Anda di halaman 1dari 13

MORFOLOGI BUNGA, BUAH DAN BIJI

I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mengeanal ciri-ciri morfologi bunga, buah dan biji secara sederhana.
2. Membedakan struktur bunga gynospermae dan angiospermae melalui penggambaran
masing-masing spesimen.

B. Dasar Teori
A. Bunga

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan
bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan
lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat artikel
Pembentukan bunga). Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan
sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya yaitu aktinomorf
(berbentuk simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak
dijumpai (Yudianto, 1992).

Organ generatif yang dimiliki tumbuhan adalah bunga dan buah. Adanya bunga dan buah
membuktikan tumbuhan spermatophyta sebagai kelompok tumbuhan modern. Bunga memiliki
susunan tersendiri salah satunya adalah benang sari. Bagi tumbuhan benang sari merupakan alat
kelamin jantan seperti halnya dengan bagian-bagian bunga lainnya. Selain benang sari pada
bunga juga terdapat bagian-bagian lain salah satunya adalah putik yang merupakan alat kelamin
betina. Bunga berfungsi utama menghasilkan buah (Yudianto, 1992).

Bunga sempurna yaitu bunga yang memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina
(putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila
memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah
sebagai berikut:

a. Kelopak bunga atau calyx


b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat
serangga yang membantu proses penyerbukan

c. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa
benang sari

d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: rumah wanita)
berupa putik (Tjitrosoepomo, 2007).

Perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan


munculnya bunga. Dalam bunga inilah terdapat Putik dan Benang Sari yang menjadi alat
reproduksi bagi tumbuhan. Untuk lebih jelasnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-
bagian dari bunga agar kita lebih mudah untuk memahami penjelasan selanjutnya
(Tjitrosoepomo, 2007).

Bunga tersusun dari beberapa bagian. Namun ada bunga yang disebut dengan bunga
lengkap dan bunga tidak lengkap, juga ada yang disebut dengan bunga sempurna dan bunga
tidak sempurna. Bagian-bagian bunga antara lain sebagai berikut:

(Tjitrosoepomo, 2007)
Kelopak bunga merupakan bagian dari bunga yang letaknya di dekat dasar bunga dan
menyambung dengan tangkai bunga. Kelopak bunga ini biasanya menyelimuti bunga saat bunga
masih dalam keadaan kuncup dan biasanya setelah mekar dalam waktu tertentu, akan gugur
dengan sendirinya. Bentuk kelopak bunga sangat beraneka ragam bentuk dan warnanya sesuai
dengan jenis bunga. Bagian kelopak bunga inilah yang memberikan keindahan pada bunga
tersebut dan biasanya warnanya digunakan untuk mengindetifikasi jenis bunga tersebut.
Misalnya bunga mawar yang warna kelopaknya merah disebut dengan Red Roses atau Mawar
Merah.
a. Dasar Bunga. Dasar bunga merupakan bagian ujung tangkai bunga yang membesar dan
menjadi tempat melekatnya mahkota bunga.
b. Tangkai Bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang menghubungkan bunga dengan
batangnya.
c. Benang Sari. Benang sari adalah alat kelamin jantan bagi tumbuhan. Benang sari sendiri
terdiri dari tangkai sari dan kepala sari, dan di dalam kepala sari inilah terdapat butir-butir
serbuk sari.
d. Putik. Putik adalah Alat Kelamin Betina pada tumbuhan. Putik terdiri dari tangkai Putik,
Kepala Putik dan bakal Buah, dan di dalam bakal buah terdapat Bakal Biji. Di dalam
bakal biji tersebut, masih terdapat dua inti yaitu calon Lembaga dan Sel Telur
(Tjitrosoepomo, 2007).
Bunga Lengkap adalah bunga yang memiliki seluruh bagian-bagian bunga. Sedangkan
bunga Tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti yang
dijelaskan di atas. Bunga Sempurna adalah bunga yang memiliki Putik dan Benang Sari.
Sedangkan Bunga Tidak Sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat
perkembangbiakan saja. Misalnya bunga yang hanya memiliki Benang sari saja dan dinamakan
Bunga Jantan, serta bunga yang hanya memiliki Putik saja dan disebut dengan bunga Betina
(Tjitrosoepomo, 2007).

B. Buah (Fructus)
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang
tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang tekanjang (fruktus nodus). Buah ini juga dinamakan
sebagai buah sejati atau buah sungguh (Sudjadi, 2007).
Pada umumnya buah hanya terbentuk sesudah terjadi penyerbuakan dan pembuahan pada
bunga. Walaupun demikian mungkin pula terbentuk tanpa penyerbukan dan pembuahan,
peristiwa yang demikian tersebut dinamakan partenokarpi (parthenocorpy). Buah yang terjadi
seperti ini biasanya tidak mengadung biji atau jika ada bijinya tidak megandung lembaga, jadi
bijinya tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiyakan. Pembentukan buah dengan cara
ini lazim kita temui pada pohon pisang (Musa paradisiaca L.) (Sudjadi, 2007).
Mengikat urain di atas, buah pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu :
a.       Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-
bagian lainya pada bunga itu, yang malah menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih
menarik perhatian dan seringkali nagain buah yang bermanfaat dapat dimakan) sedangkan
buah yang aslinya kadang-kdang tersembunyi.
b.      Buah sejati atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian
bunga lainya masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti (Sudjadi,
2007).
Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
a). Buah semu tunggal, yaitu buah semu yag terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada
buah ini selain bakal buah ada bagain lain bunga yang ikut membentuk buah. Misalnya Tangkai
bunga. Pada buah jambu monyet (Anacardium occidental L.) Kelopak bunga pada buah ciplukan
(Physalis minimal L.)
b). Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang dapat
tumbuh secara bebas satu sama lainya dan tumbuh menjadi buah.
c). Buah majemuk, ialah buah semu yang terjadi dalam bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari
luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Arcocarpus integra Merr.) dan buah
keluwih (Artocapus communis Forst.) (Sudjadi, 2007).

Sama halnya dengan buah semu, buah sejati juga dapat dibedakan kedalam tiga golongan,
yaitu :
a).    Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang tersusun dari satu bunga dengan satu bakal buah
saja, buah ini dapat berisi satu atau banyak biji dan satu atau banyak ruangan. Contoh : Buah
mangga (Mangifera indica L.) mempunyai satu ruang dan satu biji. Buah pepaya (Carica
papaya L) yang terdiri dari satu ruang dan banyak biji di dalamnya. Buah durian (Durio
zibethinus Murr.) yang terdiri dari banyak ruangan dan tiap ruang terdapat beberapa biji.
b).    Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu
sama lainya dan masing-masing bakal buah menjadi satu.
c).    Buah sejati majemuk, yaitu buah yang bersal dari satu bunga majemuk yang masing-masing
bunga menjadi satu buah. Tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya
nampak seperti satu buah saja. Contoh pada buah pandan (Pandanus tectorius Sol.) (Sudjadi,
2007).
Buah sejati tunggal dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras
dan mengayu sperti kulit yang kering. Misalnya kacang tanah (Arachis hypogea L.) padi (Orzya
sativa) dll
2. Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal dan
berdanging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga
lapisan (Sudjadi, 2007).

C. Biji (Semen)
Biji (semen) bagi tumbuhan Spermatophyta, biji ini merupakan alat untuk
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Denga
dihasilkanya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke lain
tempat (Rahmat, 2009).
Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(plancenta). Tangkai pendukung biji itu di sebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat
pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan
terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas
pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi salut atau
selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang sempurna ada yang hnya
menyelubungi sebagian biji saja (Rahmat, 2009).
1. Kulit Biji (Spermodermis)
Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari selaput bakal biji (Intergumnetum)
oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua
lapisan, yaitu :
a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada yang tipis
ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan
pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga dinamakan
kulit ari (Rahmat, 2009).
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang sama dengan bakal biji, tetapi
diperguanakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya :
integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari  integumentum, maka belum
berarti bahwa kulit luar biji berasal dari itegumentum luar dan kulit berasal berasal dari
itegumentum yang dalam, karena pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta dalam bakal biji
yang lebih dalam dari pada integumentumnya (Rahmat, 2009).
Biji yang memiliki dua lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji
telanjang (gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah
melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya
mempunyai satu integumentum saja (Rahmat, 2009).
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masing-masing
dinamakan :
a.      Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, kuning
lalu berwarna ketika masak.
b.     Kulit tengah (sclerolesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu mempunyai kuli dalam
(endocarpium) pada buah batu.
c.      Kulit dalam (endotesta), biasnya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada biji
(Rahmat, 2009).
Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis
tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya :
1.     Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa sayap pada kulit
luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin.
2.     Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-
bulu ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oelh tiupan
angin. Contoh : kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand.)
3.     Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji
durian (Durio zibethinus Murr.)
4.     Salut biji semu (arillodium), seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan
tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala adalah suatu salut
biji semu.
5.     Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar,
biasanya telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji. Misal :
kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dll.
6.     Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan amsuknya buluh sebuk sari ke dalam
bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7.     Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen degan
nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8.     Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang
bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak begitu jelas lagi.
Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.) (Rahmat, 2009).

2. Tali Pusar (Funiculus)


Tali pusar merupakn bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan
tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji. Dan pada biji hanya
tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji (Rahmat, 2009).

3. Inti Biji (Nucleus Seminis)


Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh
sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru
b. Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan
kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan sendiri (Rahmat, 2009).

II. METODE KERJA


A. Alat Dan Bahan
No Alat Praktikum Bahan
1 Pensil 2B Bunga (euphorbia dan b.sepatu)
2 Pensil warna Buah (Jeruk dan rambutan)
3 Guntig/cutter Biji (Alpukat, jeruk dan melinjo)
4 Lup

B. Cara Kerja

Spesimen Bunga, Buah dan Biji

 Digambar bagian-bagian dari bunga


buah dan biji.

Spesimen Bunga, Buah dan Biji

 Beri keterangan pada spesimen


yang diamati
 Dicatat aspek-aspek penting yang
terdapat pada spesimen yang diamati
Hasil

III. PENGAMATAN
A. Bunga

B. Buah

C. Biji

IV. PEMBAHASAN
A. Bunga

Bunga merupakan batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu (Yudianto,
1992). Pada praktikum kali ini kami mengamati morfologi bunga yang terdiri dari bunga sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L) dan bunga mahkota duri (Euphorbia milii).

a). Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sepatu terdiri dari beberapa helai daun kelopak
yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak
bunga. Mahkota bunga terdiri dari beberapa lembar. Bagian-bagian dari bunga sepatu ini yaitu
kepala putik, benang sari, daun mahkota, tangkai bunga, tangkai sari dan tangkai putik. Tangkai
putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk
sari. Bunga sepatu ini termasuk kedalam kelompok bunga sempurna atau bunga lengkap (Flos
complektus) karena memenuhi persyaratan bunga lengkap, yang mana bunga sepatu ini terdiri
atas lingkaran daun kelopak (Sapalae), lingkaran daun mahkota (Corolla), benang sari (Stamen)
dan putik (Pisitillum). Bunga sepatu tumbuh pada ketiak daun sehingga disebut Flos lateris atau
Flos axillaris. Akan tetapi bunga sepatu termasuk jenis bunga tunggal karena pada tumbuhannya
hanya menghasilkan satu jenis daun saja.

b). Bunga Mahkota duri (Euphorbia milii)


Berdasarkan hasil pengamatan, bunga mahkota duri ini termasuk kedalam bunga
majemuk dan termasuk bunga lengkap karena memiliki perhiasan bunga yang lengkap. Bagian-
bagian setelah diamati pada bunga mahkota duri ini terdiri dari mahkota bunga, benang sari,
putik dan tangkai bunga. Perbungaan pada bunga mahkota duri ini ialah rasemosa type umbella
karena pada ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang–cabang dan disetiap cabangnya terdapat
bunga yang letaknya sama. Dan juga termasuk bunga majemuk tak terbatas. Menurut (Setiawan,
2010) bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai
bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga
semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya,
kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (filotaksi, phyllotaxy) dan
lain-lain.

B. Buah

Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah terbentuk setelah terjadi setelah peristiwa penyerbukan.
Buah yang diamati pada praktikum kali ini yaitu buah rambutan (Nephelium lappaceum L) dan
buah jeruk (Cirtus sp).

a). Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)

Setelah dilakukan pengamatan buah rambutan terdiri dari tiga bagian yaitu kulit buah,
daging buah dan biji. Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian
luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah
ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan,
"daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4-5
cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku, dinding buah tebal. Biji bentuk elips,
terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung
air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Biji terdiri dari:
Spermodermis (kulit biji), Funiculus (tali pusat), Nucleus seminis (inti biji).

b). Buah Jeruk (Cirtus sp)


Buah jeruk tergolong kedalam buah sejati tunggal. Bentuk buah jeruk ini ada yang bulat,
oval, dan lonjong sedikit memanjang. Buah jeruk ini memiliki tiga bagian setelah diamati yaitu
kulit buah, bulir buah dan daging buah. Pada buah jeruk memiliki ciri khas yaitu kulit buah tipis
(sekitar 2 mm), permukaan halus, licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buah.
Lapisan kulit luar kaku dengan bau menyengat dan pada dinding buah mengandung minyak
atsiri. Dinding kulit buah banyak mengandung pori-pori, dan terdapat kelenjar yang mengandung
pektin. Bulir buah pada jeruk ini paling banyak mengandung vitamin c dengan warna keputih-
putihan yang menyelimuti bagian danging buah.

C. Biji (Semen)

Biji (semen) bagi tumbuhan Spermatophyta, biji ini merupakan alat untuk
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Dengan dihasilkanya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke
lain tempat. Pada praktikum pengamatan terakhir kami mengamati tiga biji tumbuhan yang
terdiri dari Biji Melinjo, Biji Jeruk dan Biji Alpukat.

a). Biji Melinjo

Setelah dilakukan pengamatan pada biji melinjo. Biji melinjo ini termasuk kedalam
tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka. Karena pada biji melinjo ini terdapat
beberapa bagian setelah dilakukan pengamatan yang terdiri dari sarcotesta, sclerotesta, endotest,
embrio (radikula dan plumula), endosperm. Sarcotesta adalah memiliki sifat yaitu kulit terluar
yang tebal berdaging dan warna berubah dari muda ke tua. Sclerotesta atau kulit tengah memiliki
ciri khas yaitu kuat dan keras, endotest atau kulit dalam yaitu tipis seperti selaput, sering melekat
pada inti biji. Sedangkan Embrio merupakan calon individu baru, dan endosperm adalah sel-sel
yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder, yang setelah dibuahi oleh salah satu inti
sperma, membelah menjadi jaringan penimbun makanan.

b.) Biji Alpukat

Setelah dilakukan pengamatan pada biji alpukat. Struktur dari biji buah alpukat terdiri
dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung
utama bagi bagian biji yang ada di dalam dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti
selaput, sering dinamakan juga kulit ari. Biji alpukat juga memiliki bagian yang menghubungkan
biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus). Di dalam biji
alpukat juga terbapat lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

c). Biji Jeruk

Pada biji jeruk ini setelah dilakukan pengamatan ternyata bentuk bijinya bulat dengan ukuran 0,5
cm. Biji jeruk ini mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari kulit biji. Kulit biji ini dibedakan
menjadi dua yaitu kulit luar (testa) dan kulit dalam (tegmen). Kulit biji berfungsi sebagai
pelindung utama bagi bagian biji dalam. Biji jeruk ini juga mempunyai tali pusar yang
menghubungkan biji dengan tembuni sehingga merupakan tangkai biji. Di dalam biji jeruk juga
terdapat inti biji yang berupa embryo yang merupakan calon tumbuhan baru

Anda mungkin juga menyukai