)−IMT Median
18−15,3
: 16,8−15,3
2,7
: 1,5
: +1 SD (Normal)
Laboratorium -
Fisik/Klinis Keadaan Umum = Normal
Riwayat Gizi Hasil recall:
Energi = 993,3 kkal (75%) ↓

14
Protein = 36 gr (184%) ↑
Lemak = 46,3 gr (92%) N
Karbohidrat = 105,5 gr (47%) ↓

- An. AH suka mengkonsumsi makanan


manis lebih dari 1 kali per hari.
- Mengkonsumsi makanan asin dan makanan
berlemak/gorengan 1 kali per hari
- Mengkonsumsi minuman manis dan bumbu
penyedap 3-6 kali per minggu

Diagnosa
Diagnosa gizi a. Kekurangan intake energi berkaitan dengan
kurangnya asupan makanan ditandai dengan
hasil recall asupan energi 70%.
b. kelebihan intake protein berkaitan dengan
kelebihan asupan makanan ditandai dengan
hasil recall asupan protein 144%
c. kekurangan intake karbohidrat berkaitan
dengan kurangnya asupan makanan ditandai
dengan hasil recall asupan karbohidrat 54%.
Intervensi
Jenis diet Gizi seimbang
Tujuan diet Memberikan panduan konsumsi makan sehari-
hari untuk memperbaiki asupan yang kurang
maupun asupan yang berlebih hingga
mencukupi kebutuhan zat gizi
Syarat Diet a. Energi sesuai kebutuhan
b. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total
e. Makanan diberikan dalam porsi 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan
selingan.
Terapi edukasi Memberikan materi terkait gizi seimbang
MONEV
Antropometri -
Laboratorium -
Fisik/klinik -
Dietary/Asupan gizi Mengetahui peningkatan asupan zat gizi energy,
protein dan karbohidrat
Evaluasi Menanyakan kembali terkait materi gizi

15
seimbang

Tabel 9.
PAGT Responden Remaja Ny. SNH
Pengkajian / Assesment
Antropometri U : 16 tahun
TB : 158 cm
BB : 45 kg
BBI : 57,9 kg
IMT : 18,7 kg/m2
IMT/U : -0,8 SD
Laboratorium -
Fisik/Klinis Keadaan Umum = Normal
Riwayat Gizi Hasil recall:
Energi = 1028,6 kkal (38%) ↓
Protein = 36,6 gr (48%) ↓
Lemak = 25,8 gr (30%) ↓
Karbohidrat = 118,8 gr (43%) ↓

- Ny. SNH suka mengkonsumsi makanan


manis 1 kali per hari.
- Mengkonsumsi minuman manis dan bumbu
penyedap lebih dari 1 kali per hari
- Mengkonsumsi makanan asin dan makanan
berlemak/gorengan 3-6 kali per minggu

Diagnosa
Diagnosa gizi a. Kekurangan intake energi berkaitan dengan
kurangnya asupan makanan ditandai dengan
hasil recall asupan energi 38%.
b. kekurangan intake protein berkaitan dengan
kurangnya asupan makanan ditandai dengan
hasil recall asupan protein 48%
c. kekurangan intake lemak berkaitan dengan
dengan kurangnya asupan ditandai dengan
hasil recall asypan lemak 30%
d. kekurangan intake karbohidrat berkaitan
dengan kurangnya asupan makanan ditandai
dengan hasil recall asupan karbohidrat 43%.
Intervensi

16
Jenis diet Gizi seimbang
Tujuan diet Memberikan panduan konsumsi makan sehari-
hari untuk memperbaiki asupan yang kurang
maupun asupan yang berlebih hingga mencukupi
kebutuhan zat gizi
Syarat Diet a. Energi sesuai kebutuhan
b. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total
e. Makanan diberikan dalam porsi 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan
selingan.
Terapi edukasi Memberikan materi terkait gizi seimbang
MONEV
Antropometri -
Laboratorium -
Fisik/klinik -

Tabel 10.
PAGT Responden Dewasa Ny. HM
Pengkajian / Assesment
Antropometri U : 42 tahun
TB : 155 cm
BB : 70 kg
BBI : 54,9 kg
IMT : 25 kg/m2
Laboratorium -
Fisik/Klinis Keadaan Umum = Normal
Riwayat Gizi Hasil recall:
Energi = 1491,6 kkal (58%) ↓
Protein = 54,8 gr (84%) N
Lemak = 63,1 gr (90%) N
Karbohidrat = 179,2 gr (43%) ↓

- Ny. HM suka mengkonsumsi makanan


berlemak/gorengan dan bumbu penyedap
lebih dari 1 kali per hari.
- Mengkonsumsi makanan manis, minuman
manis, dan makanan yang dibakar 3-6 kali
per minggu

17
Diagnosa
Diagnosa gizi a. Kekurangan intake energi berkaitan dengan
kurangnya asupan makanan ditandai dengan
hasil recall asupan energi 58%.
b. kekurangan intake karbohidrat berkaitan
dengan kurangnya asupan makanan ditandai
dengan hasil recall asupan karbohidrat 43%.
Intervensi
Jenis diet Gizi seimbang
Tujuan diet Memberikan panduan konsumsi makan sehari-
hari untuk memperbaiki asupan yang kurang
maupun asupan yang berlebih hingga
mencukupi kebutuhan zat gizi
Syarat Diet a. Energi sesuai kebutuhan
b. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total
e. Makanan diberikan dalam porsi 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan
selingan.
MONEV
Monitoring Memberikan edukasi terkait zat gizi seimbang
Evaluasi a. Mengetahui peningkatan asupan zat gizi
energi, lemak dan karbohidrat.
b. Mengetahui peningkatan pengetahuan
terkait zat gizi seimbang.

18
DOKUMENTASI

19

Anda mungkin juga menyukai