Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK

Mata Kuliah :

Pancasila

Dosen Pengampu :

Kuswanto M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 7 :

Adelia Putri (A1A121082)

Alvina Idza Miranda (A1A121011)

Ratna Tiara Sani (A1A121080)

Risky Kurniasih (A1A121012)

Kelas : R-002/ B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

Tahun Ajaran 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Tugas dengan judul "
ANALISIS PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK " ini tepat waktu.

Makalah ini kami susun sebagai penyelesaian tugas mata kuliah Pancasila.
Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Kuswanto, S.Pd,.M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila
yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik
moral maupun spiritual.
3. Teman teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya
berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini memiliki kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah wawasan serta sebagai bahan referensi dan informasi yang
bermanfaat bagi pengetahuan, khususnya dalam mata kuliah Pancasila.

Jambi, 22 November 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….…...…………… 1

DAFTAR ISI………………………………..…………………………...…….……… 2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..….….……….. 3

A. Latar Belakang……………………………………………….…..…...……… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………..……....………. 3
C. Tujuan Pembelajaran……………………………….…………..…...………. 4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….…….….………… 5

1. Kajian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Yang


Terbentuk Dalam Sikap Inklusif, Toleran dan Gotong-royong Dalam
Keragaman Agama dan Budaya.……………………………....……..……. 5
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung
jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan
mufakat dalam kehidupan ilmiah.…………………………….…….……….. 7
3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan
Indonesia……………………………………………………....….…………… 9
4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.…….. 10
5. Deskripsikan model pemimpin, warga negara, dan ilmuwan yang Pancasilais

di lingkungan sekitar Anda…………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..……… 13

A. Kesimpulan………………………………………………………………………13
B. Saran…………………………………………………………….……………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai


kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
Perkembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupi nya, artinya iptek
selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya
bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan
semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya
dan agama dalam perkembangan agar tidak merugikan umat manusia. Pancasila
sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh
aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya
dalam aktivitas ilmiah. Oleh sebab itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu
bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab
perkembangan ilmu tidak terlepas dari nilai ideologi bangsa.

B. Rumusan Masalah

1. Kajian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Yang Terbentuk


Dalam Sikap Inklusif, Toleran dan Gotong-royong Dalam Keragaman Agama dan
Budaya.
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam
kehidupan ilmiah.
3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan
Indonesia
4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.

3
C. Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui Kajian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Yang


Terbentuk Dalam Sikap Inklusif, Toleran dan Gotong-royong Dalam Keragaman
Agama dan Budaya.
2. Mengetahui beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab
atas keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat
dalam kehidupan ilmiah.
3. Mengetahui beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter
keilmuan Indonesia
4. Mengetahui beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kajian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Yang Terbentuk


Dalam Sikap Inklusif, Toleran dan Gotong-royong Dalam Keragaman Agama dan
Budaya.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan


agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan pancasila
sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang
bersifat niscaya.

Bersikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya;
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah
dan mufakat; merumuskan pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia;
merumuskan konsep karakter keilmuan berdasar pancasila; menciptakan model
pemimpin, warga negara dan ilmuwan yang pancasilais. Dan Keberadaan pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk alam sikap inklusif, toleran, dan
gotong royong dalam keragaman agama dan budaya adalah bukti Pancasila sebagai
ideologi terbuka. Keterbukaan tersebut diwujudkan dengan kedinamisan Pancasila dan
nilai di dalamnya. Hal Ini jugalah yang membuat Pancasila hingga saat ini bertahan.
Salah satu keunggulan adalah sifatnya yang terbuka. Terbuka dalam hal ini tidak berarti
selalu menerima ideologi maupun nilai dari luar. Sebaliknya seluruh ideologi yang
masuk akan disaring. Jika sesuai dengan kultur bangsa Indonesia maka akan diterima
dan diterapkan.Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat
mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) yangdikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang

5
dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai- nilai Pancasila sebagai faktor
internal pengembangan iptek itu sendiri.Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan
sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu
mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa
Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan
ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indigenisasi
ilmu (mempribumikan ilmu).Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi
yang berbeda-beda.

a. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya melakukan
adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.
b. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa
sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila.
Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya
ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk
dilibatkan.
c. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada
jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan
pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan
main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi
kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main.
d. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek
harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses
indigenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar

6
nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang
berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan
pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila
Selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang
diambil.

Sumber kutipan :

( https://id.scribd.com/document/540527165/Pancasila-Pertemuan-Xiii-heni-Silvia-Resti)

2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam
kehidupan ilmiah.

Berkaitan dengan kedudukan pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu yang


memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan yang diambil yaitu seperti
dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan
“musyawarah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan
kesepakatan bersama,tetapi common denominator , yakni inti kesamaan yang dipilih
sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses
musyawarah untuk mencapai mufakat. Beberapa kasus :

1. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia


hidup didunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan
kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia
diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat
kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran.
seperti menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan
untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan

7
lain-lain, adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan
yang mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan
tuntunan sikap tersebut berarti mensyukuri anugerah Tuhan.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat universal
maupun kas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan
atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai
dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan
materi, bersosialisasi,eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan
nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi.
Hakikat kodrat manusia yang bersifat monopluralis,sebagaimana dikemukakan
Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat),makhluk individu
dan sosial (sifat kodrat), dan mahluk Tuhan dan otonom (kedudukan
kodrat)memerlukan keseimbangan agar dapat menyempurnakan kualitas
kemanusiaannya.
3. Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik
Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam
tugas-tugas profesionalnya. Kerjasama Yang sinergis antar individu dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan menghasilkan produktivitas
yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas individunya. Suatu
pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat nasionalisme
yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang
mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh
dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula halnya dengan ilmuwan
dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebesar-besarnya sesuai
kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan

8
dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun
lingkup yang lebih sempit . Manajemen Keputusan yang dilandasi semangat
musyawarah akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan
semua pihak dengan penuh kerelaan.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan
agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara
bangsa Indonesia. Ilmuwan Dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu
mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin
kesejahteraan karyawan. Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan sehingga cenderung
mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian lingkungan. Situasi
timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan
perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes
yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan


Indonesia

Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan


Indonesia yaitu di sisi ilmu itu sendiri, pancasila sudah mencakup dari semua segi
aspek kehidupan , mulai dari :

1. Sila pertama yang mencakup segi ketuhanan dalam menuntut ilmu yaitu dalam
menuntut ilmu yang bermanfaat di dunia maupun akhirat, dapat dibagi dan
diberikan kepada orang lain.
2. Sila kedua pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebagai
penuntut ilmu, kita harus mengedepankan sisi kemanusiaan. Maksudnya, jangan
memaksakan suatu kehendak atau ilmu hingga mengorbankan orang lain dalam
mencapai tujuan tersebut. Dari segi penuntut ilmu sebagai subjek dalam
menuntut atau mencari ilmu, dalam pancasila kita diajarkan bahwa dalam proses
pengembangan ilmu tersebut diperlukan adanya sikap kemanusiaan

9
3. Sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia contohnya dalam keilmuan dapat
mempersatukan seluruh bangsa walaupun berbeda-beda. Dengan adanya
Pancasila seluruh elemen bangsa dapat merasakan menuntut ilmu tanpa adanya
perbedaan.
4. Sila keempat, contohnya dengan adanya perkembangan ilmu seperti
perkembangan teknologi ( iptek ) seluruh bangsa Indonesia dapat merasakan
perubahannya, Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.Tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Hal ini juga berlaku dalam
perkembangan ilmu di Indonesia seluruh bangsa dapat merasakan tanpa adanya
batasan.
5. Sampai pada sila kelima yang menitik beratkan pada segi keadilan sosial yang
menganjurkan kita menuntut ilmu dengan seadil-adilnya. Dalam hal ini dapat
memiliki makna yaitu dalam menuntut ilmu, jangan hanya satu ilmu yang
dipelajari, namun juga harus menguasai ilmu yang lain. Dalam penguasaan ilmu,
jangan hanya ilmu di dunia,tapi kuasai juga ilmu sebagai bekal di akhirat.

4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.

Dalam konteks perguruan tinggi, dalam membentuk karakter keilmuan berdasarkan


Pancasila, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dilakukan dengan menyiapkan sumber
daya manusia yang profesional dan handal untuk pembangunan nasional yang
menumbuhkan kesadaran nasionalisme serta menemukan jati diri bangsa yang mampu
beradaptasi dengan perubahan, mampu menangkap tantangan sebagai peluang dan
mampu mengatasi segala permasalahan dengan solusi yang baik, serta
mengaktualisasikan diri untuk bangsadan negara agar lebih maju dan bermartabat. Dari
ilustrasi tersebut, secara bertahap nilai-nilai pancasila akan benar-benar
menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar
negara ini kembali sebagai pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan

10
bahwa pancasila masih ada, dan masih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia. Revitalisasi
nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan cara manifestasi identitas nasional. Hal tersebut
dapat dilihat dari berbagai wawasan, antara lain; spiritual yang berlandaskan etik,
estetika, dan religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.

5. Deskripsikan model pemimpin, warga negara, dan ilmuwan yang Pancasilais di


lingkungan sekitar Anda

1. Pemimpin Pancasilais

Menurut pengamatan kelompok kami seorang pemimpin yang pancasilais di


lingkungan saya adalah seorang ketua RT, bagaimana biasa saya mengatakan seperti
itu? saya berpendapat bahwa ketua RT di lingkungan saya memiliki standar pancasilais
yang cukup tinggi, karena biasa dilihat dari perilaku setiap pekerjaan dan setiap
program yang dikerjakan beliau. Kemudian kelurahan di lingkungan saya menjadi lebih
baik dari sebelumnya, beliau tak segan turun dan ikut bekerja bergotong royong
membantu penyelesaian mushola, membuat piket ronda setiap malamnya, dan juga
membuat sarana olahraga bagi para pemuda di sekitar, setiap malam beliau mengontrol
piket ronda, dari peristiwa yang saya alami beliau memiliki sifat keadilan sosial yang
tinggi, dan ketuhanan yang cukup baik. Tentunya ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Warga negara

Warganegara yang pancasilais dilingkungan saya, yaitu bapak ustad dilingkungan


saya meskipun beliau bukan merupakan orang jambi asli, beliau selalu memberikan
yang terbaik untuk membuat jambi lebih baik. Membantu pembangunan salah satunya
membangun mushola, serta mendidik anak-anak di sekitar untuk belajar mengaji secara
gratis. Disini saya menemukan sifat keadilan sosial yang adil dan beradab pada sosok
ustad tersebut.

3. Ilmuan

Di lingkungan saya yaitu semua guru yang mengajari selama ini, tidak mudah
memberikan ilmu kepada orang lain. Seseorang harus meneguhkan hatinya demi itu,

11
tetapi guru guru saya mengajar dengan tanpa kenal lelah dan itu tercantum dalam
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan pedoman bagi masyarakat 'indonesia dalam penerapan di


bidang iptek, karena nilai-nilai Pancasila Berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek di 'indonesia, yang artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak
keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia, agar bangsa Indonesia
tidak terjerumus ke dalam ini keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Dan oleh karena itu,Pancasila diperlukan sebagai tuntunan moral bagi para
ilmuwan 'indonesia dalam pengembangan iptek di 'indonesia, dan Pancasila juga
diperlukan sebagai orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh
nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa 'indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan


agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan pancasila
sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang
bersifat niscaya. Dan Keberadaan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
yang terbentuk alam sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam keragaman
agama dan budaya adalah bukti Pancasila sebagai ideologi terbuka. Hal ini jugalah
yang membuat Pancasila hingga saat ini bertahan.

B. Saran

Kami sebagai makhluk biasa tidak lepas dari kesalahan, untuk itu saya
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi
berkembangnya ilmu pengetahuan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/540527165/Pancasila-Pertemuan-Xiii-heni-Silvia-Resti

https://www.slideshare.net/syaifulahdanx/bab-vii-pancasila-menjadi-dasar-nilai-pengem
bangan-ilmu

https://id.scribd.com/document/366060968/bab-3-1

https://youtu.be/9p-FgZW8404

14

Anda mungkin juga menyukai