Anda di halaman 1dari 34

PENELITIAN KORELASIONAL ANALISIS BIVARIAT

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Penelitian


yang diampu oleh Dr. Yahya, M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 1

1. ADITYA AGUNG PRADITA NIM 16174002


2. AFIFAH UTAMI FIRMANSYAH NIM 16174003
3. DELSY ARMA PUTRI NIM 16174007
4. DEVI OKTAVIANA YULIS NIM 16174008
5. INDAH PERMATASARI SUARDI NIM 16174016
6. REZKI ISLAMI NIM 16174032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah Metodologi Penelitian
yang berjudul ”Penelitian Korelasional Analisi Bivariat” dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang
telah membawa umatnya dari alam jahiliyah kepada puncak ilmu pengetahuan.
Di dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Namun, penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik, saran, yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Padang, September 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1


B. Batasan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Konsep Penelitian Kuantitatif ................................................ 3

B. Konsep Penelitian Korelasional.............................................. 3


1.
Pengertian Penelitian Korelasional..................................... 3
.............................................................................................
2. Fungsi Penelitian Korelasional.......................................... 4
3. Karakteristik Penelitian Korelasional................................ 4
4. Prinsip Penelitian Korelasional.......................................... 5
5. Struktur Penelitian Korelasional........................................ 5
6. Jenis-jenis Desain Penelitian Korelasional........................ 6
C. Penelitian Korelasional Analisis Bivariat............................... 6
1. Pengertian Korelasi Bivariat................................................ 6
2. Desain Dasar Penelitian Korelasional Analisis Bivariat...... 7
a. Pemilihan Masalah......................................................... 7
b. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan................. 8
c. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian............ 8
d. Rancangan Penelitian Korelasional Bivariat.................. 9
1) Populasi, Sampel dan Teknik Sampling............... 9
2) Metode Pengumpulan Data................................... 13
a) Variabel Penelitian........................................... 13
b) Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data 14
c) Instrumen Penelitian......................................... 15
3) Teknik Penganalisisan Data.................................. 2
3. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional Analisis
Bivariat................................................................................. 25

BAB III PENUTUP


Simpulan................................................................................. 26

ii
KEPUSTAKAAN................................................................................... 27
LAMPIRAN.............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Contoh Proposal Penelitian Korelasional Bivariat...................

Lampiran 2. Notulen Diskusi Kelompok 1...................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah
yang memerlukan solusi yang tepat. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut
penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi,
dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada.
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek
tujuan, aspek metode, aspek kajian. Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan
lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah,
penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen. Sedangkan,
aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian
kependidikan dan penelitian nonkependidikan.
Sebagai calon guru, banyak metode penelitian atau model rancangan
penelitian yang biasa digunakan dalam berbagai penelitian di bidang pendidikan,
salah satunya adalah metode penelitian korelasional. Fenomena yang terjadi
dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar unsur-unsurnya. Seperti
hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum, materi
dengan evaluasi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya. Hubungan-
hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara
statistik melalui metode penelitian korelasional.
Konsep pemikiran tentang hubungan adalah untuk menjawab pertanyaan
tentang apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau
lebih spesifik apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan
variabel lain. Perubahan suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain
menandakan adanya hubungan (korelasi) antar variabel. Dalam penelitian
korelasional terdapat dua jenis analisis, salah satunya adalah analisis bivariat,
yaitu penelitian yang meneliti hubungan antara sepasang variabel.
Oleh karena itu, Pembahasan makalah ini penting sebab penelitian bagi
seorang mahasiswa merupakan “makanan pokok” sehari-hari. Setiap mahasiswa

1
2

wajib memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah penelitian. Hal tersebut


dikarenakan tugas melakukan penelitian merupakan salah satu syarat kelulusan
mahasiswa, baik untuk jenjang S1 sampai S3. Untuk itu, penguasaan atas materi
metode penelitian mutlak harus dikuasai oleh mahasiswa. Khususnya dalam
makalah ini membahas mengenai penelitian kuantitatif dengan desain korelasional
analisis bivariat.

B. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis menguraikan tentang konsep
penelitian korelasional, kegunaan penelitian korelasional, konsep analisis bivariat,
cara melaksanakan penelitian membaca hasil data berdasarkan analisis bivariat.

C. Tujuan Penulisan
Secara umum, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
mempelajari lebih dalam mengenai studi korelasional analisis bivariat. Secara
khusus, penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, menjelaskan
konsep penelitian korelasional. Kedua, menjelaskan kegunaan penelitian
korelasional. Ketiga, menjelaskan jenis penelitian korelasional. Keempat,
menjelaskan konsep analissi bivariat. Kelima, menjelaskan jenis-jenis analsisi
bivariat. Keenam, menjelaskan metode penelitian korelasional dengan
menggunakan analisis bivariat.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
sendiri dan bagi instansi pendidikan. Bagi penulis dapat memberikan pengalaman,
wawasan, dan pengetahuan serta keterampilan yang baru bagi penulis dalam
pembuatan makalah ini. Bagi instansi pendidikan dapat dijidikan sebagai wacana.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut Arikunto (2006: 12) penelitian
kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih
baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. 
Sementara, menurut Sugiyono (14:2015), metode penelitian kuantitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Adapun jenis desain penelitian kuantitatif adalah penelitian korelasional,
penelitian eksperimen, penelitian R & D, dan penelitian PTK. Supaya tidak terjadi
kerancuan pembahasan, sesuai dengan topik yang diangkat oleh penulis, makalah
ini dibatasi pada bahasan penelitian kuantitatif desain korelasional.

B. Konsep Penelitian Korelasional


1. Pengertian Penelitian Korelasional
Dalam ranah penelitian kuantitatif, pendekatan korelasional adalah desain
atau rancangan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel atau melakukan perubahan
terhadap variabel sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan
Wallen, 2008:328). Biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang

3
4

ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel
yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

2. Fungsi Penelitian Korelasional


Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi
(Gay dalam Emzir, 2009:38). Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah
variabel yang dipercaya berhubungan dengan variabel lainnya.
Dalam penelitian di bidang pendidikan, korelasi digunakan untuk
melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai
peranan yang signifikan  dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh,
misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar
strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya. Disamping
itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian
tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: (1) Adakah hubungan
di antara dua variabel? (2)  Bagaimanakah arah hubungan tersebut? (3) Berapa
besar/ jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?
Variabel-variabel penelitian dikatakan berkorelasi positif apabila variasi
variabel saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan
pendapat Ibnu, dkk. (2003:46) yang menyatakan bahwa penelitian korelasional
bermaksud untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.

3. Karakteristik Penelitian Korelasional


Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga
karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian korelasi tepat
jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. Kedua, memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
Ketiga, memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
5

4. Prinsip Penelitian Korelasional
Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya
mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa
mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu,
peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.

5. Struktur Rancangan Penelitian Korelasional


Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama
dalam penelitian korelasional yaitu explanatory research
design dan prediction research design.
a. Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan)
Explanatory Research Design adalah desain korelasional di mana peneliti
tertarik dalam dua variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam
satu variabel merefleksi perubahan variable lain. Berikut adalah struktur
rancangan penelitian penjelasan (explanatory research design).
1) Para peneliti dapat mengkorelasikan dua variabel atau lebih.
2) Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu.
3) Bukti ditemukan dalam administrasi instrumen.
4) Peneliti menganalisis semua variabel.
5) Peneliti memperoleh setidaknya dua skor untuk masing-masing variabel.
6)  Peneliti melaporkan penggunaan statistik uji korelasi dalam      analisis data.
7) Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari
hitungan hasil tes.

b. The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi)


Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi
tentang hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut
kriteria variabel. Berikut adalah struktur rancangan dari penelitian
prediksi, antara lain sebagai berikut.
1) Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.
2) Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan
variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya.
6

3) Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.


4) Sebuah penelitian prediksi akan melaporkan analisa korelasi menggunakan uji
statistik korelasi. Sebagai contoh, penulis mungkin tertarik di beberapa
prediktor yang membantu menjelaskan kriteria dari setiap variabel.
Disisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363)
struktur rancangan dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih
masalah, memilih sampel, memilih atau mengembangkan instrumen,
penentuan prosedur, mengumpulkan dan menganalisis data, dan
menginterpretasikan hasil.

6. Jenis-Jenis Desain Penelitian Korelasional


Shaughnessy dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada
5 jenis desain penelitian korelasional yaitu: (1) korelasi bivariat, (2)
korelasi regresi dan prediksi, (3) regresi jamak, (4) analisis faktor, dan (5)
korelasi yang dibuat untuk membuat kesimpulan kausal. Sementara,
Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua desain utama penelitian
korelasional yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction).
Meskipun para ahli mengelompokkan rancangan penelitian korelasional
agak berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian tersebut hanya
berpijak pada pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda.
Supaya tidak terdapat kerancuan pembahasan dan disesuaikan
dengan topik yang penulis angkat dalam mkalah ini, selanjutnya penulis
akan membatasi bahasan pada jenis desain penelitian korelasi bivariat.

C. Penelitain Korelasi Bivariat


1. Pengertian Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat
hubungan antara sepasang variabel (bivariat).
7

Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari


penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain
yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang
meneliti hubungan beberapa variabel (lebih dari dua variabel) pada
umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk
melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu
sama lain secara berpasangan.
Hubungan antara dua variabel yang diukur berdasarkan analisis
bivariat mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana
kuatnya hubungan) biasanya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi.
Nilai koofisien  korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan
untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut.
Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan
menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data
masing-masing variabel. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada
hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00,
merupakan korelasi sempurna (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“ dan “+”. Apabila
korelasi negatif, artinya semakin rendah skor pada suatu variabel, semakin
rendah pula skor pada variabel lain. Sedangkan korelasi positif
mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin
tinggi pula skor pada variabel lain (Emzir, 2009:48).

2. Desain Dasar Penelitian Korelasional Bivariat


Pada dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan
korelasi antara variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel
lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-
langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum menurut Mc Milan
dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan masalah atau
studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan penelitian
8

dan metodologi penelitian,  pengumpulan data, dan analisis data,


simpulan.

a. Pemilihan Masalah
Pada dasarnya, desain penelitian korelasi bivariat ini cukup
sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari
kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien
korelasinya. Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan
variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk
menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Oleh karena itu,
dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan
sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Variabel
yang dilibatkan harus diseleksi. Pemilihan kedua variabel yang dianggap
memiliki hubungan tersebut harus berdasarkan teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau diturunkan dari pengalaman bahwa
keduanya sangat mungkin berhubungan.

b. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan


Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting
adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh
landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga
peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber
untuk memperoleh  teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar,
buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.

c. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang kita ajukan. Banyaknya jumlah hipotesis tergantung dari
banyaknya rumusan masalah dan kerangka berpikir yang kita ajukan.
Hipotesis penelitian adalah merupakan jawaban sementara terhadap
9

permasalahan penelitian yang secara teoritis, yang kebenaranya harus diuji


secara empiris.
Dalam penelitian korelasional bivariat, hipotesis hendaklah
menyatakan pertautan dua variabel, dinyatakan dalam kalimat deklaratif,
dirumuskan secara singkat dan padat, dan dapat diuji.

Contoh rumusan masalah dalam korelasional bivariat.


Ada hubungan positif antara keterampilan memahami teks eksposisi dan
keterampilan menulis teks eksposisi siswa

Untuk menguatkan penelitian ini, diajukan hipotesis yang merupakan


jawaban sementara dari penelitian. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat
hubungan positif dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% antara
keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks
eksposisi siswa. Hipotesis tersebut kemudian dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik berikut.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan
memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa. Hipotesis diterima jika thitung < ttabel pada dk = n-1 dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%.
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan
memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel pada dk = n-1 dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%.

Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko


salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar
sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian). Sementara, taraf kepercayaan
pada dasarnya menunjukkan tingkat keterpercayaan sejauhmana
pengambilan keputusan mengenai hasil uji hipotesis diyakini
kebenarannya. Dalam statistika, tingkat kepercayaan nilainya berkisar
antara 0 sampai 100%. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu
sosial sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%.
Jika tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, ini berarti tingkat
keyakinan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol dengan benar
adalah 95%.
10

Pada contoh di atas, jika koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti
keterampilan memahami teks eksposisi berhubungan positif dan signifikan
terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Jadi dalam kasus ini
dapat disimpulkan bahwa keterampilan memahami teks eksposisi
berhubungan positif terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa.

d. Rancangan Penelitian atau Metodologi  Penelitian Korelasional Bivariat


1) Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan
dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan
dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang
menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai
perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel
yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut,
peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar
variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
Populasi merupakan semua objek atau objek sasaran penelitian.
Sementara, sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti.

Contoh, populasi dalam sebuah penelitian hubungan antara keterampilan


memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi adalah
siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 265 orang yang tersebar pada sembilan kelas,
yaitu VII A sampai VII I. Karena populasi penelitian ini lebih dari 100
siswa, maka perlu digunakan teknik pengambilan sampel.

Teknik sampling adalah teknik penggambilan sampel. Untuk


menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik
sampling dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a) Probability sampling
11

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini terbagi atas berikut.
1) Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pegambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogeny.
2) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homgen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata.
3) Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster sampling (area sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara,
provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sasmpelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan.

b) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini terbagi atas berikut.
1) Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampeln
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota
tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa diambil
dar nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tetentu.
12

2) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
3) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebasgai sumber
data.
4) Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan.
5) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik peentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi
relatif kecil., kurang dari 30 orang, atau penelitian yang akn membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam
penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan tetapi
karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa lengkap, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan orang-orang sebelumnya.

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.


Jumlah sampel diharapkan 100% mewakili dari populasi adalah sama
dengan jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 orang
13

maka hasil penelitian itu akan berlaku pada 1000 orang tersebut tanpa ada
kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka
akan semakin kecil peluang kesalahan generalisasi yang akan terjadi, dan
sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka akan
semakin besar peluang terjadi kesalahan generalisasi.
Berapa jumlah anggota sampel yang tepat pada penelitian adalah
tergantung pada tingkat ketelitian dan kesalahan yang dikehendaki oleh
peneliti. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh sumber dana, waktu, dan
tgenaga yang tersedia. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya tergantung kepada teori yang dipakai.

Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian hubungan antara


keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks
eksposisi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang, teknik
pengambilan sampel yang dipilih peneliti adalah teknik Proportional
Random Sampling (pengambilan sampel secara acak).

Proportional random sampling adalah penarikan sampel


berdasarkan proporsi jumlah siswa. Menurut Margono (2010:128), sampel
proporsional menunjuk kepada penarikan sampel dari beberapa
subpopulasi yang tidak sama jumlahnya. Oleh karena itu, persentase
sampel yang diambil dalam penelitian adalah 20% dari populasi per kelas.
Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, (2002:112) yang menyatakan
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, tetapi
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih. Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil adalah 54 orang
siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel
Populasi dan Sampel Penelitian
N
Kelas Jumlah Populasi Sampel (20%)
o.
1 2 3 4
1 VII-A 29 orang 6 orang
2 VII-B 30 orang 6 orang
14

3 VII-C 30 orang 6 orang


4 VII-D 30 orang 6 orang
5 VII-E 30 orang 6 orang
6 VII-F 29 orang 6 orang
7 VII-G 29 orang 6 orang
8 VII-H 29 orang 6 orang
9 VII-I 29 orang 6 orang
Jumlah 265 orang 54 orang

2) Metode Pengumpulan Data


a) Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian adalah seluruh komponen yang akan
digunakan peneliti dalam penelitian-nya agar mendapat suatu hasil yang
tertentu sesuai dengan yang diinginkan sebagai kesimpulan atau hasil dari
penelitiannya. Variabel dalam penelitian korelasional bivariat terdapat dua
variabel penelitian, yaitu variabel bebas, sebagai variabel X, dan variabel
terikat sebagai variabel Y.
Variabel bebas atau dikenal dengan istilah variabel dependent
merupakan variabel yang diduga memiliki fungsi sebagai penyebab
timbulnya variabel yang lain. Biasanya variabel bebas akan diamati dan
diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya
terhadap variabel lainnya. Secara singkat, variabel bebas adalah variabel
yang dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas memiliki fungsi utama sebagai
acuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. 
Jenis variabel kedua adalah variabel terikat atau disebut juga
dengan istilah independent atau variable output atau kriteria. Ia adalah
hasil atau akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel ini
merupakan hasil yang timbul sebagai akibat langsung dari pengaruh
variabel bebas.

Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian mengenai hubungan


keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks
eksposisi siswa, dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian.
Pertama, keterampilan memahami teks eksposisi sebagai variabel bebas
15

(variabel X). Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi sebagai variabel


terikat (variabel Y).

b) Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan,
tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul sata
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena
berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner
(angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan
adalah angket, observasi dan wawancara.
Contoh, untuk penelitian hubungan antara keterampilan memahami teks eksposisi
dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa berdasarkan contoh yang
digunakan sebelumnya, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa
instrumen penelitian, yaitu berupa tes keterampilan memahami teks eksposisi dan
tes keterampilan menulis teks eksposisi. bentuk tes objektif digunakan untuk
mengukur tingkat keterampilan memahami teks eksposisi. Sementara itu, bentuk
tes keterampilan menulis teks eksposisi adalah tes unjuk kerja. Sedangkan sumber
data adalah primer yaitu dengan cara memperoleh langsung dari instrumen tes
yang diberikan pada siswa sampel penelitian. Selanjutnya, data dalam penelitian
ini adalah skor hasil tes keterampilan memahami dan skor hasil tes keterampilan
menulis.
c) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan metode pengumpulan data atau
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, diantaranya melalui
angket, wawancara, pengamatan, tes, dokoumentasi dan sebagainya.
Sementara, instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data, seperti lembar cek list, kuesioner (angket
16

terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.


Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian hubungan antara
keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks
eksposisi siswa, Instrumen penelitian ini berupa tes keterampilan memahami teks
eksposisi dan tes keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri
8 Padang. Sementara, istrumen pengumpul data berupa bentuk tes objektif
digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan memahami teks eksposisi, dan
bentuk tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis teks eksposisi.
Tes yang diberikan, disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Penetapan indikator atau kisi-kisi harus sesuai dengan tinjauan pustaka atau kajian
teori yang dijadikan dasar penelitian, serta merujuk kepada rumusan masalah dan
pertanyaan penelitian. Tes ditulis sesuai teori kisi-kisi dari setiap variabel.
Di mana untuk setiap indikator memiliki beberapa soal, sehingga hasilnya nanti
dapat diverifikasi dengan baik. Berikut contoh kisi-kisi untuk penelitian hubungan
keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa.
Tabel
Kisi-kisi Uji Coba Tes Keterampilan Memahami Teks Eksposisi
Jumlah
No. Indikator Aspek yang dinilai Butir Soal
Soal
1 2 3 4 5
Menentukan fungsi Menemukan kalimat fakta 2, 10, 13, 19, 22,
1. 10
teks eksposisi Menentukan fungsi teks 28, 37, 41, 53, 56
Menentukan ide Menemukan ide pokok paragraf 3, 6, 11, 16, 25,
2. pokok dalam teks Menemukan gagasan penjelas 27, 34, 36, 42, 49, 12
eksposisi 52, 58
Menemukan poin-poin penting
Menentukan 4, 7, 15, 18, 24,
dalam paragraf untuk diringkas
3. ringkasan teks 29, 35, 40, 45, 50, 12
Menentukan ringkasan
eksposisi 51, 60
Tabel lanjutan
1 2 3 4 5
4. Menentukan Menentukan tesis/pernyataan 1, 8, 12, 17, 21, 12
struktur teks pendapat awal 26, 32, 38, 43, 46,
eksposisi Menentukan argumentasi 55, 57
Menentukan
reiterasi/kesimpulan
17

Menentukan kata ganti/rujukan


kata (pronomina)
Menentukan ciri Menentukan kelas kata (nomina, 5, 9, 14, 20, 23,
5. kebahasaan teks verba, adjektiva, adverbia) 30, 31, 33, 39, 44, 14
eksposisi Menentukan kata sambung 47, 48, 54, 59
(konjungsi)

Jumlah 60

Pada tes objektif, sebelum dijadikan instrumen penelitian terlebih


dahulu soal tes objektif diujicobakan kepada siswa yang berada di luar
sampel penelitian. Uji coba soal objektif tersebut terdiri atas 60 butir soal
seperti contoh di atas. Uji coba dilakukan untuk menentukan validitas item
dan reliabilitas tes. Uji coba tersebut dilakukan agar tes yang digunakan
benar-benar dapat mengukur tingkat keterampilan memahami teks
eksposisi siswa dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, untuk menentukan keabsahan instrumen keterampilan
memahami teks eksposisi, berikut ini akan dijelaskan tentang validitas
item dan reliabilitas tes instrumen uji coba. Pertama, untuk mengetahui
valid atau tidaknya tes, digunakan validitas item. Kedua, untuk
mengetahui tingkat kepercayaan, ketepatan atau keterandalan tes objektif
digunakan reliabilitas tes.
1) Validitas Item
Validitas berasal dari kata valid yang artinya sahih. Validitas dapat
diartikan sebagai tingkat kesahihan suatu tes. Kesahihan yang dimaksud
adalah sejauh mana ketepatan sebuah tes dapat menjadi pengukuran
dengan apa yang diukur. Tes yang valid atau tes yang memiliki kadar
validitas yang tinggi adalah tes yang isinya layak mengukur objek yang
akan diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu (Abdurrahman dan Ratna,
2003:179). Maksudnya terdapat relevansi antara tes dengan fungsi dan
sasaran pengukurannya. Validitas item dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus biserial berikut ini.
M p−M t p
rpbi=
St √ q
18

Keterangan:
rpbi = validitas item yang dicari
Mp = rerata skor tester yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
banyak siswa yang benar
p = rerata tester yang menjawab benar (р¿ )
jumlahseluruh siswa
q = rerata tester yang menjawab salah (q¿ 1−¿p)

(Abdurrahman dan Ratna, 2003:194)

Atau menggunakan rumus korelasi Product Moment berikut.

N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ xy = jumlah perkalian variabel X da variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
2
∑x = jumlah kuadrat X
2
∑y = jumlah kuadrat Y

Hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus biserial tersebut berupa


koefisien korelasi, kemudian ditafsirkan ke dalam rtabel untuk mengetahui
valid atau tidaknya tes objektif tersebut. Penafsiran ke dalam rtabel
digunakan derajat kebebasan dengan dk=n-1 pada taraf signifikansi 0,05
dan taraf kepercayaan 95%. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel yang
diperoleh (rhitung >rtabel) berarti item tes atau butir soal tersebut valid.
Sebaliknya, jika rhitung diperoleh lebih kecil daripada rtabel (rhitung ¿rtabel)
berarti item tes tidak valid.

Contoh, Hasil tes uji coba dari tes keterampilan memahami teks eksposisi
yang telah diberikan kepada siswa, tes objektif terdiri atas 60 butir soal, 42
butir soal dinyatakan valid karena rtabel (0,304) lebih kecil dari thitung, yaitu
nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 23, 25, 27, 28,
30, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50, 52, 53, 55, 56, 57,
59, 60. Soal yang tidak valid berjumlah 18 butir soal, karena rtabel (0,304)
lebih kecil dari thitung, yaitu soal nomor 2, 5, 16, 19, 21, 22, 24, 26, 29, 31,
33, 36, 43, 44, 49, 51, 54, 58.
19

2) Reliabilitas Tes
Menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:198) reliabilitas berkaitan
dengan tingkat kepercayaan, ketetapan, atau keterandalan. Sebuah tes
dikatakan memiliki tingkat keterandalan yang tinggi jika tes tersebut
hasilnya relatif tetap atau kurang lebih sama. Dengan kata lain, tes
dikatakan reliabel apabila tes itu diujikan lebih dari satu kali pada
kelompok testi yang sama hasilnya tidak berubah. Kalaupun terjadi
perubahan, hal itu tidak terlalu berarti.
Untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan
teknik belah dua (split half), karena tes yang diujikan satu kali dan jumlah
item genap. Hal itu sesuai dengan pendapat Arikunto (dalam Abdurrahman
dan Ratna, 2003:198) untuk menentukan reliabilitas tes dapat digunakan
teknik belah dua atau split half jika tes diujikan satu kali dan jumlah item
genap. Teknik belah dua digunakan dengan membagi skor hasil tes
menjadi dua, yaitu kelompok ganjil dan genap. Rumus yang dapat
digunakan adalah rumus Product Moment dan Spearman Brown. Rumus
product moment berikut ini digunakan untuk menentukan reliabilitas
instrumen.
N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ xy = jumlah perkalian variabel X da variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
2
∑x = jumlah kuadrat X
2
∑y = jumlah kuadrat Y

Rumus Product Moment digunakan untuk menentukan reliabilitas

11
separuh tes (r ¿ . Setelah reliabilitas separuh tes diketahui hasilnya,
21
selanjutnya hasil dari rumus tersebut dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown berikut untuk menentukan reliabilitas instrumen secara
keseluruhan.
20

11
2r
22
r ii =
11
1+ r
22

Keterangan:
r ii = koefisien korelasi variabel X dan Y
11
r = koefisien separuh tes
22
(Nurgiyantoro,2012:169)

Contoh, langkah untuk menentukan reliabilitas tes ada tiga, Pertama,


membuat tabel persiapan penentu reliabilitas dengan lajur kode sampel
(KS), X (skor ganjil), Y (skor genap), X², Y², dan XY. Kedua,
memasukkan data yang terdapat pada tabel tersebut ke dalam rumus
product moment berikut.

N ∑ xy−(∑ x)( ∑ y)
r xy = 2 2
√ {N ∑ x −( ∑ x ) }{N ∑ y 2−(∑ y )2 }
42 ×19174−( 866 )( 9 01)
¿ 2
√{42 ×18526−( 866 ) }{42× 19955 (9 01)2 }
805308−780266
¿
√{778092−749956 }{838110−811801 }
25042
¿
√{28136 ×26309 }
25042
¿
√740230024
25042
¿
27207,17
¿ 0,92
Ketiga, hasil dimasukkan ke dalam rumus spearman brown sebagai
berikut.
11
2x r
22
r ii =
11
1+r
22
21

2× 0,92
¿
1+0,92
1,84
¿
1,92
¿ 0,96
rhitung (0,96) > rtabel (0,304) = reliabel.
Berdasarkan analisis reliabilitas tes tersebut, reliabilitas tes uji coba
instrumen keterampilan memahami teks eksposisi siswa kelas VII SMP
Negeri 8 tergolong sangat tinggi. Dengan kata lain, tes tersebut reliabel
karena rtabel pada taraf kepercayaan 95% (0,304) lebih kecil dari r yang
diperoleh (0,96).
Dengan demikian, butir soal objektif untuk mengukur tingkat keterampilan
memahami teks eksposisi berjumlah 42 butir soal dengan kisi-kisi soal
sebagai berikut. Apabila  instrumen sudah valid dan reliabel, maka dibuat
istrumen final berdasarkan soal yes yang telah valid tersebut untuk
diujikan kepada sampel penelitian diluar sampel ujicoba sebelumnya.
Berikut contoh kisi-kisi tes setelah instrumen valid dan reliabel.

Tabel 7
Kisi-kisi Tes Keterampilan Memahami Teks Eksposisi
No. Indikator Aspek yang dinilai Butir Soal Jumlah Soal

1 2 3 4 5
Menentukan fungsi Menemukan kalimat fakta
8, 11, 20, 25,
1. teks eksposisi Menentukan fungsi teks 7
29, 36, 39
Menentukan ide Menemukan ide pokok
pokok dalam teks paragraf 2, 4, 9, 18, 19,
2. 7
eksposisi Menemukan gagasan penjelas 23, 35

Menentukan Menemukan poin-poin penting


ringkasan teks dalam paragraf untuk diringkas 3, 5, 13, 15, 24,
3. 9
eksposisi Menentukan ringkasan 28, 31, 38, 42

Menentukan Menentukan tesis/pernyataan


struktur teks pendapat awal
1, 6, 10, 14, 22,
eksposisi Menentukan argumentasi
4. 26, 30, 32, 37, 10
Menentukan
40
reiterasi/kesimpulan

Menentukan ciri Menentukan kata ganti/rujukan


kebahasaan teks kata (pronomina)
eksposisi Menentukan kata leksikal
7, 12, 16, 17,
(nomina, verba, adjektiva,
5. 21, 27, 33, 34,
adverbia) 9
41
Menentukan kata sambung
(konjungsi)
22

Jumlah 42

3) Teknik Pengnalisisan Data


Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan
dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan
hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik
korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk
menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel,
maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r).
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan
untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk
mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana
menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.
Sebelum dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi, terlebih
dahulu harus dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji linearitas, dan uji
normalitas.
1) Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data variabel bebas
keterampilan memahami teks eksposisi (x) memiliki hubungan yang linear
dan berarti atau tidak secara signifikan dengan variabel terikat
keterampilan menulis teks eksposisi (y).
Langkah untuk menentukan linearitas tes ada dua, Pertama,
membuat tabel persiapan penentu linearitas dengan lajur kode sampel
(KS), X (nilai membaca), Y (nilai menulis), X², Y², dan XY. Kedua,
memasukkan data yang terdapat pada tabel tersebut ke dalam rumus
product moment berikut.

N ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
r xy =
2 2 2 2
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y −(∑ y ) }
Ketarangan:
23

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


∑ xy = jumlah perkalian variabel X da variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
∑x2 = jumlah kuadrat X
∑ y2 = jumlah kuadrat Y
(Nurgiyantoro,2012:160)

2) Uji Normalitas Data


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dicari syarat
untuk pengujian hipotesis, yaitu uji normalitas data. Uji normalitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Sudjana (2005:466—467) mengatakan bahwa rumus yang digunakan
dalam uji normalitas adalah Liliefors. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
Pertama, menyusun data X1, X2, X3, ..., Xn hasil belajar siswa dalam tabel
yang diurutkan mulai dari data yang terkecil hingga data yang terbesar.
Kedua, data X1, X2, X3, ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ..., Zn dengan

Xᵢ− X
rumus Zᵢ= dengan S= √ n ( ∑ Xi 2 )−¿ ¿ ¿
S
Keterangan:
Zᵢ = skor bilangan baku siswa ke-1
Xᵢ = skor yang diperoleh siswa ke-1
X̃ = skor rata-rata
n = jumlah sampel
S = simpangan baku sampel

Ketiga, dengan menggunakan daftar berdistribusi normal baku,


kemudian dihitung peluang F(Zi)= P(Z≤Zi). Keempat, menentukan harga
S(Zi), yaitu proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama dengan Zi,

F ( Zᵢ)
dengan rumus S ¿Zi)= .
n
Kelima, menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) dan menentukan harga
mutlaknya. Keenam, mengambil harga terbesar diantara harga mutlak
selisih tersebut yang disebut dengan L0. Ketujuh, membandingkan nilai
Lhitung dengan nilai kritis Ltabel. Apabila Lhitung lebih kecil dari Ltabel dengan
24

taraf nyata 0,05 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


Kriteria yang dipilih adalah menerima hipotesis jika Lhitung<Ltabel.

Adapun langkah-langkah dalam penganalisisan data berdasarkan


rancangan penelitian bivariat adalah sebagai berikut. Pertama, melakukan
penyekoran terhadap data variabel bebas dan terikat. Kedua, mengubah
skor menjadi nilai. Ketiga, menfasirkan nilai sebelumnya berdasarkan rata-
rata hitung dengan rumus berikut.
Σ FX
M=
N
Keterangan :
M = rata-rata hitung
F = frekuensi nilai siswa
X = skor nilai yang diperoleh siswa
N = jumlah sampel penelitian
Keempat, mengelompokkan nilai berdasarkan pedoman konversi skala 10.

N Tingkat Nilai Ubahan


Kualifikasi
o Penguasaan Skala 10
2 3 4
1
1 96—100% 10 Sempurna
2 86—95% 9 Baik Sekali
3 76—85% 8 Baik
66—75% 7 Lebih dari
4
Cukup
5 56—65% 6 Cukup
6 46—55% 5 Hampir Cukup
7 36—45% 4 Kurang
8 26—35% 3 Kurang Sekali
9 16—25% 2 Buruk
1 0— 1 Buruk Sekali
0 15%

Nurgiyantoro (dalam Abdurrahman dan Ratna, 2003:265)

Keenam, membuat diagram batang berdasarkan data nilai siswa.


Ketujuh, mengkorelasikan variabel X dengan variabel Y. Dalam SPSS ada
tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation)
diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b,  dan  Spearman
25

Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval


atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b,dan Spearman Correlation lebih
cocok untuk data berskala ordinal.
Dalam makalah ini, akan dibahas analisis korelasi sederhana
dengan metode Pearson atau sering disebut Product Moment
Pearson. Kedua variabel tersebut dikorelasikan dengan menggunakan
rumus koefisien korelasi product moment berikut ini .
N .∑ XY −(∑ X)(∑ Y )
r xy = 2 2 2
√ {N .∑ X −( ∑ x ) }{N .∑ y ²−(∑ y ) }
Ketarangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah sampel penelitian
∑ xy = jumlah perkalian variabel X dan variabel Y
∑x2 = jumlah skor variabel X
∑ y2 = jumlah skor variabel Y
(Abdurrahman dan Ratna, 2003:183)
Nilai korelasi (r) berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat,
sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin
lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik)
dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut.

Besarnya “r”
product Moment Interpretasi
(rxy)
Antara Variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
0,00 – 0,20 korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi
Antara Variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40 memang terdapat korelasi yang lemah
atau rendah
Antara Variabel X dan variabel Y
0,40 – 0,70 memang terdapat korelasi yang sedang
26

atau cukup
Antara Variabel X dan variabel Y
0,70 – 0,90 memang terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi
Antara Variabel X dan variabel Y
0,90 – 1,00 memang terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi

Kedelapan, menguji keberartian hipotesis dengan menggunakan


rumus berikut.
n−1
t=r
√ 1−r ²
Ketarangan:
t = besarnya pengujian hipotesis
n = jumlah sampel penelitian
r = besarnya koefisien korelasi
(Arikunto, 2006:263)

Ketentuan penentuan hipotesisnya adalah sebagai berikut. Jika thitung>ttabel, maka H0


ditolak dan H1 diterima, Jika thitung<ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesembilan, selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel


bebas terhadap variabel terikat, digunakan rumus koofisien determinasi berikut.
Koofisien Determinasi (KD) = r2 x 100%

Contoh:
Koofisien Determinasi (KD) = r2 x 100%
= (0,524)2 x 100%
= 0,2746 x 100%
= 27,46%

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan


memahami teks eksposisi memiliki kontribusi sebesar 27,46% terhadap
keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang
dan keterampilan menulis teks eksposisi selebihnya, yaitu sebesar 72,54%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
27

Kesembilan, membahas analisis dan menyimpulkan hasil


pembahasan dengan cara mendeskripsikan hubungan antara variabel X
dengan Y.

3. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional Bivariat


Penelitian korelasional bivariat mengandung kelebihan-kelebihan,
antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara sepasang
variabel secara bersama-sama (simultan);  dan penelitian korelasional
bivariat juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara dua variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya,
Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini
berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan
untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan
penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel
yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional bivariat, antara lain:
hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan
dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib-
ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas
(Abidin, 2010).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendekatan korelasional adalah desain atau rancangan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel atau melakukan perubahan terhadap variabel sehingga
tidak terdapat manipulasi variabel. Biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara hasil pengukuran
terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang
variabel (bivariat). Penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian
lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks.
Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa
variabel (lebih dari dua variabel) pada umumnya selalu diawali dengan penelitian
hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut
berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Hubungan antara dua variabel yang diukur berdasarkan analisis bivariat
mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan)
biasanya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien  korelasi
merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam
memahami tingkat hubungan tersebut.

26
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. “Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia”. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).


Jakarta: Rineka Cipta.

Ibnu, Suhadi dkk. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas


Negeri Malang.

27

Anda mungkin juga menyukai