Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“MASALAH MASALAH BELAJAR”


DOSEN PENGAMPUH : LUH SUKARIASIH S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 12

1. ISRA WATI A1K1 20 O43


2. JAYATI A1K1 20 055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami pada mata kuliah

“BELAJAR DAN PEMBELAJARAN” dengan baik dan lancar.

Terimakasih yang tulus kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan penyusunan makalah ini, terkhusus kepada ibu dosen yang terhormat
“LUH

SUKARIASIH, S.Pd.,M.Pd. ”, kepada seluruh teman-teman anggota kelompok yang


telah berpartisipasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan, dan ucapan terimakasih kepada
orangtua kami yang telah mensuport kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa
adanya kendala.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
dosen pengampu mata kuliah kami pada mata kuliah Belajar dan pembelajaran. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kami mengenai Pemanfaatan berbagai sumber
belajar dalam pembelajaran.

Mungkin hanya itu yang dapat penulis sampaikan mohon maaf apabila ada kata-kata

yang kurang berkenan dihati pembaca baik yang disengaja maupun tidak disengaja
karena pada

dasarnya kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Kendari, September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul...........................................................................................................i

Kata Pengantar .............................................................................................................i

Daftar isi .......................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan .......................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
Bab II Pembahasan...........................................................................................................3

A. Pengertian Masalah Belajar


B. Jenis Jenis Masalah Belajar
C. Faktor Faktor Masalah Belajar
D. Cara Mengatasi Masalah Belajar
Bab III Penutup.............................................................................................................10

A. Kesimpulan .........................................................................................................10

B. Saran ..................................................................................................................11
Daftar Pustaka ..............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik dan
meningkatkan kemampuan kemudian diiringi dengan adanya perubahan dan peningkatan
kualitas serta kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri. Belajar adalah salah satu
aktivitas siswa yang terjadi dalam lingkungan belajar. Belajar diperoleh melalui lembaga
pendidikan formal dan nonformal. Salah satu lembaga pendidkan formal yang umum
diIndonesia adalah sekolah, dimana didalamnya terjadi kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan antara guru dan siswa. Tujuan belajar yaitu untuk mencapai pengetahuan
yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual.
Kemampuan siswa dalam belajar biasanya sering dikaitkan dengan kamampuan
intelektual.pengukuran kemampuan intelektual ini ditunjukan oleh hasil tes IQ
(Intellegence Quotient) atau kecerdasan intelektual. Siswa dengan IQ >110 tergolong
kedalam siswa dengan kemampuan diatas rata-rata normal,dan IQ<90 tergolong kedalam
rata-rata rendah atau siswa dengan kemampuan rendah.
Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata tinggi namun
tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan yangsesuai dengan kempapuannya
yangdiharapkan dalam belajar.Kemudian ada siswa yang mendapatkan kesempatan yang
baik dalam belajar .Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguhdalam belajar
dengan kemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses
belajar siswa itu sendiri ,baik dalam prosesnya disekolah maupun dirumah.Oleh karena
itu guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dapat memberikan dorongan/motivasi
kepada siswanya yang kurang bersemangatdalam belajar dan memberikan solusi
terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan ,diberikan pokok rumusan
masalah ,yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian masalah belajar?
2. Apa sajakah jenis-jenis masalah belajar?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab masalah belajar yang dihadapi
siswa?
4. Bagaimana prosedur atau langkah-langkah penenangan masalahbelajar yang dihadapi
Siswa?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas,diberikan beberapa tujuan dari perumusan
masalah,yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian masalah belajar.
2. Untuk mendeskripsikanjenis-jenis masalah belajar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab masalah belajar.
4. Untuk menegtahui langkah-langkah penenangan masalah belajar.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah yaitu:
1. Dapat mengetahui apa itu masalah belajar.
2. Dapat mendeskripsikan jenis jenis masalah belajar.
3. Dapat mengetahui faktor faktor penyebab masalah belajar.
4. Dapat mengetahui langkah langkah penanganan masalah belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Belajar

1. Pengertian Masalah Belajar Secara Umum


Secara psikologis,belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan,sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurur Skinner belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang
bersifat progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil
yang optimal apabila diberi penguatan (reinforcement), artinya belajar akan mengarah
pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dari definisi masalah dan
belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau definisikan sebagai
berikut.’’Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan
menghambat kelancaraan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.Masalah –
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam
belajarnya,tetapi juga dapat menimpah siswa-siswa memiliki kemampuan diatas rata-
rata normal,pandai atau cerdas.
2. Pengertian Masalah Belajar Menurut Para Ahli
Banyak ahli mengemukkan pengertian masalah belajar. Ada yang melihat
masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,ada yang melihat
sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang,dan adapula yang mengertikannya
sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan.
 Praytino(1985) mengemukan bahwa masalah adalah suatu yang tidak disukai
adanya,menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain,ingin atau
perlu dihilangkan.
 Hamalik (hal: 1983) menyatakan kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Keadaan tersebut tidak bisa diabaikan oleh seorang pendidik karena dapat
menjadi penghambat tujuan pembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya
disebabkan oleh faKtor intelegensi yang rendah, akan tetapi bisa disebabkan oleh
faktor-faktor nonintelegensi. Oleh karena itu, IQ yang tinggi belum tentu
menjamin keberhasilan belajar. Wood (2007:33) menyatakan kesulitan belajar
adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut
diakibatkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik maupun luar
diri peserta didik.

 Menurut Hilgard dan Bower bukunya Theories of learning yang dikutip oleh
Ngalim purwanto,belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu situa.

 Blassic dan Jones mengatakan bahwa masalah belajar itu menunjukkan adanya
suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik
yang dicapai oleh peserta didik (prestasi aktual). Dengan kata lain bahwa peserta
didik dikatakan mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar yang dicapai
tidak sesuai dengan kapasitas intelegensinya.
 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, masalah belajar adalah suatu kondisi dimana
peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

B. Jenis Jenis Masalah Belajar


Dalam pengertian masalah belajar diatas ,maka dapat dirincikan jenis-jenis siswa
yang mengalami permasalahan dalam belajar,yaitu sebagai berikut.
1. Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan
pencapaian teman-teman seusianya dalam kelas yang sama.Sesuai dengan tujuan
belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa dikatakan lulus atau tuntas
dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)yang
telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang studi.KKM dibuat berdsarkan intake
(pencapaian)siswa didalam kelas.Apabila seseorang siswa tidak mencapai kriteria
tersebut,maka yang bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajar tersebut.
2. Siswa yang mengalami keterlambatan akademik,yakni siswa yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakkan kemampuannya
secara optimal .Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam satu kelas memiliki
kemampuan yang sama ,ada beberapa siswa dengan kemampuan intelegasi diatas
rata-rata bahkan super kondisi inilah yang menyebabkan siswa cerdas ini harus
menyesuaikan kebutuhan asupan kecerdaannya dengan kemampuan teman-teman
sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
3. Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri. Maksudnya
yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata rata normal tetapi tidak mencapai
tujuan belajar yang optimal.
4. Siswa yang sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan
pendidikan atau pengajarn khusus.
5. Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yaitu keadaan atau kondisi siswa
yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jenuh. Siswa yang seperti ini biasanya
didukung oleh linhkungan apatis.
6. Siswa yang memliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu siswa yang kegiatan
belajarnya bersifat antagonis dari seharusnya. Seperti menunda nunda tugas,mengulur
waktu, membenci guru, dan tidak mau bertanya atas hal apa yang tidak diketahui.
.

Secara garis besar masalah belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok :
1. Masalah belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning
disabilities), meliputi gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial juga dalam hal
pemecahan masalah.
2. Masalah belajar akademik (academic learning disabilities), menunjuk pada adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan seperti membaca, menulis dan matematika. Misalnya untuk dapat
menguasai soal matematika bentuk cerita, seorang anak harus menguasai terlebih
dahulu kemampuan membaca pemahaman. Untuk dapat membaca, seorang sudah
harus berkembang kemampuannya dalam melakukan diskriminasi visual maupun
auditif, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian. Masalah belajar siswa
ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar,
dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis. Hambatan tersebut
menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya.

C. Faktor Faktor Masalah Belajar

Banyak hal yang dapat manghambat dan menggangu kemajuan belajar, bahkan
sering juga terjadi suatu kegagalan. Fenomen masalah belajar (learning difficult) seorang
siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) siswa seperti suka berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman,
berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering kabur dari sekolah. Menurut Ross,
kesulitan belajar banyak disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan dari
penggunaan dan mempertahankan perhatian selektif. Mengingat akan hal-hal tersebut,
sudah tidak disangsingkan lagi bahwa didalam pendidikan terdapat bermacam-macam
kesulitan yang disebabkan oleh keadaan atau pembawaan anak itu sendiri maupun oleh
lingkungan dan atau oleh si pendidik sendiri.

Secara garis besar, faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yakni faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa.

1. Faktor intern, meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko fisik siswa, yakni:
a) Bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas inteligensi siswa.
b) Bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap.
c) Bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indra
penglihatan dan pendengara
2. Faktor ekstern, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b) Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area),
dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
c) Lingkungan sekolah contohnya adalah kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas
rendah dan lain-lain.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang
juga menimbulkan kesulitan belajar siswa yaitu factor keturunan, kerusakan pada fungsi
otak, biokimia, deprivasi lingkungan, kesalahan nutrisi. Diantara faktor-faktor yang dapat
dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan masalah belajar itu
terdiri atas:

1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.

2) Disgrafia (disgrapia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.

3) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar menghitung.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum


sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya memiliki kecerdasan di
atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom
tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain disfunction, yaitu gangguan
ringan pada otak. Sehingga berbagai faktor yang dialami oleh peserta didik yang telah
disebutkan diatas dalam kesulitan belajar sangat menentukan dan juga berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Akan lebih baik jika faktor-faktor tersebut bisa
dikenali sejak dini, guna dalam penanganannya bisa lebih cepat dan efisien serta tidak
menjadi masalah yang paten bagi peserta didik sendiri.

D. Cara Penanganan atau Mengatasi Masalah Belajar

Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan


belajar. Banyak solusi yang ditawarkan oleh berbagai pihak dalam mengatasi kesulitan
belajar. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar adalah
sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak


informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.
2. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul, selanjutnya diadakan pengolahan secara


cermat.
Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus

b. Membandingkan antar kasus

c. Membandingkan dengan hasil tes

d. Menarik kesimpulan

3. Diagnosis

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa,


guru sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenal gejala
dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang
bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.

Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut


Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai upaya untuk menemukan
kelemahan atau penyakit (weakness and disease) apa yang dialami seseorang dengan
melalui pengujian mengenai gejala-gejalanya secara seksama. Dengan demikian
didalam melakukan diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis atau
karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan belajar (dengan
menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan
seobjektif mungkin) melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk
memprediksi kemungkinan-kemungkinan dan juga menyarankan tindakan
pemecahannya.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar
jenis tertentu yang dialami siswa. Langkah-langkah diagnosis dalam kesulitan belajar :
 Identifikasi
 Menentukan prioritas
 Menentukan potensi
 Menentukan taraf kemampuan dalam bidang yang perlu diremediasi
 Menetukan gejala kesulitan
 Menganalisis faktor-faktor yang terkait
 Menyusun rekomendasi untuk pengajaran

Dalam melakukan diagnosis, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
seorang guru bagi anak yang berkesulitan belajar, prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Terarah pada perumusan metode perbaikan
2. Efisien
3. Menggunakan catatan kumulatif
4. Memperhatikan berbagai informasi yang terkait
5. Valid dan reliabel
6. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)
7. Penggunaan prosedur informal
8. Kuantitatif
9. Berkesinambungan.

Kasus masalah belajar dapat pula di deteksi dari catatan observasi atau laporan
proses kegiatan belajar yaitu :
1. Cepat lambat (berapa lama) menyelasaikan pekerjaan (tugasnya)
2. Ketekunan (persistency) dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir : alpa,
sakit, izin)
3. Partisipasi dan kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas
kelompok
4. Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya.
Sehingga bisa dikatakan jika kegiatan mendiagnosa yang dilakukan oleh guru
dalam menangani kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik bisa berjalan dengan
baik, itu akan berdampak pada proses penanganan yang akan dilakukan serta
keberhasilan proses belajar itu sendiri. Namun itu juga akan berdampak sebaliknya jika
seorang guru/pendidik salah atau kurang tepat dalam melakukan diagnosa terhadap
kesulian belajar murid.

4. Pragnosis

Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap


diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan
mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi
masalahnya.

5. Treatment atau Perlakuan

Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang


bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat
diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual dan
lain-lain.

6. Evaluasi

Evaluasi disini untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan


tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali.
Kalau ternyata treatment yang diberikan tidak berhasil, maka diadakan pengecekan
kembali. Kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan sifat-sifat
permasalahannya :

a. Jika kelemahannya menyeluruh dan bersumber kepada :

 Kurikulum dan sistem pengajaran, maka perlu diadakan program pengajaran


khusus sebagai pengayaan sampai keterampilan dasar dan pola belajar siswa
terpenuhi dan terkuasai.
 Sistem evaluasi, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan dikembangkan
system penilaian yang bersifat edukatif yang dapat menggairahkan siswa.
 Faktor kondisional, maka komponen-komponen belajar mengajar pokok yang
disyaratkan (buku, laboratorium, dan lain-lain) perlu dipenuhi.
b. Jika kelemahannya hanya segmental dan sektoral pada bagian tertentu, yang
mungkin bersumber pada :
 Metode belajar mengajar, maka akan mudah ditempuh remedial teaching
secara kelompok, baik dalam kelas sebagai keseluruhan maupun dalam
kelompok kecil.
 Sistem penilaian, maka perlu diadakan penyesuaian dengan system yang lazim
berlaku disekolah yang bersangkutan.
 Penampilan dan sikap guru, maka perlu adanya perubahan pada diri guru.

Maka Cara mengatasi masalah belajar yaitu :


 Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan meningkatkan
motivasi belajar.
 Memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai.
 Mengenali bakat dan minat.
 Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
 Catatlah keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu keberhasilan
selanjutnya.
 Mintalah pertimbangan pada guru, teman, atau seseorang yang dirasa memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan belajar.
 Melengkapi sarana belajar.
 Memelihara kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak otak.
 Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
 Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau
sulit.
 Ciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak
membebani pikiran dan perasaan.
 Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. ’’Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat
kelancaraan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
2. Jenis jenis masalah belajar secara garis besar ada duayaitu; Masalah belajar yang
berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), meliputi
gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan
belajar dalam penyesuaian perilaku sosial juga dalam hal pemecahan masalah dan
Masalah belajar akademik (academic learning disabilities), menunjuk pada adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan seperti membaca, menulis dan matematika.
3. Faktor faktor masalah belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah segala
faktor yang berasal dari dalam diri siswa,sedabgkan faktor ekstern adalah faktor yang
berasal dari luar diri siswa.
4. Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar,
karena keduanya saling berkaitan. Dan cara penanggulangannya harus tepat, berjenjang
dan terus menerus. Agar mendapat hasil yang maksimal dalam proses belajarnya.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah masi terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis
agar penyusunan makalah kedepannyalebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1998. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Elis Ormrod, Jeanne. 2009. Psikologi Pendidikan, Membangun Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sugihartiono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Syamsudin,M dan Abin. 2009. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Mulyono Abdurrahman 2016, faktor faktor masalah belajar, journal.unnes, vol.3, no.2
Sugihartiono,dkk 2017 jenis jenis masalah belajar Yogyakarta : UNY Press,

Anda mungkin juga menyukai