Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dina Selvia Sumara

NPM : 214301073
Kelas : B

Pengantar Ilmu Politik


(F.Isjwara SH LLM)

BAB V
ASAL MULA NEGARA
Teori-teori tentang asal usul negara dapat dimasukan kedalam dua golongan besar,yakni
pertama teori-teori yang spekulatif dan kedua teori-teori yang historis atau teori-teori yang
evolusionistis.teori-teori spekulatif yang ditelaah dalam hal ini adalah teori-teori perjanjian
masyarakat,teori teokratis,teori kekuatan,teori partialkhal serta teori matrialkhal,teori
organis,teori daluwarsa,teori alamiah dan teori-teori yang bersifat idealistis .
1. Teori perjanjian masyarakat
Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagai dasar
negara dan masyarakat negara dan masyarakat yang dibentuk berdasarkan perjanjian-
perjanjian masyarakat adalah teori asal mula negara yang ditemukan dalam tulisan-tulisan
sepanjang zaman,sejak pemikiran politik yang rasionil dimulai,dalam tulisan-tulisan filosof-
filosof Yunani purba sampai pada teori-teori rousseau dalam abad ke 18. Teori itupun adalah
salah satu teori yang terpenting mengenai asal-usul negara.
Universalitas ini disebabkan karena teori perjanjian masyarakat adalah teori yang termudah
dicapai,apabila dan kapan saja negara tidak merupakan negara tirannik belaka. Setiap
perenungan mengenai negara dan masyarakat,mau tidak mau akan menghasilkan paham-
paham yang mendasarkan adanya negara dan masyarakat itu pada persetujuan anggauta-
anggautanya.
Menurut gilchrist di benua eropa ada tiga hal yang menyebabkan teori perjanjian masyarakat
itu dipertahankan. Pertama adalah hukum romawi yang menganggap rakyat sebagai sumber
segala kekuasaan. Kedua adalah idea dan praktek raja-raja teuton, dalam mana raja dianggap
bertakhta dengan persetujuan rakyat dan tetap bertakhta,karena adanya persetujuan itu. Hal
ketiga ialah paham feodalisme, dalam mana dikemukakan dasar kontraktuil dari perhubungan
antara orang-orang bengsawan dengan vasal-vasalnya.
Teori-teori perjanjian masyarakat didasarkan atas paham,bahwa kehidupan manusia
dipisahkan dalam dua zaman; yakni zaman sebelum manusia bernegara dan zaman sesudah
manusia memasuki hidup bernegara,atau zaman yang disebut melamed sebagai “staatlosen
zustand” dan “staatzustannd”
Peralihan dari zaman pra-negara ke zaman bernegara terlaksana dengan perjanjian yang
dibuat dengan sengaja atau tidak dengan sengaja oleh semua manusia yang pada suatu waktu
tertentu Bersama-sama mendiami sesuatu wilayah. Keadaan tak bernegara (pra-negara)
disebut keadaan alamiah (state of nature,status naturalis), di mana individu hidup tanpa
organisasi dan pimpinan dengan lain perkataan,tanpa hukum,tanpa negara dan pemerintah
yang mengatur hidup mereka.
Dalam kepustakaan ilmu politik dikenal dan dibedakan dua macam perjanjian
masyarakat,yakni yang disebut perjanjian masyarakat yang sebenarnya dan perjanjian
pemerintahan. Dalam perjanjian masyarakat yang sebenarnya yang menjadi peserta perjanjian
itu ialah individu-individu itu masing-masing. Dalam perjanjian pemerintahan terdapat dua
pihak yang berhadap-hadapan,yakni anggauta-anggauta masyarakat yang sudah dibentuk itu
dan seorang atau sekelompok orang yang kemudian merupakan para pemimpin masyarakat
itu.
Perjanjian masyarakat itu bersifat rasionil-intellektualistis karena asalmula serta pembentukan
kekuasaan negara didasarkan pada pemikiran (ratio) manusia sebagai makhluk yang berakal.
Teori perjanjian masyarakat juga didasarkan atas kepercayaan akan adanya semacam hukum
kodrat (natural law,natuurrecht) yang mengatur khidupan manusia di dalam zaman pra-
negara itu.
Untuk menjelaskan teori asal-mula negara yang didasarkan atas perjanjian Bersama itu, maka
kini ditelaah teori-teori kontrak sosial dari “trio” hobbes,locke dan rousseau,tiga serangkai
sarjana yang menghasilkan teori-teori negara yang amat berpengaruh dan mungkin
mempunyai pengaruh yang langgeng dalam pemikiran politik tentang negara.
Bagi hobbes hanya terdapat satu macam perjanjian,yakni pactum subjectionis atau perjanjian
pemerintahan dengan jalan mana segenap individu yang berjanji menyerahkan semua hak-
hak kodrat mereka yang dimiliki Ketika hidup dalam keadaan alamiah,kepada seorang atau
sekelompok orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan mereka.
Menurut prof. friedman,locke sekaligus menyatakan,bahwa suatu permufakatan yang dibuat
berdasarkan suara terbanyak dapat dianggap sebagai Tindakan seluruh masyarakat itu,karena
persetujuan-persetujuan individu untuk membentuk negara,mewajibkan individu-individu
lain untuk mentaati negara yang dibentuk dengan suara terbanyak itu. Negara yang dibentuk
dengan suara terbanyak itu tidak dapat mengambil hak-hak milik manusia dan hak-hak
lainnya yang tidak dapat diasingkan.
Menurut locke fungsi utama perjanjian masyarakat ialah untuk menjamin dan melindungi
hak-hak kodrat tersebut.dengan konstruksi demikian ini,maka locke menghasilkan negara
yang dalam kekuasaannya dibatasi oleh hak-hak kodrat yang tidak dapat dilepaskan
itu.dengan jalan ini ajaran locke menghasilkan negara konstitusional dan bukan negara
absolut tanpa batas batas dengan teorinya tentang hak-hak yang tidak dapat dilepaskan
itu,locke lazim disebut sebagai “bapak hak hak azasi manusia”
Sebenarnya rousseaulah yang untuk pertama kalinya menggunakan istilah “kontrak sosial”
dengan makna dan orsinalitas yang tersendiri dan rossaeu adalah pula sarjana terakhir yang
mempertahankan teori yang sudah tua dan using itu. Juga rousseau memisahkan suasana
kehidupan manusia dalam dua zaman, zaman pra-negara dan zaman bernegara.
Negara atau “badan korporatif kollektif” yang dibentuk itu menyatakan kemauan umumnya
(general will) yang tidak dapat khilaf, keliru atau salah, tetapi yang tidak senantiasa
progressif. Kemauan umum inilah yang mutlak berdaulat. Kemauan umum tidak selalu
berarti kemauan seluruh rakyat. Adakalanya terdapat perbedaan-perbedaan antara kemauan
umum dan kemauan seluruh rakyat (will of all).kemauan umum selalu benar dan ditujukan
pada kebahagiaan bersaam, (particular interest) dan karena itu merupakan keseluruhan
kemauan-kemauan khusus (particular will) tersebut.
Dengan kontstruksi perjanjian masyarakat seperti itu rousseau menghasilkan bentuk negara
yang kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya. Rousseau
adalah salah seorang peletak dasar paham kedaulatan rakyat atau untuk menyesuaikannya
dengan keadaan pada waktu ini, ajaran rousseau menghasilkan jenis negara yang
demokratis,di mana rakyat berdaulat dan penguasa-penguasa negara hanya merupakan wakil-
wakil rakyat.
2. Teori ketuhanan
Teori ini juga dikenal sebagai doktrin teokratis tentang asal mula negara. Teori inipun bersifat
universal.
Doktrin ketuhanan ini memperoleh bentuknya yang sempurna dalam tulisan-tulisan sarjana-
sarjana eropa dalam abad pertengahan yang menggunakan teori itu untuk membenarkan
kekuasaan raja-raja yang mutlak. Dengan mengambil doktrin ketuhanan sebagai alas
an,dikatakanlah bahwa raja bertakhta karena kehendak tuhan doktrin ini mengemukakan hak-
hak raja yang berasal dari tuhan, untuk memerintah dan bertakhta sebagai raja (divine rights
of kings). Doktrin ketuhanan lahir sebagai resultante-resultante kontroversiil dari kekuasaan
politik dalam abad pertengahan. Kaum “monarchomach”,yaitu mereka yang
berpendapat,bahwa raja yang berkuasa secara tiranik dapat diturunkan dari mahkotanya,
bahkan dapat dibunuh (arti sebenarnya dari monarchomachie ialah penentang raja).
Menganggap sumber kekuasaan adalah rakyat, sedangkan raja-raja pada waktu itu
menganggap kekuasaan mereka diperoleh dari tuhan. Negara dibentuk oleh tuhan dan
pemimpin-pemimpin negara ditunjuk oleh tuhan. Raja dan pemimpin-pemimpin negara
hanya bertanggung jawab pada tuhan dan tidak kepada siapapun. Teori teokratis seperti ini
memang sudah amat tua dan didasarkan atas sabda rasul Paulus yang terdapat dalam Rum
XIII ayat 1 dan 2.
Doktrin teokratis seperti diuraikan diatas merupakan kebalikan dari teori-teori asal mula
negara lainnya,karena asal mula negara dan sumber kekuasaan raja dipandang berasal dari
makhluk yang berada diluar alam dunia ini. Pada saat doktrin ketuhanan sudah tidak dianut
lagi.
3. Teori kekuatan
Teori kekuatan dapat disimpulkan sebagai berikut; negara yang pertama adalah hasil
dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dengan
penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
ethnis yang lebih kuat atas kelomok ethis yang lebih lemah, di mulailah proses pembentukan
negara.
Negara merupakan resultante positif dari sengketa dan penaklukan. Dalam teori
kekuatan,faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai faktor tunggal dari terutama yang
menimbulkan negara. Kekuatan (force) menjadi sumber dan pencipta negara-negara. Negara
dilahirkan karena pertarungan kekuatan dan yang keluar sebagai pemenang adalah
pembentuk negara itu. Dalam teori ini “kekuatan membuat hukum” (might makes right).
Kekuatan adalah pembenarannya dan raison d’etre-nya negara.
Teori kekuatan gumplowitz tentang asal mula negara sudah umum diterima oleh sarjana-
sarjana sosiologi lainnya, sehingga teorinya itu dapat dianggap sebagai teori sosiologi tentang
asal mula negara. Ajaran gumplowitz itu dengan konsekwen dilanjutkan dan diperluas oleh
franz Oppenheimer (1839-1943),georg simmel (1858-1918), gustav ratzenhover (1842-1904),
lester frank ward (1941-1913) dan oleh albion woodbury small (1854-1926).
4. Teori patriarchal dan teori matrialkhal
Saripati teori patriarkhal dapat disimpulkan sebagai berikut : keluarga sebagai
perkelompokan patriarkhal adalah kesatuan sosial yang paling utama dalam masyarakat
primitif. Ayahlah yang berkuasa dalam keluarga itu dan garis keturunan ditarik dari pihak
ayah. Keluarga berkembang biak dan terjadilah beberapa keluarga yang kesemuanya
dipimpin oleh kepala (ayah) keluarga induk. Lambat laun keluarga-keluarga merupakan
kesatuan ethnis yang besar dan terjadilah suku patriarkhal (gens) yang pertama. Juga suku
pertama ini masih dikuasai oleh kepala keluarga induk. Kepala-kepala suku merupakan
primus inter pares, sampai saat dibentuk semacam pemerintahan yang disentralisir. Lambat
laun persekutuan suku itu meluas, karena lancarnya hubungan dengan suku-suku tetangga.
Dengan kelancaran perhubungan ini timbul pula masalah-masalah baru yang memperluas
funksi kepala-kepala keluarga. Suku menjadi persekutuan-persekutuan ethnis yang bercorak-
ragam dan inilah benih-benih pertama dari negara. Negara adalah perkelompokan suku.
Teori matriarkhal pertama kali ditemukan oleh J.J.Bachofen dalam bukunya “Das
Mutterrecht”,1860.Bachofen menentang pandangan patriarkhal dari Maine dengan
mengemukakan, bahwa persekutuan-persekutuan lama menunjukan adanya promeskuitet
dalam perhubungan seksuil, yang menutup kemungkinan adanya persekutuan yang
didasarkan atas ke ayahan itu. Beberapa sarjana-sarjana sosilologi dari aliran ‘evolusioner”
kemudian memperhalus ajaran matriarkhal itu, seperti Sir John Lubbock, J.M. Mc Letnan,
Hebbert Spencer, E.B. Tylor, dan lain-lain.) Dalam ilmu politik, teori matriarkhal dianut
antara lain oleh Edward Jenks dalam bukunya “ A History of Politics” 1990.
5. Teori organis
Konsepsi organis tentang hakekat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis yang
melukiskan negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Essensi dari teori organis dapat
disimpulkan sebagai berikut : Negara dianggap atau dipersamakan dengan makhluk hidup,
manusia atau binatang. Individu yang merupakan komponen -komponen negara dianggap
sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Nicholas dari cusa (1401-1464) pernah
menggemukakan bahwa,, kehidupan korporal” dari negara dapat disamakan dengan anatomi
makhluk hidup, ya’ni bahwa pemerintah dapat disamakan sebagai tulang belulang
manusia,undang-undang sebagai urat syaraf,raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu
sebagai daging makhluk hidup itu. Fisiologi negara sama dengan fisiologi makhluk
hidup,dengan kelahirannya,pertumbuhan,perkembangan dan kematiannya.
Teori organis tidak saja merupakan teori asal-mula Negara, tetapi terutama adalah teori
tentang hakekat Negara. Teori organis sebagai teori tentang hakekat dan asal-mula Negara
adalah teori yang sudah tua pula dan yang teramat populer dikalangan sarjana dari sebagai
abad.
Perkembangan teori organis ini secara Kronologis adalah sebagai berikut: Dimulai di zaman
Yunani purba + 25 abad yang lalu, waktu nana Plato mengemukakan bahwa Negara dapat
dipersamakan dengan makhluk hidup dan menarik persamaan antara funksi-funksi Negara
dan funksi-funksi individu. Kemudian di aman kekisaran Romawi, teori organis dikemukakan
antara lain oleh Cisero yang menarik persamaan antara Negara dan individu dan menganggap
kepala Negara sebagai semangat yang menjiwai.
Teori organis hanya dapat bertahan sampai pada pertengahan abad ke-19 dan dewasa ini tidak
mempunyai penganut lagi.
Negara sebagai suatu organisme moral bersifat metafisis-idealistis dan dikemukakan terutama
oleh tokoh-tokoh idealis Jerman seperti Fichte, Schelling, Hefel, dan lain-lain. Paham
organisme moral dari Fichte merupakan fase peralihan antara ajaran kontrak sosial yang
mekhanistis kekonsepsi organis itu. Fichte melihat Negara sebagai suatu “Naturproduk” atau
suatu kesatuan organis yang meliputi semua warganegara sebagai bagian essensiil dari
kesatuan organis itu. Negara tidak dibuat oleh manusia, tapi merupakan suatu pribadi moral.
Penyempurnaan doktrin Negara sebagai organisme moral dapat ditemukan dalam tulisan-
tulisan Georg Wilhelm Hegel, seorsng idealis Jerman, yang menganggap Negara sebagai
penjelmaan ekstern dari semangat moral (moral spirit) individu. Negara dipandangnya
sebagai organisme dengan kepribadian yang termulia. Karena itu Negara harus dipuja dan
didewa-dewakan.
Negara sebagai organisme psykhis adalah bentukan peralihan dari teori organisme moral
yang bersifat metaifis-idealistis ke teori organisme yang bersifat bio-psikologis. Teori
organisme psykhis ditandai oleh tinjuaan-tinjauan-nya yang menitik beratkan pada segi-segi
psikologis Negara. Negara dilukiskan sebagai makhluk hidup yang memiliki atribut-atribut
kepribadian rohaniah sebagai manusia (human mental personality). Pertumbuhan dan
perkembangan Negara dapat dipersamakan dengan perkembangan intelektuil dari individu.
Juga ajaran organisme psychis ini terutama dikembangkan di jerman pada bagian kedua dari
abad ke 19, misalnya oleh Joseph von Gorres, Carl Welcker, F.dan T. Rohmer.
Konsep organisme biologis dari Negara timbul sebagai salah satu manifestasi dari
pertumbuhan ilmu-ilmu biologi dalam bagian kedua dari abad ke 19. Negara diselidiki
dengan menggunakan metode-metode dan penggolongan-penggolongan ilmu biologi itu,
karena antara Negara dan makhluk hidup terdapat persamaan-persamaan dalam anatomi,
fisiologi dan pathologinya.
Negara sebagai salah satu bentuk perkelompokan sosial, juga bersifat organis. Auguste
Contelah yang memulai ajaran ini dan kemudian diikuti oleh kawan senegaranya Rene
Worms dan Alfred Fouillee; di inggris oleh Herbert Spencer, salah seorang pelopor sosiologi
pula; di Rusia oleh ahli sosiologi Paul von Lilienfeld dan Albert Schffle, publisist Austria.
6. Teori daluwarsa
Menurut eksponen-eksponen teori daluwarsa,raja bertakhta bukan karena jure divino
(kekuasaan berdasarkan hak-hak ketuhanan) tetapi berdasarkan kebiasaan, jure
consuetudinario. Raja dan organisasinya yaitu negara kerajaan timbul karena adanya milik
yang sudah lama, yang kemudian melahirkan hak milik. Raja bertakhta karena hak milik itu
yang didasarkan atas hukum kebiasaan.
Teori daluwarsa juga dikenal sebagai doktrin legitimisme dan dikembangkan di perancis
dalam abad ke 17.
Loyseau, seorang sarjana hukum bangsa perancis, juga membentangkan dan
mempertahankan doktrin milik karena daluwarsa.raja, menurut loyseau, bertakhta dengan
cara yang berbeda-beda, ada yang bertakhta dengan seizin rakyat dan ada pula yang dengan
kekuatan dan usurpasi belaka.
Dengan perkataan lain,raja karena daluwarsa menjadi pemilik kedaulatan. Doktrin milik
karena daluwarsa raja,hanya terbatas pada negara-negara yang berbentuk monarkhistis
saja,karena doktrin kitu khusus berkisar pada raja dan negara kerajaan.
7. Teori alamiah
Pertama dikemukakan oleh Aristoteles. Bagi Aristoteles negara adalah ciptaan alam. Kodrat
manusia membenarkan adanya negara, karena manusia pertama-tama adalah makhluk politik
(zoom politicon) dan baru kemudian makhluk sosial. Karena kodrat itu, maka manusia
ditakdirkan untuk hidup bernegara.
Yamg dimaksud aristotles dengan zoom politicon, ialah bahwa manusia baru merupakan
manusia yang sempurna, manusia yang etis baik,apabila manusia hidup dalam suatu ikatan
kenegaraan.
Negara adalah organisasi yang rasionil dan ethis yang memungkinkan manusia mencapai
tujuannya dalam hidupnya,untuk mencapai yang baik dan adil. Karena itu, maka aristotles
melihat tujuan dan raison d’etre dari negara ialah dalam memberikan dan mempertahankan
hidup yang baik (the good life) bagi individu yang merupakan komponen-komponen dari
negara.
Harus ditambahkan dalam hal ini, bahwa bagi aristotles negara ialah negara kota atau “polis”.
8. Teori idealistis
Teori idealistis mempunyai banyak alias. Teori itu dikenal juga dengan nama-nama lain
seperti teori mutlak, teori filosofis dan lebih lazim lagi dengan nama teori metafisis.
Teori itu bersifat idealistis, karena merupakan pemikiran tentang Negara sebagaimana negara
itu “seharusnya ada” negara sebagai “ide” teori itu bersifat mutlak, karena melihat negara
sebagai suatu kesatuan yang omnipotent dan omnikompetent; teori itu bersifat filosofis,
karena merupakan renungan-renungan tentang negara dan bagaimana seharusnya negara itu
ada ; dan teori itu bersifat metafisis, karena adanya negara dianggap terlepas dari individu
yang menjadi bagian bangsa; negara memiliki kemauan sendiri, kepentingan sendiri dan
nilai-nilai moralitas sendiri. Menentang kekuasaan negara tidak pernah dapat dibenarkan.
Kewajiban menaati negara adalah suatu tugas suci, sekalipun penguasa itu tidak sah dan
pemerintah dilaksanakan oleh seorang usurpator, karena negara menjelmakan idea yang suci
dan bersifat ketuhanan.
Maka dari itu teori idealistis memandang negara sebagai kesatuan yang mistis yang bersifat
supranatural. Negara memiliki hakekat-hakekat tersendiri yang terlepas dari komponen-
komponennya. Ia bukan ciptaan mekhanistis atau yang dibuat-buat saja, tapi suatu kesatuan
idea yang melambangkan manusia dalam bentuknya yang megah dan sempurna.
Filosof-filosof politik yang mengembangkan teori idealistis kesemuanya dapat dikembalikan
kepada “bapak” teori idealistis ini, yaitu Immanuel kant, filosof dari konigsbergen.
9. Teori historis
Ialah bahwa Lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tapi tumbuh secara evolusioner sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sebagai Lembaga sosial yang diperuntukan guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, maka Lembaga-lembaga itu tidak luput dari
pengaruh tempat, waktu, dan tuntutan-tuntutan zaman.
Dapat ditambahkan pula bahwa pada saat ini teori historilah yang umum diterima oleh
sarjana-sarjana ilmu politik sebagai teori yang paling mendekati kebenaran tentang asal-mula
negara.
Sekalipun teori-teori historis pada umumnya mencapai persesuaian faham mengenai
pertumbuhan evolusionistis dari negara,namun pada beberapa hal masih juga terdapat
perbedaan pendapat.
Kesimpulan
Dari teori-teori yang spekulatif ternyata betapa besarnya perbedaan-perbedaan teoretis dalam
teori-teori yang dibahas itu. Dari perbedaan-perbedaan itu dapatlah pula diketahui betapa sulit
dan berbelit-belit masalah asal-mula negara itu. Betapa tidak. Negara yang pertama-tama
dimulai beribu-ribu tahun yang lalu, tatkala manusia hidup berkelompok dan mendiami
Bersama-sama satu wilayah. Karena asal mula negara berlangsung di zaman yang lampau itu,
maka mau tidak mau semua teori-juga teori historis- harus bersifat spekulatif dan hypothetis
belaka. Tentang saat-saat lahirnya negara, tiada teori yang dapat memberikan jawaban yang
tegas dan pasti. Tentang asal mula negara hanya perkiraan yang dapat dikemukakan.

Anda mungkin juga menyukai