Anda di halaman 1dari 6

1.

Setiap tindakan medis yang mempunyai resiko cukup besar, mengharuskan adanya
persetujuan tertulis, bagaimana ketentuan inform concent sesuai hukum?

Ketentuan inform concent

ketentuan inform concent yang diatur antara lain pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1981dan Surat Keputusan PB IDI Nomor 319/PB/A4/88, yaitu tentang pernyataan IDI tentang

Inform Concent tersebut, adalah:8


Pernyataan informed consent:

1. Manusia dewasa sehat jasmani dan rohani berhak sepenuhnya menentukan apa yang
hendak dilakukan terhadap tubuhnya. Dokter tidak berhak melakukan tindakan medis
yang bertentangan dengan kemauan pasien, walaupun untuk kepentingan pasien sendiri.
2. Semua tindakan medis (diagnotik, terapeutik maupun paliatif) memerlukan inform
concent secara lisan maupun tertulis.
3. Setiap tindakan medis yang mempunyai resiko cukup besar, mengharuskan adanya
persetujuan tertulis yang ditandatangani pasien, setelah sebelumnya pasien memperoleh
informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta resikonya.
4. Untuk tindakan yang tidak termasuk dalam butir 3 hanya dibutuhkan persetujuan lisan
atau sikap diam.
5. Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupun
tidak diminta oleh pasien. Menahan informasi tidak boleh, kecuali bila dokter menilai
bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. Dalam hal ini
dokter dapat memberikan informasi kepada keluarga terdekat pasien. Dalam memberi
informasi kepada keluarga terdekat dengan pasien, kehadiran seorang perawat/ paramedic
lainnya sebagai saksi adalah penting.
6. Isi informasi mencakup keuntungan dan kerugian tindakan medis yang direncanakan,
baik diagnostik, terapeutik maupun paliatif. Informasi biasanya diberikan secara lisan,
tetapi dapat pula secara tertulis.

2. Bagaimana Rekam medis dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah?
Rekam medik
Untuk menunjang fungsi rekam medis sebagai alat bukti, dalam pengisian rekam medis,
tenaga kesehatan diwajibkan untuk mengisi selengkap- lengkapnya dan membubuhkan
tanda tangan demi menjamin keakuratan suatu rekam medis yang dibuat. Hal ini
dikaitkan dengan Pasal 184 ayat (1) tentang macam-macam alat bukti, yaitu yang terdiri
dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa, maka
dapat diketahui bahwa rekam medis memiliki fungsi ganda dalam kedudukannya sebagai
alat bukti. Rekam medis dapat dianggap sebagai alat bukti keterangan ahli sekaligus
sebagai alat bukti surat. Rekam medis dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah karena
rekam medis memenuhi syarat-syarat untuk dapat disebut sebagai surat menurut Pasal
187 KUHAP, di antaranya dibuat di atas sumpah jabatan.

3. Apa yang dilakukan pada dokter yang tetap praktek tanpa adanya SIP?
Upaya penindakan dr tanpa sip

upaya penindakan terhadap dokter yang tidak memiliki surat izin praktik adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan dan Meditasi oleh Organisasi Profesi IDI.
Pembinaan dilakukan oleh Organisasi Profesi IDI untuk memberikan penjelasan tentang
peraturan izin praktik dokter secara detail, sedangkan meditasi dilakukan untuk membuka
isi pikiran dan merenungkan bahwa pentingnya suatu izin praktik bagi seorang dokter,
serta memberi pengertian bahwa melakukan praktik tanpa memiliki izin adalah perbuatan

8
melanggar hukum negara yang berakibat sanksi terberat di kemudian hari.

2. Pembinaan secara intern oleh Dinas Kesehatan.


Selain pembinaan yang dilakukan oleh Organisasi Profesi IDI, Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasuruan juga memberikan pembinaan secara pribadi tentang peraturan izin

9
praktik dokter yang harus dipatuhi dan dipahami.

10
3. Teguran secara lisan dan tertulis oleh Dinas Kesehatan.

a. Teguran secara lisan.


Teguran secara lisan disampaikan kepada seorang Dokter yang tidak memiliki izin
praktik, dengan diberikan jangka waktu 1 sampai 2 minggu untuk mengurus izin praktik
tersebut.

b. Teguran tertulis.
Teguran tertulis diberikan kepada seorang Dokter karena tidak menghiraukan teguran secara
lisan dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Pemberian teguran secara lisan ataupun tertulis ini merupakan salah satu bentuk pemberian
sanksi administratif oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan.
4. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL) ke tempat Praktik.
BINWASDAL dilakukan oleh tim Dinas Kesehatan untuk memantau, memonitoring dan
memberikan pembinaan serta pengendalian terhadap pelaksanaan izin praktek.
-Mekanisme BINWASDAL
BINWASDAL merupakan bagian program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan yang dilakukan secara berkala oleh tim BINWASDAL, melalui:
1. Pertemuan dan koordinasi dengan forum komunikasi organisasi profesi.
2. Kunjungan lapangan dan supervise.
5. Organisasi Profesi tidak memberikan rekomendasi untuk melengkapi SIP. Rekomendasi dari
organisasi profesi IDI merupakan salah satu persyaratan untuk melengkapi pengurusan SIP,
dengan kata lain apabila organisasi profesi IDI tidak memberikan rekomendasi maka pengurusan
izin dokter tersebut tertunda selama organisasi profesi IDI belum memberikan rekomendasi

12
tersebut. Dengan kata lain Organisasi Profesi IDI sudah memberikan sanksi terhadap dokter
yang praktik tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan Pasal 38 ayat 1 Undang ±
Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
6. Pencabutan izin dan penutupan tempat praktik.
Seorang dokter dilarang melakukan aktivitas pelayanan kesehatan selama belum

13
mempunyai izin praktik. Dinas kesehatan telah berupaya memberikan sanksi terhadap
dokter yang melakukan praktik tanpa memiliki surat izin praktik tersebut sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011
Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
7. Pencabutan Rekomendasi oleh Organisasi Profesi IDI.
Dicabut rekomendasinya yang diberikan oleh organisasi profesi IDI melalui sidang yang

14
dilakukan khusus. Seperti halnya pencabutan izin praktik sanksi ini diberikan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011
Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

4. apa syarat untuk pengurusan SIP dokter?

5. pada presentasi sudah membahas kewajiban dokter, bagaimana dengan hak dokter
dalam menyelenggarakan praktik kedokteran?
UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
Dokterataudoktergigidalammelaksanakanpraktikkedokteranmempunyaihak :
a.memperolehperlindunganhukumsepanjangmelaksanakantugassesuaidenganstandarprofe
sidanstandarproseduroperasional;
b. memberikanpelayananmedismenurutstandarprofesidanstandarproseduroperasional; c.
memperolehinformasi yang lengkapdanjujurdaripasienataukeluarganya; dan d.
menerimaimbalanjasa.

6. apa perbedaan etika kedokteran dan disiplin kedokteran?


7. apakah seorang dokter dapat dinyatakan tidak layak praktik?

Anda mungkin juga menyukai