Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AIK

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM ISLAM

DOSEN MATAKULIAH:

NOORMAWANTI,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

1. RIAN BAGUS SAPUTRA NPM: 21510034


2. SETYO BASUKI NPM: 21510040

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah AIK (Al islam dan
Kemuhammadiyahan) dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah AIK yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Hakikat Iman..................................................................................3
2.2 Hubungan Iman, Ilmu dan Amal...................................................4
2.3 Karakteristik dan sifat orang yang beriman...................................7
2.4 Hal – hal yang dapat merusak dan meniadakan Iman...................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................13
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam islam dan iman terkumpul agama secara keseluruhan.


Sebagaimana NabiShalallaahu alaihi wasalam membedakan makna Islam, iman
dan ihsan. Dalam hadits Jibril,Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata,"Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam pada suatu hari keluar berkumpul dengan parasahabat, tiba-tiba
datanglah Jibril dan bertanya, "Apakah iman itu?" Beliau menjawab, "Imanadalah
engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya,
danengkau beriman dengan hari Kebangkitan." Dia bertanya lagi, "Apakah Islam
itu?" Beliaumenjawab, "Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat
syirik kepadaNya,engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan,
puasa Ramadhan dan berhaji keBaitullah." Dia bertanya lagi, "Apakah ihsan itu?"
Beliau menjawab, "Engkau menyembahAllah seakan-akan engkau melihatNya.
Jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu." Dia
bertanya lagi, "Lalu kapankah Kiamat tiba?" Beliau menjawab,"Orang yang
ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya. Tetapi
sayaberitahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita budak
melahirkan tuannya, jikapara penggembala unta hitam telah berlomba-lomba
meninggikan bangunan. (Ilmu tentang)hari Kiamat termasuk dalam lima perkara
yang tidak diketahui kecuali oleh Allah."Kemudian dia pergi, lalu nabi bersabda,
"Kembalikan dia!" Tetapi orang-orang tidak melihatsesuatu. Beliau kemudian
bersabda, "Dia ada-lah Jibril, datang kemari untuk mengajarimanusia tentang
agama-nya." (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-

iv
Iman, Bab Su’alu Jibril An-Nabiwa anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).
Namun pada zaman sekarang ini banyak orang disekitar kita yang melupakan
tentangkeimanan kita kepada Allah SWT yang sesungguhnya, sehingga sangat
diperlukan banyak pengetahuan tentang iman dan pengaruhnya pada kehidupan
kita ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
penulis kemukakan dua rumusan masalah sebagai berikut:

1.Memahami Hakikat Iman dalam islam.


2.Mengerti Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal.
3.Untuk mengetahui Karateristik dan Sifat Orang yang Beriman.
4.Mengetahui Hal– hal yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Iman


Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ituadalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakankepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhanlahmereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkansebagian dari rizki yang kami berikan
kepada me-reka. Itulah orang-orang yang berimandengan sebenar-benar-nya."
(Al-Anfal: 2-4)"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada
jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperolehampunan dan rizki (nikmat) yang
mulia." (Al-Anfal: 74) Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-
orang yang lembut hatinya dantakut kepada Allah ketika namaNya dise-but,
keyakinan mereka bertambah denganmendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak
mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali
kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.Mereka mengetahui,
Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu.Mereka menjaga
pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun
dansunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah
menjanjikanmereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga
memperoleh pahala danampunanNya.Kemudian dalam ayat yang kedua Allah
menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahualaihi wasalam, baik Muhajirin
maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karenaiman mereka yang
kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.Telah
kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah.

vi
Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama‟ah
memasukkan
amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa
berkurang.
Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang
karenaberkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar
dalil-dalilnya.

 2.2 Hubungan iman, ilmu dan amal


Fenomena ini banyak mengelirukan segolongan kita yang kadang kala
terperangkapdalam himpitan kalam-kalam yang cuba membawa suatu motif
tertentu. Iman, Ilmu, Amal.Sebuah trilogi yang tidak dapat di pisahkan. Saling
terkait. Iman tanpa ilmu, sesat. Ilmu tanpaAmal, sesat. Amal tanpa ilmu,
taklid.Secara susunan nya kadang kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan
untuk menyusunnya. Ada menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada
menyatakan iman dahulu dari amal.Apapun yang pasti ketiga ini berkait antara
satu sama lain.

a. Ilmu
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik.
Kadang ilmu hanyadijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada
tetapi ada? Tetapi yang pastiadalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak bole di
pertikai kerana terdapat bukti dan dalil yangpasti semua mengetahuinya.Akhir-
akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita ketahui bahawa kadang-
kadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk apa ilmu
itudigunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik,
tapi tetapmembuat kita tidak habis ber fikir.Belajar, mencari ilmu kadang di
jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri, ataubahkan desakan dari pihak
orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan lain-lainlagi. Pada
akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas.
Bahkanmungkin, tidak menjadikan diri lebih baik.

vii
b. Iman
Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap
ketuhanan Allah s.w.tpada setiap pandangan kepada segala perkara. Allah s.w.t
berfirman:Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya…(Ayat 136 : Surah an- Nisaa‟)
Sabda rasulullah :
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman”[HR. Ath-Thabrani]Ayat di atas ditujukan kepada orang
yang sudah beriman. Mereka sudah pun beriman tetapimasih digesa supaya
beriman. Iman pada tahap permulaan berdasarkan dalil-dalil danpembuktian.
Kemudian mereka diajak pula kepada iman dengan penyaksian mata
hati,menyaksikan Rububiyah yang tidak pernah berpisah dari pada ubudiyah.
Tanpa penyaksian terhadap Rububiyah segala amal tidak berguna karena orang
yang beramal menisbahkan amalitu kepada dirinya sendiri, sedangkan tiada yang
melakukan sesuatu melainkan dengan izinAllah s.w.t, dengan Kudrat dan Iradat-
Nya, dengan Haula dan Kuwwata-Nya. Himpunanamal sebesar gunung tidak
dapat menandingi iman yang sebesar zarah. Orang yang berimandan menyaksikan
Rububiyah pada segala perkara dan semua amal itulah orang yangmemperolehi
nikmat yang sempurna lahir dan batin, kerana hubungannya dengan Allah s.w.t
tidak pernah putus. Orang inilah yang berasa puas dengan berbuat taat kepada
Allah s.w.t danberasa cukup dengan-Nya, kerana tiada Tuhan melainkan Allah
s.w.t dan tidak berlaku sesuatu perkara melainkan menurut ketentuan-Nya. Apa
lagi yang patut dibuat oleh seoranghamba melainkan taat kepada-Nya dan
menerima keputusan-Nya.Kesimpulannya iman merupakan penentu sah sesuatu
amalan seorang hamba yang mengakuiman kepadaNya.

c. Amal
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman
kerana kebenaran iman dapat di lihat amal soleh seseorng .Allah bersumpah demi
sesungguhnya manusia itu rugi andai beriman tanpa amal Allah SWT berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang

viii
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman”[HR. Ath-Thabrani]Berdasarkan bukti dan dalil di atas
tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu melainkan dengan disulami dengan
amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan yang hadir hasil
penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang bergerak
demi merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya .
Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,“Allah tidak
menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut
ilmu itu wajib atas setiap muslim”[HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi]
Selanjutnya, suatuketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia
pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya
dilakukan orang-orang?". Beliau Saw.menjawab: "Masing-masing dimudahkan
kepada suatu yang diciptakan untuknya” [HR.Bukhari] “Barangsiapa
mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu
yang belum diketahuinya.”[HR. Abu Na‟im] ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan,
itulah hujjah Allah Ta‟ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb,
itulahilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] ”Seseorang itu tidak menjadi
,alim (ber -ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.”[HR. Ibnu Hibban]. Sekali
peristiwa datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan
pertanyaan:”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?” Jawab
Rasulullah Saw.: “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya pula
“Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”.Jawab Nabi Saw.:”Ilmu Pengetahuan tentang
Allah Subhanaahu wa Ta‟ala ! ” Sahabat iturupanya menyangka Rasulullah Saw
salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang amalan,
sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula“Sesungguhnya
sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang Allah, danbanyak
amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR. Ibnu
Abdil Birr dari Anas]Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan

ix
ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kualiti amal setiap orang menjadi sangat
berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena ”Sesungguhnya orang
-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk
oleh Rabb mereka kerana keimanannya QS.[10]:9. Ilmu pengetahuan tentang
Allah Subhanaahu wa Ta‟ala adalah penyambung antara keimanannya dengan
amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah pengaliran
imanyang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq
bi-l-qalbi yangdi ikrarkan bi-l-lisan dan di amalkan bil arkan Dengan itu di
simpulkan bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita
perhatikan tadi , kerana pemisahan setiapkomponen menjadikan islam itu janggal
dan susah dan sukar.

2.3 Karakteristik dan sifat orang yang beriman


Allah SWT telah menggambarkan di dlam al-Quran tentang beberapa ciri
orang yang bertaqwa. Di antaranya surat al-Baqarah : ayat 2-5, yang artinya:
“Iaitu mereka yang beriman kepada perkara
-perkara yang ghaib, yang mendirikan solat dan menafkahkan sebagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman dengan Kitab
al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelumnya, serta mereka meyakini akan adanya (kehidupan) akhirat,
Merekaitulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-
orang yang beroleh kejayaan.” Firman Allah lagi surat al-Baqarah : ayat 177, yang
artinya: “ Bukanlah dianggap kebajikan itu hanya sekadar menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, harikemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintaikepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan, dan orang-orang yang
meminta-minta dan memerdekan hamba sahaya,mendirikan solat dan
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila diaberjanji dan
orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan
didalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar keimanan mereka
dan merekaitulah orang-orang yang bertaqwa.”

x
Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapatlah kita fahami bahawa di antara sifat-
sifat orang yangbertaqwa yang ada hubung kaitnya dengan keimanan dan amal
ibadah adalah seperti berikut:
1. Beriman dengan perkara-perkara ghaib, yaitu percaya kepada perkara-
perkarayang telah diberitahu oleh Allah melalui lidah rasulNya SAW, di mana
perkara-perkaratersebut tidak mampu difikirkan oleh akal dan pancaindera
manusia, seperti zat Allah Azzawa Jalla, Alam Akhirat, Malaikat, Syurga, Neraka,
Alam kubur, Alam Mahsyar, Titian Sirat, Jin-jin, Siksaan Kubur, Arasy Allah dan
lain-lain lagi.
2. Mendirikan solat
dalam ertikata yang sebenar, dengan memenuhi rukun-rukun dansyarat-syarat
sahnya, termasuk mendirikannya dengan penuh kekhusukan.
3. Menafkahkan sebahagian rezeki yang Allah telah anugerahkan
dalam bentuk zakat wajib atau zakat sunat (sedekah) kepada kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musafir ( yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta dan untuk memerdekakan hamba-hamba
sahaya.
4. Beriman kepada kitab al-Quran dan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya,termasuk suhuf-suhuf yang diturnkan oleh Allah kepada para nabi
dan rasul, melalui perantraan Jibrail A.S.
5. Mengimani dan meyakini adanya kehidupan di akhirat setelah berakhirnya
kehidupan di dunia ini. Di sanalah segala amalan kita akan dinilai dan dihisab
denganpenilaian dan penghisaban yang maha adil, kemudian akan dibalas oleh
Allah denganbalasan yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan didunia ini.
Samada berbahagia dan bergembira dengan mendapat balasan syurga atau
menderita dan tersiksa dengan mendapat balasan neraka.
6. Menepati janji apabila berjanji,samada janji tersebut berhubung kait
dengan Allah dan sesama manusia.
7. Bersabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di dalam
peperangan Selain dari sifat-sifat dan ciri-ciri di atas, terdapat beberapa lagi sifat-
sifat dan ciri-ciri orangyang bertaqwa, di antaranya

xi
8. Menahan api kemarahan daripada menguasai diri sehingga akan
menyebabkan dia bertindak di luar kawalan dan batasan.
9. Memaafkan kesalahan orang lain, walaupun ketika itu dia mampu dan
mempunyai kekuatan untuk mengambil tindakan dan membalas terhadap orang
yang menzaliminya,namun maaf kesalahan mereka lebih diutamakan.
10. Segera mengingati Allah tatkala melakukan perbuatan keji (dosa-dosa
besar yang mudharatnya tidak hanya ke atas dirinya seperti berzina, mencuri,
membunuh, riba,menuduh orang melakukan kejahatan, merompak dan lain-lain
lagi)dan menzalimi dirisendiri (dosa-dosa yang mudharatnya hanya menimpa
dirinya sendiri, samada dosa-dosabesar atau kecil).
11. Memohon keampunan Allah setelah melakukan perbuatan-perbuatan dosa
diatas dan berazam tidak akan meneruskan perbuatan-perbuatan tersebut.
Kenyataan di atas ini terkandung dalam firman Allah surat Ali Imran : ayat 133-
135 yang artinya: “ Dan bersegeralah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan
kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di
waktu senang ataupun susah dan orang-orang yang menahan api kemarahan dan
memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukaiorang-orang yang berbuat
kebajikan, dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau
menzalimi diri sendiri, maka mereka segera mengingati Allah, lalu
memohonkeampunan terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan
siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah?. Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan keji itu sedangkan mereka mengetahui (hukum dan
kesannya).”
12. Beriman dan membenarkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dan
memperjuangkan kebenaran tersebut.Kenyataan ini selaras dengan firman Allah
surat az-Zumar : ayat 33-34, yang artinya: “ Dan mereka yang membawa
(kebenaran) yang dibawa oleh Muhammad dan membenarkankannya, mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperolehi apasahaja yang mereka
kehendaki dari sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan kepada orang yang
melakukan.”

xii
13. Berlaku adil dalam menjatuhkan hukuman di kalangan manusia Seperti
mana yang telah dijelaskan oleh Allah sura al-Maidah: ayat, yang artinya:“ Wahai
orang -orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalumenegakan kebenaran kerana Allah, menjadi saksi dengan adil dan
janganlah sekali-kalikebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
tidak berlaku adil. Berlakuadillah, kerana berlaku adil itu lebih dekat kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa sahaja yang kamu kerjakan.”
14. Mengagungkan syiar-syiar Allah, seperti mengagongkan syiar dalam
ibadah haji,korban, solat berjemaah lima waktu, solat hariraya, solat minta hujan,
solat gerhana bulan dan matahari, solat jumaat, menghidupkan Ramadhan,
menghadiri majlis-majlis ilmu danzikir dan lain-lain lagi berdasarkan firman
Allah SWT surat al-Haj : ayat 32yang artinya:“ Demikianlah (perintah Allah), dan
barangsiapa yang mengagongkan syiar -syiar Allah, maka sesungguhnya itu
timbul lantaran hati yang penuh dengan ketaqwaan.”
15. Berjihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa raga. Firman
Allah surat at-Taubah : ayat 44, yang artinya:“ Orang -orang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izinkepadamu untuk tidak
menyertai jihad dengan harta dan diri (jiwa raga) mereka. Dan Allah amat
mengetahui orang-orang yang bertaqwa.”
16. Tidak bersifat sombong dan tidak melakukan kerosakan di muka bumi ini.
Firman Allah surat al-Qasas:ayat83, yang artinya:“ Negeri akhirat (yang penuh
dengan nikmat itu) Kami kurniakan untuk orang -orang yangtidak mahu
menyombongkan diri dan dari melakukan kerosakan di muka bumi ini dan
kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”

2.4 Hal– hal yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman


Di antara keyakinan yang benar tentang iman adalah bahwasanya iman dapat
bertambahdan juga dapat berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatanPembicaraan tentang masalah iman merupakan salah satu
perkara penting yang mendasar.Bahkan ini merupakan dasar aqidah seorang
muslim. Salah dalam memahami keimanan bias menyebabkan seseorang
terjerumus dalam keharaman, kebid‟ahan, bahkan bisa berujung

xiii
kekafiran.Adapun hal-hal yang dapat mengurangi / merusak keimanan di
antaranya :
1. Berpaling dari mengenal Allah dan nama-nama serta sifat-sifat-Nya
2. Tidak mau memperhatikan ayat-ayat kauniyah dan syar’iyah
3. Sedikitnya amal shalih
4. Melakukan kemaksiatan kepada Allah.

ِ ‫ُول إِاَّل ُنوحِي إِلَ ْي ِه أَ َّن ُه اَل إِلَ َه إِاَّل أَ َنا َفاعْ ُبد‬
‫ُون‬ َ ِ‫َو َما أَرْ َس ْل َنا مِن َق ْبل‬
ٍ -‫ك مِن رَّ س‬
Terjemahan: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.( Qur’an surah
Al-anbiya’ Ayat 25)
ُ ٌ ‫ب هَّللا ُ َم َثال َكلِ َم ًة َط ِّي َب ًة َك َش َج َر ٍة َط ِّي َب ٍة أَصْ لُ َها َث ِاب‬ َ ‫أَلَ ْم َت َر َكي‬
ٍ ‫) ُت ْؤتِي أ ُكلَ َها ُك َّل ح‬24( ‫ء‬#ِ ‫ت َو َفرْ ُع َها فِي ال َّس َما‬
{ ‫ِين‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫ْف‬
)25( ‫ُون‬ ِ ‫ِبإِ ْذ ِن َر ِّب َها َو َيضْ ِربُ هَّللا ُ األ ْم َثا َل لِل َّن‬
َ ‫اس لَ َعلَّ ُه ْم َي َت َذ َّكر‬

Terjemahan: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah


membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.(Qur’an Surah
Ibrahim ayat 24-25).
ُ ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم َوإِ َذا قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا َي ْف َس‬ ِ ِ‫يل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا ق‬
١١( ‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ٍ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
 Terjemahan: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.(Qur’an Surah
Al-mujadalah ayat 11).

xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Orang - orang yang beriman sesungguhnya adalah orang – orang yang


lembut hatinyadan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan
mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak
mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali
kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya. Orang - orang beriman
menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan
sunnahnya.Keimanan seseorang dapat bertambah karena bertambahnya amal
shalih dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Didalam
kehidupan kita iman mempunya hubungan yang sangat erat dengan ilmu dan
amal, dapat dikatakan Iman tanpailmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat. Amal tanpa
ilmu, taklid. Secara susunan nya kadangkala ia terlalu dipertikai akan
kepentiangan untuk menyusun nya. Ada menyatakan ilmuitu dahulu dari iman ,
dan ada menyatakan iman dahulu dari amal. Apapun yang pasti ketiga ini berkait
antara satu sama lain.Sifat-sifat orang yang bertaqwapun dapat ditentukan dengan
keimanan dan amal ibadah Salah yang dikerjakan selama hidupnya, dalam
memahami keimanan bias menyebabkan seseorang terjerumus dalam keharaman,
kebidahan, bahkan bisa berujung kekafiran.
3.3 Saran

Keimanan dalam diri kita harus benar–benar tertanam, dan dilaksanakan.


Tanpa keimanan hidup kita tidak akan mendapat ketentraman baik ketentraman
duniawi maupun ketentraman diakhirat nanti. Bagaimanapun iman akan sangat
berpengaruh dalam kehidupan kita, karana Allah tidak menerima iman tanpa amal
perbuatan dan tidak pul amenerima amal perbuatan tanpa iman, begitupun ilmu
yang kita miliki tidak akan bermanfaat tanpa disertai keimanan dalam diri kita.

xv
Jadi keimanan dalam diri jangan sampai tidak tertanamkan , apalagi sampai
membuat kita menjadi orang yang musyrik dan benar–benar kehilangan keimanan
kita. Karena sesungguhnya kita akan menjadi orang yang sangat merugi apabila
tanpa iman.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Dengan makna Tasdiq, I., Tauhid, K. M., & Syahãdatayn, S. P. BAB 1 KONSEP
AKIDAH MENURUT AL–QURAN DAN SUNNAH Pendahuluan Maksud Akidah
Hakikat Iman atau Akidah

Rahman, A. (2012). Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan


Epistemologi dan Isi-Materi.". Jurnal Eksis, 8(1), 2053-2059.

Batubara, J. (2015). Pengembangan karakter jujur melalui pembiasaan. Jurnal


Konseling Dan Pendidikan, 3(1), 1-6

Jannah, F. (2019). IMPLIKASI PERDAMAIAN TERHADAP HARMONITAS


ANTAR IMAN. HIBRUL ULAMA, 1(2), 23-33.

xvii

Anda mungkin juga menyukai