Anda di halaman 1dari 6

J. Kaunia Vol. X No.

1, April 2014/1435: 30-35


ISSN 1829-5266 (print) ISSN 2301-8550 (online)

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DALAM RUANG FASE


TAK KOMUTATIF

Joko Purwanto

Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


* Keperluan korespondensi, email: jkp_wanto@yahoo.com

Abstract

In this paper, the Newton’s law of motions in a noncomutative phase space has been
investigated. Its show that correction to the Newton’s first and second law appear if we
assume that the phase space has symplectic structure consistent with the rules of comutation
of the noncomutative quantum mechanics. In the free particle and harmonic oscillator case
the equations of motion are derived on basis of the modified Newton’s second law in a
noncomutative phase space.

Keyword: Noncomutative geometry, Newton’s law, free particle, harmonic oscillator.

PENDAHULUAN dengan resultan gaya yang bekerja


padanya (Hukum II Newton).
Sir Isaac Newton (1964-1772) dalam III. Jika suatu benda mengerjakan gaya
karyanya Philosophiæ Naturalis Principia (aksi) pada benda lain, maka benda
Mathematica menyatakan tiga hukum yang dikenai aksi akan melakukan
tentang gerak benda. gaya (reaksi) pada benda pertama
I. Setiap benda akan terus berada yang besarnya sama tetapi arahnya
pada keadaan diam atau bergerak berlawanan gaya aksi (Hukum III
dengan kelajuan tetap sepanjang Newton).
lintasan lurus jika tidak dipaksa Ketiga hukum Newton tersebut berlaku
untuk merubah keadaan geraknya dalam geometri ruang yang komutatif.
itu oleh gaya-gaya yang bekerja Timbul pertanyaan besar apakah hukum-
padanya (Hukum I Newton). hukum Newton tersebut masih berlaku
II. Resultan gaya yang bekerja pada manakala geometri ruang dan waktu tak
suatu benda akan mengakibatkan lagi komutatif. Dalam artikel ini akan
terjadinya perubahan momentum. ditelaah hukum Newton tentang gerak
Perubahan momentum tiap satu tersebut dalam ruang fase klasik tak
satuan waktu yang dialami oleh komutatif atau lebih dikenal dengan
benda tersebut berbanding lurus noncomutative geometry (NCG). Dalam
J. Kaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435: 30-35 31

satu dekade terakhir kajian tentang NCG Juan M. Romero, dkk [2], telah
dalam fisika mendapat perhatian serius menunjukkan bahwa ruang fase klasik
dari para fisikawan. NCG memiliki peran memiliki struktur simplektik yang
penting dalam mengungkap struktur ruang konsisten dengan aturan komutasi dalam
waktu pada skala amat sangat kecil (skala mekanika kuantum tak komutatif.
Planck). Skala Planck secara numerik Selanjutnya Wei, G.F., dkk [3]
diberikan oleh panjang Planck lP  10-33 memperluas kajian Juan M. Romero
cm dan interval waktu Planck t P  10-44 dengan menambahkan momentum linier
sebagai variabel tak komutatif. Dalam
detik. Gagasan tentang NCG pada skala
tulisan ini akan ditelaah kembali konsep
Planck kali pertama dikemukakan oleh
mekanika klasik dalam ruang fase tak
Snyder pada tahun 1947 [1]. Snyder
komutatif yang disampaikan sebelumnya
menyatakan bahwa invariansi Lorentz
oleh Juan M. Romero, dkk serta Wei, G.F.,
tidak mensyaratkan ruang waktu sebagai
dkk dengan menitikberatkan pada hukum
kontinuum. Ruang waktu yang diskret
Newton tentang gerak.
menyebabkan ruang waktu tidak lagi
komutatif. Dengan kata lain, pada skala ini
HUKUM II NEWTON DALAM
ruang waktu tidak lagi kontinu melainkan
RUANG FASE TAK KOMUTATIF
diskrit.
Mengingat data eksperimen mengenai
Ruang fase klasik direpresentasikan
ruang waktu pada skala kecil atau pada
energi tinggi sangat terbatas maka
oleh himpunan  xi , pi  dengan
fisikawan berusaha menyusun model i, j  1, 2,..., n , xi adalah koordinat umum
hukum alam untuk menggambarkan dan pi konjugat momentum. Melalui
ketakkomutatifan ruang waktu. Model
penguantuman kanonis
yang dipakai biasanya merujuk pada kaitan
komutasi  xˆi , pˆ j   i  ij (2)

 xˆi , xˆ j   i ij dengan xˆi  x operator posisi dan


 xˆi , pˆ j   i  ij , (1) pˆ j  i  operator momentum linier.
 pˆ i , pˆ j   0 Aturan komutasi persamaan (2)
menginduksi terbentuknya aljabar fungsi-
dengan  ij adalah tensor yang bernilai riil fungsi licin (smooth functions)
dan antisimetris terhadap pertukaran C  R
 2
, C  , ,*  dengan * adalah
indeks sedangkan  ij adalah delta
perkalian Moyal (Moyal product) [4].
kronecker. Konsep NCG tidak hanya Perkalian Moyal didefinsikan [5]
terbatas pada observabel ruang waktu
 f  g  x   exp  
1 ab
tetapi dapat diperluas pada variabel ruang   ab  f  x  g  y  (3)
fase klasik sehingga memunculkan 2  x y

gagasan mekanika klasik dalam ruang fase


tak komutatif. dengan f , g C R 2 , C  dan
a, b  1, 2,..., 2n . Bilangan 2n menunjuk-
32 J. Kaunia Vol. 10 No. 1, April 2014/1435: 30-35

kan dimensi ruang fase klasik. Besaran  ab tak komutatif. Varibel dalam ruang fase
adalah matrik riil yang menunjukkan tak komutatif dituliskan  f , g . Meng-
struktur simplektik dalam mekanika klasik
gunakan persamaan (6), persamaan (5)
ij  ij   ij  dapat dituliskan kembali menjadi

 ab  
ij  x , x 
, (4)
  ij   ij i j KP  ij

dengan  ij dan  ij merupakan parameter x , p 


i j KP   ij , (7)

ketakkomutatifan posisi dan momentum p , p 


i j KP  ij
berupa tensor yang bernilai riil dan
Secara umum, definisi kurung Poisson
antisimetris terhadap pertukaran indeks.
diberikan oleh persamaan
Jika aturan komutasi (1) dideformasi
sedemikian sehingga berlaku [6]  f g f g 
 f , gKP      xi , p j KP
  x p p  x 
 xˆi , xˆ j   i ij i j i j

f g
 xˆi , pˆ j   eff  ij , (5) 
xi x j
xi , x j KP (8)

 pˆ i , pˆ j   i ij f g

pi p j
 pi , p j KP
dengan heff  1    adalah konstanta
Tr   Kurung Poisson memiliki sifat-sifat
Planck efektif dan   . Dapat yang sama dengan komutator dalam
4
ditunjukkan bahwa persamaan (5) sesuai mekanika kuantum, yaitu linier, anti
dengan komutator posisi dan momentum simetri, memenuhi aturan Leibniz dan
dalam mekanika kuantum jika diset  1 . identitas Jacobi. Subtitusi persamaan (7)
kedalam persamaan (8) diperoleh
Dalam konsep NCG  merupakan orde
kedua parameter  dan   f g f g 
 1.
sehingga
 f , g  
 x p p x 
 i j j 
KP
nilainya Aturan komutasi, i
(9)
persamaan (5), inilah yang nantinya f g f g
digunakan untuk mendapatkan hubungan  ij  ij ,
xi x j pi p j
posisi dan momentum dalam ruang fase tak
komutatif. Aturan komutasi dalam Tenaga total atau Hamiltonan sistem
mekanika kuantum  ,  dapat didekati fisis mekanika klasik (mekanika Newton)
diberikan oleh persamaan
menggunakan Kurung Poisson  , KP
pi2
berdasarkan persamaan H  V  xi  , (10)
2m
1ˆ 
i 
f , gˆ  f , g
   KP
, (6) dengan V  xi  adalah medan potensial
skalar. Persamaan gerak Hamiltonan
Tanda   untuk membedakan
sistem mekanika klasik dengan struktur
variabel dalam ruang fase komutatif dan
J. Kaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435: 30-35 33

simplektik seperti persamaan (4) dapat


dituliskan V  xi   0 (15)

pi V
xi   xi , H    ij , (11) Hukum I Newton menyatakan bahwa suatu
m xi benda akan cenderung diam atau bergerak
dan lurus beraturan bilamana resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut sama
V
pi   pi , H     ij x j . (12) dengan nol. Secara matematis, hukum I
xi
Newton dituliskan

F  0.
Dari persamaan (11) dan (12) dapat
(16)
diperoleh persamaan
Artinya percepatan benda akan konstan
V d  V 
mxi    ij x j  ij m   . (13) apabila resultan gaya luar yang bekerja
xi dt  x j  pada benda tersebut sama dengan nol.
V
Persamaan (13) di atas mirip dengan Untuk gaya konservatif berlaku F   .
persamaan hukum II Newton, xi

 F  mx .
i i (14) Subtitusikan persamaan (15) kedalam
i persamaan (13) diperoleh
Persamaan (13) merupakan modifikasi
mxi  ij x j (17)
hukum II Newton dalam ruang fase
komutatif. Suku kedua persamaan (13) Persamaan (17) adalah persamaan gerak
muncul akibat ketakkomutatifan variabel partikel bebas dalam ruang fase tak
momentum linier. Sedangkan suku ketiga komutatif dimana resultan gaya luar yang
muncul sebagai akibat ketakkomutatifan bekerja pada partikel sama dengan nol.
posisi. Di samping itu, tampak bahwa Percepatan partikel bebas dalam ruang fase
dalam NCG hukum II Newton tidak hanya tak komutatif tidak sama dengan nol
bergantung pada ketakkomutatifan posisi sebagai mana persamaan (16) tetapi
dan momentum, yang dinyatakan oleh sebanding dengan faktor ketakkomutatifan
faktor  ij dan  ij , tetapi juga bergantung momentum linier,  ij . Kenyataan ini tentu
pada variasi medan potensial. Artinya gaya saja berbeda dengan hukum I Newton
eksternal yang diberikan kepada sistem dalam ruang fase komutatif, yaitu sama
fisis akan menyebabkan gangguan dengan nol apabila resultan gaya luar yang
(perturbation) dalam ruang yang bekerja pada partikel sama dengan nol.
mempengaruhi persamaan gerak sistem. Dengan menggunakan simbol Levi-Civita,
faktor ketakkomutatifan momentum linier
HUKUM I NEWTON: PARTIKEL dapat dituliskan
BEBAS DALAM RUANG FASE TAK
KOMUTATIF ij   ijk k . (18)
Untuk menelaah hukum I Newton Jika persamaan (18) disubtitusikan
dalam ruang fase tak komutatif, ditinjau kedalam persamaan (17) diperoleh
partikel bebas dengan medan potensial
34 J. Kaunia Vol. 10 No. 1, April 2014/1435: 30-35

mxi   ijk xk  j   v   i (19) Selanjutnya hendak ditinjau tenaga


total osilator harmonik dua dimensi dalam
dengan    j . Persamaan (19) ekuivalen ruang fase tak komutatif. Tenaga total
dengan persamaan gerak partikel osilator harmonik dua dimensi diberikan
bermuatan q dalam medan magnet oleh persamaan
seragam B ,
H
1
 p12  p22   V  x1 , x2  (23)
mxi  q  v  B i (20) 2m

Hal ini dapat dipahami bahwa efek faktor dengan x1 , p1 , x2 , p2  variabel posisi dan
ketakkomutatifan momentum linier dalam momentum. Transformasi linier dari ruang
NCG setara dengan efek medan magnet fase komutatif x1 , p1 , x2 , p2  menuju
komutatif  x1 , p1 , x2 , p2 
dalam ruang waktu biasa.
ruang fase tak
PERSAMAAN GERAK OSI-LATOR diberikan oleh persamaan [6]
HARMONIK DALAM RUANG FASE 1
xi  xi  ij p j (24)
TAK KOMUTATIF 2
dan
Osilator harmonik memiliki tempat
yang istimewa baik dalam kajian mekanika 1
pi  pi  ij x j (25)
kuantum klasik maupun mekanika 2
kuantum NCG. Potensial osilator harmonik Variabel posisi dan momentum dalam
diberikan oleh persamaan ruang fase komutatif memenuhi kaitan
1
V  xi   
2 i
ki xi2 (21) x , x 
i j KP
 0, p , p 
i j KP
0 (26)

dengan ki adalah konstanta pegas. Untuk Subtitusi persamaan (24-25) kedalam


memudahkan, dalam artikel ini diambil persamaan (23) diperoleh
ki  k konstan. Subtitusi persamaan (21)
kedalam persamaan (13) diperoleh
H
1
2m
 p12  p22   x2 p1   x1 p2 
(27)
 k  x12  x22   x2 p1   x1 p2 
1
mxi  kxi  ij x j  ij mkx j . (22) 2
Persamaan (26) adalah Hamiltonan osilator
Persamaan (22) merupakan persamaan
harmonik dua dimensi dalam ruang fase
gerak osilator harmonik dalam ruang fase
tak komutatif dinyatakan dalam variabel
tak komutatif. Suku kedua dan ketiga
posisi dan momentum ruang fase
persamaan (22) adalah koreksi terhadap
komutatif. Persamaan gerak osilator
persamaan hukum II Newton untuk
harmonik diperoleh dengan menggunakan
osilator harmonik dalam ruang biasa. Dua
persamaan (11) dan (12),
suku tambahan tersebut dapat dipandang
p1 1 1
sebagai gaya redaman akibat ketidak- x1   x1 , H     x2  k x2 (28)
komutatifan ruang dan waktu. m 2m 2
J. Kaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435: 30-35 35

dan osilator harmonik dua dimensi ketak-


komutatifan posisi dan momentum me-
1 1
p1   p1 , H   kx1  k x2  k mx2 . (29) munculkan gaya redaman pada persamaan
2 2
gerak osilator. Selain bergantung pada
Dari persamaan (28-29) diperoleh faktor ketakkomutatifan posisi dan
momentum, persamaan gerak osilator
mx1  kx1   x2   kmx2 (30) harmonik dalam ruang fase tak komutatif
juga bergantung pada gaya eksternal yang
Dengan cara sama diperoleh persamaan
bekerja pada sistem.
mx2  kx2   x1   kmx1 (31) Artikel ini telah membahas hukum I
Newton dan hukum II Newton dalam
Persamaan (30) dapat juga diperoleh dari ruang fase tak komutatif tetapi belum
persamaan (22) dengan mengambil nilai memasukkan hukum III Newton tentang
i  1 dan persamaan (31) dapat diperoleh aksi-reaksi dalam ruang fase tak komutatif.
dengan mengambil nilai i  2 . Persamaan Dalam ruang fase tak komutatif diharapkan
(30) dan (31) menunjukkan bahwa hukum tetap berlaku hukum aksi-reaksi namun
II Newton untuk osilator harmonik diperlukan analisis yang lebih mendalam
konsisten dengan rumusan mekanika klasik untuk mengkaji hukum III Newton
yang diperoleh melalui modifikasi Kurung tersebut.
Poisson dan tranformasi linier posisi dan
momentum dalam ruang fase tak komutatif
x1 , p1 , x2 , p2  menuju ruang fase DAFTAR PUSTAKA

komotatif  x1 , p1 , x2 , p2  . [1] Snyder, H., Quantized Space Time, Physical


Review 71, 38 (1947)
[2] Romero, J.M., dkk., 2003, Newton’s Second Law
KESIMPULAN DAN SARAN on Noncomutative Geometry, Physics Letter A,
310:9
[3] Wei, G.F., dkk, 2008, Classical Mechanics in non-
Telah diperoleh rumusan hukum comutative Phase Space, Chinnes Physics C, 32:5
Newton tentang gerak dalam ruang fase tak hal 338-341.
[4] Siahaan, T., 2004, Medan Klein Gordon dan Medan
komutatif. Koreksi terhadap hukum II Dirac Pada Ruang Minkowski Tak Komutatif,
Newton dan Hukum I Newton muncul Skripsi, UGM Yogyakarta.
akibat faktor ketakkomutatifan posisi dan [5] Moyal, J.E., 1949, Quantum Mechanics as a
Statistical Theory, Proc. Cambridge Phil.Soc., Hal
momentum. Medan potensial skalar dalam 45,99
ruang fase tak komutatif menyebabkan [6] Bertolami O, Rosa J. G., 2005, Noncomutative
gangguan (perturbation) yang mem- Gravitational Quantum Well, Physical Review D,
72: 025010
pengaruhi gerak sistem fisis. Ketak-
komutatifan momentum linier menye-
babkan percepatan gerak partikel tidak lagi
konstan meskipun resultan gaya luar yang
bekerja pada benda (partikel bebas) sama
dengan nol. Hasil ini sangat berbeda
dengan hukum I Newton. Pada kasus

Anda mungkin juga menyukai