Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA PASIEN KEJANG DEMAM


Dosen Pembimbing : Anida, S.Kep., M.,Sc

Kelompok 2 :
1. Anis Setiyowati (D3KP1900555)
2. Aditya Yudha Perdana Putra (D3KP1900556)
3. Daniel Ismail Riyanto Sampe (D3KP1900559)
4. Nanda Trisiska (D3KP1900565)
5. Ni Nengah Dwi Rahmawati (D3KP1900566)
6. Yuni Tri Solfatimah (D3KP1900572)
Definisi Kejang Demam

 Kejang demam adalah perubahan aktivitas motorik atau


behavior yang bersifat paroksimal dan dalam waktu
terbatas akibat dari adanya aktifitas listrik abnormal di
otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh.
Etiologi Kejang Demam
 Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan infeksi
saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran kemih (Lestari, 2016).

 Menurut Ridha (2014), mengatakan bahwa faktor- resiko penyebab terjadinya kejang demam
diantaranya :

a. Faktor-faktor prinatal
b. Malformasi otak congenital
c. Faktor genetika
d. Demam
e. Gangguan metabolisme
f. Trauma
g. Neoplasma
h. Gangguan Sirkulasi.
Klasifikasi Kejang Demam
 Ngastiyah (2012) Pedoman mendiagnosis kejang demam menurut Livingstone :

 a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun


 b. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit
 c. Kejang bersifat umum
 d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
 e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
 f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan
 g. Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
Manifestasi klinis

Dewanto (2009), mengatakan gambaran klinis yang dapat dijumpai pada


pasien dengan kejang demam diantaranya :
 a. Suhu tubuh mencapai >38⁰C
 b. Anak sering hilang kesadaran saat kejang
 c. mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak
berguncang (gejala kejang bergantung pada jenis kejang)
 d. Kulit pucat dan membiru
 e. Akral dingin
Respon tubuh terhadap perubahan
fisiologis

Sistem Pernapasan
sistem Termogulasi
Sistem Neurologis
Sistem Muskulosketal
Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan Medis
Bila pasien datang dalam keadaan status konvulsivus (kejang), obat pilihan
utama yang diberikan adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis
yang diberikan pada pasien kejang disesuaikan dengan berat badan, kurang
dari 10 kg 0,5-0,75 mg/kgBB dengan minimal dalam spuit 7,5 mg dan untuk
BB diatas 20 kg 0,5 mg/KgBB. Biasanya dosis rata-rata yang dipakai 0,3 mg
/kgBB/kali dengan maksimum 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun,
dan 10 mg pada anak yang lebih besar.
Lanjutan penatalaksanaan..

 Pengobatan penunjang
Sebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan pengobatan penunjang
yaitu semua pakaian ketat dibuka, posisi kepala sebaiknya miring untuk
mencegah aspirasi isi lambung, usahakan agar jalan napas bebas untuk
menjamin kebutuhan oksigen. Fungsi vital seperti kesadaran, suhu, tekanan
darah, pernapasan dan fungsi jantung diawasi secara ketat. Untuk cairan
intravena sebaiknya diberikan dengan dipantau untuk kelainan metabolik dan
elektrolit. Obat untuk hibernasi adalah klorpromazi 2-. Untuk mencegah edema
otak diberikan kortikorsteroid dengan dosis 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam
3 dosis atau sebaiknya glukokortikoid misalnya dexametason 0,5-1 ampul
setiap 6 jam sampai keadaan membaik.
Lanjutan Penatalaksanaa..

 Memberikan pengobatan rumat


Setelah kejang diatasi harus disusul pengobatan rumat. Daya kerja
diazepan sangat singkat yaitu berkisar antara 45-60 menit sesudah
disuntikan, oleh karena itu harus diberikan obat antiepileptik
dengan daya kerja lebih lama. Lanjutan pengobatan rumat
tergantung daripada keadaan pasien. Pengobatan ini dibagi atas dua
bagian, yaitu pengobatan profilaksis intermiten dan pengobatan
profilaksis jangka panjang.
Lanjutan penataksanaan..

 Mencari dan mengobati penyebab


Penyebab kejang demam sederhana maupun epilepsi yang
diprovokasi oleh demam biasanya adalah infeksi
respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian
antibiotik yang adekuat perlu untuk mengobati penyakit
tersebut. Secara akademis pasien kejang demam yang
datang untuk pertama kali sebaliknya dilakukan pungsi
lumbal untuk menyingkirkan kemungkinan adanya faktor
infeksi didalam otak misalnya meningitis.
Penatalaksanaan Keperawatan
 Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengobatan fase akut
a) Airway
(1) Baringkan pasien ditempat yang rata, kepala dimiringkan dan
pasangkan sudip lidah yang telah dibungkus kasa atau bila ada
guedel lebih baik.
(2) Singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien, lepaskan
pakaian yang mengganggu pernapasan
(3) Berikan O2 boleh sampai 4 L/ mnt.
Lanjutan penatalaksanaan
keperawatan..
b) Breathing
Isap lendir sampai bersih
c) Circulation
(1) Bila suhu tinggi lakukan kompres hangat secara intensif.
(2) Setelah pasien bangun dan sadar berikan minum hangat ( berbeda dengan
pasien tetanus yang jika kejang tetap sadar).
 Jika dengan tindakan ini kejang tidak segera berhenti, hubungi dokter
apakah perlu pemberian obat penenang.
Lanjutan penatalaksanaan
keperawatan..
2) Pencegahan kejang berulang
a) Segera berikan diazepam intravena, dosis rata-rata
0,3mg/kgBB atau diazepam rektal. Jika kejang tidak
berhenti tunggu 15 menit dapat diulang dengan dengan
dosis dan cara yang sama.
b) Bila diazepan tidak tersedia, langung dipakai
fenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan
dengan pengobatan rumat.
Konsep dan Asuhan
Keperawatan Kejang Demam
Pengkajian

Diagnosa
implementasi
medis

intervensi
Pengkajian

 Anamnesis
a) Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, agama.
Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama
 Biasanya anak mengalami peningkatan suhu tubuh >38,0⁰C, pasien
mengalami kejang dan bahkan pada pasien dengan kejang demam
kompleks biasanya mengalami penurunan kesadaran.

2) Riwayat penyakit sekarang


 Biasanya orang tua klien mengatakan badan anaknya terasa panas,
nafsu makan anaknya berkurang, lama terjadinya kejang biasanya
tergantung pada jenis kejang demam yang dialami anak.
Lanjutan...

 3) Riwayat perkembangan anak : biasanya pada pasien dengan kejang demam kompleks
mengalami gangguan keterlambatan perkembangan dan intelegensi pada anak serta
mengalami kelemahan pada anggota gerak (hemifarise).
 4) Riwayat imunisasi : Biasanya anak dengan riwayat imunisasi tidak lengkap rentan
tertular penyakit infeksi atau virus seperti virus influenza.

 5) Riwayat nutrisi
Saat sakit, biasanya anak mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntahnya
Pemeriksaan Fisik
 a) Keadaan umum biasnaya anak rewel dan kesadaran compos mentis c) BB

 b) TTV :
Suhu : biasanya >38,0⁰C
Respirasi: pada usia 2- < 12 bulan : biasanya > 49 kali/menit
Pada usia 12 bulan - <5 tahun : biasanya >40 kali/menit
Nadi : biasanya >100 x/i
Biasanya pada nak dengan kejang demam tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Lanjutan pemeriksaan fisik..

 4. Penilaian kekuatan otot

 Kekuatan otot tidak ada 0


 Tidak dapat digerakkan, tonus otot ada 1
 Dapat digerakkan, mampu terangkat sedikit 2
 Terangkat sedikit < 450, tidak mampu melawan gravitasi 3
 Bisa terangkat, bisa melawan gravitasi, namun tidak mampu
 melawan tahanan pemeriksa, gerakan tidak terkoordinasi 4
 Kekuatan otot normal 5
Pemeriksaan penunjang
a) EEG(Electroencephalogram)
 Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukan kelainan likuor.
Gelombang EEG lambat didaerah belakang dan unilateral menunjukan kejang demam
kompleks.
b) Lumbal Pungsi
 Fungsi lumbal merupakan pemeriksaan cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang
(cairan serebrospinal) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan
setelah kejang demam pertama pada bayi (usia<12 bulan) karena gejala dan tanda meningitis
pada bayi mungkin sangat minimal atau tidak tampak. Pada anak dengan usia > 18 bulan,
fungsi lumbal dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang
menimbulkan kecurigaan infeksi sistem saraf pusat Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang
demam pertama pada bayi :
Lanjutan pemeriksaan Lumbal Pungsi
(1) Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh : kaku leher )
(2) Mengalami complex partial seizure
(3) Kunjungan kedokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit dalam 48 jam sebelumnya)
(4) Kejang saat tiba di IGD
(5) Keadaan post-ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan. Mengantuk hingga 1 jam setelah kejang adalah normal
(6) Kejang pertama setelah usia 3 tahun

 Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi :


Pada kejang oleh infeksi pada otak ditemukan :
(1) warna cairan cerebrospinal : berwarna kuning, menunjukan pigmen kuning santokrom.
(2) Jumlah cairan dalam cerebrospinal menigkat lebih dari normal (normal bayi 40-60ml, anak muda 60-100ml, anak
lebih tua 80- 120ml dan dewasa 130-150ml).
(3) Perubahan biokimia : kadar Kalium menigkat ( normal dewasa 3.5-5.0 mEq/L, bayi 3.6-5.8mEq/L).
Pemeriksaan Penunjang...

 c) Neuroimaging
Yang termasuk pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-
Scan, dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang
demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya. Pemeriksaan
tersebut dianjurkan bila anak menujukkan kelainan saraf yang jelas,
misalnya ada kelumpuhan, gangguan keseimbangan, sakit kepala
yang berlebihan, ukuran lingkar kepala yang tidak normal.

 d) Pemeriksaan laboratorium
Diagnosa Keperawatan
 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan sirkulasi
otak
 Resiko cidera berhubungan dengan gangguan sensasi
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipoksemia
 Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan neurologis atau kejang
 Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan gangguan kejang
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan

 Implementasi keperawatan adalah kategori dan perilaku


keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan.
Evaluasi Keperawatan

 Evaluasi keperawatan ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan


yang merupakan klien kearah pencapaian tujuan.
 Asuhan keperawatan lain dari evaluasi mecakup pengukuran kulaitas
asuhan keperawatan yang diberikan dalam lingkungan keperawatan.
 Evaluasia meruapakan aspek penting dalam proses keperawatan
karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah
intervensi dan implementasi keperawatan harus dihentikan,
dilanjutkan atau dirubah
Terimakasih,
semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai