Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR 15

MATA KULIAH
MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

Mata Kuliah : Manajemen Ternak Unggas


Kode Mata Kuliah / SKS : 327I1103
Semester : Awal
Program Studi : Peternakan
Mata Kuliah Prasyarat : -
Dosen Penanggung
: Dr.Ir.Hj.St.Rohani,M.Si.
Jawab
Sasaran
Mampu menerapkan manajemen ternak unggas dalam
Belajar/Learning :
pengelolaan suatu usaha peternakan unggas.
outcome
Mata Kuliah Manajemen Ternak Unggas membahas
tentang manajemen pemeliharaan ayam ras petelur,
Deskripsi Mata Kuliah ayam ras pedaging, ayam buras, unggas air, formulasi
dan manajemen pemberian pakan unggas, studi
kelayakan dan analisis usaha peternakan unggas.

I. PENDAHULUAN

a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan:

Pokok bahasan pertama yaitu studi kelayakan evaluasi proyek manajemen ternak
unggas yang terdiri dari aspek teknis dan operasional, aspek ekonomi dan pemasaran,
serta aspek organisasi dan manajemen.

b) Sasaran Pembelajaran/Learning objective:

Mahasiswa mampu mendiskripsikan batasan dan prinsip dasar tentang aspek-aspek


dalam studi kelayakan proyek manajemen peternakan.

II. PENYAJIAN MATERI BAHASAN


1. Aspek Teknis dan Operasional
2. Aspek Ekonomi dan Pemasaran
3. Aspek Organisasi dan Manajemen
4. Aspek Finansial
5. Aspek Sosial

1. Aspek Teknis dan Operasional

Analisis mempelajari teknis dan operasional antara lain menentukan jenis


teknologi pada produk dan jasa yang dikaji.Beberapa faktor yang dipertimbangkan
dalam jenis teknologi antara lain:
1. Mengkaji implementasi sistem teknis layanan Personal Info Services.
2. Teknologi harus mudah untuk diterapkan.
3. Jenis teknologi yang dapat menghasilkan standar mutu yang sesuai dengan
keinginan pasar.
4. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai
skala produksi yang ekonomis.
5. Pilihlah jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh
kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan
penunjang yang diperlukan untuk penerapannya.
6. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah
dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang
dibutuhkan.
7. Pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan, sehingga dapat
diketahui apakah teknologi tersebut dapat disetarakan dengan baik.
8. Perencanaan lokasi.
9. Perencanaan tenaga kerja.

2. Aspek Ekonomi Dan Pemasaran

2.1. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait
3. Tingkat pendapatan per kapita
4. Selera atau kebiasaan
5. Jumlah penduduk
6. Perkiraan harga dimasa mendatang
7. Distribusi pendapatan
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

1) Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka perminataan terhadap barang
itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum
permintaan, yang menyatakan ‘’Bila harga suatu barang naik, ceteris
paribus, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya’’
2) Harga Barang Lain yang Terkait

Harga barang jual juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi
kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Katerkaitan dua
macam barang dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen
(penggenap). Misalnya, barang subtitusi dari daging ayam adalah daging sapi,
ikan, atau tempe. Suatu barang menjadi subtitusi barang lain bila terpenuhi
paling tidak satu syarat dari dua syarat : memiliki fungsi yang sama dan atau
kandungan yang sama. Dalam hal ini, bila harga subtitusi harga sapi
(misalnya daging ayam) meningkat, harga relative daging sapi menjadi lebih
murah, sehingga permintaan daging sapi meningkat. Sedangkan kalau harga
komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras
meningkat, sehingga permintaan daging sapi mungkin meningkat pula.
Contoh lain dua macam barang yang mempunyai hubungan komplementer
dengan BBM dan mobil. Bila dua macam barang tidak mempunyai hubungan
dekat (keterkaitan), maka perubahan harga satu barang tidak memengaruhi
permintaan barang satunya lagi. Bila harga pensil naik, misalnya, tidak ada
pengaruhnya terhadap permintaan daging sapi, karena antar pensil dengan
daging sapi tidak berkorelasi, baik sebagai barang subtitusi maupun barang
komplemen.
3) Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu
barang meningkat.
4) Selera atau Kebiasaan

Selera atau kebiasaan juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang.


Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras pertahun di
provinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa?
Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan
sagu). Sebaliknya di Sumatera Utara, selain lebih menyukai beras, ada
kebiasaan (adat) yang membutuhkan beras, terutama dikalangan masyarakat
Batak pada saat acara pernikahan.
5) Jumlah Penduduk
BAHAN AJAR 15
MATA KULIAH
MANAJEMEN TERNAK UNGGAS
Oleh: Dr.Ir.Hj.St.Rohani
Mata Kuliah : Manajemen Ternak Unggas
Kode Mata Kuliah / SKS : 327I1103
Semester : Awal
Program Studi : Peternakan
Mata Kuliah Prasyarat : -
Dosen Penanggung
: 1.Dr.Ir.Wempie Pakiding, M.Sc.
Jawab
Tim Dosen : 2. Ir.Mustakim Mattau, M.S.
3. Prof.Dr.Ir.Laily Agustina, M.S.
4. Dr.Ir. Palmarudi, MU
5. Dr.Ir.Hj.St.Rohani,M.Si.
6. Muh.Rahman Hakim, S.Pt,MP.
Sasaran
Mampu menerapkan manajemen ternak unggas dalam
Belajar/Learning :
pengelolaan suatu usaha peternakan unggas.
outcome
Mata Kuliah Manajemen Ternak Unggas membahas
tentang manajemen pemeliharaan ayam ras petelur,
:
Deskripsi Mata Kuliah ayam ras pedaging, ayam buras, unggas air, formulasi
dan manajemen pemberian pakan unggas, studi
kelayakan dan analisis usaha peternakan unggas.

I. PENDAHULUAN

a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan:

Pokok bahasan pertama yaitu studi kelayakan evaluasi proyek manajemen ternak
unggas yang terdiri dari aspek teknis dan operasional, aspek ekonomi dan pemasaran,
serta aspek organisasi dan manajemen.
Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka
permintaan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin
banyak jumlah penduduk, permintaan beras makin banyak.
6) Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita mem]perkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih
baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli
lebih banyak saat ini guna menghemat belanja dimasa mendatang.
7) Distribusi Pendapatan

Tingkat pendapatan per kapita bias memberikan kesimpulan yang salah bila
distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai begitu besar ‘’kue’’ perekonomian. Jika distribusi pendapatan
buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap
suatu barang menurun.
8) Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli


barang besar sekali peranannya dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan
memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau
menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Disamping itu, untuk
barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang
tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Usaha-
usaha promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli
apabila membeli suatu barang atau iklan pemberian potongan harga, sering
mendorong orang untuk membeli lebih banyak daripada biasanya.
2.2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin ditawarkan (jual ) pada
berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran antara lain:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait
3. Harga faktor produksi
4. Biaya produksi
5. Teknologi produksi
6. Jumlah pedagang/penjual
7. Tujuan perusahaan
8. Kebijakan pemerintah

1) Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah
barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hokum penawaran, yang
menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang
tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan ‘’Semakin
tinggi harga suatu barang, ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang
tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya’’.
2) Harga Barang Lain yang Terkait

Barang-barang subtitusi dapat memengaruhi penawaran suatu barang.


Misalkan, dikarenakan kenaikan biaya produksi diluar negeri, atau kenaikan
tarif impor, baju yang diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen
baju impor sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri sehingga
permintaan terhadap baju produksi dalam negeri meningkat. Kenaikan
permintaan ini pada gilirannya akan mendorong para produsen dalam negeri
untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila barang subtitusi naik, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk
barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang
komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
3) Harga Faktor Produksi

Kenaikan harga factor produksi seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga
bahan baku yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan
menyebabkan perusahaan memproduksi output-nya lebih sedikit dengan
jumlah anggaran yang tetap. Kenaikan harga factor produksi ini juga akan
mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industry tidak menarik
lagi, mereka akan pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya penawaran barang.
4) Biaya Produksi

Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.


Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan
kenaikan harga factor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan
mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
5) Teknologi Produksi

Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, menciptakan


barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang,
kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6) Jumlah Pedagang/Penjual

Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka


penawaran barang tersebut akan bertambah.
7) Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan


hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapisitas produksinya secara maksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan yang
maksimum.
Namun demikian, sering kita temui produsen yang mempunyai tujuan lain
dalam berproduksi. Misalnya ada perusahaan yang tidak menanggung risiko ;
mereka cenderung melakukan kegiatan produksi yang lebih ‘’aman’’ meskipun
hal itu menyebabkan tingkat keuntungannya menjadi lebih sedikit. Sedangkan
BUMN, misalnya, lebih mementingkan mencapai tingkat produksi yang
maksimum (agar tingkat kemakmuran masyarakat meningkat), dan bukan
keuntunga yang maksimum. Dengan demikian penawaran suatu barang
dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai produsen.
8) Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi penawaran suatu barang. Di


Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk
mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi
tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas
menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.

2.3. Harga

Masalah harga sangat penting ditelahaan dalam suatu usaha. Dalam pemasaran
peran harga begitu penting, sebab dari hargalah “mati dan hidupnya” peternakan
ditentukan.
2.4. Pemasaran

Dalam pemasaran yang akan dihadapi adalah pasar. Manajemen pemasaran


bertujuan untuk mengetahui teknik pemasaran yang tersedia disuatu daerah, dan cara
penanganan hasil produksi unggas sebelum dipasarkan, dengan demikian masyarakat
konsumen akan mendapatkan produk unggas, terutama daging dan telur brkualitas,
aman dan sehat untuk dikomsumsi.
3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan
manajemen proyek yang direncanakan secara efisien, dan ditentukan secara teknis yaitu
jenis pekerjaan yang diperlukan berdasarkan kegiatan usaha dan disusun bentuk struktur
organisasi yang cocok dan sesuai dalam menjalankan kegiatan usaha. Struktur
organisasi ditetapkan berdasarkan jenis pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan keahlian
yang diperlukan.
4. Aspek Finansial

4.1 Komponen dan Struktur Biaya

Biayan produksi dapat berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya
variabel.
a. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi yang
berkali-kali dapat dipergunakan. Biaya tetap antara lain terdiri biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk tanah, bangunan, kandang, peralatan dan alat
transpotasi.
b. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk pakan, tenaga kerja,
perbaikan kandang, vaksinasi obat-obatan, pajak usaha dan sumbangna-
sumbangan. Dalam perhitungan biaya produksi, biaya tetao diperhitungkan
biaya penyusutannya per satuan waktu ( hari, bulan, dan tahun).
4.2 Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya-biaya
atau TR-TC.
5. Aspek Sosial

5.1 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Penentuan lokasi usaha harus mempertimbangkan aspek sosial ekonomi untuk


encapai keuntungan semaksimal mungkin. Namun alangkah lebih bagus lagi bila
masyarakat setempat dapat diikut sertakan dalam usaha sehingga penghasilan
masyarakat dapat meningkat.
5.2 Analisis Sosial

Dari aspek sosial perlu dianalisis bahwa apakah jika usaha atau prroyek bisnis
yang dijalankan akan memberikan manfaat sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya. Diharapkan proyek bisnis yang dijalankan dapat memberikan
dampak yang lebih positif lebih banyak.
III. Tugas/Latihan

Masing-masing mahasiswa diharuskan membuat rancangan studi kelayakan


manajemen ternak unggas.

PENUTUP
A. Rangkuman
Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha peternakan unggas maka seorang
peternak harus menerapkan beberapa aspek antara lainAspek Teknis dan Operasional,
Aspek Ekonomi dan Pemasaran, Aspek Organisasi dan Manajemen, Aspek Finansial
dan Aspek Sosial.
B. Indikator Penilaian

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:


1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok
bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta
penampilan (30%)

Daftar Pustaka

Direktorat Jendral Peternakan. Bina Usaha Petani Ternak Dan Pengolahan Hasil
Peternakan.1988. Usaha Peternakan Perencanaan Usaha, Analisa Dan
Pengelolaan.

Ibrahim, Y Drs.1998. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Penerbit PT.Rineka Cipta.


Mulyanti N.G.A. 2010.Ilmu Manajemen Ternak Unggas.Penerbit: Gadjah Mada
University Press.UGM.
Prahasta, A. Dan H.Masturi, M.P. 2009.Budidaya Usaha Pengolahan Agribisnis Ternak
Ayam Buras Pedaging.Penerbit: CV.Pustaka Grafika. Bandung.
Prawirokusumo,S.1990. Ilmu Usahatani. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Rahardja,P. Dan M.Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi ( Mikroekonomi &
Makroekonomi).Fakulatas Ekonomi. Universitas Indonesia.Jakarta.
Rasyaf.M. 1994. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI). Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai