Anda di halaman 1dari 5

PERAN PERAWAT TERHADAP DIET PASIEN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu Denni Fransiska M, S.Kp.,M.Kep
RESUME

Oleh
Novi Widya Pratama
191FK01084
Tingkat 3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
PERAN PERAWAT TERHADAP DIET PASIEN
Perawat adalah salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
langsung baik kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga
professional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktik keperawatan
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan sistem, di mana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat
konstan. Perawat dalam melakukan tugasnya dapat berperan sebagai pelaksana keperawatan,
pengelola keperawatan dan atau kesehatan, advokat, pendidik, kolaborator, koordinator,
konsultan, dan pembaharuan.
A. Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Terhadap Diet Pasien
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu pasien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan kesehatan pasien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada pasien
dan keluarga pasien dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal.
B. Peran Perawat Sebagai Pemberi Advokat Terhadap Diet Pasien
Peran perawat sebagai advokat yaitu perawat melindungi hak pasien sebagai manusia dan
secara hukum, serta membantu pasien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi pasien yang sedang berusaha
untuk memutuskan makanan yang terbaik baginya.
C. Peran Perawat Sebagai Pemberi Edukator Terhadap Diet Pasien
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Perawat memberikan
pendidikan gizi dan diet kepada pasien, di mana pendidikan yang didapat harus
diterapkan oleh pasien, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, porsi
atau jumlah makan yang dikonsumsi perhari, serta jenis makanannya. Perawat juga
berperan dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan makanan yang
dikonsumsi pasien yang diajukan oleh pasien maupun keluarga.
D. Peran Perawat Sebagai Kolaborator Terhadap Diet Pasien
Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Dalam penentuan diet yang akan dilakukan oleh
pasien, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menu diet yang akan diberikan
kepada pasien. Perawat menjelaskan kondisi pasien kepada dokter dan ahli gizi tentang
respon pasien terhadap diet serta perawat merupakan penghubung antara pasien dengan
dokter dan ahli gizi.
E. Peran Perawat Sebagai Koordinator Terhadap Diet Pasien
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat mengatur waktu dan seluruh
aktivitas atau penanganan pada pasien, merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
dan mengontrol asupan gizi dan diet yang sesuai bagi pasien.
F. Peran Perawat Sebagai Konsultan Terhadap Diet Pasien
Peran seorang perawat di sini yaitu sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan, diet apa yang akan diberikan kepada
pasien, pasien maupun keluarga dapat berkonsultasi kepada perawat akan gizi dan diet
yang tepat untuk dilakukan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
G. Peran Perawat Sebagai pembaharuan Terhadap Diet Pasien
Peran perawat sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan atas
gizi dan diet yang akan diberikan kepada pasien, kerja sama baik kepada rekan kerja
maupun pasien dan keluarga pasien, serta perubahan yang sistematis dan terarah untuk
gizi dan diet pasien sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

TUJUAN DIET
Tujuan diet bisa dimaksudkan untuk tujuan tertentu, termasuk menurunkan berat badan,
menurunkan risiko penyakit jantung, hingga mencegah dan mengendalikan diabetes. Bahkan
diklaim jika diet vegan ini benar-benar bisa menurunkan berat badan dan mencegah segala
macam penyakit kronis. Karena diyakini bahwa diet yang bebas dahing dan prodjk hewan
adalah sehat, karena mendukung penurunan berat badan, menyehatkan jantung, diabetes
bahkan kanker.

MONITORING PELAKSANAAN DIET


a. Pengertian
Monitoring terapi diet adalah suatu kegiatan memantau dan mengamati intervensi diet
yang diberikan kepada pasien sehubungan dengan proses penyembuhan pasien.
b. Tujuan
Sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terapi diet yang diberikan kepada pasien.
c. Prosedur
1. Ahli gizi melakukan sisa makan pasien dengan metode Comstock, lalu
dituliskan di dalam formulir monitoring asupan makan pasien rawat inap
sesuai dengan hasil pengamatan untuk melihat daya terima pasien terhadap
diet yang diberikan.
2. Ahli gizi melakukan wawancara dengan pasien terkait keadaan fisik dan klinis
pasien yang berhubungan dengan terapi diet.
3. Ahli gizi melakukan pemantauan pemeriksaan biokimia pasien yang
berhubungan dengan masalah gizi.
4. Ahli gizi mencatat seluruh hasil perkembangan asupan makan, perkembangan
fisik dan klinis serta perkembangan biokimia pasien yang berhubungan
dengan masalah gizi di formulir catatan perkembangan pasien (CPPT).
5. Ahli gizi melakukan monitoring terapi gizi sesuai dengan masalah gizi yang
dimiliki masing-masing pasien, yaitu:
a. Pasien tidak memiliki masalah gizi akan dikunjungi kembali setelah hari
rawat ke 3.
b. Pasien dengan masalah gizi akan dimonitoring setiap hari oleh ahli gizi
sampai tidak ada lagi masalah gizi.
6. Ahli gizi akan mengunjungi pasien kembali jika pasien mengalami perubahan
diet.
7. Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan
sumber makanannya diatur. Gunanya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh
secara keseluruhan. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau
menjaga berat badan yang terkontrol.
8. Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya Tiga langkah
kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu:
9. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan kondisi
pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai yang
diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor
perkembangan antara lain :
10. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
11. Mengecek asupan makan pasien/klien
12. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana/preskripsi
Diet.
13. Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah
14. Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif
15. Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien/klien
16. Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/perubahan
yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus
diukur berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi.
17. Evaluasi hasil Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan didapatkan 4
jenis hasil, yaitu:
18. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman,
perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada
asupan makanan dan zat gizi.
19. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan atau
zat gizi dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen, dan
melalui rute enteral maupun parenteral.
20. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu pengukuran
yang terkait dengan antropometri, biokimia dan parameter pemeriksaan
fisik/klinis.
21. Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada
kualitas hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai