KASUS: HIPERTENSI
DEPARTEMEN: GERONTIK RUANG: MASYARAKAT
Pembimbing akademik,
HIPERTENSI
oleh:
2102032047
ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Pendahuluan ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan materi maupun
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang telah
PENDAHULUAN
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010).
Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan yang
disebut lansia adalah usia 60 tahun. Lanjut usia atau yang sering disebut dengan lansia,
Lanjut usia adalah keadaan atau kondisi yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
Bertambahnya usia manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak
pada perubahan-perubahan pada tubuh manusia tersebut, tidak hanya mengalami perubahan
fisik, kognitif, perasaan, sosial tetapi seksual juga akan mengalami perubahan (Azizah, 2011).
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
terhadap beberapa penyakit. Penambahan usia pada manusia sampai menjadi tua terjadi
resiko peningkatan penyakit antara lain kelainan jantung, dan pembuluh darah (Muniroh, dkk,
2007). Meningkatnya usia seseorang akan diikuti dengan meningkatnya kejadian hipertensi,
hal ini disebabkan karena adanya perubahan alami jantung, pembuluh darah dan kadar
hormon (Junaedi, dkk, 2013). Akibatnya, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia
Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 2 ≥120mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥80mmHg (Muttaqin, 2009). Diagnosis dari hipertensi dapat di tegakkan jika
rata-rata hasil pemeriksaan darah pada diastolik ≥90mmHg dan sistolik ≥120mmHg (Potter
&Perry, 2010). Secara alami tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan
sesuai dengan bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah
sistolik berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter &Perry, 2010).
Penurunan elastisitas pembuluh darah serta penyempitan pembuluh darah arteri pada lansia
Prevalensi hipertensi menurut WHO (2013) di seluruh dunia berkisar satu miliar.
Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia yang menderita
hipertensi sekitar 50%. Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur pada tahun 2013 sebesar
26,2% berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013). Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang menjadi
kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang mengalami peningkatan 80% pada
tahun 2025, dari jumlah 639 juta kasus akan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus. Prediksi
ini didasarkan pada angka penderita hipertensi serta jumlah pertambahan penduduk saat ini.
Paling sedikit, sepertiga orang dengan penyakit hipertensi tidak ditangani dengan benar. Hal
ini masih ditambah dengan tidak adanya keluhan dari sebagian besar penderita hipertensi.
Sehingga jutaan orang berisiko mengalami serangan jantung dan stroke (Kowalski, 2010).
Sejalan dengan bertambahnya usia 6,0% laki-laki dan 11,6% wanita yang sudah
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua bagian yaitu hipertensi primer serta hipertensi
disebabkan oleh penyakit yang lain. Seluruh jumlah penderita hipertensi lebih kurang 95%
merupakan hipertensi primer, dan yang 5% merupakan penderita hipertensi sekunder. Hanya
50% dari golongan hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat diketahui (Padila, 2013).
berkisar antara 6% sampai dengan 15%. Tetapi ada pula wilayah jawa tengah dengan angka
yang rendah (1,8%), Survey Penyakit jantung yang dilakukan oleh Boedhi Darmojo,
menemukan jumlah hipertensi tanpa atau dengan penyakit jantung sebesar 33,3% dimana 81
orang dari 243 orang tua berusia diatas 50 tahun keatas (Ardiansyah, 2012).
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Jumlah individu
yang mengalami hipertensi sering dijumpai pada orang yang berkulit hitam dibandingkan
dengan orang yang berkulit putih. Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan diatas normal yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan jumlah keseluruhan kasus hipertensi
Menurut uraian diatas, rumusan masalahnya “bagaimana hipertensi dapat terjadi pada
lansia?
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Pengertian
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010).
Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan yang
disebut lansia adalah usia 60 tahun. Lanjut usia atau yang sering disebut dengan lansia,
pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok &
masyarakat.
terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung ataupun peningkatan tekanan perifer. Akan
2. Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi mengakibatkan tekanan darah
3. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta adanya pelebaran
pembuluh darah. Pada individu lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan terjadinya
perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku.
2.2.2 Patofisiologi
Mekanisme yang mengatur konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor pada medula di otak dan dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron pre-
ganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah.
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Pada saat bersamaan ketika sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pemepasan renin. Renin yang dilepaskan
vasokonstriktor kuat yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron dan korteks adrenal.
Hormon ini yang menyebabnkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang
Highlights 2017 : Guideline For The Prevention, Detection, Evaluation And Management Of
High Blood Pressure In Adults, menentukan batasan tekanan darah yang berbeda dari
1. Prahipertensi, di mana tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg dan diastolik
2. Hipertensi tingkat 1, yaitu tekanan darah sistolik 140 – 159 mmHg dan diastolik 90 –
99 mmHg. ...
3. Hipertensi tingkat 2, yang ditandai dengan tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik
2.2.4 PENATALAKSANAAN
mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan
c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja
jantung.
e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi.
darahnya terkendali.
Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita duga.
dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara otomatis seperti;
suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.
dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25 mg
(serpasil, Resapin).
b. Beta Bloker
atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh darah.
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga
menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib, 2009;
Muttaqin, 2009).
A. PATAWAYS
HIPERTENSI
Gangguan sirkulasi
Spasme arteri
Vasokontraksi
Resistensi Suplai ole
pembuluh sistemik Koroner
pembuluh O2 otak darah ginjal
darah otak ↑ menurun
Diplopia
Vasoko Iskemi
Blood flow ↓ ntriksi moicard
Nyeri Ganggu
kepal an Resti injuri
a Ganggua perfusi
n pola jaringan Retensi Na Afterload ↑
Nyeri dada
tidur
Edema
Ansietas
Penurunan Intoleransi
curah aktifitas
jantung
3.1 Asuhan Keperawatan
3.1.1 Pengkajian:
keluarga positif, peningkatan kadar lipid serum, merokok sigaret berat, penyakit
2. Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan
jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian
5. Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir - akhir ini
oksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa
(krakties/mengi), sianosis.
NO Dx SLKI SIKI
1 I Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
intervensi keperawatan Observasi
selama ... x 24 jam maka Identifikasi lokal,
Tingkat nyeri Menurun karakteristik, durasi,frekuensi,
dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
Keluhan nyeri Identifikasi skala nyeri
menurun(5) Identifikasi pengetahuan dan
Meringis menurun (5) keyakinan tentang nyeri
Gelisah menurun (5) Identifikasi pengaruh nyeri
Kesulitan tidur menurun pada kualitas hidup
(5) Teraputik
Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangan jenis dan sumbe
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2 II Setelah dilakukan Manajemen energy (I.05178)
intervensi keperawatan Observasi
selama ...x 24 jam maka identifikasi gangguan fungsi
Toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
Meningkat dengan kriteria kelelahan
hasil : monitor kelelahan fisik an
frekuensi nadi emosional
meningkat (5) monitor pola an jam tidur
keluhan lelah monitor lokasi dan
menurun (5) ketidaknyamanan selama
tekanan darah melakukan aktifitas
membaik (5) Terapeutik
seiakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
berikan aktifitas distraksi
yang menyenangkan
fasilitas duduk disisi tempat
tidur
Edukasi
anjurkan tirah baring
lakukan aktifitas secara
bertahap
anjurkan menghubungi
perawata jika tanda dan
gejala kelelahan tiak
berkurang
ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik alias
berlangsung terus menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba
melainkan melalui proses yang cukup lama.Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk
periode tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi permanen yang disebut hipertensi.
(Lingga,2012).
Hipertensi adalah penyakit yang banyak terjadi pada orang terutama lansia, maka dari
itu saya sebagai mahasiswa mengambil masalah hipertensi untuk memenuhi tugas kuliah,
4.2 Saran
Untuk responden di harap melakukan mengenali faktor resiko hipertensi apa saja yang
Untuk keluarga di harap keluarga mendampingi klien dengan cara mencegah faktor
yang dapat mengakibatkan klien bertambah sakit dan membuat klien sembuh.