Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERTANIAN MODERN

DISUSUN OLEH:

BAMABANG BELANTORO
210200328421

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pengantar ilmu pertanian
yang berjudul pertanian modern dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah pengantar ilmu pertanian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pertanian modern bagi para pembaca dan juga
penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu dosen selaku dosen


pengantar ilmu pertanian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terhadap mahasiswa.

Saya juga mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagikan sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Sintang, 14 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pertanian Modern........................................................................4
2.2. Ciri-ciri Pertanian modern............................................................................5
2.3. Jenis-jenis Alat Pertanian Modern................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................................10
3.2. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-
bahankimia buatan (pupuk dan pestisida), membawa manusia kepada pemikiran
untuk tetapmempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu,
namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya menimbulkan
kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan
pertanian tradisionalyang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal
menimbulkankekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di
bawah kebutuhan manusia. Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak
pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang
sebagai suatu krisis pertanian modern.Sebagai alternatif penanggulangan krisis
pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya
organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk
organik mempunyai keunggulan nyata dibandingdengan pupuk kimia. Pupuk
organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian,
sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yangdapat dikatakan
cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-macam
proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus
menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan
kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan
sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang
berkelanjutan.

Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan


modernitas.Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang
dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan

1
2

pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek
ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan
teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an.Gebrakan revolusi hijau di
Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah
mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor,pupuk kimia,
pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada
beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi
serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang
semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol
pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani.
Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam
dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Petani merupakan komunitas mandiri.Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau
dan kandang untuk menjaga kesuburan tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga
keseimbangan alam hayati dengan larangan adat. Mereka mempunyai sistem
organisasi sosial yang sangat menjaga keselarasan, seperti organisasi Subak di
Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.
3

1.2. Rumusan Masalah


1. apa itu pertanian modern?

2. bagaimana cara kerja pertanian modern itu?

3. apa saja alat pertanian modern?

1.3. Tujuan
1. mengetahui atau mengenali pertanian modern

2. mengetahui cara kerja pertanian modern

3. mengetahui alat pertanian modern


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pertanian Modern


Sistem pertanian modern adalah sistem pertanian yang tangguh yang
mampu mengtransformasi usaha agribisnis tradisional ke usaha agribisnis maju
dan modern. Sistem pertanian yang tangguh dicirikan mampu menyediakan hasil
pertanian sebagai bahan baku industri, dan berkembangnya industri pertanian
(agroindustri) secara berkesinambungan dengan kualitas yang baik.
Pengembangan agroindustri harus diarahkan pada pengembangan agroindustri
pedesaan yang mampu mengintegrasikan petani skala kecil ke dalam sistem
industri pertanian yang modern dan efisien. Simpul-simpul kritis pengembangan
agroindustri dan agribisnis pertanian di pedesaan perlu diidentifikasi guna
menyusun peta jalan simpul-simpul agribisnis. Simpul-simpul agribisnis tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mempermudah upaya memperkuat keterkaitan antara
hulu dan hilir (backward dan forward linkages) dalam upaya mewujudkan
agribisnis dan agroindustri di pedesaan. Model-model pengembangan usaha
pertanian di pedesaan dengan dukungan kelembagaan petani, permodalan, dan
pengelolaan usaha yang baik dapat diimplementasikan secara lebih luas untuk
mendorong pengembangan agroindustri pedesaan. Secara ringkas, ketangguhan
pembangunan pertanian modern terlanjutkan akan bertahan dengan dukungan tiga
kelompok faktor penentu utama keberhasilan pembangunan sektor terlanjutkan,
yaitu:

(a) inovasi teknis,

(b) inovasi sosial kelembagaan,

(c) dukungan kelembagaan eksternal (lembaga-lembaga penelitian, penyuluhan),


dan kelembagaan pengembangan teknologi lainnya.

4
5

2.2. Ciri-ciri Pertanian modern


Ciri utama pertanian modern adalah pertanian berbasis inovasi yang
bersifat dinamis sesuai dengan tantangan yang dihadapi. Guna mencapai tujuan
tersebut, pembangunan sektor pertanian nasional perlu terus menerus didukung
oleh pengembangan inovasi pertanian. Inovasi pertanian tersebut dapat meliputi
inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan pertanian. Implementasi konsep
pertanian modern yang memadukan berbagai aspek modernisasi pertanian dapat
menjadi alternatif untuk terus mendorong pertumbuhan pertanian secara
berkelanjutan. Dalam konsep pertanian modern, seluruh komponen yang tersedia
dalam masyarakat dapat digerakkan untuk memungkinkan petani menjalankan
usaha bisnis pertaniannya. Proses produksi dilaksanakan secara efisien, efektif dan
berkelanjutan, didukung kelembagaan yang lebih baik dengan motor utama
inovasi guna mensejahterakan masyarakat. Untuk mencapai kondisi tersebut
diperlukan perubahan paradigma kebijakan pembangunan agar usaha pertanian
mampu tumbuh dan berkembang, mengacu pada signal pasar dan peluang usaha
yang ada serta pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.Paradigma
pertanian modern harus mampu menjawab dan mengatasi masalah yang dihadapi
petani melalui upaya pengembangan teknologi dan inovasi lain yang dibutuhkan.
Selain itu diperlukan pula kerjasama yang erat antara pihak pemerintah,
masyarakat industri atau dunia usaha, perguruan tinggi dan lembaga penelitian
dan lembaga ilmiah lainnya dengan serta petani sebagai pelaku utama kegiatan
pertanian. disamping itu, sistem pertanian modern juga dicirikan oleh sistem
informasi dua arah yang efektif antara kelompok penentu kebijakan dengan
masyarakat tani sehingga arus permasalahan lapangan dapat mengalir dengan
cepat dan diterima oleh para pembuat kebijakan serta kelompok teknokrat yang
merancang inovasi teknologi. Lebih jauh lagi, peran penyuluhan akan lebih
penting dalam mempercepat aliran informasi dan inovasi kepada masyarakat
petani. Hal terakhir dalam membangun pertanian modern adalah kemampuan
memilih komoditas yang tepat dalam kuantitas dan kualitas untuk memenuhi
permintaan pasar nasional dan global pada saat (momen) yang tepat pula. Dalam
6

upaya mencapai kondisi demikian, maka dukungan teknologi dan inovasi lainnya
akan memegang peran krusial.Inovasi adalah alat yang tepat untuk mengubah
suatu sistem (termasuk sistem usahatani) yang tengah berjalan, baik secara
berangsur-angsur, maupun melakukan perubahan drastis, baik terhadap sistem
usaha maupun terhadap manusia pelakunya. Proses integrasi inovasi eksternal
demikian berjalan secara bertahap dan secara berangsur-angsur diadopsi oleh
ekosistem yang bersangkutan.
Proses demikian disebut proses amalgamas (penyerapan, difusi) karena sifatnya
relatif lambat. Intervensi inovasi eksternal dapat juga terjadi secara lebih cepat
bila menerapkan strategi induced innovation, yaitu inovasi melalui upaya
mempengaruhi yang berkisar dari bujukan sampai pemaksaan (coercion, koersi)
yang diprakarsai atau difasilitasi pihak ketiga yang disebut fasilitator atau katalis.
Dengan penanganan dan pengawalan yang tepat serta memadai, inovasi mampu
mengubah tata kehidupan masyarakat sesuai dengan karakteristik inovasi yang
bersangkutan. Inovasi yang memiliki kebaruan (novelty) akan mendapatkan reaksi
yang beragam pada tahap awal. Dalam proses selanjutnya inovasi akan diuji
sehingga dapat diterima oleh khalayak, atau dinilai sebagai sesuatu yang tidak
perlu diterima atau diterapkan lebih lanjut. Inovasi yang berupa teknologi ataupun
cara melakukan sesuatu akan diuji lebih lanjut dari sisi-sisi kemanfaatannya
(relative advantage), kesesuaiannya dengan kebutuhan pengguna (compatibility),
kesulitan untuk diterapkan (complexity), kemudahan utuk dicoba (trialibility), dan
kemudahan untuk dapat disimak oleh pengguna (observability). Inovasi yang
sesuai dengan kebutuhan harus memiliki 3 ciri, yaitu kreativitas, inisiatif, dan
obyektivitas. Inovasi yang memiliki ketiga karakteristik tersebut disebut “inovasi
disruptif” yaitu suatu bentuk evolusi dalam adopsi teknologi yang dapat
dikembangkan dan diterapkan dalam penyelenggaraan penyuluhan di Indonesia.
Dalam hal ini, momen penerapan Undang-undang No. 23 tahun 2014 dinilai tepat
untuk dijadikan sebagai titik tolak mengembangkan pemikiran tentang penerapan
inovasi disruptif dalam penyelenggaraan penyuluhan di Indonesia
tersebut.Penerapan inovasi dapat dilakukan antara lain dengan penerapan strategi
collective learning (pembelajaran kolektif). Proses collective learning dapat
7

dimulai dengan proses fasilitasi terhadap kemampuan individu petani (individual


learning), kemudian diteruskan ke kelompok masyarakat (collective learning).
Selanjutnya melalui jaringan kemitraan diciptakan suatu masyarakat belajar atau
learning society. Sarana belajar harus diciptakan sendiri (self-generated learning
materials) dari bahan bahan lokal dan secara dinamis dikembangkan oleh
masyarakat setempat. Bahan tertulis diperlukan pada tahap tertentu oleh fasilitator
untuk dijadikan pedoman bagi pengembangan kelompok lainnya. Kegiatan-
kegiatan seperti seminar inovasi petani, penelitian oleh petani, pertemuan teknis
petani, memperkuat kemampuan pengembangan organisasi, semuanya
dimaksudkan untuk memperkuat jaringan horisontal antar petani, antar kelompok
tani, dan antar desa. Perwujudan visi tersebut tidak sajamenyangkut pembangunan
sumber daya alam, tetapi menyangkut pembangunan manusia seutuhnya.
Pendekatan pendidikan yang bersifat holistic seperti ini diperlukan untuk

2.3. Jenis-jenis Alat Pertanian Modern


Sebagai negara agraris, para petani Indonesia tentu mengenal alat pertanian
seperti halnya negara-negara agraris lainnya. Ada yang masih menggunakan alat
tradisional, ada yang sudah menggunakan alat pertanian modern.
Secara garis besar, alat-alat pertanian modern terbagi menjadi tiga kategori.
Pertama, alat pertanian yang digunakan sebelum bibit ditanam. Kedua, alat
pertanian yang digunakan saat merawat bibit sedang tumbuh dan berkembang.
Ketiga, alat pertanian yang digunakan saat memanen.

a. Alat yang digunakan menggemburkan tanah


1. Traktor
Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan untuk
melakukan pengolahan tanah bagi pertanian Indonesia. Mesin traktor ini memiliki
dua ukuran, yaitu kecil dan besar. Berdasarkan rodanya, traktor memiliki 2 jenis,
yaitu traktor dengan roda rantai yang biasa digunakan pada kondisi tana
8

berlumpur dan traktor dengan roda dua yang biasa digunakan pada kondisi tanah
kering.

2. Rotavator
Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakuakan
pengolahan tanah pertama dan kedua. Untuk pengolahan tanah pertama berguna
untuk memotong, mencacah, dan membolak-balikan tanah. Sementara itu, untuk
pengolahan tanah kedua, alat ini digunakan untuk merapikan tanah,
menghilangkan tanaman pengganggu, dan memperbaiki tata air.

3. Bajak singkal
Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi untuk
membolak-balikkan tanah. Terdapat 2 jenis bajak singkal, yaitu bajak singkal 1
arah dan bajak singkal 2 arah.

4. Garu sisir
Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah pengolahan
menggunakan bajak singkal. Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat dalam
keadaan basah agar tanah yang dalam bentuk bongkahan dapat gembur.

5. Garu piring
Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah sebelum tanam,
yaitu untuk membersihkan rumput pada lahan tanam. Selain itu, digunakan juga
saat pengolahan sesudah tanam, yaitu untuk menutupi benih yang telah disebar
dengan tanah.

6. Bajak subsoil
Bajak subsoil biasanya digunakan untuk memecahkan tanah hingga
kedalaman 20 hingga 36 inci untuk parit pada lahan tanam.
9

b. Alat yang digunakan untuk menanam dan perawatan


Secara tradisional, untuk lahan kecil para petani menanam dengan menggunakan
tenaga manusia. Namun, untuk lahan yang luas, diperlukan sebuah mesin
pertanian yang fungsinya untuk memasukkan benih ke tanah yang sudah
digemburkan. Berikut beberapa mesin tanam yang telah dikenal.
- Mesin tanam padi
- Mesin tanam jagung
- Mesin tanam kentang
Setelah menanam, langkah selanjutnya yakni merawat tanaman hingga siap panen,
serta proses pemupukan dan pengairan. Untuk proses ini pun, terdapat beberapa
mesin yang digunakan seperti:
- Mesin penebar pupuk
- Mesin penutup tanah
- Mesin penyemprot air
- Mesin irigasi

c. Alat yang digunakan untuk memanen


Bayangkan jika kita harus memanen lahan gandum yang luasnya
berhektar-hektar dan harus selesai hari ini juga. Mustahil jika dilakukan dengan
memakai tenaga manusia. Nah, berikut ini beberapa mesin panen yang lumrah
digunakan.
- Mesin pemanen padi
- Mesin pemanen jagung
- Mesin pemanen gandum
- Mesin pemanen tebu
- Mesin pemanen kentang
- Mesin pemetik kapas
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi pertanian modern merupakan pertanian dengan sistem penggunaan
pestisida, pupuk kimia/sintetis, dan penggunaan mesin-mesin pertanian untuk
mengolah tanah dan memanen hasil yang sering digunakan di Indonesia. Namun
banyak Negara-negara industri berpendapat bahwa pertanian modern yang
memiliki hasil tinggi berdampak terhadap lingkungan. Semakin lama, pertanian
modern beubah menjadi masalah lingkungan yang perlu diperhatikan.

3.2. Saran
Untuk menghindari krisis panagan Negara, penerapan pertanian modern
harus diperhatikan sisi positifnya, agar pengunaan lahan dapat seimbang dan
pengunaan alat-alat peranian dapat memberikan hasil yang memuaskan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://bageafajar17.blogspot.com/2013/03ciri-ciri-pertnian-modern-
napitupulu.html

http://juvita.blog.com/pertanian-modern

http://sahabatppl.blogspot.com/2012/05/konsep-pertanian-modern.html

http://www.academia.edu/4677864/buku_pertanian_modern

http://www.anneahira.com/pertanian-modern.html

11

Anda mungkin juga menyukai