Anda di halaman 1dari 16

POLRI DI ERA DEMOKRASI

Dinamika Pemikiran Internal

Oleh Sri Yanuarti

Abstract

Police reform is an integralpart of holistic security sector reform SSR which aims to create goodgovernance
in the security sector and to create a secure and orderly environment Thus in accordance with the principles of
democracy police reform should have been directed to build a civilian policing character based on democratic
norms openness and accountability Although police reform already been done since more than a decade ago its
implementation has not been optimal The presence ofpolice as an institution and its members still have a negative
image in the eyes ofpeople because ofthe actions ofcertain person ofpolice personnel The study is to describe
1 How does the present shift ofIndonesian police from the era of authoritarianism to era of democracy 2 what
factors that encourage and inhibit the process ofpolice reform what kind of constraints that itface as well as the
impact ofthe constraints 3 How do internal dynamics which occurs in the thought ofpolice reform itself

Pendahuluan Polri merasa upaya reformasi itu telah tercapai

Sejak tahun 1998 reformasi Polri menjadi salah tanpa melihat secara utuh dan mendasar apakah

satu agenda reformasi keamanan di Indonesia upaya Reformasi Polri telah sejalan dengan
semangat reformasi itu sendiri
yang merupakan bagian penciptaan sistem politik
demokrasi Berbagai wacana dan pemikiran Selain itu pemikiran pemikiran yang
mengenai reformasi Polri terus berkembang bergulir mengenai Reformasi Polri juga masih
baik dari aspek struktural kultural maupun mengalami perdebatan dan tarik ulur yang belum
instrumental Beberapa di antaranya adalah pe kunjung usai di antara kalangan kepolisian itu
misahan Polri dari TNI perubahan doktrin Polri sendiri Oleh karena itu perlu dianalisis kembali
pembentukan Kompolnas dan sebagainya Akan dinamika internal pemikiran Reformasi Polri
tetapi pada implementasinya upaya reformasi yang berkembang di dalam institusi Polri itu
Polri belum optimal Keberadaan Polri sebagai sendiri

institusi maupun anggota anggotanya masih Penelitian ini membahas tiga persoalan
mendapatkan citra negatif di mata masyarakat utama Pertama peran Polri di era demoktrati
karena tindakan tindakan penyimpangan yang sasi Kedua faktor pendorong dan penghamabat
dilakukan oleh oknum Polri reformasi Polri Ketiga dinamika internal

Di samping itu walaupun secara psikologis reformasi Polri

telah ada beberapa kalangan Polri yang siap dan


mau melakukan reformasi ternyata tidak semua Peran Ideal Polri di Era Demokrasi
kalangan di dalam Polri itu juga reformis
Reformasi kepolisian merupakan bagian yang
Bahkan pada perkembangan terkini seolah olah
tidak terpisahkan dalam reformasi sektor

keamanan Serucity Sektor Reform SSR


Adrianus Meliala Psikologi Reformasi dalam Koran secara keseluruhan Secara esensi tujuan utama
Tempo 16 November 2006
reformasi sektor keamanan adalah menciptakan
Penelitian dengan judul tersebut dilakukan oleh tim peneliti good governance di sektor keamanan serta
yang beranggotakan Sarah Nuraini Siregar koordinator menciptakan lingkungan yang aman dan tertib
Indria Samego War Nusa Bhakti Sri Yanuarti dan Hargya
ning Tyas sehingga dapat menopang tujuan negara untuk

109
Tabel 1 Parameter Sektor Reformasi Kepolisian dalam Bingkai SSR

No As ek Perubahan Arah Perubahan


1 Persepektif The Police are disinterested custodians of public order policing is based on
consent Polisi adalah penjaga ketertiban umum dan tindakan kepolisian
didasarkan pada hati nurani
2 Organisasi Police forces originate from rudimentary local patterns of law enforcement
Characterised by decentralised control Kekuatan kepolisian berasal dari
patron lokal yang tidak sempurna dalam penegakan hukum Pembentukan
karaktern a dilakukan oleh pengawasan yang terdesentralisasi
3 Pendekatan Police forces is part of the community The entire community is part of the
law enforcement process Kekuatan kepolisian merupakan bagian dari
komunitas Seluruh komunitas merupakan bagian dari proses penegakan
hukum
5 Mekanisme Kontrol The police responsible for its own discipline and investigates accusation
wrong doing by officers Polisi bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan
melakukan investigasi tuduhan penyalahgunaan kesalahan kesalahannya
oleh a aratn a

6 Surveillance Techniques The police makes sure that people know that their actions are being closely
watched Polisi harus yakin bahwa publik mengetahui tindakan tindakan
mereka diawasi dekat

menyejahterakan dan memakrnurkan masyarakat dan bersifat reaktif Sebagai sebuah tahapan
prosperity Ann M Fitz Gerald menilai bahwa reformasi tentunya membutuhkan suatu desain
SSR merupakan sebuah praktik program perubah yang tertata dalam mewujudkan tujuannya
an institusional dan operasional yang meliputi begitu pula yang seharusnya dilakukan dalam
sektor keamanan nasional didorong oleh usaha mendorong reformasi Polri Tidak hanya itu
regional untuk menyiapkan sebuah lingkungan reformasi Polri sebagai bingkai SSR juga mem

yang membuat warga negara selalu merasa aman butuhkan sebuah pertimbangan dan perenungan
dan nyaman 2 yang mendalam dalam memilih dan menentukan
Dalam konteks tujuan Nicole Ball me skala prioritas mana yang harusnya didahulukan
mandang bahwa SSR memiliki dua tujuan dalam mendorong jalannya reformasi
utama yakni menciptakan good governance di Secara konseptual parameter reformasi
sektor keamanan untuk memperkuat kemampuan kepolisian harus mendorong perubahan polisi
negara untuk mengembangkan sistem ekonomi baik dari aspek perspektif organisasi pendekat
dan pentadbiran politik political governance an mekanisme kontrol maupun surveilence

yang menguntungkan masyarakat secara keselu techniques yang lebih terbuka dan demokratis
ruhan dan menciptakan lingkungan yang aman Dari uraian di atas maka dalam bingkai
dan tenteram di tingkat internasional regional kerangka reformasi sektor keamanan reformasi
nasional dan lokal 3
kepolisian harus ditetapkan dengan cara pandang
Dalam bingkai kerangka reformasi sektor baru meliputi pertama reformasi Polri harus
keamanan tersebut maka upaya mewujudkan dilihat sebagai bagian agenda untuk mewujudkan
reformasi Polri harus diletakkan dalam cara dan menuntaskan agenda reformasi sektor
pandang barn yang lebih luas dan menyeluruh keamanan Oleh karenanya pendekatan untuk
Sebagaimana yang berjalan selama ini jalannya menyukseskan agenda reformasi kepolisian
reformasi Polri masih dilakukan secara parsial memerlukan sebuah pendekatan yang multidi
mensional interdisiplener dan inter relasi
2DrAnn M Fitz Gerald Security Sector Streamlining National
Kedua reformasi Polri harus sejalan dan
Military Forces to Respond to the Wider Security Needs
Journal ofSecurity sector management published by Global berbarengan dengan jalannya proses reformasi
Facilitation Network for SSR UK University of Cranfield politik Konsekuensinya reformasi Polri ha
Shrivenham 2003 Volume 1
rus menjadikan tata kehidupan politik yang
Nicole Ball Democratic Governance in the Security Sector demokratis sebagai pijakan dasarnya Di situ tata
Reform Washington DC Center for International Policy
2002 nilai demokrasi transparansi akuntabilitas dan

110
hak asasi manusia harus masuk menjadi bagian hukum positif negara the guardian of civilian
tata nilai dalam seluruh proses perubahan dan values

penataan ulang institusi kepolisian Kedua polisi sipil mengedepankan pende

Ketiga reformasi Polri merupakan tanggung katan kemanusiaan Karakter sipil secara luas di
jawab semua komponen bangsa public goods kaitkan dengan nilai nilai peradaban civilization
karenanya proses reformasi tersebut harus dan keadaban civility Pada polisi sipil melekat
menempatkan semua warga negara dan elemen sikap sikap budaya yang sopan santun ramah
bangsa sebagai subjek politik yang memiliki tidak melakukan kekerasan dan mengedepankan
peranan untuk menyukseskannya persuasi menjadi ciri utamanya Pengertian sipil

Dalam konteks itu eksklusivitas dalam secara diametral jauh dari karakteristik militer

mendorong reformasi Polri harus dihindari dan sejalan dengan definisi yang diangkat dalam
lebih lagi kritik dan otokritik terhadap Polri tidak perjanjian hukum internasional yang meletakkan
boleh dipandang sebagai ancaman Namun harus kedudukan polisi sebagai kekuatan yang tidak
dipandang sebagai bentuk partisipasi aktif warga terlibat perang non combatant sementara

negara dalam upaya mewujudkan Polisi yang militer didesain untuk berperang combatant
profesional Ketiga fungsi kepolisian ditujukan untuk

Keempat dengan demikian kemacetan menciptakan keamanan dalam negeri ketertiban


dalam masyarakat pelayanan dan bantuan
terhadap jalannya reformasi Polisi tidak bisa
disalahkan dan dibebankan hanya kepada kepada masyarakat penegakan hukum dan pe

Polri Sebagai negara yang menerapkan sistem molisian masyarakat community policing Dan
kualitas polisi sipil diukur dari kemampuannya
demokrasi sudah sepantasnya tanggung jawab
untuk menjauhkan diri dari karakter militer dan
itu dibebankan kepada otoritas politik yang
terpilih secara legitimate mendekatkan diri kepada masyarakat

Kelima reformasi Polri harus dapat me Keempat Polisi Sipil juga berbeda dengan

mastikan bahwa Polisi bukan lagi sebagai alat Polisi Rahasia Polisi sipil mengabdi kepada
kekuasaan politik sebagaimana terjadi di masa kepentingan masyarakat yang merupakan pemilik
rezim orde baru tetapi menjadi alat pertahanan kedaulatan Mempunyai karakteristik sebagai

negara yang tunduk terhadap otoritas politik yang polisi masyarakat yaitu polisi yang menjadi

legitimate dan ketentuan hukum yang berlaku pelindung dan pengayom bagi masyarakat
Karenanya Polisi patut untuk tidak melakukan Dalam karakter ini polisi harus mewujudkan

tindakan tindakan yang sekiranya dapat meng pola kerja yang menyalami merangkul dan
hambat proses reformasi tersebut serta tunduk menyayangi masyarakat police who cares serta

kepada tetapan tetapan serta agenda reformasi mengedepankan penggunaan komunikasi kepada
masyarakat tidak mengandalkan peluru tajam
Polri yang telah direncanakan dan dihasilkan
oleh otoritas politik Sementara itu keterbukaan berarti polisi
adalah bagian dari masyarakat berintegrasi
Dengan demikian sesuai dengan prinsip
demokrasi seharusnya reformasi Polri ditujukan dengan masyarakat dan memiliki hak yang sama
sebagai warga negara Polisi adalah mitra sejajar
untuk membangun perpolisian yang mempunyai
karakter sipil berdasar pada norma demokrasi masyarakat dalam melawan tindak kriminal dan
yaitu keterbukaan openness dan akuntabilitas tidak diskriminatif terhadap kelompok terientu
baik dalam kepolisian maupun dalam pelaksanaan
accountability
tugasnya Selain itu polisi adalah institusi sipil
Polisi yang berkarakter sipil berarti me
yang profesional Akuntabilitas artinya polisi
ngandung beberapa pengertian antara lain
harus dapat mempertanggungjawabkan semua
Pertama Polisi Sipil menghormati hak hak sipil
perilakunya secara hukum dan meminimalisasi
Masyarakat demokratis membutuhkan polisi
pelanggaran HAM Begitupun dalam konteks
sipil yang mampu berperan sebagai pengawal
nilai nilai sipil Nilai nilai ini telah dirumuskan anggaran polisi harus dapat mempertang
gungjawabkan penggunaan anggarannya kepada
dalam hak asasi manusia yang dijamin sebagai
masyarakat dan pemerintah

111
Sebagaimana yang dilakukan oleh TNI Besar Kewenangan tapi Minim
dalam melakukan reformasi internal Poiri Pengawasan Faktor Pendorong
juga merumuskan konsep reformasi yang Reformasi Polri
disebut Paradigma Baru Polri Paradigma
Harus diakui bahwa besarnya kewenangan
ini dikonseptualisasikan dalam tiga perubahan
yang dimiliki Polri sebagaimana diamanatkan
perubahan aspek struktural perubahan aspek
UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri menjadi
instrumental dan perubahan aspek kultural
salah satu faktor pendorong yang sangat penting
Perubahan aspek struktural dan instrumental
dalam proses Polri Berdasarkan undang undang
merupakan sarana means dan prakondisi tersebut Polri memiliki setidaknya tiga macam
menuju perubahan Kultural Perubahan aspek
tugas pokok dan fungsi kepolisian RI yang
struktural meliputi perubahan aspek kelembagaan dijabarkan lebih lanjut dalam 12 macam tugas
institusi kepolisian dalam ketatanegaraan
Selain itu polisi juga dibekali 36 wewenang
organisasi susunan dan kedudukan Inti per untuk melaksanakan semua tugas tersebut
ubahan struktural pasca berpisahnya organisasi Luasnya kewenangan dan fungsi sebagaimana
Polri dari TNI adalah diberlakukannya suatu diuraikan di atas menjadikan Polri memiliki
konsep yang terintegrasi sebagai polisi nasional tugas pre emptif preventif sampai represif
dengan pendekatan dari bawah bottom up
Dengan besarnya kewenangan yang dimiliki
dengan pendelegasian wewenang kepada satuan oleh polisi sejatinya korps berbaju coklat ini
satuan operasional KOD sehingga mekanisme
mudah dalam menjalankan perubahan perubahan
pengambilan keputusan lebih cepat Struktur
yang menjadi amanat reformasi yakni mem
organisasi dibuat dalam bentuk jaringan bukan
bangun polisi yang demokratik profesional
piramidal yang menekankan kepada kerja sama
dan akuntabel Undang undang No 2 Tahun
organisasi
2002 secara yuridis dan kontitusional telah
Polri diharapkan akan mempunyai prinsip memberikan kewenangan yang lebih otonom
yang hemat struktur tetapi kaya fungsi Tujuan pada polisi dalam melakukan pengelolaan
nya adalah mengakselerasikan pelayanan kepada keamanan dalam negeri Polisi dipercaya untuk
masyarakat Dalam semangat ini Polri telah berdiri di depan menangani berbagai konflik
melakukan upaya kemitraan dengan masyarakat
yang melanda bangsa Selain itu luasnya fungsi
melalui program Community Policy COP dan kewenangan yang dimiliki polisi melalui
yang saat ini sudah ditingkatkan menjadi berbagai regulasi yang ada sejatinya dapat
program Pemolisian Masyarakat Polmas
mendorong proses reformasi polisi itu sendiri
Melalui bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat
yang mengarah pada perubahan paradigma yang
nasional maupun internasional program ini telah
mengarah pada perpolisian yang mempunyai
diujicobakan di berbagai wilayah di Indonesia karakter sipil berdasar pada norma demokrasi
Perubahan aspek instrumental mencakup yaitu keterbukaan openness dan akuntabilitas
filosofi yang terdiri atas visi misi dan tujuan accountability
doktrin kewenangan kompetensi kemampuan Keterbukaan dalam kaitannya dengan
fungsi dan iptek Doktrin Polri merupakan reformasi Polri berarti polisi adalah bagian dari
pandangan yang diyakini kebenarannya dan masyarakat berintegrasi dengan masyarakat
memengaruhi perilaku pegawai atau kelompok
dan memiliki hak yang sama sebagai warga
organisasi dalam menjalankan misi untuk
negara Polisi adalah mitra sejajar masyarakat
mencapai tujuan organisasi
dalam melawan tindak kriminal dan tidak
Perubahan aspek kultural merupakan tujuan diskriminatif terhadap kelompok tertentu baik
atau hasil dari perubahan aspek struktural dan dalam kepolisian maupun dalam pelaksanaan
instrumental Secara garis besar perubahan tugasnya dan polisi adalah institusi sipil yang
kultural adalah perubahan budaya Polri yang profesional Dalam pergeseran paradigma
terdiri atas cara pandang cara pikir perilaku semacam ini maka pertanggungjawaban tugas

dan sikap yang mencerminkan jati diri sebagai fungsi dan kewenangan polisi tidak hanya di
polisi sipil lakukan pada pertanggungjawaban yang bersifat

112
hukum dan administratif semata melainkan juga kepolisian daerah juga menerima kontribusi dari
pertanggungjawaban pada publik masyarakat APBD dan Pendapatan Negara bukan Pajak dari
yang dilayani public accountability SIM STNK dan BPKB serta penerimaan pe
Pengawasan publik atas kepolisian meru nerimaan dari luar negara yang biasanya disebut
Partisipasi Masayarakat Parmas Partisipasi Te
pakan aspek yang sah dan diperlukan bagi
akuntabilitas kepolisian Sayangnya UU No 2 man Parman dan pendapatan pendapatan dari

Tahun 2002 tentang Kepolisian tidak memuat sumber sumber yang secara hukum meragukan
asas asas atau parameter tentang masalah sering disebut Partisipasi dari Sektor Kriminal
pengawasan fungsi dan kewenangan polisi Parmin 4
secara rigid Kalaupun ada klausul pengawasan Selain itu dengan otonomisasi Polri
dalam regulasi tersebut sifatnya sangat normatif intitusi ini juga dengan leluasa dapat melakukan
sebagaimana ditunjukkan dalam pasal 19 ayat 1 berbagai kerja sama dengan negara lain untuk
yang berbunyi meningkatkan kemampuan profesinya

Dalam melaksanakan tugas dan we


wenangnya pejabat Kepolisian Negara Repu
Dari Pelanggaran Hukum hingga
bliklndonesia senantiasa bertindak berdasarkan Penyalahgunaan Kekuasaan
norma hukum dan mengindahkan norma agama
kesopanan kesusilaan serta menjunjung tinggi Faktorfaktor Penghambat Reformasi Polri
hak asasi manusia
Salah satu kendala pelaksanaan reformasi
Ironinya regulasi yang adajustru memberikan kepolisian adalah kedudukan Polri langsung
mekanisme diskresi pada para pejabat kepolisian di bawah presiden Seperti diulas di bagian
dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya sebelumnya struktur Polri di bawah Presiden
sebagaimana yang termuat dalam pasal 18 pada beberapa hal memang berdampak positif
Untuk kepentingan umum pejabat kepolisian dalam mendorong proses reformasi polisi
negara RI dalam melaksanakan tugas tugas Namun kedudukan Polri di bawah presiden juga
dan wewenangnya dapat bertindak menurut menghambat proses reformasi itu sendiri Banyak
penilaiannya sendiri Ayat 1 Pelaksanaan ayat kalangan yang menilai bahwa struktur Polri di
ini hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang bawah Presiden sebagaimana yang ada saat ini
sangat perlu dengan memperhatikan peraturan rawan akan politisasi dan cenderung menghambat
perundang undangan serta Kode Etik Profesi proses reformasi internal
Kepolisian negara RI Ayat 2
Carut marut dalam pemilihan Kapolri yang
Faktor pendorong lainnya dalam proses belum lama ini terjadi adalah contoh nyata dari
reformasi polisi adalah ketersediaan anggaran kuatnya politisasi terhadap institusi ini Banyak
polisi yang sangat besar Pascareformasi peme kalangan menilai bahwa proses penunjukan
rintah cenderung menaikkan terus anggaran Polri Timur Pradopo yang dilakukan Presiden pada
Jika dilihat secara umum kenaikan anggaran saat saat terakhir batas waktu pemilihan Ka
Polri dari tahun ke tahun berkisar 4 10 Bahkan polri merupakan indikasi kuatnya politisasi yang
jika dibandingkan antara anggaran pada tahun dilakukan Presiden terhadap Polri Tindakan
2004 sebesar Rp10 645 triliun dan tahun 2009 Presiden yang menolak para kandidat Kapolri
sebesar Rp25 7 triliun kenaikan anggaran poliri yang disodorkan institusi Polri secara langsung
dalam enam tahun terakhir mencapai 150 yang telah menafikan dan menggugurkan proses
bersumber dari APBN Pada tahun 2010 anggaran internal yang didasarkan pada mekanisme merit
Polri yang bersumer dari APBN mencapai Rp25 8 system

triliun dan akan dinaikkan menjadi Rp28 3 triliun


Faktor kedua yang menjadi perighambat re
pada tahun 2011 Bandingkan dengan anggaran formasi kepolisian adalah persoalan pengawasan
TNI yang hanya mencapai Rp33 6 triliun pada Fungsi ini menj adi begitu penting karena institusi
tahun 2010 dan Rp40 1 triliun pada tahun 2011
untuk tiga angkatan Padahal selain dari APBN
a Hasil Survei Lembaga Pengembangan Ekonomi Masyarakat
untuk membiayai pengeluaran operasionalnya LPEM UI 2007

113
Polri memegang dua fungsi pokok yaitu fungsi Presiden tidak punya staf khusus yang bertugas
diskresi discretion dan kerahasian secrecy mengawasi Kepolisian sedangkan Komisi
Fungsi diskresi secara sederhana diartikan sebagai III DPR terbatas kepada pengawasan politik

wewenang dalam menginterpretasikan sebuah Mekanisme pengawasan ekternal dari DPR ini
norma peraturan sebagai dasar pengambilan tidak rutin misalnya hanya dilakukan dalam rapat
tindakan dalam menjalankan tugas Sedang dengar pendapat

fungsi kerahasiaan secrecy adalah wewenang Di berbagai negara fungsi pengawasan


Polisi dalam menjaga kerahasiaan Kedua selain dijalankan oleh fungsi fungsi internal
fungsi ini seperti pisau bermata dua Di tangan dan pengawasan politik juga dijalankan oleh
anggota yang mempunyai moralitas yang tinggi sebuah komisi kepolisian Komisi ini mempunyai
kedua fungsi ini bisa menjadi basis tindakan yang wewenang dalam melakukan penyidikan dan
memberikan manfaat kepada masyarakat Di penyelidikan Bahkan di beberapa negara
tangan anggota yang mempunyai moralitas yang seperti Filipina dan Sri Langka komisi ini juga
rendah kedua fungsi ini bisa menjadi peluang mempunyai wewenang melakukan penangkapan
yang membenarkan segala macam pelanggaran terhadap polisi yang melakukan pelanggaran Di
Terlebih lebih polisi mempunyai monopoli dalam
Indonesia UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepoli
penegakan hukum sian Negara Republik Indonesia Pasa137 dan 38
Agar fungsi ini dapat digunakan sesuai juga mengamanatkan pembentukan Lembaga
dengan tugas pokok Polri maka perlu disertai Kepolisian Nasional yang disebut sebagai Komisi
dengan sistem pengawasan Secara internal Kepolisian Nasional Kompolnas
implementasi organisasi Polri diawasi oleh se Berbeda dengan Komisi Kepolisian di negara
buah Inspektorat yang disebut sebagai Irwasum lain yang mempunyai fungsi pengawasan Kom
Inspektorat Pengawasan Umum Irwasum memi
polnas mempunyai tugas yang sangat terbatas
liki tugas menyelenggarakan fungsi pembinaan dan tidak mempunyai tugas pengawasan Komisi
pengawasan dan pemeriksaan umum bagi seluruh ini hanya mempunyai tugas membantu Presiden
jajaran Polri menyelenggarakan kegiatan rutin dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian
pengawasan umum dan pemeriksaan baik yang Negara dan memberikan pertimbangan kepada
terprogram maupun yang tak terprogram terhadap Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian
aspek manajerial semua unit organisasi Polri dan Kapolri serta menerima keluhan masyarakat atas
menyusun laporan hasil pemeriksaan termasuk
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Polri b
penyimpangan pelaksanaan tugasnya s Dalam menjalankan tugasnya Kompolnas juga
Pengawasan eksternal pada level kebijakan mempunyai kewenangan yang sangat terbatas
dan politik dilakukan oleh Presiden sebagai atasan yaitu mengumpulkan dan menganalisis data
langsung dan Komisi III DPR yang secara garis sebagai bahan pertimbangan kepada Presiden
besar mempunyai fungsi pengawasan khususnya dalam mengembangkan institusi Kepolisian
dalam penegakan hukum Sistem pengawasan Dalam hubungannya dengan masyarakat

internal yang dilakukan oleh Irwasum diragukan Kompolnas menerima saran dan keluhan me
efektivitasnya Hampir sulit dibayangkan kalau ngenai kinerja kepolisian Padahal pada awalnya

anggota Irwasum yang juga anggota Polisi akan pembentukan Kompolnas ditujukan untuk i

menindak kawan kawan sendiri yang juga dari menciptakan mekanisme check and balance di
kepolisian Bukti dari ketidakefektifan ini adalah bidang penegakan hukum penjaga kamtibmas
pada masa reformasi reputasi Polri di mata antara pemerintah dan masyarakat ii menga

masyarakat masih buruk Polri masih dianggap wasi penggunaan kekuasaan dalam pelaksanaan

sebagai institusi yang korup melanggar HAM tugas kepolisian iii mengawasi kepolisian

dan menunjukkan karakter yang militeristik agar tidak terintervensi oleh kepentingan politik
Sementara itu pengawasan dari presiden ten praktis

tunya terbatas kepada tingkat kebijakan makro


a Pasal 37 dan pasal 38 UU No Tahun 2002

5 Lihat Keputusan Kapolri Nomor Kep 53 X 2002 Bambang Widodo Umar Restrukturisasi Polri Ditinjau dari
tanggal 17 Oktober 2002 Sistem dan Strategi makalah disampaikan dalam FGD tim

114
Jadi dengan kerangka UU dan peraturan dural yang dilanggar atau dibengkokkan namun
yang ada Kompolnas memang tidak didesain juga aturan hukum Biasanya semua itu dilakukan
untuk menjadi lembaga pengawasan watchdog dengan berdasar pada justifikasi kekurangan
melainkan hanya sebagai lembaga konsultasi dan anggaran dan mengatasnamakan tujuan yang
lembaga Think Tank Dengan melihat luasnya tu lebih besar yaitu memelihara keamanan dan
gas dan wewenang Polri dan struktur pengawasan ketertiban masyarakat menegakkan hukum
yang ada memang sulit dibayangkan adanya serta memberikan perlindungan pengayoman

prinsip checks and balances dalam kinerja Polri dan pelayanan kepada masyarakat Akibatnya
yang menjamin transparansi dan akuntabilitas toleransi terhadap pelanggaran semakin kuat
Bisa jadi karena faktor inilah kinerja Polri
Kultur toleran terhadap pembengkokan dan
selama ini masih menuai berbagai kritikan dan
pelanggaran hulcum yang merupakan bentuk
ketidakpuasan Padahal pada masa reformasi ini
penyalahgunaan wewenang oleh polisi ini bukan
polisi mempunyai wewenang yang lebih luas hanya berbentuk tindak kekerasan ekstra legal
lebih otonom dan lebih mandiri Ditambah lagi namun juga muncul dalam bentuk lain Bentuk
anggaran Polri mempunyai kecenderungan naik
yang relatiflunak misalnya polisi yang menerima
dari tahun ke tahun
uang titipan sidang dalam kasus pelanggaran
Dampak lain dari kurangnya mekanisme lalu lintas Penyalahgunaan wewenang yang
pengawasan dan kedekatan garis komando antara lebih serius misalnya tindakan yang berimplikasi
Polri dengan Presiden itu sebagaimana diuraikan pada proses peradilan pidana seperti pada kasus

di atas menjadikan Polri menjadi institusi yang pemalsuan BAP serta keterlibatan polisi dalam

superbody yang bebas bergerak karena tiadanya perdagangan proses penegakan hukum

kontrol Dengan kewenangan yang sangat besar Penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan

dan anggaran yang juga tidak sedikit banyak institusi polisi semacam ini dikenal sebagai
kalangan berpendapat bahwa saat ini polisi akan noble cause corruption

sangat susah dikontrol Faktor faktor penghambat dalam proses


Kasus rekening gendut yang diulas oleh reformasi kepolisian selain dikarenakan masalah
majalah Tempo dan mendapat tanggapan dari struktur dan kevakuman regulasi juga dikare
salah satu petinggi Polri yang menyatakan nakan faktor kultural yang melingkupi lcinerja
bahwa selama tidak berkaitan dengan perkara kepolisian itu sendiri Beberapa faktor kultural
tidak ada masalah apabila ada aparat polisi yang yang menghambat proses reformasi antara lain
menerima hadiah atau gratifikasi Secara spesifik pertama Budaya Solidaritas Kelompok Sudah

dimaklumi adanya aliran dana yang masuk bukan rahasia bahwa meski telah satu dasawarsa
ke Irjen Budi Gunawan sebesar Rp54 miliar reformasi kepolisian dilakukan namun citra polisi
Bahkan ia mendukung praktik tersebut karena sebagai korps yang diskriminitaif korup arogati
kemudian Irjen Budi secara pribadi menyumbang brutal dan kurang tanggap masih melekat erat
kepada kepolisian berupa pembangunan gedung Kasus kasus cicak buaya Gayus Tambunan
Divisi Profesi Polri bentrokan polisi dengan warga Buol di Sulawesi

Pernyataan ini membuktikan dengan jelas Tengah dan lain lain merupakan contoh perilaku

tesis RA J Waddington bahwa polisi banyak negatif yang memperburuk citra polisi di mata
masyarakat akhir akhir ini
melakukan apa yang disebutnya sebagai bending
and breaking the rules Bukan hanya aturan prose Masalah lain yang penting diperhatikan
ialah tentang tradisi militeristik dan birokrasi
Penelitian P2P LIPI pada 29 Juli 2010
Meskipun pemisahan TNI dan Polri sudah
e Dari penelusuran majalah ini terungkap sejumlah petinggi dilakukan sebagai prasyarat awal proses refor
polisi yang biasa menerima uang satu hingga dua miliar rupiah
dalam sehari Ada seorang jenderal yang diguyur Rp10 miliar
masi kepolisian banyak kalangan memandang
dalam sekali transfer Bahkan ada perwira yang menyimpan budaya militeristik polisi masih sangat kental
uang Rp54 miliar Deretan rekening janggal ini sebetulnya Seorang mantan jenderal bintang tiga polisi
termasuk dalam 21 rekening jumbo perwira polisi
yang menjadi narasumber dalam pidato pe
RA J Waddington What Is Policing United States Learn
ing Matters 2010

115
n

ngukuhan guru besarnya 10 menilai kentalnya kekerasan fisik yang mengarah pada pelanggaran
budaya militeristik tersebut tercermin dari masih HAM dilakukan oleh Densus 88

kentalnya perilaku i pandangan yang melihat Di balik banyaknya kisah sukses Densus 88
hubungan atasan bukan sebagai hubungan dalam menangani masalah terorisme di tanah air
fungsional dan kerja sama tetapi hubungan Densus 88 tidak sepi dari kritik dan hujatan Salah
struktural dan hierarkis ii perlakuan terhadap satu kritik yang banyak diberikan adalah metode
bawahan petugas operasional bukan sebagai
penanganan terorisme yang dilakukan oleh Polri
pengambil keputusan tetapi sebagai pelaksana akhir akhir ini juga tidak bisa dilepaskan dari
perintah iii atmosfer lingkungan kerja yang praktik kekerasan Dalam catatan Kontras pihak
tidak memungkinkan bawahan untuk berani
pihak yang diduga terlibat dalam aksi terorisme
mengemukakan pendapat yang berbeda iv
sering dilumpuhkan melalui metode metode yang
penilaian loyalitas secara sempit bukan kepada mematikan dan membahayakari jiwa
organisasi dan misinya tetapi kepada pribadi
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa polisi
pimpinan termasuk pemberian layanan kepada
masih menggunakan bentuk bentuk pendekatan
pimpinan yang bersifat berlebihan fisik kekerasan Penggunaan instrumen atau
Budaya militeristik tersebut juga terlihat dari senjata kekerasan oleh Polri dengan hasil mema
strata struktur kepangkatan Polri yang mencapai tikan target buruan hanya dapat dibenarkan bila
22 jenjang dari Bhayangkara Dua sampai Jen terdapat ancaman konkret terhadap jiwanya dan
deral Bintang Empat Kepangkatan pada level harus dilakukan secara proporsional merupakan
pelaksana worker mencapai 12 jenjang Struk sesuatu kebutuhan mendesak necessity absah
tur kepangkatan semacam ini sebangun dengan
secara hukum lawfullness dan bisa dipertang
struktur kepangkatan pada organisasi organisasi Panduan
gungjawabkan prinsip akuntabilitas
militer termasuk TNI Padahal kebanyakan
penggunaan kekerasan di atas yang merupakan
sistem kepolisian di negara negara maju pada
standar universal UN Code of Conductfor Law
umumnya tidak memberi atribut kepangkatan
Enforcement dan Basic Principles on the Use of
pada strata pelaksana karena mereka adalah agent
Force and Firearms by Law Enforcement bagi
oflaw Kalaupun ada klasifikasi pada umumnya satuan polisi juga telah diafirmasi oleh Polri lewat
mencerminkan keahlian spesial agent Sistem
Perkap No 8 2009 Lebih khusus Polri memiliki
tanpa atribut ini sekaligus menimbulkan penilaian
Manajemen Operasional Polri yang di dalamnya
bahwa mereka bukan hanya bawahan pelaksana termasuk mengatur batasan batasan tindakan
perintah atasan melainkan bawahan atau wakil Polri dalam penanganan berbagai macam ope
hukum yang bertanggung jawab pada hukum rasi termasuk operasi khusus ini Aturan aturan
Walaupun dalam pelaksanaan tugasnya mereka
internal ini tampaknya tidak menj adi acuan yang
diawasi oleh wakil manajenen yang disebut ketat dalam penanganan operasi antiterorisme
supervisor Strata pada level tinggi pada umum belakangan ini
nya diklasifikasi berdasarkan perannya sebagai
Padahal upaya pemberantasari terorisme
Inspektur hingga Komisaris
tidak bisa diletakkan pada upaya penegakan
Masih adanya budaya militeristik di kalangan
hukum semata yang menjadi tanggung jawab
kepolisian tercermin pula dari masih banyaknya Polri Program deradikalisasi harus ditempatkan
tindakan pelanggaran HAM yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pengulangan

polisi Salah satu kasus pelanggaran HAM praktik kekerasan teror dan penyebaran paham
yang saat ini banyak disoroti oleh masyarakat ideologi ekstrem yang dilakukan oleh kelompok
adalah kecenderungan penggunaan pendekatan
yang diduga teroris tersebut Program ini terkait
erat sebagai upaya untuk menetralisir paham
10 Farouk Muhammad Reformasi Kultural Polri dalam
ideologi tersangka terpidana bahkan masyarakat
Konteks Pergeseran Paradigma Kepolisian Abad ke 21
Pidato Pengukuhan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru luas yang berpotensi untuk terpengaruh terhadap
Besar Bidang Kriminologi dan sistem Peradilan Pidana pada satu paham ideologi tertentu Program deradi
Sekolah Tinggi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta 18
September 2004
kalisasi yang dilakukan oleh pemerintah harus
ditempatkan sebagai program yang bersinergi
11 FGD Kelompok Penelitian P2P LIPI Jakarta 26 Juni 2010

116
Tabe13 Penanganan Terorisme Tahun 2010 oleh Polri

Penyergapan Proses Penangkapan Temuan Bukti

Aceh dilakukan pada medio 1 Umumnya tidak ada perlawanan yang 1 Kebanyakan dari operasi keamanan
Februari April 2010 berarti dari para tersangka terorisme di Aceh tidak ditemukan
2 Pihak kepolisian sering melakukan adanya barang bukti kecuali di
operasi keamanan terorisme tanpa lantho Lamkabeau clan Leupang
membawa surat penangkapan clan senjata api dan obat obatan
penahanan

3 Ada kejadian penembakan peluru


nyasar yang mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa bukan teroris di Lamka
beau
4 Dalam penggerebekan di kawasan
Beurawe Banda Aceh seorang ter
sangka ditemba c hingga mati namun
tidak ditemukan adanya barang bukti
Sumatera Utara 12 April 1 Beberapa orang ditahan dalam ope 1 ditemukan peta sejumlah kota besar
Medan rasi keamanan Satu orang terluka di di wilayah Sumatra
tangan

Banten Pamulang Tangerang 9 Seorang mati clan dua orang tersangka Sepucuk pistol revolver
Maret 2010 terorisme ditahan Diduga kuat adanya
perlawanan dari salah seorang tersangka
sehingga mengakibatkan kematian

Jawa Barat Operasi keamanan di Sumedang dilaku Ditemukan peta sejumlah kota besar di

19 Maret Sumedang kan tanpa adanya perlawanan dari para wilayah Sumatera
tersangka

6 Mei Bekasi Operasi keamanan di Bekasi dilakukan Tidak ada barang bukti yang ditemukan
13 Mei Cikampek tanpa perlawanan dari para tersang kecuali di Cikampek senjata api jenis
ka Mereka ditahan clan dilepaskan revolver

pada tanggal 13 Mei


Operasi keamanan di Cikampek
mengakibatkan dua orang tewas Para
saksi mata yang melihat menyatakan
polisi langsung tembak ditempat
sedangkan pihak kepolisian me
nyatakan para tersangka melakukan

perlawanan

Jakarta
6 Mei Pejaten Pasar Minggu Kedua operasi yang dilakukan di Operasi keamanan di Pasar Minggu
Jakarta Selatan hari yang sama tidak mendapatkan clan Hotel Sofyan tidak ditemukan
clan di hotel Sofyan perlawanan dari para tersangka Baik adanya barang bukti
13 Mei Cawang dalam kedua operasi ini pihak kepo
lisian tidak membawa surat penang operasi keamanan di Cawang ditemu
kapan Mereka ditahan clan kemudian kan AK 47 dan M 16 dalam jumlah
dilepaskan pada tanggal 13 Mei 2010 besar

Sementara itu operasi keamanan


yang dilakukan di Cawang menewas
kan 3 orang tembak di tempat
Jawa Tengah
13 Mei Sukoharjo Solo Baik di dua tempat operasi keamanan Ditemukan barang bukti senapan
17 Mei Solo diterapkan model operasi penggerebek rompi anti peluru CD ratusan peluru
an clan semua tersangka ditahan berkaliber Sukoharjo

Separangkat komputer clan kepingan


CD

Biro Litbang KontraS 2010 Diolah dari berbagai sumber

117
dengan program pembinaan yang ada di tiap tiap dan bersikap mempertahankan keadaan tradisi
instansi negara norma dan nilai nilai yang sudah berlaku sebe
lumnya Dalam konteks politik kategori kelom
Dinamika Pemikiran Internal Reformasi pok ini juga dapat disebut sebagai kelompok pro

Polri
status quo
dan selalu loyal serta menjunjung
tinggi nilai nilai tersebut Selain itu kelompok
Idealnya Polri bekerja sesuai dengan sistem
ini juga tidak menginginkan perubahan secara
politik yang dijalankan oleh Indonesia yaitu mendasar
sistem politik demokrasi Atas dasar itulah maka
Lalu kelompok moderat atau tengah meru
ada beberapa prasyarat ideal pula yang mesti
dijalankan oleh Polri di era demokrasi antara pakan kelompok yang selalu berusaha berdiri
lain Pertama pekerjaan Polri adalah untuk ke
di antara dua kelompok di atas progresif dan

pentingan dan ketentraman masyarakat Dalam konservatif Kelompok moderat selalu meng
hal ini maka Polri dituntut untuk bekerja secara hindarkan diri dari perilaku atau pengungkapan
suatu hal secara ekstrem Kelompok ini memiliki
profesional Kedua yang perlu digarisbawahi
pandangan bahwa perubahan dapat dilakukan
adalah bahwa cara kerja Polri adalah menguta
makan hukum bukan untuk kepentingan atasan asalkan secara bertahap tidak terburu buru dan
tidak perlu secara cepat Oleh karena itu kelom
atau kepentingan politik
pok ini cederung berjalan ke arah dimensi atau
Semua hal tersebut kemudian diterj emahkan jalan tengah dengan pandangannya diusahakan
ke dalam fungsi ideal Polri yang meliputi selalu netral bahkan mau mempertimbangkan
tiga hal yaitu fungsi sebagai penegak hukum
pandangan pihak lain
sebagai pemelihara ketertiban masyarakat
Persamaan pergulatan pemikiran di antara
dan sebagai pembasmi kejahatan Selain itu
ketiga kelompok ini ialah bahwa pertama re
Polri juga dituntut untuk transparan akuntabilitas
formasi Polri merupakan suatu keniscayaan
bisa dipertanggungjawabkan tidak membela

kekuasaan untuk politik melainkan menjaga di era reformasi total yang bergulir sejak Mei
1998 kedua reformasi di tubuh Polri ditujukan
kepentingan masyarakat
agar Polri kembali ke jati dirinya sebelum
Oleh karena itu secara teoritik ulasan di atas
tentu idealnya menjadi kajian utama di dalam
diberlakukan UU No 13 1961 tentang Pokok
Polri sendiri pada saat merumuskan pemikiran
pokok Kepolisian yang memosisikan Polri
dahuluAngkatan Kepolisian Republik Indonesia
tentang hakikat Reformasi Polri Akan tetapi AKRI disatukan ke dalamAngkatan Bersenjata
jika melihat pada dinamika pemikiran tersebut
Republik Indonesia ABRI Dengan demikian
beberapa kalangan internal Polri justru memiliki
Polri dapat lebih memfokuskan fungsinya
pandangan yang agak berbeda mengenai hal
sebagai penegak hukum pelayan masyarakat dan
tersebut Beberapa kalangan ini terbagi menjadi
pelindung pengayom masyarakat dan tidak lagi
tiga kelompok di dalam internal Polri yaitu ke
mengedepankan aspek militeristiknya di dalam
lompok konservatif kelompok tengah moderat
menjalankan tugas tugas kepolisian ketiga Polri
dan kelompok progresif
seperti juga TNI sejak era reformasi tidak lagi
Secara umum dan sederhana kelompok
menjadi institusi keamanan negara yang berpoli
progresif dapat diartikan sebagai kelompok tik dan memiliki kemandirian dari TNI karena
yang memiliki pandangan ke arah kemajuan tidak lagi berada di bawah naungan Kementerian
atau berhaluan ke arah perbaikan dari keadaan
Pertahanan dan Keamanan seperti pada masa
sebelumnya secara cepat Kelompok ini meng lalu Keempat reformasi Polri terfokus pada tiga
inginkan sebuah perubahan mendasar dan jika
aspek yakni aspek instrumental aspek struktural
dihubungkan dalam konteks politik perubahan
dan aspek kultural kelima ketiga kelompok ini
yang paling mendasar adalah dalam hal kebij akan juga bersepakat bahwa di era transisi menuju
politik
demokrasi ini masih sulit untuk mengubah aspek
Sebaliknya kelompok konservatif meru kultural di jajaran Kepolisian Negara Republik
pakan kelompok yang memiliki cara pandang Indonesia keenam dengan adanya pemisahan

118
antara Polri dan TNI sejak 1 April 1999 yang Gamawan Fauzi diangkat oleh Presiden Susilo
diperkuat dengan dikeluarkannya TAP MPR Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Dalam
RI VI 2000 tentang Pemisahan Polri dari TNI Negeri sikap kelompok moderat dan konservatif
dan TAP MPR RI VII 2000 tentang tugas dan juga tidak berubah yakni Polri adalah institusi
fungsi TNI dan Polri serta UU No 2 2002 yang independen dari kementerian dan langsung
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia di bawah Presiden Komisi Kepolisian Nasional
telah menghapuskan UU No 28 1997 tentang Kompolnas yang secara ex officio diketuai oleh
Kepolisian Negara Republik Indonesia Dengan Menkopolhukam dipandang cukup sebagai
demikian Polri menjadi institusi yang mandiri lembaga yang menaungi Polri Independensi
langsung berada di bawah Presiden tidak terlibat Polri juga dipandang memungkinkan Polri
dalam urusan pertahanan tidak pula melakukan mengajukan anggaran yang sesuai dengan kebu
aktivitas politik praktis ketujuh reformasi inter tuhannya tidak diganggu oleh TNI dan bantuan
nal polri akan terus menjadi sorotan masyarakat luar negeri juga bisa langsung diberikan kepada
karena terkait kinerja polri di lapangan Polri tanpa melalui Departemen Pertahanan atau
Perubahan instrumental terkait dengan pun Markas Besar TNI

instrumen hukum yang berlaku bagi Polri Di masa lalu amat sulit bagi Polri untuk
Dalam hal ini ketiga kelompok tersebut sepakat mengembangkan kapabilitasnya karena anggaran
bahwa perubahan di tubuh Polri masih terus ber tergantung pada Departemen Pertahanan dan
langsung sejalan dengan perubahan perubahan Keamanan pembelian alat alat penunjang kinerja
instrumen hukum bukan saja yang berlaku bagi Polri juga tergantung pada Departemen Hankam
Polri yakni UU No 2 2002 tentang Kepolisian dan ABRI dan hampir semua yang menjadi
Republik Indonesia melainkan juga dengan tugas pokok Polri di bidang keamanan dan
UU No 32 2004 tentang Pemerintah Daerah ketertiban masyarakat diambil alih oleh ABRI
dan reformasi birokrasi Polri juga tunduk pada khususnya TNI AD Jajaran Komando Daerah
aturan hukum bahwa pelanggaran hukum yang Militer Kodam Komando Resort Militer
dilakukan oleh anggota Polri harus diajukan Korem Komando Rayon Militer Koramil
ke pengadilan umum Untuk meningkatkan Bintara Pembina Desa Babinsa dan bahkan

kinerja anggota Polri sistem penggajian yang Komando Operasi Ketertiban dan Keamanan
baru termasuk remunerasi juga akan berlaku Kopkamtib menjalankan fungsi fungsi kepoli
bagi anggota Polri sian seperti menangkap dan menahan orang serta
Titik krusial yang menjadi perbedaan di menjalankan fungsi ketertiban masyarakat yang
antara tiga kelompok ini ialah soal reformasi seharusnya berada pada Polri
struktural di tubuh Polri Kelompok konservatif Di lain pihak wacana penempatan Polri di
dan moderat tampaknya sepakat bahwa pe bawah Kementerian Dalam Negeri Depdagri se
rubahan struktur Polri terus berlangsung secara benarnya bukan merupakan gagasan aneh Akan
inkremental perlahan sejauh itu tidak mengubah tetapi persoalannya menjadi ramai terutama

posisi Polri yang berada di bawah Presiden disikapi oleh kalangan Polri karena pertama
Kedua kelompok ini karena faktor kesejarahan gagasan tersebut diwacanakan oleh para pejabat
menilai bahwa posisi Polri yang berada langsung Kementerian Pertahanqn Kemenhan dimana
di bawah Presiden akan menjadikan institusi Polri di masa lalu kedudukan Polri adalah berada di
lebih mandiri dari TNI dan tidak diintervensi bawah institusi tersebut Karena itu tidak meng
secara politik dibandingkan dengan jika Polri herankan jika timbul kecurigaan dari internal
berada di bawah Departemen Kementerian Polri bahwa gagasan tersebut lebih dikaitkan

Polri tidak mau berada di bawah Kementerian dengan kepentingan untuk menyeimbangkan

Dalam Negeri karena sampai dengan dibentuknya posisi TNI yang akan ditempatkan di bawah
Kabinet Indonesia Bersatu II Oktober 2009 Kemenhan Kedua gagasan tersebut mengun

Menteri Dalam Negeri masih berasal dari kalang dang suatu pertanyaan apakah proporsional
an TNI AD Ini akan memasukkan Polri kembali RUU Keamanan Nasional Kamnas mengatur
kedudukan Polri Karena pada dasarnya sebagai
di bawah bayang bayang TNI AD Namun sejak

119
instrument oflaw kedudukan kelembagaan Polri Polri dan Kepala Daerah kelompok konservatif
semestinya diatur dalam UUnya sendiri Artinya menilai bahwa aturan hukum yang ada tidak perlu
jika hal ini memang perlu direalisasikan maka diubah lagi

prosesnya harus dilakukan peninjauan ulang Kelompok progresif menilai bahwa refor
terhadap UU yang berlaku sehingga sejauh masi di tubuh Polri harus berlangsung secara
mungkin dapat dicegah proses saling menimpa cepat dan radikal Kelompok ini juga menilai
antarperaturan perundang undangan 12 bahwa reformasi struktural juga perlu dilakukan
Selain itu sentralisasi organisasi kepolisian secara radikal Kelompok ini memang tidak
yang disertai luasnya fungsi sebagai penegak menginginkan dikembalikannya Polri bergabung
hukum pembina kamtibmas dan pelayan dengan TNI tetapi tetap terpisah dari TNI
masyarakat dengan pemberian wewenang Namun dari segi aspek penegakan hukum
yang cukup besar oleh UU serta posisinya di misalnya Polri sebaiknya lebih mengedepankan
bawah presiden tanpa ada kontrol publik yang aspek aspek fungsional sebagai penegak hukum
kuat maka dalam konteks pemerintahan hal itu bersama jaksa dan hakim dan tidak terkendala
akan menciptakan mitos bahwa Polri seakan dengan aspek struktural yang lebih mengemuka
mandiri dan mampu mengemban tugas dengan Meskipun saat ini Polri dapat saja menjadi penyi
berbagai macam masalah dalam masyarakat dik yang otonom namun posisi struktural Polri
yang harus ditanggulangi termasuk dampak dari dapat saja mengurangi independensinya dalam
pembangunan ls melaksanakan fungsinya sebagai penegak hukum
Polri harus satu warna dengan jaksa dan hakim
Sebaliknya analisis lainnya yang berkem
bang adalah bahwa konstitusi jugabelum mengatur yang mengutamakan jabatan fungsionalnya
secara teknis di mana kedudukan Polri apakah di Pengedepanan aspek aspek fungsional dalam
jabatan jabatan di kepolisian akan menjadikan
bawah presiden langsung atau di bawah departe
men Di satu pihak kelebihan kedudukan Polri penyidik polri semakin otonom

yang di bawah presiden adalah kedudukan yang Pengawasan internal di tubuh Polri saat ini
semestinya yaitu dimasukkan dalam lingkungan juga masih tunduk kepada Kepala Kepolisian
komunitas hukum atau komunitas pemerintahan Republik Indonesia atau Kapolri Harus dimung
tanpa adanya kekhawatiran intervensi secara kinkan bahwa inspektorat Polri tidak menjadi
politis Selain itu jika Potri tetap ditempatkan otonom dan tidak tunduk kepada Kapolri agar
di bawah departemen atau kementerian akan inspektorat tidak didikte oleh atasannya Ini
menciptakan peluang terjadinya politisasi oleh terkait misalnya dengan penyidikan terhadap
kelompok politik tertentu j ika kementerian yang korupsi di dalam tubuh Polri seperti kasus reke
menaungi Polri berasal dari parpol 14 Di lain ning gendut beberapa Jenderal Polri
pihak kekhawatiran di atas belum tentu benar
Persoalan tumpang tindih dalam penanganan
karena pengalaman di negara negara demokratis keamanan dalam negeri juga disorot oleh kelom
menganut sistem kepolisian secara terpisah atau
pok progresif Pertanyaan mendasar yang perlu
berdiri sendiri berdasarkan sistem desentralisasi
dijawab ialah siapa sesungguhnya yang memiliki
di negara tersebut Salah satu contohnya adalah otoritas dalam fungsi keamanan di daerah dan
Amerika Serikat bagaimana hubungan antara struktur organisasi
Jika kelompok moderat masih membuka diri Polri dengan pemerintah daerah di era otonomi
pada perubahan struktural di tubuh Polri terkait daerah ini
dengan hubungan antara Polri dan Presiden serta Di dalam UU No 2 2002 juga tidak ditegas
kan sumber pembiayaan operasional maupun
12 Farouk Muhammad Mencari Rumah Baru Untuk Polri pembinaan kepolisian Polri sebagai institusi
dalam Media Indonesia 19 Februari 2007
pemerintah pusat apakah dimungkinkan untuk
13 Bambang Widodo Umar makalah Restrukturisasi Polri mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah
Ditinjau dari Sistem dan Strategi
daerah baik untuk operasional maupun pembi
14 Aulia A Rachman Restrukturisasi Kepolisian Negara RI naan Jika tidak ada kejelasan mengenai aspek
dalam Rangka Reformasi Polri Jakarta Verbum Publishing
pembiayaan ini akan terns menjadi sorotan
20 10 hlm 104 105

120
anasyarakat bagaimana kepolisian memenuhi daerah maupun Polri memiliki kewenangan
kekurangan anggaran operasional dan pembi yang tumpang tindih untuk melaksanakan tugas
naannya Selain itu karena sifatnya yang berbeda dan fungsi yang terkait ketertiban masyarakat
dengan TNI struktur Polri juga seharusnya terkait Kedua pemerintah daerah dan Polri memiliki
dengan struktur pemerintah daerah Maksudnya fungsi dan peran yang sama tetapi akun
dimungkinkan adanya kepolisian daerah yang tabilitasnya berbeda kepolisian daerah kepada
secara fungsional terkait dengan kewenangan Kapolri sedangkan pemerintah daerah kepada
pemerintah daerah sebagai penanggung jawab pemerintah pusat Dewan Perwakilan Rakyat
keamanan daerah Daerah DPRD dan masyarakat Ketiga struktur

Namun UU No 2 2002 tidak memung dan proses akuntabilitas yang berbeda itu dapat
kinkan dibentuknya polisi lokal di wilayah menciptakan kerumitan dalam suasana kerja

Republik Indonesia Tengok misalnya Pasal 5 antara Polri dan Pemerintah Daerah Pemerintah
daerah tidak dapat memerintah kepolisian
Ayat 2 yang berbunyi Kepolisian Negara Re
publik Indonesia adalah kepolisian nasional yang daerah secara langsung kepada kepolisian daerah
merupakan satu kesatuan dalam melaksanakar dalam penanganan ketertiban umum Ini juga

peran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat menciptakan kesulitan dalam melakukan
koordinasi di lapangan 15
Pasa15 ayat 1 sendiri berbunyi
Kelompok konservatif selalu berpandangan
Kepolisian negara RI merZtpakan alat bahwa sesuai dengan konstitusi negara Polri
negara yang berperan dalam memelihara ke adalah institusi yang bersifat nasional Karena itu
amanan dan ketertiban masyarakat menegak
tidak dimungkinkan dibentuk kepolisian daerah
kan hukum serta memberikan perlindungan
pengayoman dan pelayanan kepada masyara yang otonom Kalangan ini juga berpandangan
kat dalam rangka terpeliharanya keamanan jika kepolisian daerah bersifat otonom akan
dalam negeri sulit melakukan koordinasi di antara mereka
dalam melakukan pengejaran terhadap pelaku
Penekanan pada konsep kepolisian na kejahatan Sementara kelompok progresif
sional mengandung makna bahwa struktur berpandangan bahwa kepolisian daerah dapat
Polri di tingkat wilayah daerah Kepolisian
saja secara struktural berada di bawah kepolisian
Daerah Polda Kepolisian Wilayah Polwil nasional tetapi secara fungsional melekat pada
Kepolisian Resot Polres dan Kepolisian Sektor
daerah dan bertanggung gugat dengan pemerintah
Polsek merupakan bagian tak terpisahkan dari
daerah Ini untuk meniadakan tumpang tindih dan
kepolisian nasional dan bukan perangkat dari kerumitan dalam koordinasi penanganan keter
pemerintah daerah Ini juga ditunjang oleh Pasal tiban masyarakat di tingkat daerah Ini juga untuk
10 UU tersebut yang berbunyi Pimpinan Polri menghilangkan kendala anggaran kepolisian
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan daerah yang dapat saja dibantu melalui Anggaran
wewenang Kepolisian secara hirarkis Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Selain
Bandingkan dua pasal dalam UU Polri itu akuntabilitas dan wewenang untuk menjaga
tersebut dengan UU No 32 2004 tentang keamanan dan ketertiban umum di daerah adalah
Pemerintah Daerah khususnya Pasal 13 dan 14 kepala daerah Gubernur Bupati Wali kota
Pasal 13 ayat c menyebutkan bahwa Baik karena mereka dipilih melalui pemilihan umum
pemerintah daerah tingkat satu maupun tingkat Kepala Daerah seperti halnya Presiden RI
dua Kabupaten Kota memiliki kewenangan Seperti telah dikatakan sebelumnya ketiga
untuk menyelenggarakan ketertiban umum dan kelompok ini sepakat betapa sulitnya melakukan
ketentraman dalam masyarakat Ini diperkuat reformasi secara kultural di dalam tubuh Polri
dengan Pasa127 ayat c yang menyebutkan Ke Kultur militeristiknya masih ada walau unsur
pala daerah dan wakil kepala daerah memelihara
untuk mengedepankan polisi yang berwajah
ketentraman dan ketertiban masyarakat
15 Lihat juga pandangan Makmur Keliat Reformasi Kepoli
Pasal pasal pada dua undang undang sian dalam Al Araf dan Anton Aliabas TV Polri di masa
tersebut menunjukkan pertama baik pemerintah Perubahan Politik Bandung Program Magister Pertahanan
ITB 2007 hlm 34 43

121
sipil sudah digiatkan Budaya pungli juga masih di lapangan masih mencerminkan kekerasan dan
terus terjadi di tubuh Polri walaupun quick wins ketidakadilan terhadap masyarakat
sudah juga berlaku di tubuh polri seperti pola Terlepas dari dinamika dan perdebatan di
rekrutmen sumber daya manusia polri pelayanan atas perlu disadari pula bahwa upaya reformasi
dalam pembuatan Surat Ijin Mengemudi SIM Polri adalah sebuah kebutuhan Karena itulah
pembuatan atau perpanjangan Surat Tanda dalam realitasnya upaya ini sebenarnya juga
Nomor Kendaraan STNK dan pembuatan Buku
didorong oleh beberapa hal Salah satunya adalah
Pemilikan Kendaraan Bermotor BPKB sistem regulasi TAP MPR No VI dan VII pada tahun
penyidikan yang dapat dipantau oleh masyarakat 2000 yang berujung pada dikeluarkannya UU
dan juga quick respons setiap laporan masyarakat No 2 tahun 2002 mengenai Kepolisian Negara
harus segera ditanggapi dengan cepat oleh polisi Republik Indonesia telah mengisyaratkan bahwa
Namun dalam kenyataannya budaya lama pungli
memang perlu segera dilakukan upaya langkah
tetap saja terjadi di lapangan respons cepat dari reformasi Polri Dalam UU ini fungsi dan
polisi juga tkdak terjadi karena faktor kendala kewenangan Polri diatur sedemikian rupa hingga
anggaran dan SDM
memiliki kewenangan yang luas Selain itu regu
Kendala untuk mereformasi Polri juga lasi ini juga merupakan salah satu langkah nyata
terjadi karena Polri saat ini menikmati inde dalam membuat perubahan sebagai bagian dari
pendensi atau otonominya termasuk dalam amanat reformasi Polri yaitu membangun polisi
pengajuan dan pengelolaan anggaran Tidak ada yang demokratik profesional dan akuntabel
Kementerian yang membawahi Polri sehingga
pengajuan anggaran dilakukan langsung sendiri Penutup dan Rekomendasi
oleh Polri pengelolaannyajuga dilakukan sendiri
Dinamika pemikiran internal Polri mengenai
dan pelaporannya juga bersifat otonom Euforia
reformasi Polri memang memperlihatkan
di dalam tuuh Polri ini tentunya menj adi kendala
karakteristik dan dimensi cara pandang yang
utama untuk melakukan reformasi struktural di
beragam Namun walaupun baru dimulai dari
tubuh Polri Sementara itu dari sisi reformasi
segi pemikiran dapat dilihat bahwa terdapat
kultural masih kentalnya budaya militeristik
persoalan yang masih menuai perdebatan
juga menjadi kendala Otonomi Polri juga tidak
mengenai reformasi Polri itu sendiri Akan tetapi
jarang menimbulkan kesombongan institusional
yang perlu digarisbawahi di sini bukan soal
di kalangan aparat Polri sehingga mereka merasa
keseragaman pemikiran yang dapat menjamin
otonom dan tidak mau berada di bawah institusi
bahwa reformasi internal Polri dapat berjalan
pemerintahan lainnya kecuali di bawah Presiden
dengan baik melainkan realitas yang berkembang
Satu sisi yang mengkhawatirkan ialah jika suatu saat ini mengenai peran dan fungsi Polri
saat ada presiden yang menggunakan institusi
Polri sebagai bumper dalam berhadapan dengan Upaya menggeser citra Polri yang dulunya
institusi lain militeristik ke arah polisi sipil yang demokratik
profesional akuntabel dan independen masih
Perubahan kultur dan organisasi Polri
menjadi tantangan Polri di masa mendatang
ini memang membutuhkan waktu yang cukup Oleh karena itu pekerjaan rumah utama Polri
lama Apalagi secara implementasi kultural
dalam membangun citra positif dan dukungan
harus diakui bahwa polisi belum memperlihatkan
masyarakat adalah dengan kembali pada kemam
seluruh karakter sipilnya sebagai cermin jati diri
puan mewujudkan polisi yang profesional Oleh
Polri yaitu polisi yang menghormati hak hak
karena itu untuk tetap menj aga kontinuitas upaya
sipil serta mengedepankan pendekatan kemanu
reformasi Polri terdapat beberapa langkah yang
siaan Hal ini memang terkait dengan paradigma dapat dilakukan antara lain
lama Polri yang dulunya masih menjadi bagian
1 Diperlukan kontinuitas yang terus menerus
dari kekuatan militer sehingga budaya tersebut
dari semua kalangan tidak hanya Polri untuk
masih belum terkikis dari institusi Polri Harus
terus mewacanakan upaya reformasi Polri
diakui bahwa tindakan beberapa anggota Polri
Hal ini diperlukan agar ada mekanisme yang
diterapkan untuk tetap mengawal upaya re

122
formasi Polri itu sendiri Hal ini terjadi karena Budiardjo Miriam 2000 Dasar Dasarllmu Politik
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
masih ada tumpang tindih kendali dalam
pelaksanaan tugas rutin dengan pelaksanaan Buku Biru Reformasi Menuju Polri yang Profesional
amanat reformasi Polri itu sendiri Akibatnya Jakarta 2006

anggota Polri lebih terseret untuk memenuhi Djamin Awaloedin 2007 Kedudukan Kepolisian

tugas rutin ketimbang tuntutan reformasi Negara RI dalam Sistem Ketatanegaraan


Dulu Kini dan Esok Jakarta PTIK Press
2 Perlu adanya reward dan punishment bagi
Djamin Awaloedin et al 2006 Sejarah Perkem
pelaksana upaya reformasi yang berhasil
bangan Kepolisian di Indonesia dari zaman
maupun yang tidak berhasil Tambahan lagi
Kuno sampai Sekarang Jakarta Penerbit PTIK
juga diperlukan indikator yang jelas dari Press
semua pihak terutama dari ketiga kelompok
D L Chryshnanda 2007 Membangun Polri Se
tersebut mengenai keberhasilan maupun
bagai Polisi Sipil Dalam masyarakat yang De
hambatan dalam upaya reformasi Polri itu
mokratis dalam Community Policing 6 Ma
sendiri
ret 2007
3 Meninjau kembali kebijakan pembagian ke Far Eastern Economic Review FEER edisi 13 No
wenangan Ini dapat dilihat dari pembuatan vember 2003
desentralisasi manajemen Polri di tingkat Hasil Survei Lembaga Pengembangan Ekonomi Ma
Polda Polwil dan Polres untuk mendapatkan syarakat LPEM UI 2007
anggaran yang resmi dari APBD setempat http www suarakarya online com news
Hal ini dimungkinkan karena kepala daerah html id 172347
memiliki garis koordinasi dan manajemen
http www unisosdem org
kepada Polri di daerahnya Selain itu dengan
http www DharanaLastarya org
adanya mekanisme ini maka ada ruang dan
http www dharana lastarya org 25 November
landasan bagi pelaksana Polri untuk meng 2006
ubah program yang tidak sesuai dengan
tuntutan masyarakat di daerah http www muradi wordpress com
IDSPS AJI dan FES Newsletter Edisi
4 Menata kembali sistem pengawasan eksternal
VII 10 2008
Dalam hal ini diperlukan mekanisme penga
Reformasi Kepolisian Republik Indone
wasan eksternal di level regulasi dan politik
sia Seri 6 Edisi No 6 2008
oleh DPR dan Presiden untuk menghindari
Kutnjak Sanja 2005 Fallen Blue Knights Control
pimpinan kepolisian mengelak dari investi
ling Police Corruption Studies in Crime and
gasi Secara teoritik bentuk pengawasan ini
Public Policy New York Mac Graw Hill
diperlukan agar dapat memberikan kesetaraan
Kompas 17 Januari 2007
yang lebih besar dalam investigasi penyalah
Koran Tempo 16 November 2006
gunaan wewenang maupun tindak kejahatan
yang dilakukan oleh polisi Keppres No 89 tahun 2000 tentang Kedudukan Ke
polisian Negara RI
5 Melakukan penataan sistem pembinaan per
sonel dan anggaran Salah satunya adalah Keputusan Kapolri Nomor Kep 53 X 2002 tanggal
17 Oktober 2002
dengan membangun rasionalitas keanggotaan
Keputusan Kapolri Nomor 32 VII 2003 tanggal 01
agar mampu mengantisipasi ancaman terha
Juli 2003
dap keamanan dalam negeri Kamdagri se
Maryadi Eko 2007 Detasemen Khusus 88 Polri
hingga jumlah polisi akan berada pada posisi
DalamAlmanakReformasi SektorKeamanan di
ideal
Indonesia Jakarta Lesperssi dan DCAF

Meliala Adrianus 2002 Problema Reformasi Polri


Daftar Pustaka Jakarta Trio Repro
Araf Al Anton Aliabbas Ed 2007 TV Polri di Muhammad Farouk artikel Reformasi Kepoli
Masa Perubahan Politik Bandung ITB sian Negara Republik Indonesia dalam Kon
Bhakti Ikrar Nusa Ed 2004 Relasi TV dan Polri teks Pembangunan Sistem Peradilan Pidana
dalam Penanganan Keamanan Dalam Negeri
2000 2004 Jakarta P2P LIPI

123
Dalam Potret Penegkan Hukum di Indonesia Dicintai Rakyat Jakarta PTIK Press Restu
Bunga Rampai Komisi Yudisial Agung
2004 Reformasi Kultural Polri dalam Reformasi Berkelanjutan Institusi Kepolisian Repu
Konteks Pergeseran Paradigma Kepolisian blik Indonesia Bidang Sumber Daya Manusia
pada Abad 21 Pidato Pengukuhan pada Upa Kemitraan 2006 Hasil Riset LMUI dan Ke
cara Jabatan Guru Besar di Bidang Kriminologi polisian Negara RI Jakarta
Sistem Peradilan Pidana pada PTIK Samego Indria Ed 2001 Sistem Pertahanan Ke
Media Indonesia 19 Februari 2007 amanan Negara Analisis Potensi dan Problem
Nasir Muh 2004 Konflik Presiden versus Polri di Jakarta The Habibie Centre

Era Transisi Demokrasi Jakarta Madani In Suara Karya online 5 Mei 2007
stitute
Tabah Anton 2002 Polri dalam Transisi Demokrasi
Noor Firman 2000 Negara dan Demokrasi Studi Jakarta Mitra Hardhasuma
Atas Pemikiran Politik Amien Rais Skripsi
Tap MPR No VII MPR 2000 tentang Peran Tentara
Depok Fisip UI Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Ne
Osse Anneke 2007 Memahami Pemolisian Jakarta gara Republik Indonesia
Rinam Antartika CV
Umar Bambang Widodo Restrukturisasi Polri Ditin
Polri Financial Management Reform Hasil Riset jau dari Sistem dan Strategi makalah

LPEM FE UI Polri dan Kemitraan


Arah Reformasi Polri Makalah yang
Rachman Aulia A 2010 Restrukturisasi Kepolisian disampaikan dalam Diskusi Reformasi Ke
Negara RI dalam Rangka Reformasi Polri Ja polisian Negara Republik Indonesia Jakarta
karta Verbum Publishin ProPatria Institute 29 Januari 2008

Rahardjo Satjipto 2006 Sosol Polisi Rakyat Menu Undang Undang No 2 Tabun 2002 tentang Kepoli
ju Indonesia Baru Dalam tulisan Community sian Negara Republik Indonesia

Policing 8 Oktober 2006 Varma S P 1999 Teori Politik Modern Jakarta PT


2007 Membangun Polisi Sipil Per Grassindo Persada

spektif Hukum Sosial dan Kemasyarakatan Waddington P A J 2010 What Is Policing United
Kompas Jakarta
States Learning Matters
Rianto Bibit Samad 2006 Pemikiran Menuju Polri Widjajanto Andi Ed 2004 Reformasi Sektor Ke
yang Profesional Mandiri Berwibawa dan amanan Indonesia Jakarta ProPatria

124

Anda mungkin juga menyukai