TIM PENYUSUN
COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................
SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu
Wata’ala, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan
memberikan apresiasi atas terbitnya buku panduan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran jenjang Pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat. Dalam
mendukung pendidikan karakter bagi peserta didik perlu dilatari dan
dibekali dengan Pendidikan Agama yang mempedomani Al-Qur’an
dan Hadis serta Pendidikan Budaya Alam Minangkabau yang sarat
dengan dengan nilai-nilai etika dan estetika.
Bunga di taman ada yang kuncup
Mekar sekuntum si bunga aster
Ilmu dan keterampilan saja tidak cukup
Harus didukung pendidikan karakter
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak bisa kita bendung, oleh sebab
itu perlu di persiapkan generasi yang mampu hidup bersaing dan bertahan pada zamannya yang
dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter yang didasari nilai-nilai agama dan
penguatan nilai budaya.
Di jalan raya antri berdesakan
Sikap sabar dan iklas harus dijalani
Jika nilai agama dan budaya telah diterapkan
Akan terbentuk karakter cerdas yang madani
Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai
religius, pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk
mewujudkan peserta
didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya,
dan mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat
menginternalisasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat
melalui pembelajaran di sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk
itu saya menghimbau pada semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu
mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui
program integrasi ini, yang pada saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam
mengembangkan karakter yang islami dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT
IRWAN PRAYITNO
SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA BARAT.
Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau
ke dalam proses pembelajaran di kelas.
Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato,
Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa
Minangkabau yang menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual
hebat, agama yang taat dan budaya yang kuat.
Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,
Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006
viii
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana
pesan adat Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan
baiyo”, adagium budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi
komunikasi dan inforrmasi seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat
ini.Mereka kurang peduli dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena
mereka asyik dengan dirinya sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi
generasi muda Sumatera Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geograsi, PPKn,
PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sosiologi, serta Seni dan
1
Budaya Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai
Pendidikan Agama Islam yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi
Guru” di Sumatera Barat perlu diintegrasikan kedalam proses pembelajaran sesuai
dengan motto “Think Globally, Act Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada
semua mata pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap
minggunya peserta didik tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen
No. 24 tahun 2016. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi pembelajaran
sesuai struktur kurikulum yang berlaku. Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau ini dilakukan dalam upaya penguatan pendidikan karakter
(PPK) dan implementasi Kurikulum 2013. Menginternalisasikan/mengintegrasikan
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang menjadi adagium orang
Minangkabau, yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK)
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” merupakan program
penguatan pendidikan karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al
Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini
dilakukan setelah menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini
menghasilan silabus setiap mata pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut.
Selanjutnya, silabus diikuti dengan perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. RPP dilengkapi dengan suplemen
bahan ajar yang jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau itu tidak perlu dinilai/dievaluasi. Yang dinilai hanyalah konten materi
yang di ada di KD. Sedangkan Langkah-langkah membuat silabus dan RPP tetap sejalan
dengan amanat Permendikbud No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan
program integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK
se - Sumatera Barat. Penyelenggaraan program ini dikelola oleh kepala sekolah
bersama wakil kurikulum agar guru mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat
pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau tersebut di atas. Seiring dengan itu diharapkan sekolah dapat
mengelola pelaksanan pembelajaran
1
dengan didukung oleh program akademik dan non akademik yang relevan secara efektif
dan efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di
sekolah untuk semua mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan mempedomani buku panduan ini.
B. Dasar Hukum
C. Konsep Integrasi
D. Tujuan
BAB II
PELAKSANAAN
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti
mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat
kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan
pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak
bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik
tentang fisika.
Pada tingkat SMA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata
pelajaran karena memiliki karakteristik tersendiri, diantaranya : pertama, selain
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan
sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika
membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Melalui mata pelajaran Fisika diharapkan peserta didik memiliki karakter dan
memiliki kemampuan diantaramya, pertama membentuk sikap positif dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa. Kedua, memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet,
kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Ketiga, mengembangkan
1
Mata pelajaran Fisika SMA merupakan pengkhususan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep
abstrak yang meliputi ruaang lingkup materi Fisika sebagai berikut :
1. Hakikat ilmu Fisika, pengukuran besaran fisis, besaran vektor, gerak lurus, gerak
parabola, gerak melingkar, penerapan hukum Newton, hukum Newton tentang gerak
dan gravitasi, usaha, energi, momentum dan impuls, gaya dan getaran. dan, kalor,
konsep dasar listrik dinamis, dan konsep dasar gelombang elektromagnetik
2. Torsi, momen inersia, titik berat, momentum sudut dan rotasi benda tegar, elastisitas,
fluida, kalor, teori kinetik gas, termodinamika, gejala gelombang, gelombang bunyi,
gelombang cahaya, alat-alat optik dan pemanasan global.
3. Muatan listrik, gaya listrik, medan listrik, potensial dan energi potensial, medan magnet,
gaya magnetik, induksi elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang
elektromagnetik, relativitas, radiasi benda hitam, teori atom, radioaktivitas dan sumber
energi.
1
D. Pendekatan Pembelajaran
2. Discovery Based
Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:
Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai
dengan materi pembelajaran/topik/tema.
Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik
1
F. Strategi Pembelajaran
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. menyampaikan cakupan materi
f . m en yam p ai k an t ek n i k p en i l
ai an
2 . Kegiatan Inti
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Melalui panduan ini diharapkan implementasi integrasi nilai-nilai Agama dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran Fisika dapat berjalan dengan baik,
sehingga terwujudnya generasi Sumatera Barat yang berkarakter dan
membudayakan adat Minangkabau. Sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa
saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan panduan ini untuk ke
depannya sangat kami harapkan.
1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
N
SILABUS
INTEGRAS
I
ALQURAN
&
2
BAM
1
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. 3.2 3.2.1. Pengukuran: QS. Al Qamar “Pandai Mengamati Peserta didik
Menerapkan prinsip- Mengidentifikas Ketelitian (54) ayat 49, maatak pembuatan daftar menyelesaik
prinsip pengukuran besaran-besaran (akurasi) dan artinya : maetok an , (tabel) nama an soal-soal
besaran fisis, Fisika dan satuan ketepatan Sesungguhnya maagak besaran, alat ukur, tentang
ketepatan, ketelitian, serta alat ukurnya (presisi) Kami maagihan” cara mengukur pengukuran
dan angka penting, 3.2.2. Penggunaan menciptakan “ Maukua Mendiskusikan besaran fisis,
serta notasi ilmiah Menjelaskan cara alat ukur segala sesuatu samo panjang, prinsip-prinsip ketepatan,
penggunaan alat Kesalahan menurut ukuran. manimbang pengukuran ketelitian,
ukur pengukuran samo barek, (ketepatan, dan angka
3.2.3. Penggunaan QS (17 ) Al Isra’ mambagi ketelitian, dan angka penting,
Menjelaskan hasil angka ayat 35, artinya : samo adia” penting), cara serta notasi
pembacaan alat penting Dan “ tibo dimato menggunakan alat ilmiah
ukur mistar, jangka Alquran sempurnakanlah indak ukur, cara membaca
sorong, micrometer Falsafah dan takaran apabila dipiciangkan, skala, cara
sekrup, neraca dan adat orang kamu menakar, tibo diparuik menuliskan hasil
stopwatch dan timbanglah indak pengukuran
dengan neraca dikampihan,
1
NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3.2.4. Minangka yang benar. tibo didado Mengolah data hasil
Menentukan bau. Itulah yang lebih indak pengukuran dalam
kesalahan utama (bagimu) dibusuangan” bentuk penyajian
pengukuran dan lebih baik “Lamak dek data, membuat
3.2.5. akibatnya awak katuju grafik,
Menerapkan dek urang” menginterpretasi
penggunaan angka QS. Almutafiffin Nilai karakter data dan grafik, dan
penting hasil ayat 1-3 artinya : yang menentukan
pengukuran 1. Celakalah terkandung ketelitian
3.2.6. bagi orang- jujur/ tidak pengukuran, serta
Menerapkan orang yg curang, adil, menyimpulkan hasil
konsep penulisan curang objektif dan interpretasi data
notasi ilmiah 2. Yaitu orang- teliti. Membuat laporan
dalam pengukuran orang yg tertulis dan
3.2.7. apabila mempresentasi kan
Menentukan menerima hasil pengukuran
dimensi suatu takaran dari
besaran orang lain
mereka minta
4.2 4.2.1. dicukupkan
Menyajikan hasil melaporkan hasil 3. Dan apabila
pengukuran pengukuran mereka
besaran fisis tunggal menakar/meni
berikut 4.2.2. mbang untuk
ketelitiannya orang lain
1
NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dengan melaporkan hasil mereka
menggunakan pengukuran mengurangi
peralatan dan berulang
teknik yang tepat 4.2.3. Nilai-nilai yang
serta mengikuti melaporkan terkandung jujur
kaidah angka kesalahan mutlak (tidak curang),
penting untuk dan relatif pada teliti dan adil
suatu penyelidikan pengukuran
ilmiah
2. 3.4 3.4.1 Gerak lurus: QS. An Nahal “alam Mengamati dengan Penyelesaian
Menganalisis Menjelaskan gerak Gerak lurus (16) ayat 78, takambang seksama demonstrasi soal-soal
besaran-besaran lurus dan gerak dengan artinya : jadi guru” gerak untuk tentang
fisis pada gerak dengan kelajuan kecepatan Dan Allah membedakan gerak Gerak lurus
lurus dengan tetap atau konstan mengeluarkan “alu tataruang lurus dengan dengan
kecepatan konstan percepatan tetap (tetap) kamu dari perut patah tigo, kecepatan tetap dan kecepatan
(tetap) dan gerak dalam kehidupan Gerak lurus ibumu dalam samuik tapijak gerak lurus dengan konstan
lurus dengan sehari-hari. dengan keadaan tidak indak mati” percepatan tetap (tetap)
percepatan konstan percepatan mengetahui Nilai karakter Mendiskusikan Gerak lurus
(tetap) berikut 3.4.2 konstan sesuatupun, dan yang perbedaan gerak dengan
makna fisisnya Menerapkan gerak (tetap) Dia memberi terkandung lurus dengan percepatan
lurus dan gerak Alquran dan kamu berjalan penuh kecepatan tetap dan konstan
melingkar dengan Hadist pendengaran, hati-hati gerak lurus dengan (tetap)
kelajuan tetap atau penglihatan dan percepatan tetap
percepatan tetap
1
NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
MATERI &
N ADAT
KD IPK BAHAN
0 AGAMA MINANG TM PT KM
KAJIAN
KABAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dalam kehidupan Falsafah dan hati, agar kamu Melakukan
sehari-hari. adat orang bersyukur. percobaan gerak
3.4.3 Minangka bau lurus dengan
Menganalisis gerak Makhluk hidup kecepatan dan
lurus dan gerak dan ciptaan Allah percepatan tetap
dengan kelajuan yang lainnya menggunakan kereta
tetap atau telah banyak misalnya mobil
percepatan tetap memanfaatkan mainan, troly.
dalam kehidupan gerak jalur bebas Menganalisis
sehari-hari. ini. Untuk itu besaran-besaran
banyak Fisika dalam gerak
4.4 4.4.1 bersyukur. lurus dengan
Menyajikan data Menunjukkan hasil kecepatan dan
dan grafik hasil percobaan gerak percepatan tetap
percobaan untuk lurus dan gerak melalui diskusi
menyelidiki sifat melingkar dalam kelas.
gerak benda yang bentuk grafik/tabel Mempresentasikan
bergerak lurus pada bidang hasil percobaan
dengan kecepatan teknologi dan benda yang bergerak
konstan (tetap) dan rekayasa. lurus dengan
bergerak lurus kecepatan tetap dan
dengan percepatan gerak lurus dengan
konstan (tetap) percepatan tetap
berikut makna dalam bentuk grafik
fisisnya
1
3.2 3.2.1 Sesuai Materi QS (48) AlFath ayat “ tagangnyo Mengamati dan
Menganalisis sifat elastisitas 29 : Muhammad itu bejelo-jelo, menanya sifat
1
LAMPIRAN
RPP MODEL
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model discovery learning dengan metode eksperimen
siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian,
dan angka penting, serta notasi ilmiah dan mampu menyajikan hasil pengukuran besaran
fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta
mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan sehingga terbentuk sikap jujur,
tanggungjawab, dan peduli
D. Materi pembelajaran
Pengetahuan Faktual :
1. Banyak dijumpai penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari seperti di SPBU,
pasar, tukang jahit, supermarket.
2. Terdapat data hasil pengukuran pada kemasan makanan dan minuman seperti netto,
takaran tiap saji.
Konseptual :
1. Besaran dan satuan
2. Pengukuran
3. Alat ukur dan ketelitiannya
4. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pengukuran
5. Kesalahan dalam pengukuran
6. Dimensi
7. Angka penting
8. Notasi ilmiah
Prosedural :
1. Mekanisme pengukuran
2. Mekanisme pembacaan skala pada alat ukur
3. Melakukan pengukuran besaran panjang dengan mistar, jangka sorong, dan
micrometer sekrup
4. Menuliskan hasil pengukuran
5. Melaporkan hasil pengukuran.
E. Metode
Model Pembelajaran : Discoveri learning/inquari
Metode : Diskusi, Praktikum dan presentasi
F. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (3 JP)
Indikator Pencapaian :
3.2.1. Mengidentifikas besaran-besaran Fisika dan satuan serta alat ukurnya
3.2.2. Menjelaskan cara penggunaan alat ukur
G. Media/Alat/Bahan Pembelajaran
H. Sumber Belajar
- Paket Fisika jilid 1 : untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016
/, Ir. Marthen Kanginan, Msc. Cimahi : Erlangga, 2016 halaman 34-89
- Internet:
Situs Web : http://www.bahanajar.itp.ac.id
Situs Web : http://www.fisikazone.com
I. Hasil Pembelajar
a. Penilaian Sikap
1) Teknik : non tes
2) Bentuk : pengamatan
3) Instrumen : jurnal
4) Aspek yang dinilai : jujur, tanggungjawab, peduli
b. Penilaian Pengetahuan
1) Teknik : tes tertulis dan lisan
2) Bentuk : objektif dan uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 3.2.1 sampai 3.2.7
c. Penilaian Keterampilan
1) Teknik : unjuk kerja
2) Bentuk : uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 4.2.1 sampai 4.2.3
2. Pembelajaran Pengayaan
a. Peserta didik yang sudah mencapai KKM ( tuntas ) yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
……………………………. ……………………………..
LAMPIRAN
3. Kisi-Kisi Soal
Kelas/
Materi Level Bentuk Nomor
KD/IPK Semeste
Pembelajaran Kognitif*) Soal Soal
r
1 2 3 4 5 6
3.2.1. Mengidentifikas 1. Besaran,
besaran-besaran Fisika satuan dan Tanya
dan satuan serta alat alat ukur jawab
ukurnya 2. Penggunaan
3.2.2. Menjelaskan cara alat ukur Tanya
penggunaan alat ukur 3. Pembabaan jawab
3.2.3. Menjelaskan hasil alat ukur
pembacaan alat ukur 4. Kesalahan Pilihan
mistar, jangka sorong, pengukur ganda,
micrometer sekrup, 5. Angka uraian
neraca dan stopwatch penting
3.2.4. Menentukan kesalahan 6. Notasi ilmiah Pilihan
pengukuran 7. Dimensi X MIPA/ ganda,
1 uraian
3.2.5. Menerapkan
penggunaan angka Pilihan
ganda,
penting hasil
uraian
pengukuran
3.2.6. Menerapkan konsep
penulisan notasi ilmiah Pilihan
ganda
dalam pengukuran
3.2.7. Menentukan dimensi Pilihan
suatu besaran ganda
4.2.2. Mengamati pembuatan
daftar (tabel) nama
Uraian
besaran, alat ukur, cara
mengukur
4.2.3. Mendiskusikan prinsip-
prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian,
dan angka penting),
Uraian
cara menggunakan alat
ukur, cara membaca
skala, cara menuliskan
hasil pengukuran
4.2.4. Membuat laporan
tertulis dan
Uraian
mempresentasikan hasil
pengukuran
Observasi Sikap
Lembar Observasi Sikap Sosial
1
2
3
4
Penilaian Keterampilan
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Merangkai alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 kesimpulan
Rubrik penilaian
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Merangkai alat Rangkaian alat Rangkaian alat benar, tetapi Rangkaian alat benar,
tidak benar tidak rapi atau tidak rapi, dan
memperhatikan keselamatan memperhatikan
kerja keselamatan kerja
Pengamatan Pengamatan Pengamatan cermat, tetapi Pengamatan cermat
tidak cermat mengandung interpretasi dan bebas interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap, tetapi tidak Data lengkap,
lengkap terorganisir,atau ada yang terorganisir, dan ditulis
salah tulis dengan benar
kesimpulan Tidak benar atau Sebagian kesimpulan ada Semua benar atau
tidak sesuai yang salah atau tidak sesuai sesuai tujuan
tujuan tujuan
I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang tepat
1. Dari kelompok besaran dibawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja
adalah...
No Besaran Satuan
1 Panjang M
2 Kecepatan m/s
3 Gaya Newton
4 Massa Kg
5 Waktu s
6 Kuat arus Ampere
7 Momentum kg m/s
8 Percepatan m/s2
9 Jumlah zat mol
3. Pernyataan berikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah ……….
a. Kesalahan titik nol termasuk kesalahan acak
b. Pengkuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya relatif
kecil.
c. Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan mengurangi pengukuran beberapa
kali.
d. Suatu kesalahan sistematis dapat terjadi karena kurangnya kepekaan (sensitivitas)
instrumen pengukur.
e. Kesalahan cara pandang membaca nilai-nilai skala jika ada jarak antara jarum dan
garis-garis skala termasuk kesalahan acak.
4. Sebuah sajadah memiliki panjang 1,0 m dan lebar 50 cm, Tentukanlah luas sajadah
tersebut sesuai aturan angka peting adalah……..
a. 0,2 m2
b. 0,5 m2
c. 200 cm2 d.
2000 cm2 e.
50000 cm2
8. Suatu pengukuran menghasilkan nilai 0,02302. Banyaknya angka penting pada nilai
tersebut adalah ...
a. Lima d. Dua
b. Empat e. Satu
c. Tiga
9. Jarak matahari ke bumi kurang lebih 149600000000 m. Notasi ilmiah yang tepat
adalah ...
a. 1,496 x 105 m
b. 149,6 x 107 m
c. 14,96 x 108 m
d. 1,496 x 1011 m
e. 14,96 x 1011 m
10. 72 km/jam = ... m/s Konversi satuan yang tepat adalah ...
a. 10 m/s d. 40 m/s
b. 20 m/s e. 50 m/s
c. 30 m/s
II. Uraian
3. Tuliskanlah nilai ukuran panjang yang ditunjukkan skala jangka sorong dan mikrometer
sekrup pada gambar di bawah ini!
a. b.
1. Tabelpengamatan
No Hasil Pengamatan
3. Diskusi:
a. Apakah yang dimaksud dengan Besaran ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
b. Ada berapa kelompok Besaran ?
…………………………yaitu :
1).……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
2).……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
4. Kesimpulan Akhir :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
BAHAN AJAR
Materi
2. Dimensi
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun atas
kombinasi besaran-besaran pokok. Tabel dibawah ini memberikan rumusan dimensi
dari besaran-besaran pokok.
Besaran Pokok Dimensi
Panjang [L]
Massa [M]
Waktu [T]
Suhu [Ɵ]
Kuat Arus Listrik [I]
Intensitas Cahaya [J]
Jumlah Zat [N]
Dua besaran atau lebih hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika besaran-
besaran
tersebut memiliki dimensi yang sama. Ada tiga manfaat analisis dimensi dalam Fisika,
yaitu:
a. Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran Fisika setara atau tidak. Dua
besaran Fisika hanya setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan
keduanya termasuk besaran skalar atau keduanya termasuk besaran vektor.
b. Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin
benar
c. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran Fisika jika
kesebandingan besaran Fisika tersebut dengan besaran-besaran Fisika lainnya
diketahui
3. Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lainnya.
Pada materi ini akan dipelajari pengukuran tiga besaran pokok, yaitu: panjang, massa,
dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm
2) Jangka Sorong
Jangka sorong dapat alat yang gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat
logam, mengukur garis tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman
lubang. Terdapat beberapa bagian penting yang perlu kita ketahui dari jangka
sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap memiliki skala yang
disebut skala utama. Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong memiliki
panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius
atau sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20
skalanya adalah 1 mm atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius
adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa skala terkecilnya juga 0,05 mm atau
0,005 cm
3) Mikrometer Sekrup
Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala
terkecil Micrometer Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm
6. Ringkasan Materi :
Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok Satuan SI Singkatan
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Listrik Ampere A
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah Zat Mol mol
Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan Satuan SI Singkatan
Luas meter persegi m2
Volume meter kubik m3
Percepatan meter/sekon m/s
Gaya Newton N
Massa Jenis kilogram/meter kubik kg/m3
Kecepatan meter/sekon kuadrat m/s2
Tekanan Pascal Pa
Usaha Joule J
Daya Watt W
Dimensi
Besaran Pokok Dimensi
Panjang [L]
Massa [M]
Waktu [T]
Suhu [Ɵ]
Kuat Arus Listrik [I]
Intensitas Cahaya [J]
Jumlah Zat [N]
Pengukuran
Pengukuran tiga besaran pokok, yaitu: panjang, massa, dan waktu.
a. Alat Ukur Panjang
1) Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah 0,5 mm
atau 0,05 cm
2) Jangka Sorong
Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian jangka
sorong adalah 0,05 mm atau 0,005 cm
3) Mikrometer Sekrup
Skala terkecil mikrometer sekrup adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian
mikrometer sekrup adalah 0,5 mm atau 0,05 cm
b. Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan Fisika adalah stopwatch.
Pada stopwatch analog, skala terkecilnya adalah 0,1 sekon sedangkan ketelitiannya
adalah 0,05 sekon.
Artinya : Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Artinya :
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi,
3. Dan apabila mereka menakar/menimbang untuk orang lain mereka mengurangi
8. Nilai Budaya
Falsafah adat Minangkabau yang terintegrasi dengan materi pengukuran sebagai berikut :
- Pandai maatak maetok an pandai maagak maagiahan
- Maukua samo panjang manimbang samo barek, mambagi samo adia
- Tibo di mato indak dipiciangan tibo di paruik indak dikampihan, tibo di dado indak
dibusuangan
- Lamak di awak katuju di urang
b. Momen Inersia
Momen inersia benda pada gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan sudutnya. Momen inersia didefenisikan sebagai hasl kali
massa partikel (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik rotasi (r2).
Momen inersia partikel dapat dicari dengan rumus :
𝐼 = ���²
𝜏=𝐼𝛼
c. Titik Berat
Titik berat dapat dinyatakan sebagai titik dimana resultan gaya gravitasi partikel-
partikel terkonsentrasi pada titik tunggal di atas. Oleh karena itu, resultan torsi garis
gaya grafitasi partikel-partikel pada titik beratnya haruslah nol.
Koordinat dari titik berat sistem adalah :
�₁�₁ + �₂�₂ + �₃�₃ + ⋯ ∑ �𝑖�𝑖
�� = =
�₁ + �₂ + �₃ ∑ �𝑖
�₁�₁ + �₂�₂ + �₃�₃ + ⋯ ∑ �𝑖�𝑖
�� = =
�₁ + �₂ + �₃ ∑ �𝑖
d. Momentum Sudut
momentum sudut L sama didefinisikan sebagai hasil kali momen inersia I dengan
kecepatan sudut ω, maka :
𝐿=𝐼𝜔
𝐿 = ����
Artinya :
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?
8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat Minangkabau sudah mengajarkan tentang keseimbangan yang sudah
tertuang dalam falsafah minangkabau yaitu :
“ Raso dibaok naik pareso dibaok turun, Alua patuik jalan batampuah”
“Kaluak paku kacang balimbiang tampuruang lenggang lenggangkan anak dipangku
kamanakan dibimbiang urang kampuang dipatenggangkan jago nagari jan binaso”
Maksudnya :
Orang Minang kabau harus selalu mengutamakan keseimbangan perasaan dan pikiran
e. Regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi bila dua gaya yang sama besarnya
dan berlawanan arahnya diberikan pada kedua ujung benda itu dengan arah menjauhi
benda , sehingga bertambah panjang
𝑝 𝑒 ����� �ℎ�� 𝑝 �����𝑔 (∆𝐿 )
f. Regangan (e) = �������𝑔 ����−����
(𝐿0 )
g. Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda.
�𝑒 𝑔��𝑔�� (𝜎 )
h. Modulus Young (E) = ���𝑔��𝑔��
(�� )
Artinya :
Muhammad itu ialah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang orang kafir tapi kasih sayang sesama mereka. Kamu lihat meraka
rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan ke RidhaNya, tanda-tanda mereka tampak
pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat dan
Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat,
lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam- penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan diantara mereka ampunan dan pahala yang besar
8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat minangkabau sudah mengajarkan tentang sifat-sifat elastisitas yang
sudah tertuang dalam falsafah minangkabau yaitu : “ tagangnyo bejelo-jelo, kanduanyo
badantiang- dantiang, hati lapang paham saleso, pasiah lidah pandai barundiang, kama
kelok loyang kasinan kelok lilin”
Maksudnya : Orang Minangkabau memiliki sikap tegas tapi fleksibel/elastis dalam
bertindakan, berjiwa besar dan memiliki kemampuan untuk berunding
Nilai karakter budaya : Fleksibel, tidak kaku dalam suatu keputusan, tegas.
�2
𝐿 = 𝐿0 √1 −
�� 2
Dilatasi Waktu
∆�
�0
∆𝑡 =
�
√1 2−
�� 2
Massa Relativitas
�0
�=
�
√1 2−
Momentum Relativitas �� 2
��0
𝑝=
�
√1 2−
Energi relativitas �� 2
1
�� = �0 �� 2 ( −
1)
�2
√1 −
�� 2
8. Nilai Budaya
Dalam Budaya adat Minangkabau sudah mengajarkan tentang teori relativitas khususnya
tentang fenomena perubahan waktu yang tertuang dalam falsafah Minangkabau yaitu :
“ duduak marauik ranjau tagak maninjau jarah, hari sahari diparampek malam
samalam dipatigo”
Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syarak, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i
zina, mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT
dalam Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.
Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan
pandangannyo taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato
mamakai baju Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo
nan rancak tu. Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek
An Nur (24) ayaik ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo),
Maha Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi
palacur, sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik
duniawi. Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha
Pangampun, Maha Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.
Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).
Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi
atau patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan
tadiri dari surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo
Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang
“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”
Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang
atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.
Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”
Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”
Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
jan sampai piriang balanjuang,
biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”
Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”
Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,
sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”
Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang,
(toleransi) awak
mandapek urang indak ka
4 Disiplin Taat dan hilangan,
Alua baso elok
jo patuik, patuikbudi katuju
jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak
(bersungguh- pandai
sungguh) kuek baraja, nak mulia tapek-i
janji, nak labo namuah barugi
6 Kreatif dan Tajdid Jariah
Ndak manantang
kayu buliah
janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka
diasah, Ndak rotan aka
pun jadi
sambia manyalam minum aie
sambia badiang nasi masak,
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
Pangulu barajo ka Mufakaik,
mufakat barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”
“Bana” hanya di dasarkan (Alur,
patuik, raso, pareso, malu jo sopan)
sebelum Islam. Namun setelah Islam
Bana di kuatkan Ilmu Pengetahuan
Moderen ttg.Demokrasi serta nilai-
nillai Al Qur’an.dan Hadits (Syara’
mangato, adat mamakai)
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
Tadabbur
(membaca tersirat)
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso,
Lingkungan (melestarikan, jago
tidak merusak) kampuang jan tinggakan.
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba
menolong) buruak
18 Tanggung- Amanah (dapat bahambauan
Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik
karano salah;
(tidak setia/amanah)
(Jaan bamuko duo, / Munafiak)
Syarat-syarat nagari
“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,
Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”
Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.