Anda di halaman 1dari 17

PEMBELAJARAN KUANTUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah:


Strategi dan Metode Pembelajaran MI/SD

Dosen Pengampu: Nata Amanda, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 6

1. Nurhabibah (204201892)
2. Zakiyah (204201905)
3. Zakiyyah Rahmadina (204201898)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
”Pembelajaran kuantum”.

Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Strategi dan Metode
Pembelajaran MI/SD. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata saya
mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan bantuan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang membacanya.

Jambi, 30 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................


DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................


2.1 Pengertian model pembelajaran kuantum ..........................................................
2.2 Karakteristik model pembelajaran kuantum .......................................................
2.3 Prinsip dasar pembelajaran kuantum ..................................................................
2.4 Kerangka perancangan pembelajaran kuantum .................................................
2.5 Langkah-langkah modem pembelajaran kuantum ..............................................
2.6 Strategi pembelajaran kuantum ...........................................................................
2.7 Kekurangan dan kelebihan pe,belajaran kuantum ..............................................
2.8 Pandangan tentang pembelajaran ........................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................


3.2 Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam dunia


pendidikan. Dimana di dalam proses pembelajaran inilah hasil dari pendidikan
ditentukan. Ketika proses ini berjalan baik, maka baik pulalah hasil dari pendidikan itu
dan begitu pula bila prosesnya buruk maka buruk pulalah hasilnya. Namun begitu,
proses pembelajaran di Indonesia sering kali berjalan kurang maksimal. Kurang
maksimal ini disebabkan oleh berbagai hal yang diantara hal itu adalah kurangnya
perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung tidak
seperti seharusnya.

Untuk memaksimalkan proses pembelajaran hingga bisa mendapatkan hasil


sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukanlah perencanaan pembelajaran terlebih
dahulu. Sedangkan sebelum membuat perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu kita
perlu melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa. Hal ini perlu dilakukan agar
nantinya materi/pelajaran yang diterima oleh siswa benar – benar suatu yang
dibutuhkan oleh siswa. Oleh karena pentingnya analisis kebutuhan ini, maka disini kami
akan sedikit membahas tentang analisis kebutuhan atau yang sering juga disebut need
assessment.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kuantum
3. Prinsip Dasar Mode Pembelajaran Kuantum
4. Kerangka Perencanaan Model Pembelajaran Kuantum
5. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kuantum
6. Strategi Pembelajaran Kuantum
7. Kekurangan dan Kelebihan Kuantum
8. Pandangan Tentang Pembelajaran dan Pembelajaran
1.3. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Model Pembelajaran Kuantum
3. Untuk Mengetahui Prinsip Dasar Mode Pembelajaran Kuantum
4. Untuk Mengetahui Kerangka Perencanaan Model Pembelajaran Kuantum
5. Untuk Mengetahui Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kuantum
6. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Kuantum
7. Untuk Mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Kuantum
8. Untuk Mengetahui Pandangan Tentang Pembelajaran dan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan


interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat
berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan
menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga
siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran kuantum terjadi
penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang
terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama
untuk mencapai hasil yang maksimal.

Adapun tujuan dari Pembelajaran kuantum adalah Untuk menciptakan


lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang
menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh
otak, untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu
mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi
kognitif, dan bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai, pembelajaran kuantum juga bersifat humanistis dan lebih konstruktivistis.

Dalam model Pembelajaran kuantum bersandar pada konsep “Bawalah dunia


mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini menunjukkan,
betapa pengajaran dengan Model Pembelajaran kuantum tidak hanya menawarkan
materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar. Dengan
pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak
kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California
mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas
intelektual yang berbeda.

2.2. Karakteristik Model Pembelajaran Kuantum

1. Berpangkal pada psikologi kognitif.


2. Bersifat humanistik.
Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri,
kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat
berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua
usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
3. Bersifat konstruktivistis.
Artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi
diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai
konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan
pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh
stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.
4. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi
bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat
mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya
yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
5. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga
menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyenangkan, lingkungan yang
nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
6. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar
sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
7. Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman
yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu
diakomodasi secara memadai.
8. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan
yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan
isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel,
keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
9. Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
10. Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar.
Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu
kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan
nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap
usaha harus diakui dan dihargai.
11. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam
prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
12. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran,sehinga
pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.

2.3. Prinsip Dasar Mode Pembelajaran Kuantum

1. Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita
(guru ke dalam dunia mereka (siswa).
2. Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat
dijabarkan sebagai berikut:
 Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan
kelas/sekolah sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau kertas kerja
yang dibagikan anak sampa rencana pelaksanaan pembelajaran, semuanya
mencerminkan pembelajaran.
 Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran
mempunyai tujuan semuanya.
 Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika
siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari
sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Dapat dipahami
bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks
selanjutnya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
 Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan
diakui setiap usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai usaha
yang mengandung resiko untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar
pengetahuan sebelumnya.
 Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah
dipelajari oleh siswa sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.
3. Pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada depalapan kunci
keunggulan dalam pembelajaran kuantum yaitu:
 Terapkan hidup dalam integritas.
Dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh,
sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
 Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan.
Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus tetapi
memberikan informasi kepada kita untuk belajar lebih lanjut.
 Berbicaralah dengan niat baik.
Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam
arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung.
Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
 Tegaslah komitmen.
Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa
ragu-ragu.
 Jadilah pemilik.
Mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung jawab sehingga
terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
 Tetaplah lentur.
Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana
bilamana diperlukan.
 Pertahankan keseimbangan.
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu
kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.

2.4. Kerangka Perencanaan Model Pembelajaran Kuantum

1) Tumbuhkan.
Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah
dunia mereka ke dunia kita”. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri
mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau
penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa
dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya
menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif,
lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan
memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.
 Alami
Konsep Alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru
harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa
sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
 Namai.
Namai mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak
(membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk
memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini
adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar.
 Demonstrasikan.
Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan
bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan
tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Strategi yang dapat digunakan
adalah mempraktikkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint,
menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara
harmonis, dan lain-lain.
 Ulangi.
Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara
multimodalitas dan multi kecerdasan.
 Rayakan.
Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud untuk
menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa
kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.

2.5. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kuantum

1. Tahap Persiapan
 Mempersiapkan kondisi belajar siswa dengan cara mengatur ruang kelas agar
berbeda dengan kelas biasa dengan menata kursi berbentuk huruf U untuk
memudahkan siswa melakukan kontak mata.
 Menyiapkan musik yang lembut dipasang ketika siswa memasuki kelas.
 Menciptakan kalimat sugesti positif untuk diberikan kepada siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
 Presentasi materi
 Menggunakan kehidupan sehari-hari sebagai bahan pengantar.
 Adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dan guru.
 Siswa mencatat materi pelajaran.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif.
 Guru dan siswa bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
 Siswa diberi latihan soal.
 Guru memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa.
 Tidak menyalahkan kesalahan kepada siswa.
 Mengadakan penelitian melalui tes lisan dan tertulis.

2.6 Strategi Pembelajaran Quantum

1. Mengorkestrasikan suasana yang menggairahkan Suasana kelas adalah penentu


psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis menurut Walberg dan
Greenberg. Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah:
 Kekuatan Terpendam ( NIAT ) Niat guru atau kekuatan akan kemampuan sangat
berpengaruh pada kemampuan itu sendiri untuk dapa memotivasi peserta didik
pandangan guru akan lebih cepat.
 Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian. Dengan membangun jalinan rasa
simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan menuju kehidupan
dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara dengan bahasa
hati mereka.
 Keriangan dan Ketakjuban. Keriangan dan ketakjuban dapat membawa siswa
siap belajar dan lebih mudah dan bahkan mengubah sikap negatif. Bentuk
keriangan atau kegembiraannya biasa digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali
hore, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, pengakuan kekuatan, kejutan,
pujian pada teman sebangku.
 Rasa Saling Memiliki. Rasa saling memiliki akan mempercepat proses
pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik misalnya :
tepuk, wow, sebelum mulai belajar, menepuk segmen, mengakhiri segmen
tertentu.
 Keteladanan. Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun
hubungan dan memahami orang lain serta akan menambahkan kekuatan ke
dalam pembelajaran.
2. Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh.
a. Tujuan Yang Sama.
Tujuan yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata
pelajaran,menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim.
b. Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama Satu set prinsip tersebut adalah 8 kunci
keunggulan yaitu:
 Integritas (kejujuran).
 kegagalan awal kesuksesan.
 bicaralah dengan baik.
 hidup di saat ini.
 komitmen.
 tanggung jawab.
 sikap luwes.
 kesinambungan.
c. Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar.
Seorang guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah
mengajar dari sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan
berpengaruh pada orang-orang disekitar khususnya peserta didik.
d. Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan.
Kesepakatan : Lebih informal dari pada peraturan, dan konkret untuk
melancarkan jalannya pelajaran
Kebijakan : Mendukung komunitas belajar.
Prosedur : Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan Apa
yang diambil.

3. Mengorkestrasikan Lingkungan Yang Mendukung.

a. Lingkungan Sekeliling, Gunakan poster ikon ( simbol ), poster afirmasi (


motivasi dan gunakan warna )
b. Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan.
c. Pengaturan bangku.
Misalkan mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi
kelompok besar yang dipimpin oleh seorang fasilitator.
d. Tumbuh, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lain dikondisikan dengan
serasi.
e. Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak,
merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar maupun
tidak sadar.

4. Mengorkestrasikan Perencanaan Pengajaran Yang Dinamis.

a. Dari dunia mereka ke dunia kita.


Maksudnya seorang guru harus mampu menjembatani jurang antara dunia siswa
dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun jalinan antara
guru dengan siswa.
b. Modalitas Vak ( Visual Auditorial Kinestik )
 Visual.
Ciri-ciri : Teratas, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan,
mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan,
membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk meningkatkan daya
serap membutuhkan untuk dilihat dan diamati senang.
 Auditorial
Ciri-ciri : Perhatian mudah pecah, berbicara dengan pola berirama, belajar
dengan cara mendengarkan, dan bersuara saat membaca untuk meningkatkan
daya serat menggunakan suara seperti nyanyian, puisi bahkan diskusi.
 Kinestik
Ciri-ciri : mudah Mengingat dan ungkapan wajah banyak bergerak / belajar
langsung dengan mengerjakan, senang dengan kegiatan fisik untuk
meningkatkan daya serap, memudahkan media, senang dengan kegiatan fisik
untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media yang dapat dipegang
dan disetuju langsung.
 Model kesuksesan dari sudut pandang
Ada dua faktor utama yang membantu menentukan kesuksesan siswa yakni
kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Hal-hal yang dapat dilakukan
guru untuk kesuksesan siswanya yakni, saat memperkenalkan isi pelajaran
selalu menyanyikan dengan menggunakan unsur Visual Auditorial Kinestik ,
sering melakukan pengulangan, membuat kelompok kecil untuk
memantapkan belajar dan menyelesaikan secara perseorangan.
c. Kecerdasan Berganda bertemu Slum-n-Bil. Kecerdasan yang dimaksud di sini
adalah special visual, linguistik verbal,interpersonal, musical ritmik, naturalis
badan kinestik dan logis matematika. Tetapi seorang guru harus keluar dari zona
nyaman dalam mengajar dan merancang pengajaran siswa harus diberi
kesempatan mengatur kecerdasan sesuai dengan potensinya.
d. Penggunaan Metafora, perumpamaan dengan sugesti metafora dapat membantu
menghidupkan konsep-konsep yang dapat terlupakan memunculkannya ke
dalam otak secara mudah dan cepat.Perumpamaaan akan memudahkan siswa
untuk lebih mengerti sugesti memiliki kekuatan mendalam.

2.7. Kekurangan dan Kelebihan Kuantum

Kelebihan

 Pembelajaran kuantum menekankan perkembangan akademis dan keterampilan.


Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum diSupercamp
yang mempraktikkan pembelajaran kuantum ternyata murid-muridnya mendapat
nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri
mereka sendiri. Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu
menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih
memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk
mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar-mengajar yang lebih
menyenangkan.
 Model pembelajarannya pun lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar
sambil diiringi musik. Hal ini untuk mendukung proses belajar karena musik akan
bisa meningkatkan kinerja otak sehingga diasumsikan bahwa belajar dengan diiringi
musik akan mewujudkan suasana yang lebih menenangkan dan materi yang
disampaikan lebih mudah diterima.
 Penyajian materi pelajarannya yang secara alami. Merupakan proses belajar yang
paling baik yaitu terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari sehingga siswa berada pada zona
nyaman untuk kemudian sedikit demi sedikit keluar dari zona nyaman untuk
melakukan penjelajahan yang sesungguhnya yaitu kegiatan belajar itu sendiri. Pada
pembelajaran kuantum, objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari
itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar
dengan cara yang tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Semua itu
adalah bertujuan untuk melejitkan prestasi siswa.
 Pembelajaran kuantum sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan. Maksudnya, yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang
menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara
langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode pembelajaran kuantum dengan
teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk
meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang
terdapat dalam diri siswa.

Kekurangan

 Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.


 Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang
dan terencana dengan cara yang lebih baik.
 Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi
serta waktu yang lebih banyak.

2.8. PANDANGAN TENTANG PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJAR

Pembelajaran kuantum memiliki pandangan tertentu tentang pembelajaran dan


pembelajar. Beberapa pandangan mengenai pembelajaran dan pembelajar yang
dimaksud yaitu:

 Pembelajaran berlangsung secara aktif karena pembelajar itu aktif dan kreatif. Bukti
keaktifan dan kekreatifan itu dapat ditemukan dalam peranan dan fungsi otak kanan
dan otak kiri pembelajar. Pembelajaran pasif mengingkari kenyataan bahwa
pembelajar itu aktif dan kreatif, mengingkari peranan dan fungsi otak kanan dan
otak kiri.
 Pembelajaran berlangsung efektif dan optimal bila didasarkan pada karakteristik
gaya belajar pembelajar sehingga penting sekali pemahaman atas gaya belajar
pembelajar. Setidak-tidaknya ada tiga gaya belajar yang harus diperhitungkan dalam
proses pembelajaran, yaitu gaya auditoris, gaya visual, dan gaya kinestetis.
 Pembelajaran berlangsung efektif dan optimal bila tercipta atau terdapat suasana
nyaman, menyenangkan, rileks, sehat, dan menggairahkan sehingga kenyamanan,
kesenangan, kerileksan, dan kegairahan dalam pembelajaran perlu diciptakan dan
dipelihara. Pembelajar dapat mencapai hasil optimal bila berada dalam suasana
nyaman, menyenangkan, rileks, sehat, dan menggairahkan. Untuk itu, baik
lingkungan fisikal, lingkungan mental, dan suasana harus dirancang sedemikian
rupa agar membangkitkan kesan nyaman, rileks, menyenangkan, sehat, dan
menggairahkan.
 Pembelajaran melibatkan lingkungan fisikal-mental dan kemampuan pikiran atau
potensi diri pembelajar secara serempak. Oleh karena itu, penciptaan dan
pemeliharaan lingkungan yang tepat sangat penting bagi tercapainya proses
pembelajaran yang efektif dan optimal. Dalam konteks inilah perlu dipelihara
suasana positif, aman, suportif, santai, dan menyenangkan; lingkungan belajar yang
nyaman, membangkitkan semangat, dan bernuansa musikal; dan lingkungan fisik
yang partisipasi, saling menolong, mengandung permainan, dan sejenisnya.
 Pembelajaran terutama pengajaran membutuhkan keserasian konteks dan isi. Segala
konteks pembelajaran perlu dikembangkan secara serasi dengan isi pembelajaran.
Untuk itulah harus diciptakan dan dipelihara suasana yang memberdayakan atau
menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan fisikal-mental yang mendukung,
dan rancangan pembelajaran yang dinamis. Selain itu, perlu juga diciptakan dan
dipelihara penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan belajar
yang merangsang untuk belajar, dan keterampilan hidup yang suportif.
 Pembelajaran berlangsung optimal bilamana ada keragaman dan kebebasan karena
pada dasarnya pembelajar amat beragam dan memerlukan kebebasan. Karena itu,
keragaman dan kebebasan perlu diakui, dihargai, dan diakomodasi dalam proses
pembelajaran. Keseragaman dan ketertiban (dalam arti kekakuan) harus dihindari
karena mereduksi dan menyederhanakan potensi dan karakteristik pembelajar.
Potensi dan karakteristik pembelajar sangat beragam yang memerlukan suasana
bebas untuk aktualisasi atau artikulasi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi


dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang,
yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan
hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat
belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran kuantum terjadi penyelarasan dan
pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses
pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil
yang maksimal.

Adapun tujuan dari Pembelajaran kuantum adalah Untuk menciptakan


lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang
menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh
otak, untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu
mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi
kognitif, dan bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai, pembelajaran kuantum juga bersifat humanistis dan lebih konstruktivistis.

3.2. Saran

Jadi menurut kami jika ingin belajar yang menyenangkan tetapi tetap
bermanfaat dapat menggunakan metode pembelajaran kuantum, karena mode lini cocok
untuk mata pelajaran seperti matematika yang dianggap pelajaran yang menakutkan.
Agar para siswa yang kita ajar lebih enjoy di dalam kelas dan tentunya dapat menyerap
materi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2004. Model- model Pembelajaran. Bandung :SMP
Kartika XI.

Kusno, joko purwanto.2011. Effectiveness of Quantum Learning For Teaching Linear


Program at the Muhammadiyah Senior High School of purwokerto in Central
Java, Indonesia. International journal For Education Studies.Volume 4.
Nomor 1 . 83.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit KAIFA

Anda mungkin juga menyukai