Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Materi UAS Tahun 2021

Mata Kuliah Kewarganegaraan Program D3 Jurusan Keperawatan Singkawang


Dosen : MUSKAR, S.Pd.,M.Pd

NEGARA HUKUM Dan HAM


Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang sempurna (a
perfect society).
Teori klasik tentang negara tersebut mendasarkan konsep “masyarakat sempurna”
menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara, kemudian dikenal istilah negara hokum. Istilah
negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum
di daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon
menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa
diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum”
Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri
negara Republik Indonesia sejak hampir satu abad yang lalu. Misalnya melalui gagasan Indonesia
( Hindia Belanda ) berparlemen, berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya diakui dan
dihormati. Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3)
UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara
hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak azasi manusia,
serta kesejahteraan yang berkeadilan
Menurut Winarno (2010), konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep
negara hukum dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas. Pembuktiannya : 1). Perumusan
mengenai tujuan bernegara dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV. 2) Bab XIV Pasal 33
dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini memiliki sejumlah ciri yang
melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut
a. HAM terjamin oleh undang-undang
b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif, artinya mampu menyerap,
menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom,
pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman,
sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan.
Ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan
kebekuan-kebekuan dogmatika. Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi
hak azasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara
hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokrasi.

Faktor pendorong pelanggaran HAM


Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri
pelaku pelanggar HAM, di antaranya sebagai berikut: sikap egois, rendahnya kesadaran HAM, dan
sikap intoleransi.
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, di antaranya:
1. Penyalahgunaan kekuasaan
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3. Penyalahgunaan teknologi
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

Ciri khusus HAM yaitu:


1. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada
sejak lahir
2. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku
bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada

1
pihak lain.
4. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan
politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Unsur kekuatan dan kelemahan NKRI
Kekuatannya : Posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam.
Kelemahan : Terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan
dalam satu bangsa dan satu tanah air:
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri atau negara; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara
suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195)
Geopolitik bangsa IndonesiaDidasarkan pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan serta tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Menolak
segala bentuk penjajahan, menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan, menolak rasialisme.
Dalam hubungan internasional, berpijak pada paham nasionalisme, menolak chauvinisme, terbuka
untuk menjalin kerja sama antar bangsa.

KETAHANAN NASIONAL

Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
langsung maupun tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup.
Tujuannya untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasionalnya bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan
perjuangan nasional”.

Ketahanan Nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,


ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan. Konsep Ketahanan Nasional juga
merupakan suatu konsepsi yang berlapis atau Ketahanan Berlapis. Artinya, juga sebagai ketahanan
individu, ketahanan keluarga, ketahanan daerah, ketahanan regional dan ketahanan nasional.

Ancaman yang sifatnya non fisik dan non militer, cenderung meningkat dan secara masif amat
mempengaruhi kondisi Ketahanan Nasional. Contohnya : musim kemarau yang panjang di suatu
daerah akan mempengaruhi kondisi “ketahanan pangan” di daerah yang bersangkutan.

Gatra Ketahanan Nasional Indonesia disebut Asta Gatra (delapan gatra), yang terdiri atas Tri
Gatra (tiga gatra) dan Panca Gatra (lima gatra). Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra), yaitu : a. letak
dan kedudukan geografi, b. keadaan dan kekayaan alam, c. keadaan dan kemampuan penduduk. Lima
aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu : gatra ideologi, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan
dan keamanan.

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan ancaman non militer.
Yang dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi, yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut
dan udara, serta konflik komunal. Sedangkan ancaman nir militer adalah ancaman yang menggunakan
faktor-faktor nirmiliter, yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nir militer dapat berupa bentuk
ancaman berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan informasi, serta ancaman
yang berdimensi keselamatan umum.

2
INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya (Saafroedin Bahar,1998).

Howard Wriggins (1996) menyatakan bahwa ada 5 faktor yang menentukan tingkat integrasi
suatu negara adalah: adanya ancaman dari luar, gaya politik kepemimpinan, kekuatan lembaga-
lembaga politik, ideologi nasional, dan kesempatan pembangunan ekonomi

Kondisi perbedaan dalam masyarakat Indonesia terkait dengan beberapa faktor yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu: a) faktor historis merupakan faktor yang berkaitan dengan sejarah asal
mula terbentuknya masyarakat Indonesia, b) faktor ekologis merupakan faktor yang terkait dengan
kondisi fisik geografis Indonesia, c) faktor perubahan sosial yang terjadi seiring dengan perjalanan
waktu masyarakat membangun kehidupan bersama

Konflik vertikal adalah sebagai konflik antara pemerintah dengan rakyat, konflik antara pemerintah
daerah dengan pemerintah pusat. Konflik horizontal adalah konflik antarwarga masyarakat atau antarkelompok
yang terdapat dalam masyarakat

Menurut Stedman penyebab konflik kedaerahan adalah:

1. Krisis pemerintahan nasional, baik karena persoalan suksesi maupun jatuh bangunnya pemerintahan
karena lemahnya konstitusi.
2. Kegagalan lembaga-lembaga negara menengahi konflik, baik yang melibatkan unsur-unsur masyarakat
maupun lembaga-lembaga negara.
3. Pembatasan partisipasi warga negara di daerah
4. Ketidakadilan distribusi sumber daya ekonomi nasional dan sulitnya akses masyarakat di daerah
terhadap sumber daya tersebut.
5. Rezim yang tidak responsif terhadap tuntutan warga negara dan tidak bertanggungjawab terhadap
rakyatnya.

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional ada 3 strategi yang dapat ditempuh, yaitu:

1. Strategi Asimilasi: Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur budaya
melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-
masing budaya pembentuknya
2. Strategi Akulturasi: Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam
kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak
“melumat” semua unsur budaya pembentuknya
3. Strategi Pluralis. Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang.

Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama
dengan kebudayaan lain, sehingga setiap kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaan
lainnya

Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Di tengah era global, negara akan berhadapan dengan fenomena-fenomena baru antara lain ; menguatnya
identitas lokal atau etno national, berkembangnya ekonomi global, munculnya lembaga-lembaga transnasional,
disepakatinya berbagai hukum internasional, munculnya blok-blok kekuatan, pertambahan populasi dan
meningkatnya arus migrasi, munculnya nilai-nilai global, dan kerusakan lingkungan hidup.

Dampak positif : semakin tingginya rasa solidaritas antar bangsa di berbagai negara., meningkatnya taraf
pendidikan suatu negara karena adanya pertukaran pelajar antar negara, dan munculnya karena telah melihat
perkembangan dunia. Dampak negatif : meningkatnya sifat individualisme, materialisme, dan konsumtif di
masyarakat suatu Negara, rasa kekeluargaan dan gotong-royong akan semakin berkurang karena masing-masing
orang semakin mementingkan diri sendiri, kecintaan akan budaya-budaya lokal akan terkikis sedikit demi
sedikit. dan sebagian masyarakat akan meniru budaya dan gaya hidup negara lain, meskipun tidak sesuai dengan
norma yang ada di masyarakat.

3
4

Anda mungkin juga menyukai