Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEMUNDURAN UMAT ISLAM DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH: NAMA

: ANTON BUDIONO

NIM

: 1903030036

PRODI

: TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2021
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya sehingga
Makalah ini dapat terwujud. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberi sumbangsih. Juga ucapan terima kasih kepada Bapak Muhamad Taufiq Tamam, S.T., M.T
selaku Dosen pembimbing mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan. Harapan saya, makalah ini dapat
memberi pengetahuan tentang keminduran umat islam dalam sains dan teknologi. Penulis menyadari,
isi maupun cara penyampaian makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari para membaca sehingga penulis bisa mengembangkan
makalah menjadi lebih baik dikemudian hari. Terima kasih. Purwokerto, 18 Oktober 2016

Bayu Setiaji

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2 BAB
I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN............................................................................................................... 3 Latar
Belakang.................................................................................................................... 3 Rumusan
Masalah................................................................................................................ 3
Tujuan.................................................................................................................................. 4 BAB
II................................................................................................................................. 5 Pandangan Islam
Mengenai Pentingnya Menuntut Ilmu..................................................... 5 Dalil-Dalil yang Menjelaskan
Pentingnya Menuntut Ilmu.................................................. 5 Dalil yang terdapat dalam Al-
Qur’an.................................................................................. 6 Dalil yang Terdapat pada
Hadist.......................................................................................... 7 Faktor Penyebab Kemunduran Islam
dalam Bidang IPTEK............................................... 9 Hubungan Kemunduran Islam dengan Kebangkitan
Bangsa Eropa.................................... 12 Solusi untuk Membangkitkan Kembali Kemajuan IPTEK
Muslim.................................... 14 BAB
III............................................................................................................................... 17
Penutup................................................................................................................................ 17
Kesimpulan.......................................................................................................................... 17 DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... 18

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah peradaban suatu bangsa dan agama selalu mengalami
perubahan dalam perkembangannya, begitu pula yang dialami oleh agama Islam. Agama Islam
merupakan agama yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam perkembangannya, Islam mengalami banyak
kemajuan dari masa ke masa sejak periode kepemimpinan Rasulullah. Salah satunya dalam bidang
pendidikan. Setiap perkembangan yang dialami oleh suatu bangsa/negara pasti ada negara lain yang
menginginkan negaranya lebih baik, berkembang, dan lebih maju dari negara tersebut. Pada
kenyataannya kemajuan peradaban Islam, menjadikan bangsa Eropa terdorong untuk melampaui
kemajuan tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh oleh bangsa Eropa adalah berbondong-bondong
menuntut ilmu di Universitas Cordoba. Setelah cukup ilmu, salah satunya kemahiran dalam berbahasa
arab, mereka berusaha menerjemahkan hasil karya-karya ilmuan muslim. Hasil terjemahan ini, segera
mereka kembangkan dengan melakukan berbagai penelitian. Akhirnya sejak abad ke-18 Masehi,
peradaban bangsa Eropa mengalami kebangkitan sedangkan peradaban Islam mengalami kemunduran
yang begitu drastis. Kebangkitan ini, turut menunjang perkembangan IPTEK modern. Eropa tidak hanya
menguasai dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan sastra, namun dalam politik (pemerintahan). Eropa juga
menguasai satu per satu daerah yang telah dikuasai Islam sebelumnya dengan ekspedisi penjajahan.
Dengan demikian, pada makalah ini kami berusaha membahas mengenai ilmu dalam agama Islam dan
hubungannya dengan kemunduran perkembangan IPTEK agama Islam serta solusi untuk
membangkitkan kembali perkembangan IPTEK tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pandangan Islam
mengenai pentingnya menuntut ilmu? 2. Bagaimanakah dalil – dalil yang menjelaskan tentang menuntut
ilmu? 3

3. Mengapa muslim mengalami kemunduran dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi? 4.
Bagaimanakah hubungan kemunduran ini dengan kebangkitan peradaban bangsa Eropa? 5.
Bagaimanakah solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi muslim? 1.3 Tujuan Dari berbagai rumusan masalah tersebut, didapatkan beberapa tujuan
antara lain : 1. Mendeskripsikan pandangan Islam mengenai pentingnya menuntut ilmu. 2.
Menyebutkan dalil – dalil mengenai pentingnya menuntut ilmu. 3. Memaparkan kemunduran muslim
dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4. Menjabarkan hubungan kemunduran muslim dengan
kebangkitan bangsa Eropa. 5. Menyajikan solusi yang tepat untuk membangkitkan kembali kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi muslim.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pandangan Islam Mengenai Pentingnya Menuntut Ilmu Menurut bahasa, kata
ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm) dan bahasa Latin (science) yang berarti tahu atau mengetahui atau
memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah.
Pandangan Islam mengenai ilmu dan teknologi tercantum di dalam Al-Quran. Berikut merupakan wahyu
pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw yaitu QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung prinsip-
prinsip ilmu. 1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Perintah iqra menjadi pedoman nyata bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa menggali ilmu. Proses
penggalian ilmu sendiri tidak lepas dari pertolongan Allah Swt, karena sesungguhnya ilmu adalah milik
Allah dan manusia diberi instrument untuk mendapatkan ilmu tersebut melalui pendengaran,
penglihatan dan hati. Jadi, menurut Islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap umatnya.
Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Orang-orang yang
memiliki pengetahuan, Allah Swt akan janjikan dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi
manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw yang menganjurkan setiap umat Islam agar menuntut
ilmu setinggi-tingginya. 2.2 Dalil-Dalil yang Menjelaskan Pentingnya Menuntut Ilmu Menuntut ilmu atau
belajar adalah kewajiban setiap umat muslim. Banyak sekali ayat alQur’ān atau hadis Rasulullah saw,
yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun
perempuan. Berikut ini dipaparkan beberapa dalil tentang menuntut ilmu.

2.2.1 Dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an · Surat At – Taubah ayat 122 “ Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya. ” (Q.S. At-Taubah: 122) Firman Allah SWT diatas maksudnya adalah perintah jihad
bukanlah fardhuain, melainkan fardhu kifayah. Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah berlaku untuk
ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir,
seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. Karena jika
setiap orang pergi berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda. Oleh karena itu, sebaiknya ada satu
kelompok pergi berjihad dan kelompok lain menetap untuk mendalami ilmu agama serta menjaga kaum
wanita. Dengan demikian, apabila kelompok yang pergi berjihad kembali dari medan laga, maka
kelompok penuntut ilmu mengajarkan kepada mereka hukum-hukum syariat. · Surat Al – Mujaadilah
ayat 11 “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam
majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan; ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S Al-Mujadilah, 58; 11) Kesimpulan isi atau kandungan
ayat 11 surah Al-Mujadilah antara lain sebagai berikut: Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada
orang lain dalam majelis ilmu, majelis zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan
rasul-nya. Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman beberapa
derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan atas
orang-orang yang beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan beberapa derajat

tingginya. Ringkasnya Allah SWT meninggikan derajat orang-orang beriman, teristimewa orangorang
beriman lagi berilmu pengetahuan. · Surat Az-Zumar Ayat 9 (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktuwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran. Ayat ini menerangkan perbedaan antara orang kafir dengan
orang yang selalu taat menjalankan ibadah kepada Allah dan takut dengan siksa Akhirat yang selalu
mengharapkan Rahmat (surga). Tidak sama antara orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan
mengEsakan Allah, mentaati semua perintah menjauhi larangan-Nya, yaitu Abu Bakar dan sahabatnya,
dengan orang-orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yaitu Abu Jahal dan sahabatnya. Ayat di
atas menunjukkan keutamaan ilmu daripada harta, karena orang yang mempunyai ilmu mengetahui
kemanfaatan harta dan orang yang tidak berilmu tidak mengetahui kemanfaatan harta. 2.2.2 Dalil yang
Terdapat pada Hadist · Hadist “Kewajiban Mencari Ilmu” ( ‫ﻠﻋﻠﻠﻰ ﻣﻛﻞﻞ ﻣﻣﺴﺴﻠﻠﻢﻢ ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻃﻠﻠﻠ ﻣ ﺐ‬
َ ‫ﻀﺔﺔ‬
ْ
‫ ﺴﺍﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻓﻠﻠﺮﺴﻳ ﻠ‬Artinya : Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil
Bari) Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki maupun perempuan, baik
anak-anak, remaja atapun dewasa. Dengan demikian, jika menuntut ilmu itu hukumnya adalah wajib
maka orang-orang yang tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Sedangkan orang yang menuntut
ilmu akan dimisalkan seperti orang -orang yang berjuang di

jalan Allah dan jika ia mati pada saat menuntut ilmu itu, maka ia akan mati dalam keadaan syahid. ·
Hadist tentang “Long Life Education” ‫ﺇﻠﻠﻟ َﻰ ْﺍﻟﻠﻠﺴﻬﻠﺪ ) ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻃﻠ ﻣ ﻣ‬ ْ ‫ﺍﺴﻟﻠﻤﺴﺤﻠﺪ‬ْ ‫ﺍﺴﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻠﻣﻠﻦ‬
ْ ‫ ﺃﻣ ﺴ ( ﺐ‬Artinya :
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim) Menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia,
sejak kita terlahir sampai kita masuk kuburpun kita senantiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan,
dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. · Hadist
“Menginginkan Kebahagian Dunia-Akhirat Harus Wajib Menuntut Ilmu” ‫ﺑﻠﺴﺎﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﺴﻳﻠﻪ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ْﺍﻟﺪﺪﺴﻧﻠﻴﺎ‬ ْ
‫ﺑﻠﺴﺎﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻠﻭ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ﻫﻣﻠﻤﺎ ﻓﻠﻠﻌﻠﻞ ( ) ْﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﺭﻭﺍﻩ‬
ْ ْ
‫ﺑﻠﺴﺎﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻠﻭ ﻠﻣﺴﻦ ﺃﻠﻠﺭﺍﻠﺩ ﺴ ﺍﻵﻠﺧﻠﺮﻠﺓ ﻓﻠﻠﻌﻠﻠﺴﻴﻠﻪ‬ ‫ ﻓﻠﻠﻌﻠﻠﺴﻴﻠﻪ‬Artinya :
”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa
yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa
menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tarmidzi) Untuk memperoleh
kesuksesan atau kebahagian baik di dunia maupun di akhirat bahkan kedua-duanya harus
mempergunakan alat. Alat untuk mencapai kesuksesan itu adalah ilmu. Ilmu ibarat cahaya yang mampu
menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya, sementara kebodohan akan
membawa seseorang kepada kemadlaratan atau kesengsaraan yang membelenggu hidupnya. · Hadits
ْ ‫ﺲ ﻓﻠﺴﻴﻠﻪ ﻠﻋﺴﻠﻘﻤﺎ ﻠﺳﻬﻠﻠﻞ ﺍﻣ ﺑﻠﻠﻪ ﻠ ﻚ ﻠ َﻃﻠﺮﺴﻳﻘﻘﺎ‬
“Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu” ‫ﺇﻠﻠﻟﻰ ﻃﻠﺮﺴﻳﻘﻘﺎ ﻳﻠﺴﻠﺘﻠﻠﻤ ﻣ ﻠﻣﺴﻦ‬
ْ ‫ ﻠﺳﻠﻠ ﻠ‬Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah
‫ﺍﺴﻟﻠﺠﻨﻠﻠﺔ‬
memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Tarmidzi) 8

Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu
orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat
berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga
Allah. · Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu” ‫ﻠﻓﻰ ﻠﺳﺒﻠﺴﻴﻠﻞ ﺍﻠ ﻠﺣﻠﺘ َﻰ ﻳﻠﺴﺮﻠﺟﻠﻊ ﻃﻠﻠ ﻣ‬ ْ ‫ﻠﻣﺴﻦ ﻠﺧﻠﺮﻠﺝ ﻠﻓ َﻰ ﻠ ﺐ‬
َ ‫ﺍﺴﻟﻠﻌﺴﻠﻠﻢ ﻓﻠﻬﻣﻠﻮ‬
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”.
(HR. Tarmidzi) Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai sebagai
berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguhsungguh dia akan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia
akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid. 2.3 Faktor Penyebab
Kemunduran Islam dalam Bidang IPTEK Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan
yang semakin terpecahbelah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya
merupakan akibat dari beberapa faktor sebagai berikut : A. Faktor ekologi dan alami Di negara-negara
Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi yang demikian ini juga rentan untuk
bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun 1347 hingga 1349, telah terjadi wabah penyakit
yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Akibatnya, penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu
kawasan tertentu dan juga terhadap dunia pendidikan. B. Adanya orang-orang yang meninggalkan
agama Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang mengakibatkan dirinya menganut
agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih mementingkan keluarganya sendiri 9

dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan
pemerintahan, seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan dari
keluarganya sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika kepemimpinannya dapat berjalan
dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan tersebut tidak mampu
mengelola dan memberdayakan kemampuannya dengan baik. C. Para Penguasa yang lemah dalam
kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas Hal ini ditunjukkan oleh
peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga 1270 dan serangan Mongol pada tahun 1220
sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis, Perang Salib pada dasarnya merupakan pengalaman
pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya. Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan
peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu
kekhalifahannya dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di
taklukkan Hulagu Khan yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil
yang tidak dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur dan
semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk. D. Kemunduran
kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi (18 M) dan Mughal (19 M) Kerajaan Safawi dan Kerajaan
Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada masanya. Masa keemasan kerajaan-kerajaan tersebut,
tentunya menjadikan faktor berkembangnya peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan bidang pembangunan fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut
mengakibatkan peradaban Islam turun secara drastis. Kemerosotan moral para pemimpin serta
kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh besar terhadap kemunduran kerjaan. Sehingga,
eksistensi Islam terutama di bidang pendidikan ikut mengalami kemerosotan.

10

E. Konflik antar kerajaan islam Sebelumnya, penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab
kemunduran peradaban Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada kerajaan
Safawi yang mengalami kemunduran karena terjadi konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani. F. Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim Awalnya, Muslim banyak mendapatkan
penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat
untuk melakukan hal tersebut. Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana,
tanpa adanya tindak lanjut. Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan karya-karya baru.
Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru
yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia. G. Krisis ekonomi Pada saat
Muslim sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di bidang IPTEK, semuanya hanya terfokus pada
hal tersebut. Hal ini mengakibatkan perekonomian menjadi dinomor- duakan. Mereka hanya
memikirkan upaya pengembangan IPTEK tanpa melirik kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya, muncul
permasalahan baru di bidang ekonomi yaitu terjadinya krisis yang cukup mengkhawatirkan. H. Cara
pandang muslim yang sempit Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim
menutup sebelah mata akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-akan
cenderung membatasi perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa
Eropa bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka
semakin bertambah ilmu pengetahuannya. Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya
melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan
untuk berkembang dan 11
memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu
pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga dengan
para ahli ilmunya yang terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan. 2.4 Hubungan Kemunduran Islam
dengan Kebangkitan Bangsa Eropa Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa
perkembangan IPTEK Muslim mengalami pasang surut. Pada awalnya, Muslim sangat mendominasi
perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, pada abad pertengahan hal yang sebaliknya justru terjadi.
Beberapa faktor baik internal maupun eksternal memberi dampak negatif bagi perkembangannya.
Kemajuan IPTEK Muslim justru berhenti, dan bahkan mengalami kemunduran. Hal ini menjadi
keuntungan bagi bangsa lain yang dapat memanfaatkan kondisi dengan baik. Salah satunya adalah
tindakan yang dilakukan oleh bangsa Barat dengan kreativitasnya dapat mengambil alih periode
kemajuan IPTEK yang sebelumnya dipegang Muslim. Periode ini menjadi masa kebangkitan Eropa atau
yang biasa disebut dengan Renaissance. Beberapa hal yang telah mereka lakukan antara lain : A. Bangsa
Barat berhasil memanfaatkan kondisi dengan menerjemahkan karya-karya Muslim Muslim telah banyak
menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak memiliki semangat yang kuat untuk
mengembangkan hasil penemuannya. Orang-orang Barat lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam bidang bahasa Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk
bergerak. Ilmu-ilmu Islam yang mereka peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya, mereka
menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu yang telah mereka perdalam sebelumnya. B. Bangsa Barat
mengembangkan penjajahan bagi orang Muslim Setelah mereka berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan yang pada dasarnya merupakan hasil penemuan Muslim, mereka mulai bertindak
sewenang-wenang. Penjajahan bagi Muslim terjadi di mana-mana. Kondisi ini sangat mengenaskan.
Terlebih lagi, pada masa ini Muslim tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Dengan begitu, ilmu Muslim
hanya akan berhenti di sana, sedangkan di sisi lain bangsa Barat justru melejit dengan kemampuannya

12

dalam mengembangkan IPTEK. Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai dunia dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. C. Bangsa Barat berhasil membuka jalur baru lewat laut Pada awal
kebangkitannya, bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Dihadapan mereka
masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan
Usmani yang terletak di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya
hanya dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka. Mereka melakukan berbagai
penelitian tentang rahasia-rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christopher Colombus menemukan Amerika (1492 M) dan
Vasco da Gamma menemukan jalan ke timur melalui Capetown (1498 M), Benua Amerika dan
kepulauan India segera jatuh ke tangan Eropa. Dua penemuan itu, sungguh tak terkirakan nilainya,
Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang
dikuasai umat Islam. L. Stoddard dalam “The New World of Islam”, menggambarkan situasi tersebut
dengan kata-kata demikian “Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan
Eropa yang terpojok itu menjadi yang bertuan di laut dan dengan demikian yang dipertuan di dunia.
Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah seluruh umat manusia.” D. Revolusi Industri
Bangsa Barat Di dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena
daerahdaerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi kemajuan
umat islam yang sejak lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Kemajuan bangsa Barat
itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin
uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka.

13

E. Renaissance Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis
terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat, renaissance mengacu
pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan
Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance di Eropa tidak akan mungkin
menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance membangkitkan kembali cita-cita alam
pemikiran yang menstrukturi standar dunia modern seperti optimisme, hedonisme, naturalisme, dan
individualisme. Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni , pemikiran maupun
kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan . Masa
Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah
revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad pertengahan . Pada masa
itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini dikarenakan anggapan
yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan penemuan, namun hasil penemuannya tidak
disebutkan di Injil, mereka akan diusir atau bahkan dibunuh. Namun, pemuda-pemudanya justru
menjadi lebih bersemangat dalam mengembangkan kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah
Eropa mengalami kebangkitan yang pesat hingga sekarang. 2.5 Solusi untuk Membangkitkan Kembali
Kemajuan IPTEK Muslim Seperti halnya sebuah roda yang berputar, peradaban Muslim juga mengalami
pasang dan surut dalam perkembangannya. Kejayaan Muslim mulai mengalami kemunduran sejak
adanya kebangkitan bangsa Eropa. Ironisnya, umat Muslim mengalami kemerosotan tiap tahunnya dan
kini Muslim telah jauh tertinggal dari bangsa Eropa. Sebagai generasi penerus Islam, kita memiliki
tanggung jawab untuk mengejar ketertinggalan peradaban Muslim. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut ialah sebagai berikut:

14
A. Terus menerus mencari ilmu Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat, diharapkan Muslim selalu
menuntut dan menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan
kemajuan teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan ilmu, bukan justru
sebaliknya yang merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa kejayaan peradaban
Islam dalam bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat. B. Menguasai teknologi yang
berkembang saat ini Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh manusia modern untuk
menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia dapat mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin canggih dan mengalami pembaruan setiap saat. Dengan menguasai teknologi manusia
akan lebih menggenggam dunia. C. Umat Islam tidak menutup mata akan IPTEK Guna melihat lebih jelas
tentang kemajuan IPTEK maka haruslah Muslim untuk membuka mata lebar-lebar mengenai
perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga, dengan membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti
IPTEK dan selanjutnya dapat termotivasi untuk lebih dapat menggauli bahkan mengungguli kemajuan
IPTEK bangsa Barat. D. Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup
umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya Sama halnya dengan apa yang dilakukan
bangsa Barat, muslim pun harus dapat mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada. Dengan
berbagai inovasi, Muslim tidak hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru namun juga dapat
memperbarui hal-hal yang sudah ada dan menghasilkan barang baru tanpa embel-embel plagiat atau
meniru barang yang sudah jadi. Di sinilah, kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan. Sehingga Muslim
dapat berkembang lebih pesat lagi untuk kedepannya.

15

E. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK Sebagaimana mestinya, suatu ilmu
atau ajaran haruslah senada dan sejalan dengan agama atau kitab yang diyakini. Selanjutnya, dengan
terciptanya jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK akan menciptakan keserasian yang
berujung dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan
pedoman yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam mengembangkan
suatu ilmu haruslah mengedepankan ajaran agama guna lebih memajukan ilmu itu sendiri. F.
Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa depan umat manusia melalui kemampuan
menginterpretasikan ajaran Al-Quran Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia dini akan
memberikan manfaat yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula dengan pembelajaran
mengenai Al-Quran beserta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, diharapkan Muslim
dapat lebih paham atau mengerti tentang ajaran Al-Quran yang secara tidak langsung dapat memahami
dan dapat mempelajari tentang IPTEK itu sendiri.

BAB III 16
PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat kita simpulkan bahwa pandangan Islam mengenai menuntut ilmu ialah
sebuah kewajiban bagi setiap umatnya. Banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya untuk
menuntut ilmu bagi umat muslim. Ilmu juga memiliki peran dalam kemunduran muslim dalam IPTEK
serta kebangkitan Eropa yang menggeser muslim dalam bidang IPTEK. Umat muslim awalnya memiliki
peradaban serta ilmu tinggi. Namun karena kemalasan umat muslim, mengakibatkan adanya apatis dan
stagnasi dalam dunia IPTEK muslim. Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa
lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya hal ini, Bangsa Barat berhasil memanfaatkan kondisi tersebut dengan
mengembangkan IPTEK hingga masa modern ini. Sebagai umat Islam, hendaknya ikut berpartisipasi
untuk memajukan IPTEK yang pernah berjaya di kalangan muslim. 3.2 Saran Mengingat betapa
terpuruknya peradaban Islam saat ini, maka diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat
termotivasi untuk membangkitkannya lagi. Sehingga penulis menyarankan agar pembaca senantiasa
tidak menutup mata dengan perkembangan IPTEK serta selalu merasa haus akan ilmu. Dengan
demikian, pembaca akan menjadi manusia baru yang siap untuk menghadapi perkembangan teknologi
yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

17

Haer, Didi. “Hadits tentang Mencari Ilmu”.18 Oktober 2016.


http://didinhaer.blogspot.com/2013/12/hadits-tentang-mencari-ilmu.html Kurnia. “Hadist tentang
Menuntut Ilmu”. 18 Oktober 2016. https://kurnia249che.wordpress.com/tugas-tugas/data-data-
agama/hadist-tentang-menuntut-ilmu/ Linggau. “Masa Kemunduran dan Masa Pembaharuan”. 18
Oktober 2016. http://linggau21.blogspot.com/2013/05/masa-kemunduran-dan-masa-
pembaharuan.html Nulis, Santri.“Ilmu dalam Pandangan Islam”. 18 Oktober 2016.
http://santrinulis.com/tulisanke-138-Ilmu-dalam-Pandangan-Islam.html Pianda, Jondra. ”Bab 2 Hadis
tentang Menuntut Ilmu”. 18 Oktober 2016. http://jondrapianda.blogspot.com/2011/11/bab-2-hadis-
tentang-menuntut-ilmu.html Romdlon, Shoim. “Makalah Renaissance Barat”. 19 Oktober 2016.
http://romdlonsz1.blogspot.com/2013/03/makalah-renaissance-barat.html Rosalianas, Rahma. “Dalil
Naqli tentang Menuntut Ilmu”. 19 Oktober 2016. http://rahmarosalianas.blogspot.com/2014/12/dalil-
naqli-tentang-menuntut-ilmu-dan.html Winarto, Joko. “Perkembangan Islam Abad Pertengahan”. 19
Oktober 2016. http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan-
279557.html Yanti, Fenty. “Kemajuan Kemunduran dan Kebangkitan Dunia Islam”. 19 Oktober 2016.
https://fentyyanti.wordpress.com/2012/09/28/kemajuan-kemunduran-dan-kebangkitan-duniaislam/

Anda mungkin juga menyukai