DOSEN MATAKULIAH:
NOORMAWANTI,M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah AIK (Al islam dan
Kemuhammadiyahan) dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah AIK yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Hakikat Iman..................................................................................3
2.2 Hubungan Iman, Ilmu dan Amal...................................................4
2.3 Karakteristik dan sifat orang yang beriman...................................7
2.4 Hal – hal yang dapat merusak dan meniadakan Iman...................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................13
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Iman, Bab Su’alu Jibril An-Nabiwa anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).
Namun pada zaman sekarang ini banyak orang disekitar kita yang melupakan
tentangkeimanan kita kepada Allah SWT yang sesungguhnya, sehingga sangat
diperlukan banyak pengetahuan tentang iman dan pengaruhnya pada kehidupan
kita ini.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
penulis kemukakan dua rumusan masalah sebagai berikut:
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama‟ah
memasukkan
amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa
berkurang.
Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang
karenaberkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar
dalil-dalilnya.
a. Ilmu
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik.
Kadang ilmu hanyadijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada
tetapi ada? Tetapi yang pastiadalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak bole di
pertikai kerana terdapat bukti dan dalil yangpasti semua mengetahuinya.Akhir-
akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita ketahui bahawa kadang-
kadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk apa ilmu
itudigunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik,
tapi tetapmembuat kita tidak habis ber fikir.Belajar, mencari ilmu kadang di
jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri, ataubahkan desakan dari pihak
orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan lain-lainlagi. Pada
akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas.
Bahkanmungkin, tidak menjadikan diri lebih baik.
vii
b. Iman
Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap
ketuhanan Allah s.w.tpada setiap pandangan kepada segala perkara. Allah s.w.t
berfirman:Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya…(Ayat 136 : Surah an- Nisaa‟)
Sabda rasulullah :
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman”[HR. Ath-Thabrani]Ayat di atas ditujukan kepada orang
yang sudah beriman. Mereka sudah pun beriman tetapimasih digesa supaya
beriman. Iman pada tahap permulaan berdasarkan dalil-dalil danpembuktian.
Kemudian mereka diajak pula kepada iman dengan penyaksian mata
hati,menyaksikan Rububiyah yang tidak pernah berpisah dari pada ubudiyah.
Tanpa penyaksian terhadap Rububiyah segala amal tidak berguna karena orang
yang beramal menisbahkan amalitu kepada dirinya sendiri, sedangkan tiada yang
melakukan sesuatu melainkan dengan izinAllah s.w.t, dengan Kudrat dan Iradat-
Nya, dengan Haula dan Kuwwata-Nya. Himpunanamal sebesar gunung tidak
dapat menandingi iman yang sebesar zarah. Orang yang berimandan menyaksikan
Rububiyah pada segala perkara dan semua amal itulah orang yangmemperolehi
nikmat yang sempurna lahir dan batin, kerana hubungannya dengan Allah s.w.t
tidak pernah putus. Orang inilah yang berasa puas dengan berbuat taat kepada
Allah s.w.t danberasa cukup dengan-Nya, kerana tiada Tuhan melainkan Allah
s.w.t dan tidak berlaku sesuatu perkara melainkan menurut ketentuan-Nya. Apa
lagi yang patut dibuat oleh seoranghamba melainkan taat kepada-Nya dan
menerima keputusan-Nya.Kesimpulannya iman merupakan penentu sah sesuatu
amalan seorang hamba yang mengakuiman kepadaNya.
c. Amal
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman
kerana kebenaran iman dapat di lihat amal soleh seseorng .Allah bersumpah demi
sesungguhnya manusia itu rugi andai beriman tanpa amal Allah SWT berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
viii
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman”[HR. Ath-Thabrani]Berdasarkan bukti dan dalil di atas
tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu melainkan dengan disulami dengan
amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan yang hadir hasil
penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang bergerak
demi merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya .
Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,“Allah tidak
menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut
ilmu itu wajib atas setiap muslim”[HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi]
Selanjutnya, suatuketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia
pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya
dilakukan orang-orang?". Beliau Saw.menjawab: "Masing-masing dimudahkan
kepada suatu yang diciptakan untuknya” [HR.Bukhari] “Barangsiapa
mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu
yang belum diketahuinya.”[HR. Abu Na‟im] ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan,
itulah hujjah Allah Ta‟ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb,
itulahilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] ”Seseorang itu tidak menjadi
,alim (ber -ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.”[HR. Ibnu Hibban]. Sekali
peristiwa datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan
pertanyaan:”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?” Jawab
Rasulullah Saw.: “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya pula
“Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”.Jawab Nabi Saw.:”Ilmu Pengetahuan tentang
Allah Subhanaahu wa Ta‟ala ! ” Sahabat iturupanya menyangka Rasulullah Saw
salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang amalan,
sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula“Sesungguhnya
sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang Allah, danbanyak
amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR. Ibnu
Abdil Birr dari Anas]Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan
ix
ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kualiti amal setiap orang menjadi sangat
berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena ”Sesungguhnya orang
-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk
oleh Rabb mereka kerana keimanannya QS.[10]:9. Ilmu pengetahuan tentang
Allah Subhanaahu wa Ta‟ala adalah penyambung antara keimanannya dengan
amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah pengaliran
imanyang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq
bi-l-qalbi yangdi ikrarkan bi-l-lisan dan di amalkan bil arkan Dengan itu di
simpulkan bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita
perhatikan tadi , kerana pemisahan setiapkomponen menjadikan islam itu janggal
dan susah dan sukar.
x
Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapatlah kita fahami bahawa di antara sifat-
sifat orang yangbertaqwa yang ada hubung kaitnya dengan keimanan dan amal
ibadah adalah seperti berikut:
1. Beriman dengan perkara-perkara ghaib, yaitu percaya kepada perkara-
perkarayang telah diberitahu oleh Allah melalui lidah rasulNya SAW, di mana
perkara-perkaratersebut tidak mampu difikirkan oleh akal dan pancaindera
manusia, seperti zat Allah Azzawa Jalla, Alam Akhirat, Malaikat, Syurga, Neraka,
Alam kubur, Alam Mahsyar, Titian Sirat, Jin-jin, Siksaan Kubur, Arasy Allah dan
lain-lain lagi.
2. Mendirikan solat
dalam ertikata yang sebenar, dengan memenuhi rukun-rukun dansyarat-syarat
sahnya, termasuk mendirikannya dengan penuh kekhusukan.
3. Menafkahkan sebahagian rezeki yang Allah telah anugerahkan
dalam bentuk zakat wajib atau zakat sunat (sedekah) kepada kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musafir ( yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta dan untuk memerdekakan hamba-hamba
sahaya.
4. Beriman kepada kitab al-Quran dan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya,termasuk suhuf-suhuf yang diturnkan oleh Allah kepada para nabi
dan rasul, melalui perantraan Jibrail A.S.
5. Mengimani dan meyakini adanya kehidupan di akhirat setelah berakhirnya
kehidupan di dunia ini. Di sanalah segala amalan kita akan dinilai dan dihisab
denganpenilaian dan penghisaban yang maha adil, kemudian akan dibalas oleh
Allah denganbalasan yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan didunia ini.
Samada berbahagia dan bergembira dengan mendapat balasan syurga atau
menderita dan tersiksa dengan mendapat balasan neraka.
6. Menepati janji apabila berjanji,samada janji tersebut berhubung kait
dengan Allah dan sesama manusia.
7. Bersabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di dalam
peperangan Selain dari sifat-sifat dan ciri-ciri di atas, terdapat beberapa lagi sifat-
sifat dan ciri-ciri orangyang bertaqwa, di antaranya
xi
8. Menahan api kemarahan daripada menguasai diri sehingga akan
menyebabkan dia bertindak di luar kawalan dan batasan.
9. Memaafkan kesalahan orang lain, walaupun ketika itu dia mampu dan
mempunyai kekuatan untuk mengambil tindakan dan membalas terhadap orang
yang menzaliminya,namun maaf kesalahan mereka lebih diutamakan.
10. Segera mengingati Allah tatkala melakukan perbuatan keji (dosa-dosa
besar yang mudharatnya tidak hanya ke atas dirinya seperti berzina, mencuri,
membunuh, riba,menuduh orang melakukan kejahatan, merompak dan lain-lain
lagi)dan menzalimi dirisendiri (dosa-dosa yang mudharatnya hanya menimpa
dirinya sendiri, samada dosa-dosabesar atau kecil).
11. Memohon keampunan Allah setelah melakukan perbuatan-perbuatan dosa
diatas dan berazam tidak akan meneruskan perbuatan-perbuatan tersebut.
Kenyataan di atas ini terkandung dalam firman Allah surat Ali Imran : ayat 133-
135 yang artinya: “ Dan bersegeralah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan
kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di
waktu senang ataupun susah dan orang-orang yang menahan api kemarahan dan
memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukaiorang-orang yang berbuat
kebajikan, dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau
menzalimi diri sendiri, maka mereka segera mengingati Allah, lalu
memohonkeampunan terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan
siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah?. Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan keji itu sedangkan mereka mengetahui (hukum dan
kesannya).”
12. Beriman dan membenarkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dan
memperjuangkan kebenaran tersebut.Kenyataan ini selaras dengan firman Allah
surat az-Zumar : ayat 33-34, yang artinya: “ Dan mereka yang membawa
(kebenaran) yang dibawa oleh Muhammad dan membenarkankannya, mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperolehi apasahaja yang mereka
kehendaki dari sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan kepada orang yang
melakukan.”
xii
13. Berlaku adil dalam menjatuhkan hukuman di kalangan manusia Seperti
mana yang telah dijelaskan oleh Allah sura al-Maidah: ayat, yang artinya:“ Wahai
orang -orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalumenegakan kebenaran kerana Allah, menjadi saksi dengan adil dan
janganlah sekali-kalikebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
tidak berlaku adil. Berlakuadillah, kerana berlaku adil itu lebih dekat kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa sahaja yang kamu kerjakan.”
14. Mengagungkan syiar-syiar Allah, seperti mengagongkan syiar dalam
ibadah haji,korban, solat berjemaah lima waktu, solat hariraya, solat minta hujan,
solat gerhana bulan dan matahari, solat jumaat, menghidupkan Ramadhan,
menghadiri majlis-majlis ilmu danzikir dan lain-lain lagi berdasarkan firman
Allah SWT surat al-Haj : ayat 32yang artinya:“ Demikianlah (perintah Allah), dan
barangsiapa yang mengagongkan syiar -syiar Allah, maka sesungguhnya itu
timbul lantaran hati yang penuh dengan ketaqwaan.”
15. Berjihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa raga. Firman
Allah surat at-Taubah : ayat 44, yang artinya:“ Orang -orang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izinkepadamu untuk tidak
menyertai jihad dengan harta dan diri (jiwa raga) mereka. Dan Allah amat
mengetahui orang-orang yang bertaqwa.”
16. Tidak bersifat sombong dan tidak melakukan kerosakan di muka bumi ini.
Firman Allah surat al-Qasas:ayat83, yang artinya:“ Negeri akhirat (yang penuh
dengan nikmat itu) Kami kurniakan untuk orang -orang yangtidak mahu
menyombongkan diri dan dari melakukan kerosakan di muka bumi ini dan
kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”
xiii
kekafiran.Adapun hal-hal yang dapat mengurangi / merusak keimanan di
antaranya :
1. Berpaling dari mengenal Allah dan nama-nama serta sifat-sifat-Nya
2. Tidak mau memperhatikan ayat-ayat kauniyah dan syar’iyah
3. Sedikitnya amal shalih
4. Melakukan kemaksiatan kepada Allah.
ِ ُول إِاَّل ُنوحِي إِلَ ْي ِه أَ َّن ُه اَل إِلَ َه إِاَّل أَ َنا َفاعْ ُبد
ُون َ َِو َما أَرْ َس ْل َنا مِن َق ْبل
ٍ -ك مِن رَّ س
Terjemahan: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.( Qur’an surah
Al-anbiya’ Ayat 25)
ُ ٌ ب هَّللا ُ َم َثال َكلِ َم ًة َط ِّي َب ًة َك َش َج َر ٍة َط ِّي َب ٍة أَصْ لُ َها َث ِاب َ أَلَ ْم َت َر َكي
ٍ ) ُت ْؤتِي أ ُكلَ َها ُك َّل ح24( ء#ِ ت َو َفرْ ُع َها فِي ال َّس َما
{ ِين َ ض َر
َ ْف
)25( ُون ِ ِبإِ ْذ ِن َر ِّب َها َو َيضْ ِربُ هَّللا ُ األ ْم َثا َل لِل َّن
َ اس لَ َعلَّ ُه ْم َي َت َذ َّكر
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xv
Jadi keimanan dalam diri jangan sampai tidak tertanamkan , apalagi sampai
membuat kita menjadi orang yang musyrik dan benar–benar kehilangan keimanan
kita. Karena sesungguhnya kita akan menjadi orang yang sangat merugi apabila
tanpa iman.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Dengan makna Tasdiq, I., Tauhid, K. M., & Syahãdatayn, S. P. BAB 1 KONSEP
AKIDAH MENURUT AL–QURAN DAN SUNNAH Pendahuluan Maksud Akidah
Hakikat Iman atau Akidah
xvii