Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat


Analysis of Organic Rice Supply Chain in West Java Province
Pradeka Brilyan Purwandoko1, Kudang Boro Seminar1, Sutrisno1,
dan Sugiyanta2
1Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian
2Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor 16680
Email: seminarkudangboro@gmail.com
Diterima : 4 September 2018 Revisi : 19 September 2018 Disetujui : 30 November 2018

Adanya perubahan paradigma dalam mengonsumsi bahan pangan menjadikan pola


hidup sehat berkembang di masyarakat. Hal ini mengakibatkan preferensi mengenai bahan
pangan organik terus meningkat. Salah satu produk pangan yang mempunyai prospek untuk
dikembangkan adalah beras organik. Oleh karena itu, sangat penting menganalisis proses
bisnis untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang terdapat pada rantai pasok beras
organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bisnis dan aliran rantai pasok beras
organik di Provinsi Jawa Barat. Analisis rantai pasok dilakukan terhadap setiap aktivitas yang
dilakukan selama proses produksi beras dari hulu hingga hilir. Kajian rantai pasok beras
organik dilakukan di Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan
lokasi dan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria
sebagai lokasi sentra produksi beras organik dan keterwakilan seluruh informasi yang
dibutuhkan pada rantai pasok. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
mengetahui proses bisnis dan aktivitas rantai pasok. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
bahwa kondisi rantai pasok beras organik yang terbentuk belum optimal. Hal ini dikarenakan
tidak terserapnya seluruh hasil panen petani ke industri penggilingan beras karena terbatasnya
akses pasar dan modal yang dimiliki.
kata kunci: analisis, beras organik, rantai pasok

ABSTRACT
There has been a paradigm shift in consuming food that makes healthy awareness
increase in the social community and has resulted in the preference for organic food. One of
food product that has the prospect of being developed is organic rice. Therefore, it is necessary
to analyze the business process to find out the problems and conditions in the organic rice
supply chain. This study aims to identify business process and flow of organic rice supply chain
in West Java Province. Supply chain analysis was carried out on every activity undertaken
during rice production process from upstream to downstream. The study of organic rice supply
chain was carried out in Bandung and Tasikmalaya Regencies, West Java Province. Selecting
locations and respondents was done using purposive sampling technique based on the criteria
as the center of the organic rice production and the representativeness of all information
required in the rice organic supply chain. This research method used descriptive analysis to
determine business process and supply chain activities. Based on the result, the condition of
organic rice supply chain had not been optimum due to the inability of the rice milling industry
to absorb the crop yield from all farmers because of limited financial resources and market
access.
keywords: analysis, organic rice, supply chain

Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat


Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
I. PENDAHULUAN hingga produk yang dihasilkan sampai ke
tangan konsumen. Rantai pasok terdiri dari
P ertanian organik saat ini menjadi sebuah
tren untuk pertanian global. Hal ini
dikarenakan penggunaan bahan kimia dalam
berbagai stakeholder yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan demikian, rantai pasok merupakan
proses produksi pertanian mengakibatkan
sebuah kesatuan pemasaran terpadu yang
perubahan keseimbangan ekosistem
mencakup keterpaduan stakeholder dan
lingkungan. Selain itu, penggunaan bahan
produk untuk memberikan kepuasan kepada
kimia juga menyebabkan dampak negatif
pelanggan (Marimin, 2011). Struktur rantai
pada kesehatan manusia (Nugroho, 2012).
pasok menjelaskan hubungan antara
Pertanian organik memiliki tujuan untuk
stakeholder yang terlibat dan perannya serta
menyediakan produk hasil pertanian yang
seluruh aliran informasi, produk, dan uang.
aman untuk dikonsumsi dan ramah
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji proses
lingkungan. Pola hidup sehat saat ini telah
bisnis dan aliran rantai pasok beras organik di
berkembang dan melembaga di kehidupan
Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya,
masyarakat secara luas. Masyarakat juga
Provinsi Jawa Barat.
semakin sadar serta selektif dalam
mengonsumsi bahan pangan. Pola hidup II. METODOLOGI
sehat yang berkembang di masyarakat
mensyaratkan bahwa bahan pangan harus Analisis rantai pasok beras organik
mempunyai beberapa karakteristik yang dilakukan pada seluruh stakeholder yang
berupa; aman untuk dikonsumsi, memiliki berperan. Bagian ini memberikan informasi
kandungan nutrisi yang tinggi, dan juga mengenai lokasi, waktu, metode penentuan
ramah lingkungan (Idaman, 2012). Oleh responden, metode pengumpulan data, dan
karena itu, produksi dan preferensi konsumen analisa data pada riset pendahuluan yang
mengenai bahan pangan organik terus dilakukan.
meningkat. 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kebutuhan akan beras organik pada Studi mengenai rantai pasok beras
pasar lokal dan ekspor selalu mengalami organik ini telah dilaksanakan pada bulan
perkembangan setiap tahunnya (Supyandi, Januari‒Agustus 2017. Pemilihan lokasi
2014). IFOAM (2015) menyatakan bahwa penelitian dilakukan dengan teknik purposive
pasar beras organik mengalami peningkatan sampling pada wilayah sentra produksi beras
5 persen tiap tahun dimana pada tahun 2013 organik di Kabupaten Bandung dan
nilai penjualan beras organik mencapai 11 Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Dipilihnya
miliar. Peningkatan ini diakibatkan karena Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya
tingginya permintaan pasar global terhadap berdasarkan pertimbangan perkembangan
bahan pangan organik. Pada produk beras industri beras organik yang memiliki potensi
organik permintaan pasar global mencapai sangat besar pada kedua wilayah tersebut.
100 ribu ton setiap tahun. Namun indonesia
hanya mampu mengekspor 9 ribu ton beras 2.2. Metode Penentuan Responden
organik pada setiap musim tanam dimana hal Pemilihan sampel responden pada studi
itu kurang dari 10 persen dari kebutuhan awal ini menggunakan purposive sampling.
pasar global (Jakiyah, 2016). Adanya peluang Pemilihan responden dilakukan berdasarkan
pasar organik kemudian dimanfaatkan oleh pertimbangan yang ditetapkan sebelumnya
pemerintah untuk mengembangkan dan seperti dengan mengidentifikasi organisasi
meningkatkan produksi beras organik yang maupun individu yang memiliki kekhususan
dilakukan di Kabupaten Bandung serta tertentu baik itu terkait jabatan, kepakaran,
Tasikmalaya, Pronvisi Jawa Barat. Dengan atau pengalaman dalam usaha beras organik.
demikian, diperlukan studi untuk mengetahui Namun ketika di lapangan, untuk
kondisi rantai pasok beras organik yang ada. pengembangan subyek responden lain
Rantai pasok produk pertanian adalah digunakan teknik snowball sampling. Hal ini
keseluruhan proses produksi dari kegiatan bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih
budidaya, pengolahan, distribusi, pemasaran, detail kepada stakeholder dalam rantai
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
pasok. Adapun responden yang digunakan beras organik. Untuk keperluan analisis rantai
dalam studi ini adalah petani beras organik, pasok digunakan analisis deskriptif
ketua kelompok tani, industri penggilingan menggunakan metode pengembangan rantai
beras organik, pedagang pengumpul pasok hasil pertanian yang dikembangkan
(tengkulak), distributor, retailer, dan dinas oleh Asian Productivity Organization (APO)
pertanian. berdasar kerangka yang telah dimodifikasi
dari Van der Vorst (2006). Analisis yang
2.3. Metode Pengumpulan Data dimaksud disini meliputi kajian aktivitas rantai
Pengumpulan data dan informasi dalam pasok beras organik mulai dari hulu hingga
penelitian ini dilakukan dengan beberapa hilir. Adapun aspek-aspek yang dianalisis
cara, yaitu: (1) Observasi lapang untuk berdasarkan pada struktur rantai, sasaran
mengidentifikasi stakeholder yang berperan, rantai, manajemen rantai, proses bisnis, serta
memahami struktur rantai pasok beras sumberdaya rantai pasok.
organik, dan interaksi yang terjadi di
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalamnya; (2) Wawancara dengan para
stakeholder dalam rantai pasok; (3) Diskusi 3.1. Keragaan Sistem Usaha Tani Beras
terbatas atau focus group discussion (FGD) Organik pada Rantai Pasok
yang melibatkan perwakilan stakeholder
Rantai pasok merupakan sebuah paket
mulai dari petani, ketua kelompok tani,
pengelolaan terpadu dan terintegrasi mulai
industri pengolahan, dan distributor beras
dari hulu hingga hilir. Oleh karena itu, rantai
organik untuk melakukaan review dan
pasok selalu terhubung dari sistem suplai
konfirmasi terhadap studi awal pada survei
yang dimulai dari proses produksi di bagian
lapang.
hulu dalam menghasilkan suatu barang atau
2.4. Analisis Data jasa (Irianto dan Widiyanti, 2013). Sistem
usaha tani beras organik menjelaskan
Analisis data dilakukan untuk mengkaji bagaimana petani mengalokasikan sumber
sejauh mana peran stakeholder rantai pasok daya yang dimiliki pada usaha taninya agar
Tabel 1. Keragaan Sistem Usaha Tani Beras Organik di Provinsi Jawa Barat

Uraian Keragaan
Pola Usaha Tani Pola kemitraan
Pola Rantai Pasok 1. PT Sarinah Agro Mandiri
2. Gapoktan Simpatik
3. Pedagang Pengumpul
Jenis padi yang ditanam 1. Varietas Unggul
2. Galur Unggul
Nama varietas padi yang ditanam 1. Sintanur
2. Ciherang
3. IR 64
4. Inpari 13
5. Inpari 24
6. Aeksibundong
7. Galur beras hitam
Pola Kemitraan 1. Non contract farming
2. Contract farming (Perjanjian jual beli)
Budidaya SRI (System of Rice Intensification)
Pola produksi Organik
Produksi Rata-rata 4,7 ton/ha (GKG)
Sumber : Data Primer (diolah), 2018.
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
memperoleh pendapatan, keuntungan, dan sosial media untuk promosi. Dalam rantai
hasil yang maksimal. Sistem usaha tani juga pasok beras organik di Kabupaten Bogor,
dapat menjelaskan beberapa masalah yang kelompok tani sejahtera farm melakukan
dihadapi dalam mensuplai kebutuhan beras pemasaran secara online dengan
organik. Kontribusi sistem usaha tani dalam memperkenalkan produk kepada masyarakat
sistem rantai pasok beras organik di Provinsi luas melalui media sosial sehingga dapat
Jawa Barat dijelaskan pada Tabel 1. mengembangkan potensi pasar (Sari, 2013).
Berdasarkan hasil observasi lapang dan Hubungan kemitraan non formal terjadi
wawancara dengan petani responden yang pada rantai pasok beras organik di Kabupaten
terlibat dalam rantai pasok beras organik di Bandung. Pola kemitraan ini menempatkan
Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya pada kelompok tani sebagai pemasok tidak tetap
umumnya telah menjalin kemitraan melalui industri penggilingan beras organik dimana
kelompok tani (poktan) dengan industri produk akan dibeli jika industri mengalami
penggilingan beras organik. Kelompok tani kekurangan ketersediaan bahan baku.
beras organik di Kabupaten Bandung Dengan demikian, kelompok tani menjalin
menjalin kemitraan dengan PT Sarinah Agro kemitraan ke pedagang pengumpul
Mandiri, sedangkan kelompok tani pada (tengkulak) untuk menjual hasil panen yang
Kabupaten Tasikmalaya menjalin kemitraan belum terjual. Dalam hal ini, kelompok tani
dengan Gapoktan Simpatik selaku prosesor. diposisikan sebagai price taker (pengambil
Pola kemitraan yang dilakukan bersifat non harga) dan pedagang pengumpul sebagai
formal (tanpa perjanjian jual beli tertulis) dan price maker (penentu harga) sehingga
formal (dengan perjanjian tertulis). Pada mengakibatkan pada lemahnya posisi tawar
hubungan kemitraan formal kelompok tani kelompok tani (Witjaksono, 2017). Oleh
diposisikan sebagai pemasok tetap dan karena itu diperlukan kerjasama dengan
hubungan kemitraan yang dilakukan selalu pihak lain dalam memasarkan produk yang
diperbarui setiap tahun. Produk kelompok tani dihasilkan. Kerjasama dengan Dinas
akan dibeli dengan harga yang telah Pertanian bisa menjadi pilihan, mengingat
disepakati berdasarkan kriteria mutu tertentu. perannya untuk dapat membantu proses
Adapun kriteria mutu yang digunakan adalah pemasaran produk (Stefani, 2017).
tingkat kadar air, material asing, dan
kenampakan gabah. Meskipun demikian, Pada rantai pasok hasil pertanian,
adanya kemitraan formal tidak menjamin sasaran pasar dapat dilihat dari beberapa
produk yang dihasilkan terserap seluruhnya. aspek seperti segmentasi pasar dan kualitas
Terbatasnya akses pasar dan sumberdaya produk yang terintegrasi (Qhairunisa, 2014).
modal yang dimiliki industri pengolahan Rantai pasok beras organik yang dihasilkan di
mengakibatkan beberapa bahan baku tidak Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya
dapat terserap dengan baik. Dengan dikhususkan untuk kebutuhan konsumen
demikian, masih ada kelompok tani yang yang memiliki preferensi hidup sehat. Oleh
menjual hasil panennya kepada tengkulak. karena itu, dalam proses produksinya harus
bebas dari penggunaan bahan kimia.
Terbatasnya akses pasar dan
sumberdaya modal yang dimiliki oleh industri 3.2. Sistem Rantai Pasok Beras Organik
pengolahan mengakibatkan kerugian pada Rantai pasok (supply chain) merupakan
kelompok tani selaku mitra. Oleh karena itu, suatu sistem yang terintegrasi dari hulu
diperlukan upaya untuk meningkatkan hingga hilir dalam rangka menghasilkan dan
peluang pasar beras organik bagi kelompok menyalurkan produk dengan jumlah, lokasi,
tani. Salah satu hal yang dapat dilakukan serta waktu yang tepat. Struktur rantai pasok
adalah menjalin kerjasama dengan Dinas produk hasil pertanian terdiri dari berbagai
Pertanian dalam pengembangan pasar stakeholder yang terlibat, baik itu secara
melalui promosi pada pameran-pameran langsung maupun tidak langsung. Hal ini
(Stefani, 2017). Selain itu, pengembangan dikarenakan rantai pasok memiliki sifat
pasar dapat dilakukan dengan memanfaatkan dinamis (Astuti, dkk., 2010). Struktur rantai
teknologi informasi dengan menggunakan pasok menjelaskan mengenai batas jaringan
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
rantai pasok dan mendeskripsikan anggota kelompok tani memastikan bahwa kegiatan
utama rantai serta perannya, dan juga budidaya yang dilakukan petani anggota telah
kelembagaan yang membentuk jaringan memenuhi persyaratan budidaya padi
rantai pasok (Van der Vorst, 2006). organik. Selain itu, kelompok tani memiliki
Berdasarkan data yang diperoleh, struktur peran untuk menyimpan dan mengumpulkan
rantai pasok beras organik di Kabupaten hasil yang diperoleh baik berupa GKP (Gabah
Bandung dan Tasikmalaya terdiri dari 6 Kering Panen) atau GKG (Gabah Kering
anggota yaitu kelompok tani (poktan), industri Giling) untuk dijual, serta menjadi
pengolahan, pedagang pengumpul penghubung antara petani mitra dengan
(tengkulak), distributor, retailer serta industri.
konsumen. Secara lebih lengkap, aliran rantai
pasok beras organik disajikan dalam Gambar Rencana produksi adalah aspek penting
1. yang perlu diatur dalam rantai pasok antara

Distributor Beras

Kelompok
Petani Tani
Industri Pengolahan
Konsumen Akhir Retailer Beras Petani
Penggilingan Beras
Petani

Kelompok
Petani Tani

Petani

Petani
Pedagang
Bandar

Aliran informasi dan finansial


Aliran fisik produk
Gambar 1. Rantai Pasok Beras Organik

Adapun peran yang dimiliki oleh masing- pemasok dan konsumen (Sari, 2015).
masing stakeholder yang berperan dalam Sebagian besar kelompok tani produksinya
rantai pasok beras organik di Kabupaten menyesuaikan dengan rencana produksi
Bandung dan Tasikmalaya adalah sebagai mitra yang dimiliki yaitu PT. Sarinah Agro
berikut: Gambar 1. Rantai Pasok Beras Organik
Mandiri dan Gapoktan Simpatik selaku
industri pengolahan. Namun di lapangan,
3.2.1. Kelompok Tani tidak semua petani anggota kelompok
Kelompok tani merupakan stakeholder mengikuti rencana produksi yang telah
pertama dalam rantai pasok beras organik. dibuat. Beberapa petani memprioritaskan
Kelompok tani ini beranggotakan para petani untuk menanam varietas padi yang sesuai
mitra yang memasok bahan baku kepada dengan kebutuhan terlebih dahulu kemudian
industri pengolahan. Para petani anggota menanam padi yang diminta oleh mitra. Hal
kelompok memiliki peran untuk melakukan ini dikarenakan tidak semua gabah hasil
kegiatan budidaya padi organik mulai dari panen terserap ke industri karena penjualan
pembenihan, persiapan lahan, penanaman, dan modal yang terbatas.
pemupukan, pengendalian hama penyakit,
dan proses pascapanen. Adapun peran
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
3.2.2. Industri Pengolahan pengolahan. Bahan baku yang diangkut
dapat berupa GKP atau GKG. Apabila produk
Industri pengolahan adalah stakeholder
yang diterima berupa GKP maka akan
yang berperan dalam penggilingan padi
dilakukan pengeringan terlebih dahulu, dan
menjadi beras. Proses pengolahan dilakukan
jika dalam bentuk GKG maka akan langsung
oleh industri penggilingan apabila ada
digiling. Dalam proses pengolahan, industri
pesanan dari konsumen. Adapun konsumen
juga melakukan sortasi untuk mendapatkan
industri pengolahan dapat berupa distributor,
kualitas beras premium. Sebelum dikemas
retailer, atau konsumen akhir (individu).
produk diuji lab untuk memastikan kualitas,
Proses pengangkutan bahan baku dapat kandungan gizi, dan residu kimia pada
dilakukan oleh kelompok tani atau industri produk. Lebih lanjut, produk dikemas sesuai

Tabel 2. Analisis Kondisi Rantai Pasok Di Tiap Kabupaten


Produk Beras Organik
Analisis Deskriptif
Kabupaten Bandung Kabupaten Tasikmalaya

Struktur Rantai Rantai pasok terdiri dari 6 anggota : Rantai Pasok terdiri dari 6 anggota :
Produsen (petani dan kelompok Produsen (petani dan kelompok
tani), Industri Pengolahan Beras, tani), Industri Pengolahan Beras,
Pedagang Pengumpul, Distributor, Pedagang Pengumpul, Distributor,
Retailer, dan Konsumen Akhir Retailer, dan Konsumen

Sasaran Rantai  Sasaran pasar adalah individu  Sasaran pasar adalah individu
atau komunitas yang memiliki pola atau komunitas yang memiliki pola
hidup sehat hidup sehat
 Sasaran kualitas produk adalah  Sasaran kualitas produk adalah
memenuhi kriteria organik dan memenuhi kriteria organik dan
kelas mutu organik kelas mutu organik
Manajemen Rantai  Kerjasama dan pemilihan mitra  Antar stakeholder dilakukan
antara produsen dan industri kerjasama kontraktual dengan
pengolahan melalui kemitraan mengisi formulir perjanjian
formal dan non formal kemitraan
 Adanya kesepakatan kontraktual  Kesepakatan yang dilakukan
antara industri pengolahan dan antara produsen, industri,
distributor distributor, dan retail meliputi
 Kesepakatan mencakup jumlah, persyaratan kualitas dan proses
kualitas, dan harga jual beli
 Industri pengolahan melakukan
kesepakatan kontraktual dengan
retailer
Sumberdaya Rantai  Lahan budidaya padi organik  Keragaan lahan budidaya padi
yang dimiliki masih terbatas organik mengalami tren negatif
Proses Bisnis Rantai  Melakukan proses perencanaan  Perencanaan kolaboratif tidak
kolaboratif antara produsen dan selalu dilakukan antara produsen
industri pengolahan dan industri pengolahan
 Secara umum distribusi mengikuti  Secara umum distribusi mengikuti
pola distributor storage with pola distributor storage with
package carrier delivery (dimana package carrier delivery (dimana
produk dikirim ke konsumen produk dikirim ke konsumen
melalui distributor) melalui distributor)
Sumber : Data Primer (diolah), 2018.
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
dengan pesanan yang diterima oleh Rantai pasok merupakan sebuah
konsumen. konsep baru dalam menerapkan sistem
logistik yang terintegrasi. Analisis rantai
3.2.3. Pedagang Pengumpul pasok dapat mendefinisikan mekanisme
Dalam praktiknya tidak semua gabah proses bisnis yang berjalan. Metode deskriptif
yang dihasilkan kelompok tani terserap ke kualitatif dari Van der Vorst (2006) digunakan
industri pengolahan karena terbatasnya untuk menganalisis rantai pasok beras
akses pasar dan modal yang tersedia. Oleh organik. Adapun aspek yang digunakan untuk
karena itu, gabah yang tidak terserap ini menganalisis rantai pasok adalah struktur
kemudian dibeli oleh pedagang pengumpul rantai pasok, sasaran rantai pasok, sumber
(tengkulak). Dalam transaksi pembeliannya daya rantai pasok, dan manajemen rantai.
pedagang pengumpul tidak melihat status Analisis rantai pasokan berdasarkan aspek-
dari gabah, apakah diproduksi secara aspek tersebut secara lebih jelas dapat dilihat
konvensional ataupun organik. Namun, pada Tabel 2.
pedagang pengumpul membeli hasil panen
IV. KESIMPULAN
berdasarkan kuantitas yang diterima. Produk
yang diterima oleh pedagang pengumpul Berdasarkan hasil analisis diperoleh
kemudian digiling sendiri dan dipasarkan ke bahwa rantai pasok beras organik di Provinsi
toko-toko retail. Jawa Barat belum berjalan dengan baik.
Sasaran pasar telah mempunyai target yang
3.2.4. Distributor jelas namun masih terdapat permasalahan
Distributor adalah stakeholder rantai dalam akses pasar. Industri pengolahan
pasok yang tidak melakukan kegiatan masih memiliki akses pasar terbatas, yang
produksi. Perusahaan hanya berperan untuk terbukti dari pemasaran produk sebagian
mendistribusikan dan menjual beras organik besar bergantung kepada pihak distributor.
yang telah diproduksi industri. Selain itu, Selain itu, terbatasnya sumberdaya modal
distributor juga memasok kemasan produk yang dimiliki menjadi kendala dalam rantai
yang akan digunakan. Adapun distributor pasok. Oleh karena itu, hasil panen kelompok
beras organik dalam rantai pasok adalah PT. tani mitra tidak terserap dengan baik. Hal ini
Bloom Agro dan PT. Nutrifood Indonesia. mengakibatkan kelompok tani mitra menjual
Dalam rantai pasok, distributor adalah pihak hasil panen ke tengkulak dan menjadikan nilai
yang mempunyai akses pemasaran beras jual produk turun. Oleh karena itu, diperlukan
organik baik dalam lingkup nasional maupun strategi bagi kelompok tani untuk melakukan
internasional. Pada skala nasional distributor pengembangan pasar beras organik.
menyalurkan produk pada retail-retail di
UCAPAN TERIMA KASIH
Indonesia atau langsung ke konsumen akhir.
Dalam lingkup internasional, distributor Ucapan terima kasih penulis sampaikan
melakukan ekspor beras organik ke beberapa kepada Kementerian Riset Teknologi dan
negara seperti Amerika, Belgia, Belanda, Pendidikan Tinggi melalui Program Beasiswa
Jerman, Singapura, dan juga negara lainnya. Pendidikan Magister Menuju Doktor Untuk
Sarjana Unggul (PMDSU) atas semua dukungan
3.2.5. Retailer yang diberikan selama menempuh studi di Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Retailer merupakan organisasi bisnis
yang menjual jasa atau barang kepada DAFTAR PUSTAKA
konsumen untuk penggunaan pribadi Astuti A, Marimin, Poerwanti R, Machfud,
maupun rumah tangga (Ismail, 2013). Arkeman Y. 2010. Kebutuhan dan Struktur
Retailer merupakan stakeholder yang Kelembagaan Rantai Pasok Buah Manggis.
menghubungkan produsen dan konsumen Integritas Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.3.
akhir. Dalam rantai pasok beras organik, No.1. 99‒115.
produk dijual ke beberapa retail modern Idaman N, Yulianti LN, Retnaningsih. 2012. Sikap
seperti Giant, Food Hall, dan yang lainnya. Konsumen terhadap Beras Organik. Jurnal
Manajemen & Agribisnis. Vol.9. No.2:117‒
126.
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta
IFOAM. 2015. Organic Agriculture Worldwide dalam Onderstein CJM, Wijnands JHM,
Global Data and Survey Background. Huirne RBM, dan Van Kooten O (eds).
Journal Research Institute of Organic Quantifying the Agri-Food Supply Chain.
Agriculture (FiBL): Frick. Switzerland. Springer.
Irianto, H dan E. Widiyanti. 2013. Analisis Value Witjaksono J. 2017. Kajian Rantai Nilai dan
Chain dan Efisiensi Pemasaran Agribisnis Analisis Nilai Tambah Jagung: Studi Kasus
Jamur Kuping di Kabupaten Karanganyar. di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Tenggara. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
Agribisnis (SEPA), Vol.9. No.2:260‒263. Vol.22. No.3:156‒162.
Ismail A. 2013. Peran Value Chain pada
Pedagang Grosir dalam Hubungannya
Strategy Pemasaran. Benefit Jurnal BIODATA PENULIS :
Manajemen dan Bisnis. Vol 17. No. 1:1‒8. Pradeka Brilyan Purwandoko dilahirkan di
Jakiyah U, Baga LM, Tinaprilla N. 2016. Dampak Palangkaraya tanggal 15 Agustus 1993.
Kebijakan Pemerintah terhadap Usaha Tani Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik
Beras Organik di Propinsi Jawa Barat. Pertanian, Universitas Gadjah Mada tahun
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol.10. 2015 .
No.1:129‒146.
Kudang Boro Seminar dilahirkan di Jember
Marimin, Magfiroh. 2011. Aplikasi Teknik tanggal 18 November 1959. Menyelesaikan
Pengambilan Keputusan Dalam pendidikan S1 Mekanisasi Pertanian, Institut
Manajemen Rantai Pasok. IPB Press. Pertanian Bogor tahun 1983, pendidikan S2
Bogor. dan S3 Computer Science, University of New
Nugroho J, Agustono, Barokah U. 2012. Brunswick, Canada pada tahun 1989 dan
Usahatani Padi Organik Di Kecamatan 1993.
Mojogedang Kabupaten Karanganyar.
Sutrisno dilahirkan di Lamongan tanggal 20
Qhairunisa. 2014. Rantai Pasok di Kabupaten Juli 1959. Menyelesaikan pendidikan S1
Bogor Jawa Barat. Tesis. Institut Pertanian Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor (IPB). Bogor tahun 1983, pendidikan S2 Agricultural
Engineering, Ryukyu Univerisity, Jepang
Sari PN, Nurmalina R. 2013. Manajemen Rantai
Pasok Pada Rantai Pasok Berjaring Beras tahun 1991 dan S3 Agricultural Engineering,
Organik. Forum Agribisnis. Vol.3. No. 2:1‒ Tokyo University, Jepang tahun 1994.
18.
Sugiyanta dilahirkan di Klaten tanggal 15
Sari PN. 2015. Pengaruh Relationship Marketing Januari 1963. Menyelesaikan pendidikan S1
terhadap Kinerja Rantai Pasok Beras Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Organik Bersertifkat di Kabupaten Bandung tahun 1987, pendidikan S2 dan S3 Agronomi
melalui Integrasi. Tesis. Institut Pertanian dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor,
Bogor (IPB). pada tahun 1995 dan 2007.
Stefani E, Nurmalina R, Rifin A. 2017. Strategi
Pengembangan Usaha Beras Hitam pada
Asosiasi Tani Organik Sawangan di
Kabupaten Magelang. Journal of
Agribusiness and Rural Development
Research. Vol.3. No.1:57‒66.
Supyandi D, Sukayat Y, Heryanto MA. 2014.
Beras Organik: Upaya Meningkatkan Daya
Saing Produk Pertanian (Studi Kasus
Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat).
Journal & Proceeding Feb UNSOED. Vol.4.
No.1:190‒201.
Van der Vorst. 2006. Performance Measurement
in Agri-Food Supply Chain Network. Di
Analisis Rantai Pasok Beras Organik di Provinsi Jawa Barat
Pradeka Brilyan Purwandoko, Kudang Boro Seminar, Sutrisno, dan Sugiyanta

Anda mungkin juga menyukai