PAPER PRAKTIKUM
KUALITAS AIR
6. Analisis Fisika (Zat Padat Terlarut, Suhu, Electrical
Conductivity, dan Rasa)
Oleh :
Kelompok/Shift : 3/1
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 13 Maret 2021
Nama (NPM) : Rafina Nur Alika (240110180021)
Asisten : 1. Chaerul Amin
2. Nizar Ulfah
TDS Meter adalah alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air minum
yang tidak tampak oleh mata. Prinsip kerja dari TDS meter dibagi dua, yaitu
gravimetri dan menggunakan electro conductivity. Secara sederhana, prinsip
kerjanya adalah sensor yang terdapat dalam TDS meter ini akan menghitung nilai
konduktivitas elektrik dalam larutan yang ada. Semakin tinggi nilai konduktivitas
elektrik yang ada maka nilai TDS akan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Prosedur penggunaan TDS meter cukup mudah. Langkah pertama adalah
membuka penutup pada TDS meter sehingga sensor terbuka. Langkah kedua
adalah memasukkan TDS meter pada larutan yang ingin diukur sampai batas titik
tengah yang ada pada TDS meter lalu diamkan alat beberapa saat sehingga
didapatkan hasil yang stabil. Langkah terakhir adalah membaca hasil yang
terdapat pada tampilan layar (Maulana, 2017).
Menurut Sudana (2018), pengukuran TDS dilakukan untuk mengukur
banyaknya zat padat total pada sampel dalam satuan mg/l. Alat yang digunakan
untuk mengukur TDS adalah TDS meter dengan metode yang dipergunakan
adalah potensiometer. Cara kerja untuk pengukuran TDS adalah sebagai berikut:
Alat dihidupkan dengan menekan tombol mode, kemudian set ditekan untuk
mencari anallisis TDS lalu ditunggu hingga pada layar tertera nilai ppm.
Kemudian electrode dimasukkan pada sampel yang diukur lalu ditunggu hingga
nilai yang tertera pada layar menunjukkan nilai yang stabil/tidak berubah-ubah
dalam satuan ppm. Nilai yang tertera pada alat merupakan nilai TDS yang
terkandung di dalam sampel yang diukur. Setelah selesai pengukuran, electrode
pada alat TDS meter diangkat dan dibilas dengan air suling / aquades lalu
dikeringkan dengan tisue. Kemudian alat dimatikan dengan menekan tombol
mode hingga pada layar tidak muncul nilai.
Prosedur Pengukuran TDS menurut Suryadi, dkk (2021):
1. Cawan digunakan pada suhu 550oC selama 1 jam dan kemudian pindahkan
pada oven dengan suhu 105oC;
2. Dinginkan dalam desikator dan timbang segera;
3. Sampel yang lolos dari filter kertas tuangkan ke dalam cawan dengan
volume < 200 ml;
4. Cawan yang berisi sampel tersebut diuapkan dan keringkan dalam oven
dengan suhu 105oC sampai semua air menguap; dan
5. Timbang, kemudian hitung zat padat terlarutnya dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
( A−B)x 1000
Mg /l zat padat terlarut=
C
Keterangan:
A = Berta cawan dan residiu setelah pemanasan
B = Berat cawan kosong
C = ml sampel (Suryadi dkk, 2021).
1.4 Perhitungan
Hasil penimbangan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
(Greenberg dkk, 1992):
TDS = (B-A) x 1000/25 mL sampel x 1000
Keterangan:
B = Berat cawan berisi residu terlarut
A = Berat cawan kosong
Penyelesaian soal :
Contoh lainnya yaitu, dalam membuat larutan dengan 500 ml per pekatan
dengan nilai EC = 2,0/1000 ppm dengan 500 ml A + 500 ml B + 100 liter = 1000
ppm sehingga 5 ml A + 5 ml B + 1 liter air = 1000 ppm. Jika ingin membuat
larutan 1 liter air dengan nutrisi masing – masing 5 ml berapa ppm yang didapat?
Diketahui:
ml = 5
EC = 2,0
Lt = 5
D = 500
Ditanyakan: ppm?
Jawaban:
= ((ml x EC))/LT) x D
= ((5 x 2.0))/5) x 500
= 1000 ppm (Garai dkk, 2018)
Sumber : KEP-51/MENLH/10/1995
Tabel 4. Baku mutu PP No 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pencemaran air
3.4 Perhitungan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989-26 Tahun
2005, untuk menganalisis zat padat tersuspensi menggunakan metode yaitu Kertas
saring 934-AHTM circle 90 mm dibilas terlebih dahulu dengan air aquades dan
dipanaskan dalam oven selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit
dan kemudian ditimbang dengan cepat. Sampel yang telah dikocok merata,
sebanyak 100 mL dipindahkan dengan menggunakan pipet, ke dalam alat
penyaring yang sudah ada kertas saring didalamnya dan disaring dengan sistem
vakum. Kertas saring diambil dari alat penyaring secara hati-hati kemudian
dikeringkan didalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam di desikator selama 15
menit dan timbang. Hitung menggunakan rumus:
mg ( a−b ) x 106
zat padat terlarut=
L c
keterangan :
a = berat filter dan residu sesudah pemanasan 1050C (g)
b = berat filter kering (sudah dipanaskan 1050C) (g)
c = mL sampel (Nicola, 2015).
Penyelesaian soal :
Gambar 10. Penyelesaian Contoh Soal TSS
(Sumber: Lanovia, 2015)
4. Suhu
4.1 Pengertian, Fungsi, dan Satuan
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu berpengaruh
terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme
untuk hidup, hal ini karena adanya reaksi kimia dalam tubuh organisme
dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Termometer berfungsi sebagai alat
ukur suhu, baik untuk mengukur suhu ruangan untuk menjaga berbagai bahan
yang ada di dalam ruangan tersebut, digunakan untuk mengukur suhu badan (jika
mengalami demam), bahkan dapat pula digunakan sebagai pengukur suhu suatu
sampel larutan yang akan diuji atau diteliti. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu yaitu lamanya penyinaran matahari, iklim, dan cuaca. Semakin rendah suhu
yang diinginkan dalam ruangan, maka kinerja Air Conditioner akan semakin
tinggi dan Semakin tinggi kelembaban dalam ruangan, maka kinerja Air
Conditioner akan semakin tinggi (Indarwati dkk, 2019).
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera
peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid. (Hidayati, 2011). Suhu adalah
ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi
atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut
temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius,
Fahrenheit, dan Reamur (Kreith, 1991). Namun satuan yang umum digunakan di
Indonesia untuk suhu yaitu Derajat Celcius.
4.6 Perhitungan
Misalnya peserta didik mengukur benda sebesar 95oC maka penunjuk skala
“BELKONSU” digeser ke arah angka 95 sehingga urutan penunjuk skala akan
menunjuk angka pada skala lainya Reamur 76, Fahrenheit 203 dan Kelvin 368.
Jika menggunakan termometer yang belum diketahui angka tetapnya misal
termometer buatan peserta didik sendiri maka alat peraga “BELKONSU” juga
berfungsi sebagai alat konversi skala suhu baik dengan skala termometer C, R, F
maupun K. Caranya misal: Termometer Xela mempunyai titik tetap atas 90o X,
titik tetap bawah 10o X. Berapa suhu pada thermometer Xela jika termometer
Celcius menunjuk skala 40o C.
5. Rasa
5.1 Pengertian, Fungsi, dan Satuan
Rasa digunakan sebagai salah satu parameter dalam uji organoleptic,
dimana hal ini berfungsi salah satunya untuk mengetahui tingkat kualitas air pada
sampel yang diuji. Pengujian organoleptic adalah pengujian yang didasarkan pada
proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisio-
psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda
karena adanya rangsangan yang diterima alat indra dari benda tersebut. Rasa dan
bau dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh
adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu. Air yang baik memeiliki ciri tidak berbau bila
dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengadung bahan
organik yang sednag mengalami penguraian oleh mikroorganisme air. Secara
fisika, air dapat diuji dengan indera pengecap, air yang terasa asam, manis, pahit
atau asin menunjukkan kualitas air yang tidak layak. Rasa asin disebabkan adanya
garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan
adanya asam organik maupun asam anorganik. Air dengan rasa yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang membahayakan kesehatan,
seperti rasa logam. Pengujian bau dan rasa menggunakan alat indera, sehingga
tidak ada satuan yang baku (Safitri, 2018).
Rasa yang terdapat dalam air dihasilkan dengan adanya kehadiran
organisme seperti mikroorganisme dan bakteri, kemudian adanya limbah padat
dan limbah cair dari hasil pembuangan rumah tangga yang kemungkinan adanya
sisa-sisa yang digunakan untuk infeksi misalkan klor. Rasa pada air dapat
ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu adanya gas terlarut seperti H 2S, organisme
hidup, adanya limbah padat dan limbah cair dan kemungkinan adanya sisa-sisa
bahan yang digunakan untuk disinfektan seperti klor. Rasa pada air minum
diupayakan netral atau tawar, sehingga dapat diterima oleh para konsumen air
minum Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efek
yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia tergantung pada penyebab
timbulnya rasa (Widiadmoko, 2013).
5.4 Perhitungan
Rasa dan bau tidak memiliki rumus, sehingga tidak diperoleh contoh
perhitungannya. Sementara itu, terdapat pengolahan data dengan menggunakan
pengujian organoleptic. Cara pengolahan data yang sering digunakan adalah
dengan menggunakan analisis keragaman /analisis peragam (Analisys of varian
atau ANOVA). Berikut disajikan sebuah data hasil pengujian organoleptik yang
dihimpun dari hasil pengindraan 15 orang panelis yang diberi tugas untuk menilai
kesuakaannya terhadap sejumlah contoh. Dalam uji ini panelis diminta untuk
menentukan tingkat kesukaannya terhadap rasa manis dari 5 contoh manisan nata
de coco dengan keriteria penilaian kesan sebagai berikut:
Nilai 3 jika kurang manis (kurang /tidak suka)
Nilai 5 jika cukup manis (agak suka)
Nilai 7 jika manis (suka)
Nilai 9 jika sangat manis (sangat suka) (Gross, 2013).
Gambar 19. Contoh Hasil Pengukuran Rasa pada Manisan Nata De Coco
(Sumber: Gross, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Bilotta, G.S., R.E. Brazier. 2008. Understanding the influence of suspended solids
on water quality and aquatic biota. Water Research. 42. 2849-2861.
Cahyani, H., Harmadi dan Wildian. 2016. Pengembangan Alat Ukur Total
Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa
Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas. Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No.
4. Universitas Andalas: Padang
Garai Alfian N, Iis Hamsir Ayub Wahab, dan Achmad P. Sardju. Sistem Akuisisi
Data Salinitas Pada Perairan Laut. Jurnal PROtek. 5(1). 18 – 23
Greenberg, Arnold E., Lenore S, Andrew D. 1992. Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater APHA/ AWWA/WEF. American
Public Health Association: Washington DC 2005.
Jiyah, dkk. 2017. Studi Distribusi Total Suspended Solid (Tss) di Perairan Pantai
Kabupaten Demak Menggunakan Citra Landsat. Semarang. Jurnal
Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, (ISSN : 2337-
845X).
Karsono, S., Sudarmodjo, dan Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah
Tangga. Memanfaatkan Rumah dan Pekarangan. Depok: PT.
Agromedia Pustaka.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Lanovia, Cindy. Analisis TS, TDS, dan TSS. Program Studi Teknik Lingkungan.
Fakultas Clean Enerfy and Climate Change. Surya University. Banten.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan laut. Penerbit PT. Pradnya Paramita.
Jakarta. Hal 322.
Roan, P.N.M, 1998. Pegaruh Aerasi Dan Bahan Pemegang Tanaman Pada Tiga
Tahap Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa L.)
Dalam System Hidroponik. Jurusan Agronomi. IPB. Bogor.
Safitri, Adinda Mustika Dwi. 2018. Analisis Kadar Warna dan pH pada Air
Sumur di Jalan Pembangunan Desa Tuntungan II Kabupaten Deli
Serdang. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Setiari, M., Mahendra, M.S. dan Suyasa, W. 2012. Identifikasi sumber pencemar
dan analisis kualitas air tukad yeh sungi di Kabupaten Tabanan
dengan metode indeks pencemaran. Jurnal Ilmu Lingkungan 7(1):40 –
16.
Sudana, I Made. 2018. Tinjauan Kualitas Fisik dan Bakteriologis Air Pancuran
Guok di Desa Kaba-Kaba Kediri Tabanan Tahun 2018. Disertasi.
Politehnik Kesehatan Kemenkes Denpasar. Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Denpasar.
Suryadi, Edy., dkk. 2021. Modul Praktikum Kualitas Air. Program Studi Teknik
Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas
Padjadjaran. Sumedang.
Tarigan, M.S & Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total
Suspended Solid) Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Jakarta :
Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Wibowo, M., dan Rachman, R. A. 2020. Kajian Kualitas Perairan Laut Sekitar
Muara Sungai Jeleitik Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Jurnal Presipitasi. Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik
Lingkungan. Vol 17 (01).
Wirman, R. P., Wardhana, I., dan Isnaini, V. A. 2019. Kajian Tingkat Akurasi
Sensor pada Rancang Bangun Alat Ukur Total Dissolved Solids (TDS)
dan Tingkat Kekeruhan Air. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Indonesia. Jurnal Fisika, Vol 9 (1).
Awal, Nur. 2018. Tips Hidroponik : Penggunaan TDS dan EC Meter. Terdapat
di : http://hidroponik.bisnisant.web.id/penggunaan-tds-ec-meter/.
Diakses pada 18 April 2021.