Anda di halaman 1dari 108

PEDOMAN

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN AL QUR’AN DAN


BUDAYA ALAM MINANGKABAU
PADA MATA PELAJARAN FISIKA
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI


SUMATERA BARAT
2017
1

TIM PENYUSUN

Penasehat : H. Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat


Pengarah : Drs. H. Burhasman, MM. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
Pembina : Drs. H. Nasmeri, M.Pd. Kepala Bidang Pembinaan SMA
Pembina : Drs. Syofrizal B, MT. Kepala Bidang Pembinaan SMK
Koordinator : Suindra, S.Pd. MM. Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang P. SMA
Koordinator : Drs. Raymon, M.Pd. Bagindo Panghulu Kasi Kurikulum dan Kesiswaan
Bidang Pembinaan SMK
Nara Sumber : 1. Prof. Dr. Hj. Puti Reno Raudha Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung
2. Drs. H. Mas’oed Abidin, MA
3. Drs. H. Zulkarnaini
4. Dr. Muhammad Kosim, MA
5. Dra. Hj. Elwinetri
6. Ambra Warda, S.Pd. MM
Editor : Ratmil, S.Sos. M.Pd.
Penulis : Karnalis, S.Pd. M.Si
Design dan
Layout : 1. Drs. Aprimas, M.Pd.
2. Iqbal Hadi, S.Pd. M.Kom
Kontributor : 1. Desmalinda, M.Pd.
2. Dra. Hj. Yunida Herawati
3. Drs. Irwan Khalik, M.Si.
4. Munandar, S.Ag.
5. Hj. Yustinar, S.Pd.
6. Elfianti Umar, S.Ag. M.Ag.
7. Edrianto, S.Ag. MA

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................
SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu
Wata’ala, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan
memberikan apresiasi atas terbitnya buku panduan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran jenjang Pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat. Dalam
mendukung pendidikan karakter bagi peserta didik perlu dilatari dan
dibekali dengan Pendidikan Agama yang mempedomani Al-Qur’an
dan Hadis serta Pendidikan Budaya Alam Minangkabau yang sarat
dengan dengan nilai-nilai etika dan estetika.
Bunga di taman ada yang kuncup
Mekar sekuntum si bunga aster
Ilmu dan keterampilan saja tidak cukup
Harus didukung pendidikan karakter
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak bisa kita bendung, oleh sebab
itu perlu di persiapkan generasi yang mampu hidup bersaing dan bertahan pada zamannya yang
dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter yang didasari nilai-nilai agama dan
penguatan nilai budaya.
Di jalan raya antri berdesakan
Sikap sabar dan iklas harus dijalani
Jika nilai agama dan budaya telah diterapkan
Akan terbentuk karakter cerdas yang madani

Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai
religius, pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk
mewujudkan peserta
didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya,
dan mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat
menginternalisasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat
melalui pembelajaran di sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk
itu saya menghimbau pada semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu
mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui
program integrasi ini, yang pada saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam
mengembangkan karakter yang islami dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO
SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA BARAT.

Alhamdulillah puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, panduan


pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada mata pelajaran SMA/SMK telah dapat diselesaikan untuk diterapkan
pada jenjang pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat.

Program pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau pada mata pelajaran SMA/SMK, berawal dari cita-cita
bersama yang sudah dirintis sejak tahun 2009. Alhamdulillah berkat izin Allah SWT bisa
terwujud pada tahun 2017 ini. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, serta kuatnya arus
globalisasi dan modernisasi, berpotensi menggeser nilai-nilai agama dan budaya pada diri
seseorang khususnya generasi muda. Untuk itu program ini merupakan salah satu usaha agar
generasi muda Sumatera Barat tidak kehilangan jati diri “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah, Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan membentengi diri dengan Agama (Al-Qur’an) dan nilai-nilai
Budaya Minangkabau. Hal ini, sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
mewujudkan Sumatera Barat yang madani, dan program prioritas pemerintah RI membangun
dan mengembangkan Karakter bangsa yang dikenal dengan program Revolusi Mental, pada
NAWACITA, yang dikembangkan di sekolah dalam bentuk implementasi Pengembangan
Pendidikan Karakter (PPK).

Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau
ke dalam proses pembelajaran di kelas.

Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato,
Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa
Minangkabau yang menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual
hebat, agama yang taat dan budaya yang kuat.
Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,

Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006
viii

KATA PENGANTAR

Pendidikan Nasional dikembangkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai


bahagian terpenting pada pembentukan Kompetensi peserta didik. Salah satu yang terpenting
dalam dunia pendidikan adalah proses pembelajaran, melalui proses pembelajaran yang dikelola
oleh guru mata pelajaran peserta didik dapat berinternalisasi dengan banyak hal, sehingga
proses tersebut memberikan sumbangan yang banyak dalam pembentukan karakter seseorang.
Penguatan Pendidikan Karakter bangsa menjadi Program Utama Mendikbud 2015-2019
yaitu pengembangan ragam kurikulum sekolah berbasis kekuatan lokal dan peningkatan
kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan Kurikulum Nasional dan mampu secara
mandiri mengembangkan Kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya.
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada Kurikulum tahun 2006
merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Seiring dengan perkembangan Kurikulum tahun 2013,
mata pelajaran muatan lokal tersebut sejalan dengan pengembangan kompetensi religius dan
sosial ( KI 1 Dan KI 2 ), sebagai penguatan Pendidikan Karakter.
Maka oleh sebab itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat memrogramkan kegiatan
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang relevan di SMA/SMK. Dengan demikian guru
mata pelajaran diharapkan mengelola pembelajaran dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-
Qur’an dan Hadis serta nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau pada materi yang relevan, dengan
harapan melalui pembelajaran guru dapat menginternalisasikan nilai-nilai baik pada peserta didik
yang disertai dengan tauladan dari guru. Bagi daerah tertentu Pendidikan Al-Qur’an dapat
desesuaikan dengan Kitab suci yang relevan, sesuai dengan agama yang dianut
Secara garis besar panduan ini memuat silabus inspirasi yang mengintegrasikan
pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta RPP sebagai model dan suplemen
bahan ajar untuk pembelajaran di kelas. Suplemen bahan ajar ini dapat dijadikan bahan untuk
menghasilkan RPP pada pembelajaran berikutnya.
Melalui buku panduan ini diharapkan implementasi pengintegrasian nilai-nilai Pendidikan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran dapat berjalan dengan baik.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan dapat membangun komunikasi
dan kerjasama yang harmonis demi terlaksananya program ini. Kami juga sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku panduan ini untuk kedepannya.

Padang, September 2017

Tim Penyusun

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta perkembangan


teknologi saat ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya paham neoliberalisme dan
sekulerisme yang memberikan akses bagi generasi muda untuk bebas menganut aliran
apapun, bebas berkomunkasi, bebas berpendapat dan bebas berekspresi serta bebas
membina hubungan dan berkomunikasi dengan siapapun. Hal ini berpotensi merubah
tatanan budaya turun temurun yang sudah ada. konsekuensinya, para generasi muda
akan kehilangan jati dirinya akibat tergerus oleh perkembangan zaman, sesuai dengan
pesan adat dibawah ini:

Jalan dialiah dek rang lalu,


cupak dipapek rang manggaleh,
adaik dituka dek rang datang

Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana
pesan adat Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan
baiyo”, adagium budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi
komunikasi dan inforrmasi seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat
ini.Mereka kurang peduli dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena
mereka asyik dengan dirinya sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi
generasi muda Sumatera Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geograsi, PPKn,
PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sosiologi, serta Seni dan
1

Budaya Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai
Pendidikan Agama Islam yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi
Guru” di Sumatera Barat perlu diintegrasikan kedalam proses pembelajaran sesuai
dengan motto “Think Globally, Act Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada
semua mata pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap
minggunya peserta didik tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen
No. 24 tahun 2016. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi pembelajaran
sesuai struktur kurikulum yang berlaku. Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau ini dilakukan dalam upaya penguatan pendidikan karakter
(PPK) dan implementasi Kurikulum 2013. Menginternalisasikan/mengintegrasikan
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang menjadi adagium orang
Minangkabau, yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK)
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” merupakan program
penguatan pendidikan karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al
Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini
dilakukan setelah menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini
menghasilan silabus setiap mata pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut.
Selanjutnya, silabus diikuti dengan perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. RPP dilengkapi dengan suplemen
bahan ajar yang jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau itu tidak perlu dinilai/dievaluasi. Yang dinilai hanyalah konten materi
yang di ada di KD. Sedangkan Langkah-langkah membuat silabus dan RPP tetap sejalan
dengan amanat Permendikbud No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan
program integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK
se - Sumatera Barat. Penyelenggaraan program ini dikelola oleh kepala sekolah
bersama wakil kurikulum agar guru mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat
pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau tersebut di atas. Seiring dengan itu diharapkan sekolah dapat
mengelola pelaksanan pembelajaran
1

dengan didukung oleh program akademik dan non akademik yang relevan secara efektif
dan efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di
sekolah untuk semua mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan mempedomani buku panduan ini.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang


Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra
Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
1

6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;


7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Struktur Organisasi
Perangkat Daerah (SOPD);
8. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2007 tentang Kebijakan
Pendidikan Alqur’an;
9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Sumatera Barat tahun 2005 s/d 2025;
10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 8 tahun 2016 Pembentukan dan
Sususnan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat;
11. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) nomor 1 tahun 2016
tentang tata cara pengalihan personil bidang pendidikan menengah yang beralih
dari kabupaten/kota ke Provinsi;
13. Permendagri Nomor 13 tahun 20016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Gubernur Nomor 70 tahun 2010 tentang Kurikulum Muatan Lokal
Pendidikan Al Qur’an;
15. Peraturan Gubernur Nomor 71 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Al Qur’an;
16. Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2012 tentang Pentunjuk Pelaksanaan
Pendidikan Karakter;
17. Peraturasn Gubernur Nomor 48 tahun 2014 tetang Pedoman Penyelenggaran
Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah pada bulan Ramadhan.

C. Konsep Integrasi

Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang


dimaksud di atas adalah memasukkan nilai-nilai AL Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau yang sesuai dengan materi pelajaran ke dalam proses pembelajaran
melalui KD yang relevan pada mata pelajaran.
1

Proses Integrasi diawali dengan menganalisis materi/bahan kajian pada setiap


Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi-materi tersebut dikaitkan dengan
Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau. Untuk mencocokkan materi
pada KD dengan ayat-ayat Al Quran dan adagium adat Minangkabau tergantung pada
hasil analisis tuntutan KD yang dilakukan secara terpisah dan tidak dalam waktu
bersamaan. Pengkajian ayat Al Qur’an/hadis dan Budaya Alam Minangkabau untuk KD.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini
tidak mesti hadir bersamaan pada tiap-tiap KD, adakalanya satu KD hanya bisa
diintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an saja atau Budaya Alam Minangkabau saja. Namun
tidak menutup kemungkinan keduanya bisa diintegrasikan pada satu KD.
Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau
diupayakan dapat menjadi motivasi dalam pembelajran dan mempermudah pencapaian
kompetensi peserta didik serta mengindari penambahan beban belajar.

D. Tujuan

Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau


pada mata pelajaran adalah untuk meningkatkan kompetensi religus dan sosial peserta
didik agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebagai insan yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT melalui pengembangan perangkat pembelajaran guru yang
memadukan konsep Pendidikan Al- Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta
mengimplementasikannnya dalam kehidupan seari-hari.

E. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program integrasi pendidikan Al Qur’an


dan Budaya Alam Minangkabau ini pada mata pelajaran adalah:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penguasaan konsep religius dan
adagium adat Minangkabau.
1

2. Meningkatnya kompetensi guru merancang persiapan perangkat


pembelajaran yang yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan
budaya alam Minangkabau.
3. Meningkatnya kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran yang
mengintegrasikan pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
4. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minankabau yang dpat diterapkan dalam kehiduapan sehari-
hari.
5. Terwujudnya prilaku peserta didik yang berdasarkan nilai-nilai pendidikan
Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.

F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monev terhadap pelaksanaan program integrasi nilai-nilai pendidikan Al Quran


dan budaya alam Minangkabau yang dilakukan meliputi:
1. Perangkat pembelajaran yang memuat program integrasi
2. Keterlaksanaan program
3. Dampak pada proses pembelajaran
4. Dampak pada prilaku peserta didik

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) dapat dilakukan oleh Kepala


sekolah dibantu oleh para wakil kepala sekolah dan guru senior di sekolah pada proses
pembelajaran di kelas. Monitoring dilakukan berdasarkan keterlaksanaan program
pelaksanaan integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran. monitoring dan pemantauan juga dilakukan untuk melihat dampak integrasi
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini dalam proses pembelajaran
serta pada prilaku peserta didik sehari-hari. Selanjutnya, evaluasi yang dilakukan untuk
melihat progres keterlaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran mesti ditin daklanjuti. Tindak lanjut
program integrasi ini dilakukan berdasarkan kelemahan-kelemahan pelaksanaan
integrasi di sekolah. Hasil monev ini dilaporkan ke Dinas Pendidikan provinsi Sumatera
Barat pada setiap akhir tahun pelajaran.
1

BAB II
PELAKSANAAN

A. Karakteristik Mata Pelajaran Fisika

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti
mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat
kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan
pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak
bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik
tentang fisika.

Pada tingkat SMA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata
pelajaran karena memiliki karakteristik tersendiri, diantaranya : pertama, selain
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan
sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika
membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Melalui mata pelajaran Fisika diharapkan peserta didik memiliki karakter dan
memiliki kemampuan diantaramya, pertama membentuk sikap positif dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa. Kedua, memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet,
kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Ketiga, mengembangkan
1

pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis


melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis. Keempat, mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir
analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara
kualitatif maupun kuantitatif
Sesuai dengan program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, maka
melalui mata pelajaran Fisika peserta didik sangat memungkinkan memahami dan
menerapkan nilai-nilai agama (Alquran) dan nilai-nilai budaya adat Minangkabau
dan menjadi karakter dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, nilai-nilai
Agama dan budaya adat Minangkabau, yang lebih dikenal dengan “Adat Basandi
Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” (ABS-SBK) di Sumatera Barat perlu
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran khususnya mata pelajaran Fisika.

B. Ruang Lingkup Materi Fisika

Mata pelajaran Fisika SMA merupakan pengkhususan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep
abstrak yang meliputi ruaang lingkup materi Fisika sebagai berikut :

1. Hakikat ilmu Fisika, pengukuran besaran fisis, besaran vektor, gerak lurus, gerak
parabola, gerak melingkar, penerapan hukum Newton, hukum Newton tentang gerak
dan gravitasi, usaha, energi, momentum dan impuls, gaya dan getaran. dan, kalor,
konsep dasar listrik dinamis, dan konsep dasar gelombang elektromagnetik

2. Torsi, momen inersia, titik berat, momentum sudut dan rotasi benda tegar, elastisitas,
fluida, kalor, teori kinetik gas, termodinamika, gejala gelombang, gelombang bunyi,
gelombang cahaya, alat-alat optik dan pemanasan global.

3. Muatan listrik, gaya listrik, medan listrik, potensial dan energi potensial, medan magnet,
gaya magnetik, induksi elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang
elektromagnetik, relativitas, radiasi benda hitam, teori atom, radioaktivitas dan sumber
energi.
1

C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi

Pelaksanaan integrasi dalam kegiatan pembelajaran, pendidik mengarahkan


peserta didik pada penanaman nilai-nilai agama yang telah dinyatakan dalam
Alquran dan nilai-nilai budaya adat Minangkabau yang telah tertuang dalam
falsafah budaya adat Minangkabau. Nilai-nilai agama dan budaya yang
dintegrasikan disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran terpilih.
Tidak semua kompetensi dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai agama
dan budaya adat Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini
dilakukan setelah menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Melalui analisis ini
menghasilan silabus yang mengintegrasikan nilai agama dan budaya Minangkabau.
Selanjutnya, silabus diikuti dengan perancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. RPP
dilengkapi dengan penilaian yang jelas. Dalam hal ini, nilai agama dan budaya
Minangkabau itu tidak perlu dinilai, yang dinilai hanya konten materi yang di ada
di KD. Langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP tetap sejalan dengan amanat
Permendikbud No. 22 tahun 2016.
Konsep integrasi nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau ke mata
pelajaran tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Dalam hal ini, tidak ada
penambahan content materi, tapi hanya mengintegrasikan nilai agama dan budaya
adat Minangkabau dalam pembelajaran di kelas.

D. Pendekatan Pembelajaran

Materi pembelajaran Fisika di sekolah menengah dirancang menggunakan


model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Untuk jenjang
SMA pendekatan pembelajaran fisika yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
dasar mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan saintifik atau inkuiri.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik, karakteritik aktivititas belajar
dalam domain pengetahuan melalui aktvitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta dapat menerapkan belajar berbasis
1

penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Hal ini juga dapat


mendorong peserta didik dalam domain keterampilan melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta, sehinga
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
1. Inquiri Based Learning dengan langkah-langkah :
 Observasi/Mengamati
 Mengajukan pertanyaan
 Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau
melakukan penalaran
 Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan/memprediksi dugaan
 Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

2. Discovery Based
Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:
 Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai
dengan materi pembelajaran/topik/tema.
 Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
 Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
 Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
 Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
 Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik
1

3. Problem Based Learning


Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:
 Orientasi pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek
pembelajaran.
 Pengorganisasian kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai
pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
 Penyelidikan mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba)
untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji.
 Pengembangan dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan
dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

E. Kompetensi Dasar (KD) yang Bermuatan Nilai Al Qur’an dan Budaya


Minangkabau

Setelah melakukan analisis Kurikulum 2013 Fisika SMA, maka diperoleh


beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang bisa mengintegrasikan muatan lokal terkait
nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau pada mata pelajaran Fisika SMA
(Terlampir). Setiap KD ditelaah dan dihubungkan dengan nilai-nilai agama
(Alquran) dan budaya adat Minangkabau. Sehingga dihasilkan sebagian besar KD
bisa dintegrasikan dengan muatan lokal.

F. Strategi Pembelajaran

Untuk mewujudkan proses pembelajaran di sekolah yang interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu pendidik harus melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran, dengan memperhatikan strategi
pembelajaran berdasarkan prinsip pembelajaran, diantaranya mengunakan
pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, pembelajaran
berbasis kompetensi dan terpadu, peningkatan dan keseimbangan antara
1

keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills) dan


pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran.
Untuk memperkuat aktivitas belajar peserta didik pada domain pengetahuan
dan domain keterampilan, juga arus memperhatikan model
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kompetensi mata pelajaran.

G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran secara umum mencakup tiga tahapan, yaitu tahap


persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi).
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan pendidik harus :
1

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. menyampaikan cakupan materi
f . m en yam p ai k an t ek n i k p en i l
ai an
2 . Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,


pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pada
kegiatan inti akan mengambarkan aktivitas pembelajaran pada domain sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi :
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
e. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Pembacaan Do’a syukur dan
atau dapat juga dilakukan dengan pelatihan “mampahaluaih raso” melalui
metoda Sadar Allah (Ihsan) atau sekurang-kurangnya membaca hamdalah.
1

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kuatnya arus globalisasi dan modernisasi yang berpotensi dapat bergesernya


nilai-nilai agama dan budaya generasi muda Sumatera Barat, maka Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi agar generasi
muda kemampauan untuk beradaptasi dan membetengi diri melalui program
pengintegrasian nilai-nilai agama (Alquran) dan nilai-nilai adat Minangkabau dalam
pembelajaran di kelas
Konsep integrasi nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau ke dalam mata
pelajaran khususnya Fisika tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap
minggunya peserta didik tetap belajar Fisika sesuai dengan alokasi waktu yang
ditetapkan dengan mempedomani Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Permendikbud No. 24 tahun 2016. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content
materi, hanya mengintegrasikan nilai agama dan dan budaya adat Minangkabau
dalam pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan program integrasi nilai-nilai agama (Alquran) dan nilai-nilai
budaya adat Minangkabau pada mata pelajaran Fisika, diharapkan agar peserta
mampu mengembangkan pemahaman dan menerapkan nilai-nilai Agama (Alquran)
dan falsafah adat Minangkabau “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”
(ABS-SBK) dalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan kompetensi dasar (KD)
mata pelajaran. Sehingga pendidikan generasi di Sumatera Barat mencerminkan
pendidikan rasa Rendang (orang Minang di Minangkabau).

B. Rekomendasi
Melalui panduan ini diharapkan implementasi integrasi nilai-nilai Agama dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran Fisika dapat berjalan dengan baik,
sehingga terwujudnya generasi Sumatera Barat yang berkarakter dan
membudayakan adat Minangkabau. Sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa
saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan panduan ini untuk ke
depannya sangat kami harapkan.
1

DAFTAR PUSTAKA

Agama Departemen, Al-Quran Ulkarim, 2007, Syqma, Bandung


http://makmureffendi.wordpress.com/falsafah-adat-minangkabau/, minggu, 13-8-2017
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah, Naskah Keterkaitan Mata Pelajaran Fisika di SMU Dengan
Imtaq,
1996, Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama, Jakarta
1

LAMPIRA
N
SILABUS
INTEGRAS
I
ALQURAN
&
2

BAM
1

SILABUS INTEGRASI ALQURAN DAN BAM

Satuan Pendidikan : SMA ………


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X MIPA/ Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Nama Guru : …………………

MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. 3.2 3.2.1. Pengukuran:  QS. Al Qamar  “Pandai  Mengamati  Peserta didik
Menerapkan prinsip- Mengidentifikas  Ketelitian (54) ayat 49, maatak pembuatan daftar menyelesaik
prinsip pengukuran besaran-besaran (akurasi) dan artinya : maetok an , (tabel) nama an soal-soal
besaran fisis, Fisika dan satuan ketepatan Sesungguhnya maagak besaran, alat ukur, tentang
ketepatan, ketelitian, serta alat ukurnya (presisi) Kami maagihan” cara mengukur pengukuran
dan angka penting, 3.2.2.  Penggunaan menciptakan  “ Maukua  Mendiskusikan besaran fisis,
serta notasi ilmiah Menjelaskan cara alat ukur segala sesuatu samo panjang, prinsip-prinsip ketepatan,
penggunaan alat  Kesalahan menurut ukuran. manimbang pengukuran ketelitian,
ukur pengukuran samo barek, (ketepatan, dan angka
3.2.3.  Penggunaan  QS (17 ) Al Isra’ mambagi ketelitian, dan angka penting,
Menjelaskan hasil angka ayat 35, artinya : samo adia” penting), cara serta notasi
pembacaan alat penting Dan  “ tibo dimato menggunakan alat ilmiah
ukur mistar, jangka  Alquran sempurnakanlah indak ukur, cara membaca
sorong, micrometer  Falsafah dan takaran apabila dipiciangkan, skala, cara
sekrup, neraca dan adat orang kamu menakar, tibo diparuik menuliskan hasil
stopwatch dan timbanglah indak pengukuran
dengan neraca dikampihan,
1

NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3.2.4. Minangka yang benar. tibo didado  Mengolah data hasil
Menentukan bau. Itulah yang lebih indak pengukuran dalam
kesalahan utama (bagimu) dibusuangan” bentuk penyajian
pengukuran dan lebih baik  “Lamak dek data, membuat
3.2.5. akibatnya awak katuju grafik,
Menerapkan dek urang” menginterpretasi
penggunaan angka  QS. Almutafiffin  Nilai karakter data dan grafik, dan
penting hasil ayat 1-3 artinya : yang menentukan
pengukuran 1. Celakalah terkandung ketelitian
3.2.6. bagi orang- jujur/ tidak pengukuran, serta
Menerapkan orang yg curang, adil, menyimpulkan hasil
konsep penulisan curang objektif dan interpretasi data
notasi ilmiah 2. Yaitu orang- teliti. Membuat laporan
dalam pengukuran orang yg tertulis dan
3.2.7. apabila mempresentasi kan
Menentukan menerima hasil pengukuran
dimensi suatu takaran dari
besaran orang lain
mereka minta
4.2 4.2.1. dicukupkan
Menyajikan hasil melaporkan hasil 3. Dan apabila
pengukuran pengukuran mereka
besaran fisis tunggal menakar/meni
berikut 4.2.2. mbang untuk
ketelitiannya orang lain
1

NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dengan melaporkan hasil mereka
menggunakan pengukuran mengurangi
peralatan dan berulang
teknik yang tepat 4.2.3.  Nilai-nilai yang
serta mengikuti melaporkan terkandung jujur
kaidah angka kesalahan mutlak (tidak curang),
penting untuk dan relatif pada teliti dan adil
suatu penyelidikan pengukuran
ilmiah

2. 3.4 3.4.1 Gerak lurus:  QS. An Nahal  “alam  Mengamati dengan  Penyelesaian
Menganalisis Menjelaskan gerak  Gerak lurus (16) ayat 78, takambang seksama demonstrasi soal-soal
besaran-besaran lurus dan gerak dengan artinya : jadi guru” gerak untuk tentang
fisis pada gerak dengan kelajuan kecepatan Dan Allah membedakan gerak Gerak lurus
lurus dengan tetap atau konstan mengeluarkan  “alu tataruang lurus dengan dengan
kecepatan konstan percepatan tetap (tetap) kamu dari perut patah tigo, kecepatan tetap dan kecepatan
(tetap) dan gerak dalam kehidupan  Gerak lurus ibumu dalam samuik tapijak gerak lurus dengan konstan
lurus dengan sehari-hari. dengan keadaan tidak indak mati” percepatan tetap (tetap)
percepatan konstan percepatan mengetahui  Nilai karakter  Mendiskusikan  Gerak lurus
(tetap) berikut 3.4.2 konstan sesuatupun, dan yang perbedaan gerak dengan
makna fisisnya Menerapkan gerak (tetap) Dia memberi terkandung lurus dengan percepatan
lurus dan gerak  Alquran dan kamu berjalan penuh kecepatan tetap dan konstan
melingkar dengan Hadist pendengaran, hati-hati gerak lurus dengan (tetap)
kelajuan tetap atau penglihatan dan percepatan tetap
percepatan tetap
1

NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dalam kehidupan  Falsafah dan hati, agar kamu  Melakukan
sehari-hari. adat orang bersyukur. percobaan gerak
3.4.3 Minangka bau lurus dengan
Menganalisis gerak  Makhluk hidup kecepatan dan
lurus dan gerak dan ciptaan Allah percepatan tetap
dengan kelajuan yang lainnya menggunakan kereta
tetap atau telah banyak misalnya mobil
percepatan tetap memanfaatkan mainan, troly.
dalam kehidupan gerak jalur bebas  Menganalisis
sehari-hari. ini. Untuk itu besaran-besaran
banyak Fisika dalam gerak
4.4 4.4.1 bersyukur. lurus dengan
Menyajikan data Menunjukkan hasil kecepatan dan
dan grafik hasil percobaan gerak percepatan tetap
percobaan untuk lurus dan gerak melalui diskusi
menyelidiki sifat melingkar dalam kelas.
gerak benda yang bentuk grafik/tabel Mempresentasikan
bergerak lurus pada bidang hasil percobaan
dengan kecepatan teknologi dan benda yang bergerak
konstan (tetap) dan rekayasa. lurus dengan
bergerak lurus kecepatan tetap dan
dengan percepatan gerak lurus dengan
konstan (tetap) percepatan tetap
berikut makna dalam bentuk grafik
fisisnya
1

SILABUS INTEGRASI ALQURAN DAN BAM

Satuan Pendidikan : SMA ………


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI MIPA/ Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Nama Guru : …………………

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 1 2 3
1. 3.1 3.1.1  Sesuai Materi  QS. (67) Al mulk ayat  “ Raso dibaok  Mengamati Penyelesaian
Menerapkan Menjelaskan - konsep torsi, 3, artinya : Yang telah naik pareso demonstrasi soal-soal
konsep torsi, konsep torsi, - momen menciptakan tujuh dibaok turun, mendorong benda tentang
momen inersia, momen inersia, titik inersia, langit berlapis-lapis. Alua patuik dengan posisi gaya
konsep torsi,
titik berat, dan berat, dan - titik berat, kamu sekali-kali tidak jalan yang berbeda-beda
momen
momentum momentum sudut - momentum melihat pada ciptaan batampuah” untuk
inersia,
sudut pada pada benda tegar Tuhan yang Maha mendefinisikanmo
sudut pada titik berat,
men gaya.
benda tegar (statis dan dinamis) benda tegar Pemurah sesuatu yang  “Kaluak paku momentum
 Mendiskusikan
(statis dan dalam kehidupan (statis dan tidak seimbang. Maka kacang sudut pada
penerapan
dinamis) dalam sehari-hari dinamis) lihatlah berulang- balimbiang benda tegar
keseimbangan
kehidupan misalnya dalam dalam ulang, Adakah kamu tampuruang (statis dan
benda titik, benda
sehari-hari olahraga kehidupan Lihat sesuatu yang lenggang dinamis)
tegar dengan
misalnya dalam 3.1.2 sehari-hari tidak seimbang? lenggangkan dalam
menggunakan
olahraga Menerapkan misalnya anak dipangku kehidupan
resultan gaya dan
konsep torsi, dalam kamanakan sehari-hari
momen gaya,
momen inersia, titik olahraga dibimbiang penerapan konsep
1

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 1 2 3
berat, dan  Alquran dan  QS Arrahman (55) urang momen inersia,
momentum sudut Hadist ayat 7-9, artinya : kampuang dinamika rotasi,
pada benda tegar  Falsafah dan Dan langit telah dipatenggangk dan penerapan
(statis dan dinamis) adat orang ditinggikannNya dan an jago nagari hukum kekekalan
dalam kehidupan Minangkabau Dia ciptakan jan binaso” momentum pada
sehari-hari keseimbangan. Agar gerak rotasi.
 Mengolah data
misalnya dalam kamu jangan merusak  Orang Minang
olahraga hasil percobaan ke
keseimbangan itu dan kabau harus
dalam grafik,
tegaklah selalu
menentukan
4.1 4.1.1 keseimbangan itu dgn mengutamaka
persamaan grafik,
Membuat karya Membuat karya adil dan janganlan n keseim
menginterpretasi
yang yang menerapkan kamu mengurangi bangan
data dan grafik
menerapkan konsep titik berat keseimbangan itu perasaan dan untuk menentukan
konsep titik dan kesetimbangan pikiran
berat dan karakteristik
benda tegar  Allah menjadikan keseimbangan
kesetimbangan
benda tegar segala sesuatunya benda tegar
dalam keadaan  Mempresentasikan
seimbang hasil percobaan
tentang titik berat
 Nilai-nilai yang
terkandung adh nilai
keseimbangan

3.2 3.2.1  Sesuai Materi  QS (48) AlFath ayat  “ tagangnyo  Mengamati dan
Menganalisis sifat elastisitas 29 : Muhammad itu bejelo-jelo, menanya sifat
1

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 1 2 3
sifat elastisitas Menjelaskan sifat bahan dalam ialah utusan Allah dan kanduanyo elastisitas bahan
2. bahan dalam elastisitas bahan kehidupan orang-orang yag badantiang- dalam kehidupan
kehidupan dalam kehidupan sehari hari bersama dengan dia dantiang, hati sehari-hari
sehari hari sehari hari adalah keras terhadap lapang paham  Mendiskusikan
 Alquran dan orang orang kafir tapi saleso, pasiah pengaruh gaya
Hadist kasih sayang sesama lidah pandai terhadap perubahan
3.2.2
mereka. barundiang, panjang
Menerapkan sifat kama kelok pegas/karet dan
 Falsafah dan
elastisitas bahan loyang melakukan
adat orang
dalam kehidupan Minangkabau kasinan kelok percobaan hukum
sehari hari lilin” Hooke dengan
menggunakan
3.2.1.  Orang pegas/karet, mistar,
Menganalisis sifat Minangkabau beban gantung, dan
elastisitas bahan memiliki statif secara
dalam kehidupan sikap tegas berkelompok
tapi fleksibel  Mengolah data dan
sehari hari
4.2 dalam menganalisis hasil
Melakukan tindakan, percobaan ke
4.2.1
percobaan berjiwa besar dalam grafik,
Melakukan
tentang sifat dan memiliki menentukan
percobaan tentang
elastisitas suatu kemampuan persamaan,
sifat elastisitas
bahan berikut untuk membandingkan
suatu bahan berikut
presentasi hasil berunding) hasil percobaan
presentasi hasil
dengan bahan
1

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 1 2 3
percobaan dan percobaan dan pegas/karet yang
pemanfaatannya pemanfaatannya berbeda,
perumusan tetapan
pegas susunan seri-
paralel
 Membuat laporan
hasil percobaan
dan
mempresentasikan
nya
1

SILABUS INTEGRASI AL QURAN DAN BAM

Satuan Pendidikan : SMA ………


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XII MIPA/ Genap
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Nama Guru : …………………

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. 3.7 3.7.1  Materi  QS (17) Al Isra’ ayat  “ duduak  Mengamati bahan  Tuliskan jarak
Menjelaskan Menjelaskan - fenomena 1 : Maha suci Allah marauik bacaan atau video antara Masjidil
fenomena fenomena perubahan yang telah ranjau tagak tentang teori haram ke
perubahan perubahan panjang memperjalankan maninjau relativitas khusus Masjdil Aqsa
panjang, waktu, panjang, waktu, - waktu, dan hambanya jarah, hari  Mendiskusikan hasil (1500 km) dan
dan massa dan massa Massa Muhammad pada sahari dari percobaan hitung jarak
dikaitkan dikaitkan dengan dikaitkan malam hari dari diparampek Michelson-Morley langit pertama
dengan kerangka acuan dengan Masjidil Haram ke malam dan perbedaan antara ke permukaan
kerangka acuan dan kesetaraan kerangka Masjidil Aqsa yang samalam fenomena yang terjadi bumi (lapisan
dan kesetaraan massa dengan acuan dan kami berkhi dipatigo” pada benda yang Troposfer 0-20
massa dengan energi dalam teori - kesetaraan sekelilingnya agar  (Orang bergerak relatif km)
energi dalam relativitas khusus massa Kami perlihatkan Minang terhadap pengamat
dengan kepadanya sebagian tidak ada
1

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
teori relativitas energi tanda-tanda kebesaran waktu diam dan pengamat
khusus dalam teori kami. Sesungguhnya terbuang, bergerak
relativitas Dia Maha Mendengar setiap ada  Menganalisis besaran
4.7.1 khusus Maha Melihat kesempatan panjang, waktu,
4.7 Mempresentasi dimanfaat massa, dan energi
Mempresentasik kan konsep  Alquran dan kan seefisien dikaitkan dengan teori
an konsep relativitas tentang Hadist mungkin) relativitas khusus
relativitas panjang, waktu,  Falsafah dan  Presentasi hasil
tentang panjang, massa, dan adat orang penalaran tentang
waktu, massa, kesetaraan massa Minangka besaran panjang,
dan kesetaraan dengan energi bau waktu, massa, dan
massa dengan energi dikaitkan
energi dengan teori relativitas
khusus dalam bentuk
peta konsep
2.
3.8 3.8.1.  Materi  QS (24) An Nur ayat  “ alun  Menggali informasi  Penyelesaian
Menjelaskan Menjelaskan - gejala 35 : Allah pemberi takilek alah tentang konsep foton, soal-soal
secara kualitatif secara kualitatif kuantum cahaya kepada langit takalam, fenomena efek tentang gejala
gejala kuantum gejala kuantum yang dan bumi. kilek camin fotolistrik, efek kuantum yang
yang mencakup yang mencakup mencakup Perumpamaan lah ka muko Compton, sinar-X, mencakup sifat
sifat radiasi sifat radiasi benda sifat radiasi cahayaNya seperti kilek aplikasi dalam radiasi benda
benda hitam, hitam, efek benda sebuah lubang yang baliuang lah kehidupan manusia hitam,
efek fotolistrik, fotolistrik, efek hitam, tidak tembus yang ka kaki,  Mendiskusikan - efek fotolistrik,
efek Compton, Compton, dan didalamnya ada pelita takilek ikan tentang foton, efek
1

MATERI & NILAI-NILAI PEMBELAJARAN


N BAHAN ADAT
KD IPK
0 KAJIAN AGAMA MINANG TM PT KM
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dan sinar X sinar X dalam - efek besar. Pelita itu di di lauik alah fotolistrik, cara kerja - efek Compton,
dalam kehidupan sehari- fotolistrik, dalam tabung tau jantan mesin fotokopi, dan dan
kehidupan hari - efek kaca,dan tabung kaca batino mesin foto Rontgen - sinar X dalam
sehari-hari Compton, itu bagaikan bintang (Orang  Menganalisis hasil kehidupan
4.8. 4.8.1 dan yang berkilauan, yang Minangkaba diskusi yang sehari-hari
Menyajikan Menyajikan - sinar X dinyalakan dengan u pandai berhubungan dengan
laporan tertulis laporan tertulis dalam minyak dari pohon memprediksi foton, efek fotolistrik,  Menyajikan
dari berbagai dari berbagai kehidupan ayng diberkahi, yaitu keadaan, ) efek Compton, dan laporan tertulis
sumber tentang sumber tentang sehari-hari pohon Zaitun yang sinar-X dari berbagai
penerapan efek penerapan efek tumbuh tidak di timur  Presentasi hasil sumber tentang
fotolistrik, efek fotolistrik, efek  Alquran dan dan tidak pula di eksplorasi secara penerapan efek
Compton, dan Compton, dan Hadist barat, yang minyaknya audio visual dan/atau fotolistrik, efek
sinar X dalam sinar X dalam saja hampir-hampir media lain tentang Compton, dan
kehidupan kehidupan sehari-  Falsafah dan menerangi, walaupun konsep foton, sinar X dalam
sehari-hari hari adat orang tidak disentuh api. fenomena efek kehidupan
Minangka Cahaya di atas cahaya fotolistrik, efek sehari-hari
bau berlapis-lapis, Allah Compton, dan sinar-X
memberi petunjuk
kepada cahayaNya
bagi orang yang Dia
kehendaki.

Mengetahui Padang, Juli 2017


Kepala SMA ………………….. Guru Mata Pelajaran
NIP. ………………………….. NIP. …………………….
1

LAMPIRAN

RPP MODEL

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA …………….


Kelas/Semester : X/Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Topik : Besaran dan Pengukuran
Waktu : 9 JP ( 3 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 3.2.1. Mengidentifikas besaran-
pengukuran besaran fisis, besaran Fisika dan satuan
ketepatan, ketelitian dan angka serta alat ukurnya
penting, serta notasi ilmiah 3.2.2. Menjelaskan cara
penggunaan alat ukur
3.2.3. Menjelaskan hasil
pembacaan alat ukur mistar,
jangka sorong, micrometer
sekrup, neraca dan stopwatch
3.2.4. Menentukan kesalahan
pengukuran
3.2.5. Menerapkan penggunaan
angka penting hasil
pengukuran
3.2.6. Menerapkan konsep
penulisan notasi ilmiah
dalam pengukuran
3.2.7. Menentukan dimensi suatu
besaran
4.2 Menyajikan hasil pengukuran 4.1.1 melaporkan hasil pengukuran
besaran fisis berikut tunggal
ketelitiannya dengan 4.1.2 melaporkan hasil pengukuran
menggunakan peralatan dan berulang
teknik yang tepat serta 4.1.3 melaporkan kesalahan mutlak
mengikuti kaidah angka dan relatif pada pengukuran
penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model discovery learning dengan metode eksperimen
siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian,
dan angka penting, serta notasi ilmiah dan mampu menyajikan hasil pengukuran besaran
fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta
mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan sehingga terbentuk sikap jujur,
tanggungjawab, dan peduli
D. Materi pembelajaran
Pengetahuan Faktual :
1. Banyak dijumpai penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari seperti di SPBU,
pasar, tukang jahit, supermarket.
2. Terdapat data hasil pengukuran pada kemasan makanan dan minuman seperti netto,
takaran tiap saji.
Konseptual :
1. Besaran dan satuan
2. Pengukuran
3. Alat ukur dan ketelitiannya
4. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pengukuran
5. Kesalahan dalam pengukuran
6. Dimensi
7. Angka penting
8. Notasi ilmiah

Prosedural :
1. Mekanisme pengukuran
2. Mekanisme pembacaan skala pada alat ukur
3. Melakukan pengukuran besaran panjang dengan mistar, jangka sorong, dan
micrometer sekrup
4. Menuliskan hasil pengukuran
5. Melaporkan hasil pengukuran.

E. Metode
Model Pembelajaran : Discoveri learning/inquari
Metode : Diskusi, Praktikum dan presentasi
F. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (3 JP)
Indikator Pencapaian :
3.2.1. Mengidentifikas besaran-besaran Fisika dan satuan serta alat ukurnya
3.2.2. Menjelaskan cara penggunaan alat ukur

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


Pendahuluan 1. Peserta didik memberi salam, berdoa, 15 menit
membaca Asmaul Husna, membaca
Alquran, literasi dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya sebelum pelajaran
dimulai (setiap hari jadwalnya
disesuaikan)
2. Peserta didik merespon pertanyaan guru
tentang kehadiran teman-temannya pada
awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan mengaitkannya dengan
pembelajaran yang akan dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran
dan indikator pencapaian
5. Peserta didik menerima informasi tentang
cakupan materi dan teknik penilaian
6. Tanya jawab tentang manfaat belajar
besaran, satuan, dimensi dan
pengukuran dalam kehidupan sehari-hari
7. Peserta didik menyimak informasi bahwa
dalam ajaran agama Islam telah terlebih
dahulu mengajarkan tentang besaran,
satuan dan pengukuran di dalam Al-
Qur’an QS. Al-Qamar (54), ayat 49 ; QS
(17 ) Al Isra’ ayat 35 dan QS.
Almutafiffin ayat 1-3
8. Peserta didik menyimak informasi bahwa
dalam budaya adat Minangkabau sudah
mengajarkan tentang prinsip-prinsip
pengukuran dari besaran, hal ini tertuang
dalam falsafah Minangkabau
1

“pandai maatak maetok an pandai


maagak maagiahan”
“Maukua samo panjang manimbang
samo barek, mambagi samo adia”
“Tibo di mato indak dipiciangan tibo di
paruik indak dikampihan, tibo di dado
indak dibusuangan”
“Lamak di awak katuju di urang”

Kegiatan Inti 1. Peserta didik membentuk kelompok 100 menit


belajar dengan anggota masing-masing 4
orang
2. Peserta didik menerima LKPD
3. Peserta didik mengamati aktivitas yang
menggambarkan pengukuran dan alat
ukur yang digunakan dalam kehidupan
sehari- hari melalui video seperti akivitas
di pasar, pom bensin, supermarket, dsb.
4. Peserta didik mengamati kemasan yang
tersedia/ mereka bawa dan mengisi tabel
pengamatan pada LKPD mengenai nama
besaran, alat ukur, cara mengukur
berdasarkan informasi yang tercantum
pada kemasan.
5. Peserta didik mencari informasi dan
mengisi tabel nama besaran, alat ukur,
cara mengukur, dan satuan yang
digunakan secara individu, termasuk
yang berlaku di daerah setempat
(misalnya: untuk ukuran massa: 1 emas,
1 gantang beras di Sumatera Barat, dan
ukuran yang lainnya)
6. Peserta didik membandingkan dengan
tabel peserta didik lainnya dan
mendiskusikan tabel, merangkum (dalam
satu kelompok).
7. Peserta didik mendiskusikan dan menarik
kesimpulan mengenai besaran, satuan dan
alat ukurnya.
8. Setiap kelompok menyajikan hasil
diskusinya di depan kelas, sementara
kelompok yang lain memperhatikan dan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

memberikan tanggapan terhadap apa yang


telah dipresentasikan
9. Tiap kelompok peserta didik
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada LKPD. Dalam diskusi,
peserta diidk aktif bertanya dan
memberikan gagasan yang membangun.
10. Setelah diskusi selesai, dengan tanya
jawab, guru mengarahkan semua peserta
didik untuk menyimpulkan tentang
besaran, satuan dan alat ukurnya
berdasarkan presentasi kelompok
11. Peserta didik memperhatikan penguatan
dari pendidik.
12. Masing-masing peserta mengerjakan 5
soal latihan dan dikumpulkan
Penutup 1. Peserta didik dibimbing guru melakukan 20 menit
analisis terhadap pemecahan
masalah/penyelesaian soal yang telah
ditemukannya dan memberikan
2. simpulan Peserta didik mengidentifikasi
kendala-
kendala yang dialami (refleksi) saat
memahami materi pengkuran dan
besaran
3. Peserta didik mendengarkan umpan
balik dan penguatan dari guru
mengenai metari besaran dan
pengukuran
4. Peserta didik mengerjakan post tes/kuis
5. Peserta didik menyimak penyampaian
informasi tentang tugas untuk pertemuan
selanjutnya berupa tugas literasi
mengenai cara penggunaan alat ukur :
mistar, jangka sorong, mikrometer
skrup, stop watch dan neraca.
6. Setelah mempelajari materi pengukuran
dan besaran diharapkan peserta didik
dapat mengaplikasikan nilai agama dan
budaya adat Minangkabau dalam
kehidupan sehari-hari (meyakini
kebesaran ciptaan Allah, nilai karakter
jujur/tidak curang, adil, objektif dan
teliti.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

7. Peserta didik mengucapkan syukur


selesai belajar.

G. Media/Alat/Bahan Pembelajaran

Alat Bantu : projektor, komputer, papan tulis


Alat/Bahan : Jangka sorong, mikrometer sekrup, penggaris , neraca ohaus ,
stopwatch, beban gantung dan mikrometer skrup
Bahan ajar : Buku Fisika Kelas X
Modul Belajar Praktik

H. Sumber Belajar
- Paket Fisika jilid 1 : untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016
/, Ir. Marthen Kanginan, Msc. Cimahi : Erlangga, 2016 halaman 34-89

- Internet:
Situs Web : http://www.bahanajar.itp.ac.id
Situs Web : http://www.fisikazone.com

I. Hasil Pembelajar
a. Penilaian Sikap
1) Teknik : non tes
2) Bentuk : pengamatan
3) Instrumen : jurnal
4) Aspek yang dinilai : jujur, tanggungjawab, peduli
b. Penilaian Pengetahuan
1) Teknik : tes tertulis dan lisan
2) Bentuk : objektif dan uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 3.2.1 sampai 3.2.7

c. Penilaian Keterampilan
1) Teknik : unjuk kerja
2) Bentuk : uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 4.2.1 sampai 4.2.3

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


J. Program Tindak Lanjut
1. Pembelajaran
Remedial a. Rencana
Kegiatan :
1) Peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan
dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik
b. Bentuk Pelaksanaan Remedial:
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
3) Pemanfaatan tutor sebaya.
4) dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan
c. Teknik Pembelajaran Remedial:
1) Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial maksimal 20%
2) Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedi kurang dari 50%
3) Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %
d. Nilai Remedial:
Nilai remedial yang ditentukan adalah sesuai dengan KKm, kebijakan ini
dilakukan agar tidak ada kesenjangan kepada peserta didik yang sudah mencapai
KKM

2. Pembelajaran Pengayaan
a. Peserta didik yang sudah mencapai KKM ( tuntas ) yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.

b. Pemberian program pembelajaran pengayaan berfokus pada pendalaman dan


perluasan dari kompetensi yang dipelajari peserta didik
c. Dilaksanakan hanya satu kali, tidak berulang kali sebagaimana remedial
d. Dilaksanakan dalam bentuk belajar kelompok dan belajar mandiri berdasrkan
minat dari peserta didik, misalnya kegiatan memecahkan masalah dan tutor
sebaya
e. Kepada peserta didik yang mengikuti pembelajarn pengayaan diberikan reward
berdasarkan kebijakan guru dengan melihat minat dan keseriusan, hasil belajar
dari peserta didik.

Mengetahui Padang, Juli 2017


Kepala SMAN 5 Padang Guru Mata Pelajaran

……………………………. ……………………………..

LAMPIRAN

Penilaian Hasil Belajar


1. Rancangan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Ruang
Teknik Bentuk
KD/IPK Lingkup
Penilaian Penilaian/Instrumen
Penilaian
1 2 3 4
3.2.1. Mengidentifikas besaran-
besaran Fisika dan Lisan
satuan serta alat ukurnya
3.2.2. Menjelaskan cara
Tertulis
penggunaan alat ukur
3.2.3. Menjelaskan hasil
pembacaan alat ukur
mistar, jangka sorong, Tertulis
micrometer sekrup, Daftar pertanyaan
neraca dan stopwatch untuk Tanya jawab,
Pengetahuan Uraian, pilhan ganda
3.2.4. Menentukan kesalahan
Tertulis Lembar Penugasan
pengukuran
3.2.5. Menerapkan penggunaan
angka penting hasil Tertulis
pengukuran
3.2.6. Menerapkan konsep
penulisan notasi ilmiah Tertulis
dalam pengukuran
3.2.7. Menentukan dimensi
Tertulis
suatu besaran
4.2.1 Mengamati pembuatan
daftar (tabel) nama
Unjuk kerja
besaran, alat ukur, cara
mengukur
4.2.2 Mendiskusikan prinsip-
prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian, Daftar Cek Aktivitas/
dan angka penting), cara Keterampilan
Rubrik penilaian
Unjuk kerja kinerja dan produk
menggunakan alat ukur, Laporan) Daftar Cek
cara membaca skala, cara Aktivitas/
menuliskan hasil
pengukuran
4.2.3. Membuat laporan tertulis Unjuk kerja
dan mempresentasikan dan
hasil pengukuran Portofolio
2. Rancangan Penilaian Sikap
Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan
secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Hasil observasi dicatat dalam
jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran.
Instrumen observasi penilaian sikap kerja individu menggunakan lembar pengamatan
sikap Tanggung Jawab, Jujur, Gotong Royong, Percaya Diri, teliti dalam mempelajari
fisika

Format dan Pengisian Jurnal Oleh Guru Mata Pelajaran:

Hari/ Kejadian/ Butir Pos/ Tindak


No Nama
Tanggal Perilaku Sikap Neg Lanjut
1 DINDA Meninggalkan Tanggu - Dipanggil
laboratorium ng untuk
tanpa Jawab membersihkan
membersihkan meja dan alat
meja dan alat bahan yang
bahan yang sudah sudah dipakai.
dipakai. Dilakukan
pembinaan.
2 ADIN Melapor kepada Jujur + Diberi
pendidik bahwa apresiasi/
dia pujian atas
memecahkan kejujurannya.
gelas ukur tanpa Diingatkan
sengaja agar
ketika sedang lain kali lebih
berhati-hati.
melakukan
praktikum.
3 NAJWA Aktif bertanya dan Percaya + Diberikan
menjawab dalam diri diapresiasi
presentasi
kelompok

3. Kisi-Kisi Soal

Kelas/
Materi Level Bentuk Nomor
KD/IPK Semeste
Pembelajaran Kognitif*) Soal Soal
r
1 2 3 4 5 6
3.2.1. Mengidentifikas 1. Besaran,
besaran-besaran Fisika satuan dan Tanya
dan satuan serta alat alat ukur jawab
ukurnya 2. Penggunaan
3.2.2. Menjelaskan cara alat ukur Tanya
penggunaan alat ukur 3. Pembabaan jawab
3.2.3. Menjelaskan hasil alat ukur
pembacaan alat ukur 4. Kesalahan Pilihan
mistar, jangka sorong, pengukur ganda,
micrometer sekrup, 5. Angka uraian
neraca dan stopwatch penting
3.2.4. Menentukan kesalahan 6. Notasi ilmiah Pilihan
pengukuran 7. Dimensi X MIPA/ ganda,
1 uraian
3.2.5. Menerapkan
penggunaan angka Pilihan
ganda,
penting hasil
uraian
pengukuran
3.2.6. Menerapkan konsep
penulisan notasi ilmiah Pilihan
ganda
dalam pengukuran
3.2.7. Menentukan dimensi Pilihan
suatu besaran ganda
4.2.2. Mengamati pembuatan
daftar (tabel) nama
Uraian
besaran, alat ukur, cara
mengukur
4.2.3. Mendiskusikan prinsip-
prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian,
dan angka penting),
Uraian
cara menggunakan alat
ukur, cara membaca
skala, cara menuliskan
hasil pengukuran
4.2.4. Membuat laporan
tertulis dan
Uraian
mempresentasikan hasil
pengukuran

Observasi Sikap
Lembar Observasi Sikap Sosial

Disiplin Jujur Kerjasana Pro aktif Deskripsi


No Nama SB PB SB PB SB PB SB PB

1
2
3
4

Penilaian Keterampilan

Format Penilaian Tes Praktek

Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Merangkai alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 kesimpulan

Rubrik penilaian

Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Merangkai alat Rangkaian alat Rangkaian alat benar, tetapi Rangkaian alat benar,
tidak benar tidak rapi atau tidak rapi, dan
memperhatikan keselamatan memperhatikan
kerja keselamatan kerja
Pengamatan Pengamatan Pengamatan cermat, tetapi Pengamatan cermat
tidak cermat mengandung interpretasi dan bebas interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap, tetapi tidak Data lengkap,
lengkap terorganisir,atau ada yang terorganisir, dan ditulis
salah tulis dengan benar
kesimpulan Tidak benar atau Sebagian kesimpulan ada Semua benar atau
tidak sesuai yang salah atau tidak sesuai sesuai tujuan
tujuan tujuan

Lampiran Penilaian Pengetahuan

I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang tepat
1. Dari kelompok besaran dibawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja
adalah...

No Besaran Satuan
1 Panjang M
2 Kecepatan m/s
3 Gaya Newton
4 Massa Kg
5 Waktu s
6 Kuat arus Ampere
7 Momentum kg m/s
8 Percepatan m/s2
9 Jumlah zat mol

a. kuat arus, massa, gaya


b. suhu, massa, volume
c. waktu, percepatan, momentum
d. usaha, momentum, percepatan
e. kecepatan, suhu, jumlah zat

2. Berdasarkan pepatah Minang “Maukua samo panjang, manimbang samo


barek,mambagi samo adia”, maka yang termasuk besaran pokok dan turunan
berturut-turut adalah….
a. Panjang, dan adia
b. Panjang dan barek
c. Adia dan barek
d. Barek dan panjang
e. Adia dan panjang

3. Pernyataan berikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah ……….
a. Kesalahan titik nol termasuk kesalahan acak
b. Pengkuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya relatif
kecil.
c. Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan mengurangi pengukuran beberapa
kali.
d. Suatu kesalahan sistematis dapat terjadi karena kurangnya kepekaan (sensitivitas)
instrumen pengukur.
e. Kesalahan cara pandang membaca nilai-nilai skala jika ada jarak antara jarum dan
garis-garis skala termasuk kesalahan acak.

4. Sebuah sajadah memiliki panjang 1,0 m dan lebar 50 cm, Tentukanlah luas sajadah
tersebut sesuai aturan angka peting adalah……..
a. 0,2 m2
b. 0,5 m2
c. 200 cm2 d.
2000 cm2 e.
50000 cm2

5. Untuk mengukur bagian dalam sebuah pipa digunakan ….


a. mikrometer sekrup
b. jangka sorong
c. meteran
d. mistar
e. stpowatch

6. Dimensi dari gaya adalah ...


a. [M][L][T]-2 d. [M][L]2[T]-2
b. [M][L]-1[T]-2 e. [M][L]2[T]-3
c. [M][L][T]-1

7. Hasil pengukuran di bawah ini memiliki 3 angka penting, kecuali ...


a. 0,00580 km d. 87,0 g
b. 0,0903 A e. 34540,0 cm
c. 3,50 L

8. Suatu pengukuran menghasilkan nilai 0,02302. Banyaknya angka penting pada nilai
tersebut adalah ...
a. Lima d. Dua
b. Empat e. Satu
c. Tiga

9. Jarak matahari ke bumi kurang lebih 149600000000 m. Notasi ilmiah yang tepat
adalah ...
a. 1,496 x 105 m
b. 149,6 x 107 m
c. 14,96 x 108 m
d. 1,496 x 1011 m
e. 14,96 x 1011 m

10. 72 km/jam = ... m/s Konversi satuan yang tepat adalah ...
a. 10 m/s d. 40 m/s
b. 20 m/s e. 50 m/s
c. 30 m/s

II. Uraian

1. Lengkapilah titik-titik berikut ini!

No. Nama Besaran Satuan


1 ... Kg
2 Intensitas cahaya ...
3 ... kgms-2
4 Impuls ...
5 Daya ...

2. Tuliskan dimensi dari besaran-besaran berikut!


a. Momen gaya (  ) = massa x jarak2
b. Momentum (p) = massa x kecepatan
c. Energi potensial (Ep) = massa x percepatan gravitasi bumi x ketinggian
d. Luas (A) = panjang x lebar

3. Tuliskanlah nilai ukuran panjang yang ditunjukkan skala jangka sorong dan mikrometer
sekrup pada gambar di bawah ini!

a. b.

4. Hitunglah dengan berpedoman pada angka penting!


a. 187,89 gram – 25,2 gram
b. 56,43 cm : 24 cm
2
c. 169cm
5. Hitunglah dengan berpedoman pada angka penting!
a. 143,56 gram + 22,5 gram
b. 0,346 m x 3 m
c. (4,3 cm)2

Lembar Kerja Peserta Didik

Nama Peserta Didik : ………………………


………………………
………………………
………………………
Kelas : ………………………
Tanggal : ……………………….
Materi Pokok : Besaran, Satuan dan Alat Ukur

1. Tabelpengamatan
No Hasil Pengamatan

2. Tabel Besaran, Satuan, Cara pengukuran, Alat Ukur


No Besaran Satuan Cara Mengukur Alat Ukur
Dari Kemasan
1
2
3
4
Dari Daerah Setempat
1
2
3
4

3. Diskusi:
a. Apakah yang dimaksud dengan Besaran ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
b. Ada berapa kelompok Besaran ?

…………………………yaitu :
1).……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
2).……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

c. Apakah yang dimaksud dengan Satuan ?


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Apakah yang dimaksud dengan Alat Ukur ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
e. Besaran-besaran yang sama tetapi memiliki satuan yang berbeda antara lain :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
f. Mengapa hal itu bisa terjadi?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
g. Perlukah dibuatkan suatu standart satuan yang diakui secara internasional?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

4. Kesimpulan Akhir :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
BAHAN AJAR

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 3.2.1. Mengidentifikas besaran-
pengukuran besaran fisis, besaran Fisika dan satuan
ketepatan, ketelitian dan angka serta alat ukurnya
penting, serta notasi ilmiah 3.2.2. Menjelaskan cara
penggunaan alat ukur
3.2.3. Menjelaskan hasil
pembacaan alat ukur mistar,
jangka sorong, micrometer
sekrup, neraca dan stopwatch
3.2.4. Menentukan kesalahan
pengukuran
3.2.5. Menerapkan penggunaan
angka penting hasil
pengukuran
3.2.6. Menerapkan konsep
penulisan notasi ilmiah
dalam pengukuran
3.2.7. Menentukan dimensi suatu
besaran
4.2 Menyajikan hasil pengukuran 4.1.1 melaporkan hasil pengukuran
besaran fisis berikut tunggal
ketelitiannya dengan 4.1.2 melaporkan hasil pengukuran
menggunakan peralatan dan berulang
teknik yang tepat serta 4.1.3 melaporkan kesalahan mutlak
mengikuti kaidah angka dan relatif pada pengukuran
penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah
Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran model discovery learning dengan metode eksperimen


siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan
angka penting, serta notasi ilmiah dan mampu menyajikan hasil pengukuran besaran fisis
berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti
kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan sehingga terbentuk sikap jujur,
tanggungjawab, dan peduli

Materi

1. Besaran dan Satuan


Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
Besaran menurut arahnya dibedakan menjadi besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar merupakan besaran yang hanya memiliki nilai sedangkan besaran
vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran juga dibedakan
menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok dan Satuannya
Ada besaran Fisika yang hanya dapat didefinisikan melalui penggambaran
bagaimana mengukurnya, sehingga besaran tersebut dapat berdiri sendiri tanpa
menurunkannya dari besaran lainnya. Besaran yang demikian disebut dengan
besaran pokok. Ada tujuh besaran pokok dalam Fisika.
Defenisi satuan standar untuk 3 besaran pokok yang pertama, yaitu meter untuk
besaran panjang, kilogram untuk besaran massa, dan sekon untuk besaran waktu.
1) Meter Standar
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum selama selang
waktu 1/299 792 458 sekon.
2) Kilogram Standar
Satu kilogram adalah massa silinder campuran platina-iridium yang
ditempatkan di Biro Pengukuran Internasional di Sevres-Paris.
3) Sekon Standar
Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk
melalukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali

Besaran Pokok Satuan SI Singkatan


Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Listrik Ampere A
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah Zat Mol mol

b. Besaran Turunan dan Satuannya


Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran-
besaran pokok. Satuan dari besaran turunan juga dijabarkan melalui satuan-satuan
dari besaran pokok yang terkait. Contoh besaran turunan, antara lain:

Besaran Turunan Satuan SI Singkatan


Luas meter persegi m2
Volume meter kubik m3
Percepatan meter/sekon m/s
Gaya Newton N
Massa Jenis kilogram/meter kubik kg/m3
Kecepatan Meter/sekon kuadrat m/s2
Tekanan Pascal Pa
Usaha Joule J
Daya Watt W

2. Dimensi
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun atas
kombinasi besaran-besaran pokok. Tabel dibawah ini memberikan rumusan dimensi
dari besaran-besaran pokok.
Besaran Pokok Dimensi
Panjang [L]
Massa [M]
Waktu [T]
Suhu [Ɵ]
Kuat Arus Listrik [I]
Intensitas Cahaya [J]
Jumlah Zat [N]
Dua besaran atau lebih hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika besaran-
besaran
tersebut memiliki dimensi yang sama. Ada tiga manfaat analisis dimensi dalam Fisika,
yaitu:
a. Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran Fisika setara atau tidak. Dua
besaran Fisika hanya setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan
keduanya termasuk besaran skalar atau keduanya termasuk besaran vektor.
b. Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin
benar
c. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran Fisika jika
kesebandingan besaran Fisika tersebut dengan besaran-besaran Fisika lainnya
diketahui

3. Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lainnya.
Pada materi ini akan dipelajari pengukuran tiga besaran pokok, yaitu: panjang, massa,
dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm

2) Jangka Sorong
Jangka sorong dapat alat yang gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat
logam, mengukur garis tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman
lubang. Terdapat beberapa bagian penting yang perlu kita ketahui dari jangka
sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap memiliki skala yang
disebut skala utama. Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong memiliki
panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius
atau sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20
skalanya adalah 1 mm atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius

adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa skala terkecilnya juga 0,05 mm atau
0,005 cm

3) Mikrometer Sekrup
Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala
terkecil Micrometer Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm

b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya


Stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan jam tangan.
Sebagaimana jam, Stopwatch juga ada yang berbentuk jarum dan adapula yang
digital. Stopwatch jarum memiliki ketidak pastian pada skala 0,1 sekon sedangkan
Stopwatch digital memiliki nilai ketidakpastian sebesar 0,01 sekon.

c. Alat Ukur Massa dan Ketelitiannya


Untuk mengukur massa suatu benda, biasanya digunakan alat berupa neraca atau lebih
akrab ditelinga kita dengan istilah timbangan. Neraca sendiri memiliki beberapa jenis. Dan
itu semua dibedakan berdasarkan perbedaaan cara kerja, ketelitian, ataupun teknologi yang
digunakan. Salah satu neraca yang kita kenal antara lain adalah neraca Ohaus.

4. Ketidakpastian pada Pengukuran


a. Kesalahan
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang benar.
Ada tiga macam kesalahan: (1) Kesalahan umum (keteledoran), (2) Kesalahan
acak, dan (3) Kesalahan sistematis.
b. Melaporkan Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai
� = �0 ± ∆�
Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0 dan x adalah
ketidakpastiannya.
5. Angka Penting
a. Notasi Ilmiah
Pengukuran dalam Fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil,
seperti massa elektron, sampai dengan ukuran sangat besar, seperti massa Bumi.
Penulisan hasil pengukuran massa sangat kecil maupun sangat besar ini
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dapat digunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam
notasi ilmiah, hasil
pengukuran dinyatakan sebagai
��, … . � 10�
Dimana : a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, dan n disebut dengan
eksponen dan merupakan bilangan bulat. a disebut dengan bilangan penting,dan 10n
disebut orde besar.
b. Aturan Angka Penting
Aturan angka penting adalah
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting
2) Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka penting
3) Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir pada angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting
4) Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
bukan angka penting
5) Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki
angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar
jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan
c. Berhitung dengan Angka Penting
Dalam penjumlahan (berlaku juga untuk pengurangan), hasilnya hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.

6. Ketidakpastian pada Hasil Percobaan


a. Aspek-aspek Pengukuran
Aspek-aspek pengukuran adalah ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi).
b. Ketidakpastiaan Mutlak dan Relatif
Makin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat pengukuran tersebut. Makin kecil
ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.
SUPLEMEN
BAHAN AJAR
PENGINTEGRASIAN NILAI –NILAI ALQURAN DAN BUDAYA ALAM
MINANGKABAU PADA MATA PELAJARAN

( SUPLEMEN BAHAN AJAR 1)

1. Mata Pelajaran : Fisika


2. Kelas / Semester : X MIPA / Ganjil
3. Kompetensi Dasar : 3. 2. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
angka penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi
dan rekayasa.
4. Materi Pokok

 Besaran, satuan dan alat ukurnya


 Pengukuran besaran fisis, ketepatan dan ketelitian
 Angka penting
 Notasi ilmiah
 Dimensi

5. Karakter Utama yang dikembangkan : Religius dan Integritas

6. Ringkasan Materi :
 Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok Satuan SI Singkatan
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Listrik Ampere A
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah Zat Mol mol
 Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan Satuan SI Singkatan
Luas meter persegi m2
Volume meter kubik m3
Percepatan meter/sekon m/s
Gaya Newton N
Massa Jenis kilogram/meter kubik kg/m3
Kecepatan meter/sekon kuadrat m/s2
Tekanan Pascal Pa
Usaha Joule J
Daya Watt W

 Dimensi
Besaran Pokok Dimensi
Panjang [L]
Massa [M]
Waktu [T]
Suhu [Ɵ]
Kuat Arus Listrik [I]
Intensitas Cahaya [J]
Jumlah Zat [N]

 Pengukuran
Pengukuran tiga besaran pokok, yaitu: panjang, massa, dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm
2) Jangka Sorong
Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian jangka
sorong adalah 0,05 mm atau 0,005 cm
3) Mikrometer Sekrup
Skala terkecil mikrometer sekrup adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian
mikrometer sekrup adalah 0,5 mm atau 0,05 cm
b. Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan Fisika adalah stopwatch.
Pada stopwatch analog, skala terkecilnya adalah 0,1 sekon sedangkan ketelitiannya
adalah 0,05 sekon.

c. Alat Ukur Massa dan Ketelitiannya


Untuk mengukur massa suatu benda, biasanya digunakan alat berupa neraca atau lebih
akrab ditelinga kita dengan istilah timbangan. Neraca sendiri memiliki beberapa jenis. Dan
itu semua dibedakan berdasarkan perbedaaan cara kerja, ketelitian, ataupun teknologi yang
digunakan. Salah satu neraca yang kita kenal antara lain adalah neraca Ohaus

 Ketidakpastian pada Pengukuran


a. Kesalahan
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang benar.
Ada tiga macam kesalahan: (1) Kesalahan umum (keteledoran), (2) Kesalahan
acak, dan (3) Kesalahan sistematis.
b. Melaporkan Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai
� = �0 ± ∆�
Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0 dan x adalah
ketidakpastiannya.
 Angka Penting
a. Notasi Ilmiah
Penulisan hasil pengukuran sangat kecil maupun sangat besar memerlukan tempat
yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut,
dapat digunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam notasi ilmiah, hasil
pengukuran dinyatakan sebagai
��, … . � 10�
Dimana : a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, dan n disebut dengan
eksponen dan merupakan bilangan bulat. a disebut dengan bilangan penting,dan 10n
disebut orde besar.
b. Angka Penting
Aturan angka penting adalah
- Semua angka bukan nol adalah angka penting
- Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka penting
- Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir pada angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting
- Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
bukan angka penting
- Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki
angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar
jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan

Berhitung dengan Angka Penting


- Dalam penjumlahan dan pengurangan, hasilnya hanya boleh mengandung satu angka
taksiran.
- Dalam perkalian dan pembagian, hasilnya angka pentingnya sebanyak bilangan penting
yang paling sedikit

 Ketidakpastian pada Hasil Percobaan


a. Aspek-aspek Pengukuran
Aspek-aspek pengukuran adalah ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi).
b. Ketidakpastiaan Mutlak dan Relatif
Makin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat pengukuran tersebut. Makin kecil
ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.

7. Dalil Ayat Alquran

QS. Al-Qamar (54), ayat 49


Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya
Tafsiran: Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran yang sesuai
dengan hikmah
QS (17 ) Al Isra’ ayat 35

Artinya : Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

QS. Almutafiffin ayat 1-3

Artinya :
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi,
3. Dan apabila mereka menakar/menimbang untuk orang lain mereka mengurangi

8. Nilai Budaya
Falsafah adat Minangkabau yang terintegrasi dengan materi pengukuran sebagai berikut :
- Pandai maatak maetok an pandai maagak maagiahan
- Maukua samo panjang manimbang samo barek, mambagi samo adia
- Tibo di mato indak dipiciangan tibo di paruik indak dikampihan, tibo di dado indak
dibusuangan
- Lamak di awak katuju di urang

9. Penjelasan Ayat Alquran dan nilai budaya


a. Kandungan Ayat
1. Allah telah menciptakan mahklukNya memiliki ukuran yang berbeda-beda,
semuanya telah diatur dalam Alquran oleh Allah SWT. Manusia sebagai makhluk
yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain yaitu diberi kelebihan memiliki
akal pikiran oleh Allah SWT, sangatlah wajar untuk selalu bersyukur kepada
Allah SWT atas karunia yang diberiNya.
2. Untuk itu di dalam melaksanakan aktivitas pengukuran hendaklah sesuai ukuran
yang benar dan aturan yang telah ditetapkan, yaitu dengan Orang-orang yang
menyempurnakan pengukuran dan takarannya adalah orang-orang yang mulia
disisi Allah SWT dan berakibat baik bagi orang tersebut diantara sesama manusia.
3. Bagi orang-orang yang curang di dalam melakukan pengukuran, yaitu orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain minta dilebihkan, dan
apabila mereka menakar/menimbang untuk orang lain mereka mengurangi, maka
mereka tidak akan mendapat apa-apa malah akan mendapat kecelakaan yang
besar

b. Deskripsi nilai budaya


Orang minangkabau selalu bertindak adil, objektif dan proporsional (sesuai ukurannya
dan aturan yang berlaku) dalam melakukan suatu kegiatan atau dalam memutuskan
suatu perkara sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain

c. Kaitan Materi dengan Ayat Alquran dan nilai budaya


- Di dalam Alquran telah dinyatakan bahwa semua yang ciptakan Allah SWT sudah
sesuai dengan ukurannya (besaran dan satuannya), dan telah telah ditetapkan juga
tata cara di dalam melakukan pengukuran, yaitu mulai dari membenarkan alat
ukurnya sebelum melakukan pengukuran (kalibrasi alat ukur), sesuaikan dengan
ukurannya (ketepatan dan ketelitian) dan tidak melakukan kecurangan di dalam
pengukuran (data harus benar). Bagi orang-orang yang menyempurnakan
pengukurannya, maka orang tersebut akan mendapatkan kemulian disisi Allah,
mendapat pujian dan dipercayai oleh orang lain dan mendapat keuntungan. Tetapi
bagi orang-orang yang melakukan kecurangan/penipuan di dalam pengukuran,
maka orang tersebut akan mendapat celaka/kerugian karena tidak dipercayai lagi.
- Dalam budaya adat Minangkabau yang tertuang di dalam falsafah Minangkabau,
telah diatur tata cara pengukuran yaitu “pandai maatak maetok an pandai maagak
maagiahan, artinya di dalam melakukan pengukuran harus tepat dan teliti sesuai
besaran dan satuannya. “Maukua samo panjang manimbang samo barek, mambagi
samo adia ; Tibo di mato indak dipiciangan tibo di paruik indak dikampihan, tibo
di dado indak dibusuangan”, artinya untuk mendapatkan data yang benar,
pengukuran
yang dilakukan itu harus sesuai ukuranya (panjangnya, massanya, beratnya) dan
tidak direkayasa/sesuai apa adanya, sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan
(“Lamak di awak katuju di urang”).
d. Nilai karakter budaya : jujur/tidak curang, adil, tepat dan teliti
10. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran
 Kegiatan pendahuluan
- Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
- Memberikan motivasi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan integrasi nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau yang
terkait dengan materi
- Menyampaikan cakupan materi
- Menyampaikan teknik penilaian
 Kegiatan inti
- Pembagian kelompok diskusi
- Pembagian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
- Peserta didik mengamati materi yang akan dibahas melalui tayangan, buku bacaan
atau pengamatan
- Peserta didik mencari informasi dan melakukan diskusi di kelompok masing-
masing
- Peserta didik menarik kesimpulan di kelompok masing-masing
- Presentasi masing-masing kelompok
- Peserta didik menanggapi kelompok yang tampil
- Peserta didik menarik kesimpulan berdasarkanhasil diskusi dan presentasi semua
kelompok
- Menyelesaikan soal-soal terkait materi
 Kegiatan penutup
- Menyimpulkan materi
- Refleksi
- Memberikan quiz
- Memberikan penugasan
- Memberikan pembelajaran minggu depan
- Setelah mempelajari materi pembelajaran peserta didik diharapakan dapat
mengaplikasiknnya nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau dalam
kehidupan sehari-hari.
- Salam
-

PENGINTEGRASIAN NILAI –NILAI ALQURAN DAN BUDAYA ALAM


MINANGKABAU PADA MATA PELAJARAN

( SUPLEMEN BAHAN AJAR 2)

1. Mata Pelajaran : FISIKA


2. Kelas / Semester : XI MIPA / I
3. Kompetensi Dasar : 3. 1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan
momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis)
dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam olahraga
4. Materi Pokok
 Konsep Torsi
 Momen Inersia
 Titik Berat
 Momentum Sudut
 Keseimbangan Benda Tegar
5. Karakter utama yang dikembangkan : Religius, Integritas
6. Ringkasan Materi
Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda tegar :
a. Konsep Torsi
Torsi atau momen gaya didefinisikan sebagai perkalian gaya dan lengan momen
yang menyebabkan benda berputar.
𝜏=��
𝜏 = 𝑟 � sin 𝜃

b. Momen Inersia
Momen inersia benda pada gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan sudutnya. Momen inersia didefenisikan sebagai hasl kali
massa partikel (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik rotasi (r2).
Momen inersia partikel dapat dicari dengan rumus :
𝐼 = ���²
𝜏=𝐼𝛼

c. Titik Berat
Titik berat dapat dinyatakan sebagai titik dimana resultan gaya gravitasi partikel-
partikel terkonsentrasi pada titik tunggal di atas. Oleh karena itu, resultan torsi garis
gaya grafitasi partikel-partikel pada titik beratnya haruslah nol.
Koordinat dari titik berat sistem adalah :
�₁�₁ + �₂�₂ + �₃�₃ + ⋯ ∑ �𝑖�𝑖
�� = =
�₁ + �₂ + �₃ ∑ �𝑖
�₁�₁ + �₂�₂ + �₃�₃ + ⋯ ∑ �𝑖�𝑖
�� = =
�₁ + �₂ + �₃ ∑ �𝑖

d. Momentum Sudut
momentum sudut L sama didefinisikan sebagai hasil kali momen inersia I dengan
kecepatan sudut ω, maka :
𝐿=𝐼𝜔
𝐿 = ����

e. Keseimbangan Tenda Tegar


Suatu benda tegar berada dalam keseimbangan statis bila mula-mula benda dalam
keadaan diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol, serta torsi terhadap
titik sembarang yang dipilih sebagai poros sama dengan nol.
Secara matematis, syarat keseimbangan benda tegar yang terletak pada suatu bidang
datar (misal bidang XY) dinyatakan sebagai berikut:
Resultan gaya harus nol ∑ �� = 0
∑� =0 ∑ �� = 0
Resultan torsi harus nol
∑ 𝜏=0
7. Dalil Ayat Alquran
QS. (67) Al Mulk ayat 3 :

Artinya :
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?

QS. (55) Arrahman, ayat 7-9


Artinya :
Dan langit telah ditinggikannNya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan
merusak keseimbangan itu dan tegaklah keseimbangan itu dgn adil dan janganlan
kamu mengurangi keseimbangan itu

8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat Minangkabau sudah mengajarkan tentang keseimbangan yang sudah
tertuang dalam falsafah minangkabau yaitu :
“ Raso dibaok naik pareso dibaok turun, Alua patuik jalan batampuah”
“Kaluak paku kacang balimbiang tampuruang lenggang lenggangkan anak dipangku
kamanakan dibimbiang urang kampuang dipatenggangkan jago nagari jan binaso”
Maksudnya :
Orang Minang kabau harus selalu mengutamakan keseimbangan perasaan dan pikiran

9. Penjelasan Ayat Alquran dan nilai budaya


a. Kandungan ayat
Dalam Alquran telah dinyatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan segala
sesuatunya secara seimbang termasuk diciptakan-Nya tujuh langit berlapis-lapis. Dan
tidak ada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah yang tidak seimbang. Allah menyuruh
kita melihat ciptaan-Nya berulang-ulang, untuk melihat bahwa segala sesuatu ciptaan
Allah dalam keadaan seimbang.

b. Deskripsi nilai budaya


Dalam budaya adat Minangkabau telah diajarkan, bahwa orang Minangkabau harus
selalu mengutamakan keseimbangan perasaan, pikiran dan perbuatan sehingga
terwujudnya keharmonisan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
c. Kaitan materi dengan nilai-nilai Alquran dan nilai budaya
- Sesuai dengan materi keseimbangan benda tegar, Suatu benda tegar berada dalam
keseimbangan jika benda dalam keadaan diam dan resultan gaya dan resultan
torsi/momen gaya pada benda sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan ajaran agama
Islam yang dinyatakan dalam Alquran, bahwa Allah SWT telah menciptakan segala
sesuatunya secara seimbang termasuk diciptakan-Nya tujuh langit berlapis-lapis.
Dan tidak ada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah yang tidak seimbang.

- Dalam budaya adat Minangkabau telah diterapkan keseimbangan dalam kehidupan


sehari-hari. Hal ini tertuang dalam falsafah Minangkabau “ Raso dibaok naik
pareso dibaok turun, Alua patuik jalan batampuah”, “Kaluak paku kacang
balimbiang tampuruang lenggang lenggangkan anak dipangku kamanakan
dibimbiang urang kampuang dipatenggangkan jago nagari jan binaso”
Dalam bertindak orang Minangkabau harus selalu mengutamakan keseimbangan
perasaan, pikiran dan perbuatan sehingga terwujudnya keharmonisan kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat

10. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran


 Kegiatan pendahuluan
- Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
- Memberikan motivasi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan integrasi nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau yang
terkait dengan materi
- Menyampaikan cakupan materi
- Menyampaikan teknik penilaian
 Kegiatan inti
- Pembagian kelompok diskusi
- Pembagian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
- Peserta didik mengamati materi yang akan dibahas melalui tayangan, buku bacaan
atau pengamatan
- Peserta didik mencari informasi dan melakukan diskusi di kelompok masing-
masing
- Peserta didik menarik kesimpulan di kelompok masing-masing
- Presentasi masing-masing kelompok
- Peserta didik menanggapi kelompok yang tampil
- Peserta didik menarik kesimpulan berdasarkanhasil diskusi dan presentasi semua
kelompok
- Menyelesaikan soal-soal terkait materi
 Kegiatan penutup
- Menyimpulkan materi
- Refleksi
- Memberikan quiz
- Memberikan penugasan
- Memberikan pembelajaran minggu depan
- Salam
PENGINTEGRASIAN NILAI –NILAI ALQURAN DAN BUDAYA ALAM
MINANGKABAU PADA MATA PELAJARAN

( SUPLEMEN BAHAN AJAR 3)

1. Mata Pelajaran : FISIKA


2. Kelas / Semester : XI MIPA / I
3. Kompetensi Dasar : 3. 2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari-hari
4. Materi Pokok
 Elastisitas bahan
 Hokum Hoke
 Susunan Pegas
 Energi Potensial Pegas
5. Karakter utama yang dikembangkan : Religius, Integritas
6. Ringkasan Materi
Sifat Elastisitas Bahan
a. Benda yang elastis: karet, pegas dan lain-lain
b. Benda yang plastis: plastisin, lumpur, tanah liat, dan lain-lain
c. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu tidak bekerja lagi.
d. Tegangan adalah gaya tarik yang dikerjakan per satuan luas penampang benda elastis
𝑔�𝑦� (𝐹 )
Tegangan (��) =
���� ����������� (𝐴)

e. Regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi bila dua gaya yang sama besarnya
dan berlawanan arahnya diberikan pada kedua ujung benda itu dengan arah menjauhi
benda , sehingga bertambah panjang
𝑝 𝑒 ����� �ℎ�� 𝑝 �����𝑔 (∆𝐿 )
f. Regangan (e) = �������𝑔 ����−����
(𝐿0 )

g. Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda.
�𝑒 𝑔��𝑔�� (𝜎 )
h. Modulus Young (E) = ���𝑔��𝑔��
(�� )

7. Dalil Ayat Alquran

QS (48) Al-Fath ayat 29

Artinya :
Muhammad itu ialah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang orang kafir tapi kasih sayang sesama mereka. Kamu lihat meraka
rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan ke RidhaNya, tanda-tanda mereka tampak
pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat dan
Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat,
lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam- penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan diantara mereka ampunan dan pahala yang besar

8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat minangkabau sudah mengajarkan tentang sifat-sifat elastisitas yang
sudah tertuang dalam falsafah minangkabau yaitu : “ tagangnyo bejelo-jelo, kanduanyo
badantiang- dantiang, hati lapang paham saleso, pasiah lidah pandai barundiang, kama
kelok loyang kasinan kelok lilin”
Maksudnya : Orang Minangkabau memiliki sikap tegas tapi fleksibel/elastis dalam
bertindakan, berjiwa besar dan memiliki kemampuan untuk berunding
Nilai karakter budaya : Fleksibel, tidak kaku dalam suatu keputusan, tegas.

9. Penjelasan Ayat Alquran dan nilai budaya


a. Kandungan ayat
Dalam Alquran telah dinyatakan bahwa Nabi Muhammad itu ialah utusan Allah, Nabi
penyelamat umat dan orang-orang yang bersama dengan Nabi adalah keras dan tegas
terhadap orang orang kafir tapi berkasih sayang (elastis/fleksibel) dengan sesama
mereka.

b. Deskripsi nilai budaya


Dalam budaya adat Minangkabau telah diajarkan, bahwa orang Minangkabau
memiliki sikap tegas dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan tapi tetap
fleksibel/elastis/tidak kaku, karena orang Minangkabau memiliki jiwa besar dan
kemampuan untuk berunding

c. Kaitan materi dengan nilai-nilai Alquran dan nilai budaya


- Sesuai dengan materi elastisitas, suatu bahan bisa bersifat plastis/keras/kaku dan
tidak bisa kembali kebentuk awal, dan suatu bahan juga bisa bersifat
elatis/flesibel/tidak kaku dan mampu untuk kembali ke bentuk awal. Hal ini sesuai
dengan ajaran agama Islam yang dinyatakan dalam Alquran, bahwa Nabi
Muhammad sebagai utusan Allah, bersikap keras dan tegas terhadap orang orang
kafir tapi berkasih sayang dengan sesama mereka. Nabi Muhammad bersikap tegas
dan keras terhadap orang-oarang kafir tapi tetap berkasih sayang
(elastis/fleksibel/tidak kaku dalam bertindak
- Dalam budaya adat Minangkabau telah diterapkan sifat-sifat elastisitas suatu bahan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tertuang dalam falsafah Minangkabau
“tagangnyo bejelo-jelo, kanduanyo badantiang- dantiang, hati lapang paham
saleso, pasiah lidah pandai barundiang, kama kelok loyang kasinan kelok lilin”.
Dalam bertindak orang Minangkabau tidak kaku/elastis/fleksibel tapi tetap tegas
dalam mengambil suatu keputusan.

10. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran


 Kegiatan pendahuluan
- Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
- Memberikan motivasi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan integrasi nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau yang
terkait dengan materi
- Menyampaikan cakupan materi
- Menyampaikan teknik penilaian
 Kegiatan inti
4. Pembagian kelompok diskusi
5. Pembagian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
6. Peserta didik mengamati materi yang akan dibahas melalui tayangan, buku bacaan
atau pengamatan
7. Peserta didik mencari informasi dan melakukan diskusi di kelompok masing-
masing
8. Peserta didik menarik kesimpulan di kelompok masing-masing
9. Presentasi masing-masing kelompok
10. Peserta didik menanggapi kelompok yang tampil
11. Peserta didik menarik kesimpulan berdasarkanhasil diskusi dan presentasi semua
kelompok
12. Menyelesaikan soal-soal terkait materi
 Kegiatan penutup
- Menyimpulkan materi
- Refleksi
- Memberikan quiz
- Memberikan penugasan
- Memberikan pembelajaran minggu depan
- Salam
PENGINTEGRASIAN NILAI –NILAI ALQURAN DAN BUDAYA ALAM
MINANGKABAU PADA MATA PELAJARAN

( SUPLEMEN BAHAN AJAR 4)

1. Mata Pelajaran : Fisika


2. Kelas / Semester : XII MIPA / Genap
3. Kompetensi Dasar : 3.7. Menjelaskan fenomena perubahan panjang, waktu, dan
massa dikaitkan dengan kerangka acuan dan kesetaraan
massa dengan energi dalam teori relativitas khusus
4. Materi Pokok
Relativitas Khusus
5. Karakter utama yang dikembangkan : Religius, Integritas
6. Ringkasan Materi :
 Relativitas Newton
- Hukum-hukum Newton tentang gerak dan persamaan gerak suatu benda tetap
sama dalam semua kerangka acuan inersial
- Kecepatan suatu benda tidak mutlak tetapi bersifat relativitas Newton
 Relativitas khusus Einstein
- Hukum-hukum fisika dapat dinyatakan dalam semua persamaan yang berbentuk
sama dalam semua kerangka acua inersia
- Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besarnya untuk semua pengamat, tidak
tergantung pada keadaangerak pengamat itu
 Kecepatan Relativitas
�2 + �1
�21 = � �
1 + 1 22
��
 Kontraksi Panjang

�2
𝐿 = 𝐿0 √1 −

�� 2
 Dilatasi Waktu
∆�
�0
∆𝑡 =

√1 2−

�� 2

 Massa Relativitas
�0
�=

√1 2−

 Momentum Relativitas �� 2
��0
𝑝=

√1 2−

 Energi relativitas �� 2

1
�� = �0 �� 2 ( −
1)
�2
√1 −
�� 2

7. Dalil Ayat Alquran

QS (17) Al Israa’ ayat 1


Artinya :
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat Minangkabau sudah mengajarkan tentang teori relativitas khususnya
tentang fenomena perubahan waktu yang tertuang dalam falsafah Minangkabau yaitu :
“ duduak marauik ranjau tagak maninjau jarah, hari sahari diparampek malam
samalam dipatigo”

9. Penjelasan Ayat Alquran dan nilai budaya


a. Kandungan ayat
Dalam Alquran telah dinyatakan bahwa Allah SWT telah memperjalankan hamba-Nya
Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha. Hal ini menunjukan bahwa di dalam Alquran telah dinyatakan peristiwa
fenomena perubahan waktu memang ada dan pernah terjadi untuk memperlihatkan
sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

b. Deskripsi nilai Budaya


Dalam budaya adat Minangkabau telah diajarkan untuk menghargai waktu, tidak ada
waktu yang terbuang sia-sia,baik waktu untuk beribadah maupun waktu untuk bekerja.
setiap ada kesempatan dimanfaatkan seefisien mungkin, dan Allah sangat
menegaskan supaya manusia memanfaatkan waktu.

c. Kaitan Materi dengan Ayat Alquran dan nilai budaya


- Sesuai dengan materi relativitas khusus Einstein, khususnya tentang fenomena perubahan
waktu. Hal ini telah dinyatakan dalam Alquran dengan diperjalankannya Nabi
Muhammad SAW dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha pada suatu malam
yang jaraknya sangat jauh sekali. Karena izin Allah maka peristiwa fenomena
perubahan waktu ini bisa terjadi. untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda
kebesaran Allah SWT.
- Materi relativitas khusus Einstein khususnya tentang fenomena perubahan waktu, dalam
budaya adat Minangkabau sudah dituangkan dalam falsafah Minangkabau yaitu“
duduak marauik ranjau tagak maninjau jarah, hari sahari diparampek malam
samalam dipatigo”, artinya orang Minangkabau sangat menghargai waktu dan
tidak ada waktu yang sia-sia,
- Nilai karakter budaya : kerja keras, tanggung jawab

10. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran


a. Kegiatan pendahuluan
- Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
- Memberikan motivasi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan integrasi nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau yang
terkait dengan materi
- Menyampaikan cakupan materi
- Menyampaikan teknik penilaian
 Kegiatan inti
- Pembagian kelompok diskusi
- Pembagian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
- Peserta didik mengamati materi yang akan dibahas melalui tayangan, buku bacaan
atau pengamatan
- Peserta didik mencari informasi dan melakukan diskusi di kelompok masing-
masing
- Peserta didik menarik kesimpulan di kelompok masing-masing
- Presentasi masing-masing kelompok
- Peserta didik menanggapi kelompok yang tampil
- Peserta didik menarik kesimpulan berdasarkanhasil diskusi dan presentasi semua
kelompok
- Menyelesaikan soal-soal terkait materi
b. Kegiatan penutup
- Menyimpulkan materi
- Refleksi
- Memberikan quiz
- Memberikan penugasan
- Memberikan pembelajaran minggu depan
- Setelah mempelajari materi pembelajaran peserta didik diharapakan dapat
mengaplikasiknnya nilai-nilai Alquran dan budaya adat Minangkabau dalam
kehidupan sehari-hari.
- Salam
BIODATA
PENULIS
BIODATA KONTRIBUTOR

NO MAPEL MAPEL TEMPAT TUGAS HP/WA

1 Desmalinda, M.Pd Fisika SMAN 10 Padang 085263455205/


085263455205
2 Dra. Hj. Yunida Herawati Fisika SMAN 3 Padang 08126613642/
08126613642
3 Karnalis, S.Pd, M.Si Fisika SMAN 5 Padang 081266611633/
181266611633
4 Drs. Irwan Khalik, M. Si Fisika SMAN 1 Padang 081374955377/
08566068188
5 Hj. Yustinar, S. Pd BAM SMAN 9 Padang 082297147949/
082297147949
6 Munandar, S. Ag Agama 081363215661/
081363215661
7 Elfianti Umar, S.Ag, M.Ag Agama SMAN 1 Enam 081363211238/
Lingkung 081363211238
8 Edrianto, S. Ag., MA Agama SMAN 3 Painan 085364064200/
085364064200
Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.

Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syarak, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i
zina, mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT
dalam Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.

Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan
pandangannyo taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato
mamakai baju Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo
nan rancak tu. Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek
An Nur (24) ayaik ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo),
Maha Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi
palacur, sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik
duniawi. Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha
Pangampun, Maha Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.
Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).

B. Pambagian Sumbang duo baleh


Adaik Minangkabau alah manatokan sakurang-kurangnyo ado 12 macam sumbang, nan disabuik
jo sumbang duo baleh, nantun:
 Sumbang Duduak
 Sumbang Tagak
 Sumbang Diam
 Sumbang Bajalan
 Sumbang Kato
 Sumbang Caliak
 Sumbang Pakai
 Sumbang Bagaua
 Sumbang Makan
 Sumbang Tanyo
 Sumbang Jawek
 Sumbang Kurenah

Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi
atau patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan
tadiri dari surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo
Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang

Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh (dibaco basamo)


Di awa kalam nan sapatah, ulasan suri dari ambo, pado manjadi angan juo, nan takanduang
dalam ikarak, niaik jo naza dalam hati, ka untuak bajawek tangan, jo diri dunsanak nan
basamo, kok untuang pambari Allah, kajadi si tawa jo si dingin, sabab kan ba’a dek bak
nantun, aluran badan diri ambo, aka singkek pandapek kurang, ilimu di Allah SWT tasimpan
nyo, tapi samantang pun bak nantun, dek ujuik manantang bana, hakikaik paham indak
kacau, sadang nyo buleh di pikiran, pangana haram bacabang, hati lah tunggang bagai
tabiang, walau mangecek kurang pandai, jan kalah sabalun parang, di pabulek alu panggali,
indak nan labiah dari puntuang, di pabulek hati nurani, indak nan labiah dari untuang, walau
ka angok angok ikan, bak nyawo, nyawo patuang, patah kapak batungkek paruah, tatagak
pucuak nan balingka, ba silang dahan kayo aro, namun nan niek dalam hati, mungkasuik
tatap basampaian, di cubo bagulambek, molah di ansua bak bajalan, kok untuang sampai ka
tujuan, hanyo nan harapan dari ambo, kapado dunsanak bakuliliang, kok basuo kato nan tak
jaleh, intonasi jo mimik nan salah sampai, bahaso Minangkabau nyo basalemak, usah di
cacek langkah sumbang, sabab bak nantun kato ambo, dalam diri ambo lah yakin,
sado nyo dunsanak nan datang ko, tantu bakandak tabu nan manih, kok tabu tibarau nan
tasuo, hanyo nantun ado di ambo, pado manjadi upek puji, nan bedo jatuah di himpok
janjang, nak jan mambarek ka akiraik kami nak mintak di ma’afkan”.
2. Panyampaian dari Niniak (Bundo Kanduang):
“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno buluah
bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah lain indak
lah bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak babudi ibarat
bambu indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, padusi tak
punyo malu bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih
sumangaik jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak,
malu tipih mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih tuah binaso diri. Dek sabab karano
nantun nak, supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo,
sumbang duo baleh rang namokan. Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai,
sapanjang Adaik sopan santun.”

“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”

Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang
atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.

Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”

Puti Bungsu III


“Sumbang jalan.
Bajalan musti ba kawan,
paliang kurang jo paja ketek,
kalau padusi bajalan surang,
saibaraik alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago,
randah pandangan laki-laki.
Usah bajalan ba gageh-gageh,
malasau mandongkak-dongkak,
co ayam gadih ka batalua, usah…
tapi bajalanlah siganjua lalai,
pado tampuah suruik nan labiah,
alu tataruang patah tigo,
samuik tapijak indak mati,
aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas,
kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah,
agak’i urang di bulakang,
kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki,
awak ma iriang di bulakang,
bak nantunlah adaik ka dipakai.”
Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2, baru
dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”

Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”

Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
jan sampai piriang balanjuang,
biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”

Puti Bungsu VII


“Sumbang Pakai.
Babaju jan sampik-sampik,
nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo,
dima taluak tanjuang baliku
jadi tontonan laki-laki,
usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang,
konon tasimbah ateh bawah, usah…
Satantang mode jo potongan,
sasuaikanlah jo bantuak badan,
sarasikan jo ragi kain,
buliah sajuak pandangan mato.
Dek kulik ayah nan manurun,
kulik nan karak-karak anguih,
mako warno piliah nan agak amba,
krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin,
putiahnyo nan abu-abu,
usah dipakai baju sirah piak,
dendeng balado kecek urang,
badoso umaik karano awak.
Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok,
usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak,
usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2,
kurang etis baso kininyo.”

Puti Bungsu VIII


“Sumbang Karajo.
Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2, nan
mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang, kadapua
masak mamasak manyusun paraboik rumah,
kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin,
tapi jan mabajak jo mairiak,
bak nantunpun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang
pisang, jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang
mangabuang kayu.

Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”

Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,
sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”

Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…

Puti Bungsu XII


“Iko sumbang nan pangabisan,
namonyo Sumbang Kurenah.
Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini
sikap mental caro moderen.
Kurang etis kurang lah patuik
kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo,
kurang lamak kurang lah elok
malucu mambuek garah
ma hota bakarikik an dalam manjanguak batakziah,
indak buliah galak mancaliak urang jatuah,
indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami,
atau kuok mangango laweh2,
tamasuak juo sumbang kurenah,
mangakok jo tangan kida,
saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak atau maimbau, malambai-lambai dari jauah.
Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo,
mako dari nantun, kok awak mambali durian,
kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”

Penutuik dari Mamak

“Nah… nantunlah inyo sumbang duo baleh tu…


susunan Cati Bilang Pandai,
buah ranungan awak basamo,
utang niniak jo mamak manyampaian,
kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri,
suri nan ka di tanun dalam kampuang, tapuji di masyarakaik,
kami lah sato jo tuahnyo,
tapi nyampang lalu indaknyo singgah,
inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah
badan niniak sarato mamak, nasihat tabuang buruak sajo.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (basama-samo)

Sumber: BP-PAAM, Direktori Minangkabau 2012,


: Pitaruah Ayah oleh Yus Datuak Parpatiah
Lampiran
a. Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya
Minang.

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang,
(toleransi) awak
mandapek urang indak ka
4 Disiplin Taat dan hilangan,
Alua baso elok
jo patuik, patuikbudi katuju
jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak
(bersungguh- pandai
sungguh) kuek baraja, nak mulia tapek-i
janji, nak labo namuah barugi
6 Kreatif dan Tajdid Jariah
Ndak manantang
kayu buliah
janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka
diasah, Ndak rotan aka
pun jadi
sambia manyalam minum aie
sambia badiang nasi masak,

kok tagak maninjau jarak,


sambia duduak marawuik ranjau,

7 Mandiri Nafsiyah (jati diri) Indak maangok kalua badan


8 Demokratis Musyawarah Tiok-tiok sesuatu nan kadiadokan
paralu di
musyawarahkan.
Petitih adat.
“duduak surang basampik-sampik
Duduak basamo balapang-lapang,
Bulek ayia dek pambuluah,
Bulek kato jo
Mufakat,”

“Kamanakan barajo ka mamak,


1

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
Pangulu barajo ka Mufakaik,
mufakat barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”
“Bana” hanya di dasarkan (Alur,
patuik, raso, pareso, malu jo sopan)
sebelum Islam. Namun setelah Islam
Bana di kuatkan Ilmu Pengetahuan
Moderen ttg.Demokrasi serta nilai-
nillai Al Qur’an.dan Hadits (Syara’
mangato, adat mamakai)

9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,


Tahu tahuan) Ambiak galah batang
lintabuang, Salodang ambiak ka
nyiru, Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapekguru” diasak, gala
Kebangsaan (kebangsaan) ndak
dapek dialiah, kampuang ndak
11 Cinta Tanah Air Baldatun - Tagakdapek dituka.
kampuang mamaga
thayyibatun wa kampuang, tagak nagari mamaga
rabbun ghafur nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang,
makmur dalam hujan
pemiliharaan dan batu di nagari awak,
ampunan Allah) namun kampuang takana
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang juo jan manapuak
Prestasi (berkompetisi dado,
dalam kebaikan) kok kalah jan
13 Bersahabat/ Ukhuwwah manyasa.nan ketek
Nan tuo dihormati,
Komuniktif (persaudaraan) disayangi, samo gadang dibawo
baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah - Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan
dibao nak urang ka Saruaso,
anak dipangku kamanakan
dibimbiang urang kampuang
dipatenggangkan, jago nagari jan
binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso
15 Gemar Tadarrus dibawok
Di baliak turun.
tatulih ado nan tak
Membaca (membaca tatulih,
tersurat) Alam takambang jadi guru,
bumi tabantang tampek diam

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
Tadabbur
(membaca tersirat)
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso,
Lingkungan (melestarikan, jago
tidak merusak) kampuang jan tinggakan.
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba
menolong) buruak
18 Tanggung- Amanah (dapat bahambauan
Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik
karano salah;

A. Materi Nilai-nilai Karakter dasar Kepribadian Orang Minangkabau dan


Integrasi nilai-nilai adat ke mata pelajaran.

Karakter DESKRIPSI NILAI-NILAI ADAT DALAM


dasar PETATAH-PETITIH ADAT
kepribadian
Minangkabau
petatah: “Iduik Ciri utama orang Petiti:
dikanduang berpendidikan adalah Nan kuriak iyolah kundi,
adat” memiliki budi pekerti yang Nan Merah iyolah sago,
Peserta didik baik Nan bayiak iyolah BUDI,
memili : Salah satu syarat yang Nan indah iyolah baso
“Baso bayiak, dikehendaki oleh adat
budi katuju Minankabau yang Anak ikan dimakan ikan
dek urang bermutu tinggi dan Gadang ditabek anak tanggiri
banyak” berakhlak baik adalah: Ameh bukan, pangkatpun bukan
BUDI. Terkait dengaan Budi elok nan rang
Budi meliputi : haragoi
“sifat-sifat baik yang Dulang ameh baok
dikehendaki adat” balayia, Batang Bodi baok
Misalnya ; Kebersamaan, pananti Utang ameh bulia
serasa, sehina, semalu, dibayia, Utang Budi
tenggang manenggang, dibaok mati.
sosial, Baso basi, tolak Pucuak pauah sadang
ansur dsb. tajelo, Panjuluak bungo
galundi Nak jauah silang
sangketo Pahaluih baso jo
basi
Anjalai tumbuah di
munggu
Sugi-sugi dirumpun padi,
Nak pandai sungguah baguru
Nak tinggi naiakkan BUDI

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


petatah: adat Berdasarkan BUDI, maka Petitih:
“Lamak dapat tumbuh nilai-nilai Mandapek samo balabo,
diawak, katuju kebersamaan yang serasa, Kahilangan samo barugi,
dek urang”. sehina, semalu, Urang Ado samo dimakan,
minang selalu memelihara Ndak ado samo dicari,
Peserta didik rasa persaudaraan Kabukik samo mandaki,
memiliki nilai- sahabat karib, yang Kalurah samo manurun
nilai kepekaan dikenal dengan Sasakik sasanang,
terhadap: “badunsanak.” Sahino samalu.
“rasa
kebersamaan Ciri-ciri urang
, Saraso, badunsanak/sapasukuan menurut
sahino, adat Minangkabau:
samalu dalam Sasandi sarumah gadang,
badunsanak” Sakaturunan (Geneologis),
(persatuan Sasakik sasanang, sahino samalu
dan Ndak ado samo dicari,
kebersamaan) Kok ado samo dimakan,

“Sakik di awak sakik dek urang


Lamak diawak, katuju dek urang”.

petatah: “Iduik Maka perkembangan Petitih :


dikanduang dalam diri seseorang batasan dalam berprilaku
adat” menurut adat adalah budi “Jikok cadiak jaan manjua,
Peserta didik yang tinggi sehingga Kok gadang jan malendo,
memiliki membatasi dirinya untuk Yo kok tinggi jaan manyundak
“Budi tidak melakukan laku Gapuak nan indak mambuang
Bayiak, baso perbuatan yang lamak,
katuju” merugikan orang lain, Cadiak nan indak mambuang
sehinga buruk akibatnya. kawan”
“Tidak melakukan laku
perbuatan buruk yang Malawan guru jo kajinyo,
merugikan orang lain” Malawan mamak jo Adatnyo,
Pantangan.......
Kok Malawan ka guru ilang ilmu,
Jikok Malawan ka mamak
hilang/indak dapek pusako
Dek ribuik rabahlah padi, dicupak
datuak tumangguang, hiduik
kalau tidak babudi, duduak tagak
kamari tangguang

petatah: Berbudi adalah berbuat Petiti:


sesuatu yang terbaik baik Kaluak paku kacang Balimbiang,
terhadap orang lain, Pucuaknyo lenggang-lenggokkan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

“Iduik keluarga, suku, kampung, Dibaok ka Saruaso


dikanduang nagari, bahkan bangsa Anak di pangku, kamanakan di
adat” dan negara. bimbiang,
Peserta didik Menjaga dan memlihara Urang kampuang patenggangkan,
memiliki: kewajiban bagi pribadi Jago nagari, sarato jo adatnyo
Pribadi Nan orang minang.
paduli jo Budi adalah prinsip Tibo di kaba bayiak baimbauan,
Mamaliaro dasar adat Minangkabau Tibo di kaba buruak bahambauan,

petatah: “Iduik Mamaliaro tingkah Petiti:


dikanduang kurenah, laku perangai, Kok mandi dibawah-bawah,
adat” lisan nan berbudi tinggi, Kok manjauak di ilia-ilia,
Peserta didik sehingga tidak merugikan Jikok bakato, paliaro lidah,
mampu diri sendiri maupun Jikok bajalan, paliaro kaki,
“Sopan jo menyinggung orang lain. Lidah tataruang ameh padanannyo,
Santun“ Kaki tataruang inai padannyo,
Mangango mangko mangecek,
Malangkah mako bajalan
Dikabek jo aka budi
Di lilik jo baso bayiak
Muluik manih talempong
kato, Gulo biak baso dibibie,
Banamo adat sopan santun
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado
tampeknyo.
petatah: “Iduik Dalam banyak hal dan Pulai bapangkek naiak,
dikanduang memecahkan masalah maninggakan rueh jo buku.
adat” menyangkut orang lain Manusiabapangkek turun,
Peserta didik mesti memiliki karakter Maninggakan Adat jo
berkepribadia Cadiak Candokio, Arih Pusako Manusia tahan kieh,
n bijaksano Binatang tahan palu,
“Arih Tau dek bayang kato sampai,
Bijaksano, Tau eriang jo gendeang,
cadiakcandok Tagisia labiah bak kanai,
io“ Tasingguang labiah bak jadi,
Tau dek rantiang ka mancucuak,
tau dahan kamanimpo, gabak diulu
tanndo ka ujan, cewang dilangik
tando ka paneh,
Kilek camin lah kamuko, kilek
baliuang ka kaki, takilek ikan
dalam ayia,
tantu jantan batinonyo.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

petatah: “Iduik Segala sesuatu dihadapi Petiti:


dikanduang dengan lapang dada , dan Tak ado karuah nan indak janiah,
adat” tidak ada masalah yang Tak ado kususik nan indak salasai,
“Tangguang tidak dapat
Jawek, dipecahkan/diselesaikan. Pandai bakisa tagak, bakisa ditanah
tenggang tanggung jawab secara nan sabingka,
raso, bersama-sama, bisa Pandai bakisa duduak, bapaliang di
kegotong bekerja sama dan sama- lapiak nan sahalai,
royongan. sama bekerja sampai
selesai dengan penuh Duduak surang basampik-sampik,
tanggung jawab Duduak basamo balapang-lapang.

Barek samo dipikua,


Ringan samo di jinjiang,
Nan saketek samo di
paminyak, Nan Banyak samo di
pamandi Hati tungau samo di
cacah,
Hati Gajah samo di lapah
petatah: “Iduik Dalam hidup kita harus Petitih:
dikanduang waspada, dan kuat Dek ketek taanjo-anjo, lah gadang
adat” pendirian, jangan mudah tabao-bao, lah tuo tarubah tido,
“Bapandirian terombang-ambing oleh sampai mati manjadi paranggai,
Taguah bisa bebagai asuang fitanah,
dipicayo”. sugi jo siasek, adu domba Antah mangulak dari ilia
dari pihak-pihak lain Antah Galodo dari ulu Iman nan
Didalam pergaulan indak buliah ratak, Kamudi
hendaklah mempunyai indak buliah patah, Padoman
pendirian yang kokoh, dan indak buliah tagelak, Haluan nan
selalu dijalan yang benar indak buliah barubah Condong
jan kamari rabah,
luruih manantang barieh
Adat
Pantangan .................

“Dondong ayia, dondong dadak”,


“Jaan Sarupo Pimpiang dileriang,”
“Cando jawibalang punuang,
“Cando Jawi gadang dilabuah”
“Jaan pandai baminyak ayia” ,
dalam baiyo baindaan
Jalan baduo ndak batigo,
Ta impik nak diateh,
takuruang nak dilua
jaan Manuhuak kawan
sairiang, mangguntiang dalam
lipatan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

(tidak setia/amanah)
(Jaan bamuko duo, / Munafiak)

Jikok kailia karantau ikia,


Kok Mudiak ka padang sibusuak,
Singgah nan lalu di disikabau
Kok Janji jan maungkie,
Titian Binaso lapuak,
Pantangan dek urang minangkabau.
petatah: “Iduik Jangan Serba Tanggung, Petiti:
dikanduang Lakukan sesuatu dengan Alang tukang Binaso kayu,
adat” sungguh-sungguh dan Alang cadiak binaso adat,
“bersungguh- berhasil tentu disertai Alang alim rusak agamo,
sungguh, jaan ikhtiar dan Do’a. Jangan Alang sapaham rusak nagari.
kapalang melakukan sesuatu secara
tangguang” asal asalan, ikut ikutan Dek ribuik kuncang
saja, karena hal itu ilalang, Katayo panyalin
takkan berguna lantai,
Kok iduik jaan
mangapalang, Kok tak kajo
Baburu ka padang data,
Dapeklah ruso balang kaki,
Baguru kapalang ajar,
Bak bungo, kambang tak jadi.
petatah: “Iduik Masyarakat adat Petiti:
dikanduang Minangkabau terdiri dari “Rang gadih bakarek kuku,
adat” Nagari-nagari. Lebih Dikarek jo pisau sirawik,
“bela nagari kurang 500 nagari Pangarek batuang tuonyo,
“ diminangkabau yang Batuang tuo elok kalantai.
sekaligus merupakan Nagari baka ampek suku,
kampuang halaman nan Dalam suku ba buah
Tacinto. Kita menempati paruik, Kampuang Banan
wilayah yang disebut tuo, Rumahgadang
nagari batungganai,
Tiap-tiap nagari memiliki “Manyampak sambia ka hulu,
batas wilayah, ciri khas Kanai pantau dek manjalo,
dan ciri-ciri nagari. Adat luhak bapangulu,
Kok rantau dibari barajo”

Syarat-syarat nagari

“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,
Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”

“Tagak Badunsanak, bela


dunsanak,
Tagak kampuang, mamaga
kampuang,
Tagak suku, mamaga
suku, Tagak Nagari, bela
nagari,
petatah: “Iduik Masyarakat Minangkabau Tagak babangso,
Petiti: mamaga bangso”.
dikanduang disebabkan alamnya yang “Karatau madang di ulu,
adat” sempit, berbukit, sumber Babuah babungo balun,
Karakter daya alam terbatas, Marantau Bujang dahulu,
Marantau ditambah lagi rang laki- Di kampuang paguno balun”.
Urang Minang laki diminang lalok di
surau tak mewarisi “Jikok Buyuang pai ka danau,
pusako, maka menjadikan Iyu bali, belanak beli Ikan
suku Minang menjadi Panjang Bali da ulu Jikok
suka merantau untuk buyuang pai marantau, Ibu
merubah nasip, mencari cari dunsanak cari, Induak
pengalaman maka Orang samang cari da ulu”
minang berwatak
kosmopolit, marantau “Jo kok pandai Bakain Panjang
menjadi ciri-ciri orang Labiah nan dari bakain saruang,
Minang. Kok Pandai Bainduak samang,
Labiah nan dari dusanak
kanduang “.

“Satinggi-tinggi tabang bangau,


Pulangnyo kakubangan juo,
Sajauah-jauah pai Marantau,
Orang Minang meski Akhianyo pulang kakampuang juo”
berada dan pergi
merantau, namun Pantangan.....
kampung halaman tidak Hujan ameh di rantau urang,
pernah dilupakan. Ujan batu di kampuang kito,
Bahkan ikut membantu Kampuang nan usah dilupokan.
biaya kemenakan
dikampung,
pembangunan mesjid
mushalla,MDA, Surau,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

membiayai kegiatan seni


Budaya dll.
petatah: Dimanapun Orang Minang Petatah adat:
“Dimaa Marantau, menetap “Dimaa bumi di pijak,
bumi di namun pandai Disinan langik di jujuang,
pijak,Disina menyesuaikan diri, suka Disinan rantiang di patah,
n langik di dan pandai bergaul, , dimano sumua dikali,
jujuang” dihargai kawan dan disinan aia disauak,
lawan. dimano nagari diunyi
“Pandai disinan Adat nan dipakai.
manyasuaika Ditinggakan mamak, didapati
n diri” mamak, inggok mancakam, tabang
basitumpu (mangaku
mamak/anggota suku baru)
Petitih :
Bakpo Udang, baitu pulo
Sirangkak,
Bak po urang baitu pulo
awak. Kok tibo di kandang
kambiang mambebek,
Dikandang kabau manguek,
Dikandang Harimau mangaum,
Namun jaan manjadi kambiang,
petatah: Masyarakat Minang tidak Dan Pantangan
Pepatah:pulo manjadi
“Lataan mengenal kasta, kaya Nan tuo di hormati, Nan ketek
sasuatu pado miskin, golongan atas dilindungi,
tampeknyo” bawah, berada pada Samo gadang lawan baiyo,
“Malata an status yang sama, namun Baiyo jo adiak, batido jo kakak,
sasuatu pado sangat menghormati Barek samo dipikua, ringan samo
tampeknyo” perbedaan dan dijinjiang,
menempatkan laku Sahino samalu, salarang,
perbuatan sesuai dengan sapantangan, sasakik, sasanang
baris adat yaitu “ Adat Sakik dek awak sakik dek
nan ampek yaitu Alua urang, Lamak diawak, katuju dek
jo Patuik, raso jo urang.
pareso” Orang Minang
apabila tidak Petitih :
menjalankan adat
ini dinilai “indak tau jo Jikok mamakan durian, kulik nan
ampek” usah ka laman urang, luko kaki
luko bibie badantiang tali
silaturrahmi. Lidah tataruang ameh
padanannyo, Kaki tataruang inai
padanannyo, Nak jan jauah
panggang pado api, Lataan sasuatu
pado tampeknyo.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

petatah: Melambangkan peranan Petiti:


“Bundo seorang (Ibu) perempuan. Bundo Kanduang,
Kanduang Bundokanduang sebagai Limpapeh rumah nan Gadang,
Limpapeh pusat dari segala potensi Amban puruik pagangan kunci,
rumah nan kaum, limpapeh rumah Amban putuik alung bunian,
Gadang” nan gadang, mengasihi, Pusek jalo Pumpunan tali, Hiayasan
mamaliaro, mengayomi dalam nagari. Nan gadang Basa
seluruh anggota keluarga batuah,
dengan penuh kasih Jadi unduang-unduang ka
sayang. Madinah, Ka payuang panji ka
Sarugo.
petatah:  Segala sesuatunya ada Penerapan: Petitih:
“Bajanjang ketentuan yang Babilang dari aso
naiak, berlaku, dan kita Mangaji dari alif
batanggo menyesuaikan dengan Naiak dari janjang nan di bawah
turun” ketentuan atau Turun dari tanggo nan di ateh
“Bajanjang tatatertip yang ada. Bajanjang nayiak,
naiak,  Taat azas, Berdisiplin, Batanggo turun,
batanggo komitmen, dedikasi
turun”. adalah bahagian dari Penerapan Pepatah
adat ini. Bajanjang nayiak,
 SOP, Prosedur, Metode Batanggo turun,
juga terkait dengan
adat ini. Kamanakan barajo ka
mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
manuruik alua jo patuik,
Manurui patuik jo mungkin
(sebelum Islam)
Manuruik kitabullah dan sunnah
rasul (setelah Islam)

Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

“Iduik Bakati samo barek,


bamasyarakat Baukua samo panjang,
” Tibo di mato indak dipiciangkan,
Tibo di paruik indak
dikampihkan, Tibo di dado indak
dibusuangkan, Nan ado samo
dimakan
Indak ado samo dicari,
Hati gajah sampo dilapah
Hati tungau samo dicacah
Barek samo dipikua,
ringan samo dijinjiang
Ka bukik samo mandaki,
ka lurah samo manurun
Nan ado samo dimakan,
indak ado samo dicari
Kok jauah kana-mangana,
kok dakek jalang-manjalang
Tatilantang samo minum aia,
tatilungkuik samo makan tanah
Malompek samo patah,
marunduak samo bungkuak
petatah: “Adat petatah: “Iduik Petitih:
maniru dikanduang adat” Alua samo dituruik,
manuladan” Alam Takambang jadi guru jalan pasa samo ditampua
Siswa pandai merupakan dasar falsafah Adat samo dipakai,
maniru jo Adat minangkabau. limbago samo dituang
Manuladan Menyesuaikan dan
menyeleraraskan hidup Nan maniru manuladan, nan
dengan alam maniru bak urang nan bak awak
manuladan, adalah Mancontoh ka nan ado,
prilaku yang penting manuladan ka nan sudah,
menurut adat. Maambiak tuah ka nan manang,

Mandapek samo balabo,


kahilangan samo rugi
Maukua samo panjang,
manimbang samo barek
mambilai samo laweh
Baragiah samo banyak,

petatah: “Iduik Adat dan Syara’ di Petiti:


dikanduang Minangkabau adalah dua Cupak basitalago panuah,
adat” ajaran yang mutlak dipakai undang maisi kandak,
dan diamalkan. bak kain pambaluik tubuah,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

Yaitu adat dan islam. paralu dipakai tak buliah tidak


Syara’ mangato, adat
mamakai.
petatah: Capek Sifat pemuda-pemudi yang Petiti:
kaki ringan terpuji dan dikehendaki Capek kaki ringan tangan,
tangan, Siswa oleh Adat dan agama di capek kaki indak panaruang,
memiliki Minang kabau. ringan tangan bukan
karakter : Yakni tangkas dan kesatria pamacah
Capek kaki tetapi tidak
ringan tangan melampaui kesopanan. Cancang tadadek jadi ukia,
(Kreatif, kuah talenggang ateh nasi
Inovatif)
Calak-calak ganti asah, pananti
tukang manjalang datang,
panunggu dukun manjalang tibo,
duduak marawik ranjau.
Tagak maninjau jarak.

Orang Minangkabau Pantangan........


pantang menganggu
orang, berbuat onar, Petitih:
mencuri dsb. Musuh Capek tangan ta jambaukan
tidakdi cari, ketemu (mencuri),
pantang dielakan. Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)

Seseorang yang panjang


angan-angan, tetapi “Cadiak malam biguangnyo
satupun tak dapat siang”, (Bingung)
dikerjakannya, rencana “gilo maukia kayu tagak.” (Malas)
tinggal rencana,
mempunyai sifat pemalas.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA

Anda mungkin juga menyukai