Penelitian Korelasional Bivariat
Penelitian Korelasional Bivariat
MAKALAH
OLEH:
KELOMPOK 1
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah Metodologi Penelitian
yang berjudul ”Penelitian Korelasional Analisi Bivariat” dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang
telah membawa umatnya dari alam jahiliyah kepada puncak ilmu pengetahuan.
Di dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Namun, penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik, saran, yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
ii
KEPUSTAKAAN................................................................................... 27
LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Contoh Proposal Penelitian Korelasional Bivariat...................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah
yang memerlukan solusi yang tepat. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut
penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi,
dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada.
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek
tujuan, aspek metode, aspek kajian. Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan
lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah,
penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen. Sedangkan,
aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian
kependidikan dan penelitian nonkependidikan.
Sebagai calon guru, banyak metode penelitian atau model rancangan
penelitian yang biasa digunakan dalam berbagai penelitian di bidang pendidikan,
salah satunya adalah metode penelitian korelasional. Fenomena yang terjadi
dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar unsur-unsurnya. Seperti
hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum, materi
dengan evaluasi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya. Hubungan-
hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara
statistik melalui metode penelitian korelasional.
Konsep pemikiran tentang hubungan adalah untuk menjawab pertanyaan
tentang apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau
lebih spesifik apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan
variabel lain. Perubahan suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain
menandakan adanya hubungan (korelasi) antar variabel. Dalam penelitian
korelasional terdapat dua jenis analisis, salah satunya adalah analisis bivariat,
yaitu penelitian yang meneliti hubungan antara sepasang variabel.
Oleh karena itu, Pembahasan makalah ini penting sebab penelitian bagi
seorang mahasiswa merupakan “makanan pokok” sehari-hari. Setiap mahasiswa
1
2
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis menguraikan tentang konsep
penelitian korelasional, kegunaan penelitian korelasional, konsep analisis bivariat,
cara melaksanakan penelitian membaca hasil data berdasarkan analisis bivariat.
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
mempelajari lebih dalam mengenai studi korelasional analisis bivariat. Secara
khusus, penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, menjelaskan
konsep penelitian korelasional. Kedua, menjelaskan kegunaan penelitian
korelasional. Ketiga, menjelaskan jenis penelitian korelasional. Keempat,
menjelaskan konsep analissi bivariat. Kelima, menjelaskan jenis-jenis analsisi
bivariat. Keenam, menjelaskan metode penelitian korelasional dengan
menggunakan analisis bivariat.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
sendiri dan bagi instansi pendidikan. Bagi penulis dapat memberikan pengalaman,
wawasan, dan pengetahuan serta keterampilan yang baru bagi penulis dalam
pembuatan makalah ini. Bagi instansi pendidikan dapat dijidikan sebagai wacana.
BAB II
KAJIAN TEORI
3
4
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel
yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
4. Prinsip Penelitian Korelasional
Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya
mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa
mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu,
peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
a. Pemilihan Masalah
Pada dasarnya, desain penelitian korelasi bivariat ini cukup
sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari
kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien
korelasinya. Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan
variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk
menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Oleh karena itu,
dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan
sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Variabel
yang dilibatkan harus diseleksi. Pemilihan kedua variabel yang dianggap
memiliki hubungan tersebut harus berdasarkan teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau diturunkan dari pengalaman bahwa
keduanya sangat mungkin berhubungan.
Pada contoh di atas, jika koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti
keterampilan memahami teks eksposisi berhubungan positif dan signifikan
terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Jadi dalam kasus ini
dapat disimpulkan bahwa keterampilan memahami teks eksposisi
berhubungan positif terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa.
b) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini terbagi atas berikut.
1) Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampeln
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota
tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa diambil
dar nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tetentu.
12
2) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
3) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebasgai sumber
data.
4) Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan.
5) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik peentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi
relatif kecil., kurang dari 30 orang, atau penelitian yang akn membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam
penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan tetapi
karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa lengkap, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan orang-orang sebelumnya.
maka hasil penelitian itu akan berlaku pada 1000 orang tersebut tanpa ada
kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka
akan semakin kecil peluang kesalahan generalisasi yang akan terjadi, dan
sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka akan
semakin besar peluang terjadi kesalahan generalisasi.
Berapa jumlah anggota sampel yang tepat pada penelitian adalah
tergantung pada tingkat ketelitian dan kesalahan yang dikehendaki oleh
peneliti. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh sumber dana, waktu, dan
tgenaga yang tersedia. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya tergantung kepada teori yang dipakai.
Jumlah 60
Keterangan:
rpbi = validitas item yang dicari
Mp = rerata skor tester yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
banyak siswa yang benar
p = rerata tester yang menjawab benar (р¿ )
jumlahseluruh siswa
q = rerata tester yang menjawab salah (q¿ 1−¿p)
N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ xy = jumlah perkalian variabel X da variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
2
∑x = jumlah kuadrat X
2
∑y = jumlah kuadrat Y
Contoh, Hasil tes uji coba dari tes keterampilan memahami teks eksposisi
yang telah diberikan kepada siswa, tes objektif terdiri atas 60 butir soal, 42
butir soal dinyatakan valid karena rtabel (0,304) lebih kecil dari thitung, yaitu
nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 23, 25, 27, 28,
30, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50, 52, 53, 55, 56, 57,
59, 60. Soal yang tidak valid berjumlah 18 butir soal, karena rtabel (0,304)
lebih kecil dari thitung, yaitu soal nomor 2, 5, 16, 19, 21, 22, 24, 26, 29, 31,
33, 36, 43, 44, 49, 51, 54, 58.
19
2) Reliabilitas Tes
Menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:198) reliabilitas berkaitan
dengan tingkat kepercayaan, ketetapan, atau keterandalan. Sebuah tes
dikatakan memiliki tingkat keterandalan yang tinggi jika tes tersebut
hasilnya relatif tetap atau kurang lebih sama. Dengan kata lain, tes
dikatakan reliabel apabila tes itu diujikan lebih dari satu kali pada
kelompok testi yang sama hasilnya tidak berubah. Kalaupun terjadi
perubahan, hal itu tidak terlalu berarti.
Untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan
teknik belah dua (split half), karena tes yang diujikan satu kali dan jumlah
item genap. Hal itu sesuai dengan pendapat Arikunto (dalam Abdurrahman
dan Ratna, 2003:198) untuk menentukan reliabilitas tes dapat digunakan
teknik belah dua atau split half jika tes diujikan satu kali dan jumlah item
genap. Teknik belah dua digunakan dengan membagi skor hasil tes
menjadi dua, yaitu kelompok ganjil dan genap. Rumus yang dapat
digunakan adalah rumus Product Moment dan Spearman Brown. Rumus
product moment berikut ini digunakan untuk menentukan reliabilitas
instrumen.
N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ xy = jumlah perkalian variabel X da variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
2
∑x = jumlah kuadrat X
2
∑y = jumlah kuadrat Y
11
separuh tes (r ¿ . Setelah reliabilitas separuh tes diketahui hasilnya,
21
selanjutnya hasil dari rumus tersebut dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown berikut untuk menentukan reliabilitas instrumen secara
keseluruhan.
20
11
2r
22
r ii =
11
1+ r
22
Keterangan:
r ii = koefisien korelasi variabel X dan Y
11
r = koefisien separuh tes
22
(Nurgiyantoro,2012:169)
N ∑ xy−(∑ x)( ∑ y)
r xy = 2 2
√ {N ∑ x −( ∑ x ) }{N ∑ y 2−(∑ y )2 }
42 ×19174−( 866 )( 9 01)
¿ 2
√{42 ×18526−( 866 ) }{42× 19955 (9 01)2 }
805308−780266
¿
√{778092−749956 }{838110−811801 }
25042
¿
√{28136 ×26309 }
25042
¿
√740230024
25042
¿
27207,17
¿ 0,92
Ketiga, hasil dimasukkan ke dalam rumus spearman brown sebagai
berikut.
11
2x r
22
r ii =
11
1+r
22
21
2× 0,92
¿
1+0,92
1,84
¿
1,92
¿ 0,96
rhitung (0,96) > rtabel (0,304) = reliabel.
Berdasarkan analisis reliabilitas tes tersebut, reliabilitas tes uji coba
instrumen keterampilan memahami teks eksposisi siswa kelas VII SMP
Negeri 8 tergolong sangat tinggi. Dengan kata lain, tes tersebut reliabel
karena rtabel pada taraf kepercayaan 95% (0,304) lebih kecil dari r yang
diperoleh (0,96).
Dengan demikian, butir soal objektif untuk mengukur tingkat keterampilan
memahami teks eksposisi berjumlah 42 butir soal dengan kisi-kisi soal
sebagai berikut. Apabila instrumen sudah valid dan reliabel, maka dibuat
istrumen final berdasarkan soal yes yang telah valid tersebut untuk
diujikan kepada sampel penelitian diluar sampel ujicoba sebelumnya.
Berikut contoh kisi-kisi tes setelah instrumen valid dan reliabel.
Tabel 7
Kisi-kisi Tes Keterampilan Memahami Teks Eksposisi
No. Indikator Aspek yang dinilai Butir Soal Jumlah Soal
1 2 3 4 5
Menentukan fungsi Menemukan kalimat fakta
8, 11, 20, 25,
1. teks eksposisi Menentukan fungsi teks 7
29, 36, 39
Menentukan ide Menemukan ide pokok
pokok dalam teks paragraf 2, 4, 9, 18, 19,
2. 7
eksposisi Menemukan gagasan penjelas 23, 35
Jumlah 42
N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
23
Xᵢ− X
rumus Zᵢ= dengan S= √ n ( ∑ Xi 2 )−¿ ¿ ¿
S
Keterangan:
Zᵢ = skor bilangan baku siswa ke-1
Xᵢ = skor yang diperoleh siswa ke-1
X̃ = skor rata-rata
n = jumlah sampel
S = simpangan baku sampel
F ( Zᵢ)
dengan rumus S ¿Zi)= .
n
Kelima, menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) dan menentukan harga
mutlaknya. Keenam, mengambil harga terbesar diantara harga mutlak
selisih tersebut yang disebut dengan L0. Ketujuh, membandingkan nilai
Lhitung dengan nilai kritis Ltabel. Apabila Lhitung lebih kecil dari Ltabel dengan
24
Besarnya “r”
product Moment Interpretasi
(rxy)
Antara Variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
0,00 – 0,20 korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi
Antara Variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40 memang terdapat korelasi yang lemah
atau rendah
Antara Variabel X dan variabel Y
0,40 – 0,70 memang terdapat korelasi yang sedang
26
atau cukup
Antara Variabel X dan variabel Y
0,70 – 0,90 memang terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi
Antara Variabel X dan variabel Y
0,90 – 1,00 memang terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi
Contoh:
Koofisien Determinasi (KD) = r2 x 100%
= (0,524)2 x 100%
= 0,2746 x 100%
= 27,46%
Kesimpulan
Pendekatan korelasional adalah desain atau rancangan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel atau melakukan perubahan terhadap variabel sehingga
tidak terdapat manipulasi variabel. Biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara hasil pengukuran
terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang
variabel (bivariat). Penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian
lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks.
Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa
variabel (lebih dari dua variabel) pada umumnya selalu diawali dengan penelitian
hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut
berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Hubungan antara dua variabel yang diukur berdasarkan analisis bivariat
mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan)
biasanya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien korelasi
merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam
memahami tingkat hubungan tersebut.
26
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. “Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia”. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
UNP.
27