Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA

DI DESA KEBONDALEM, DUSUN PLOSOREJO, KEC BARENG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh:

TRI SUSANTI

21.641.00.50

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Menurut Jhonson L dan Lenny R (2010) keluarga adalah lingkungan dimana

beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Menurut Friedman (1998)

mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu

sama yang lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama

dalam satu daerah yang berdekatan.

Menurut Duval, 1997 (dalam Jhonson L dan Lenny R, 2010) mengemukakan

bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,

adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap

anggota.

Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua

atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau

adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya

dan menciptakan serta mempertahankan budaya.

2. Tipe Keluarga

a. Menurut Jhonson L dan Lenny R (2010)

1. Keluarga Tradisional

a. Keluarga Inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,

dan anak kandung atau anak angkat.


b. Dyad family , yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak

yang hidup dalam satu rumah.

c. Keluarga usila, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia

lanjut dengan anak yang sudah memisahkan diri.

d. The Childless family , yaitu keluarga tanpa anak karena terlambt menikah

dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena

mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

e. Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan

keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,

paman, dan bibi.

f. Single parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan

anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau

kematian.

g. Commuter Family, yaitu kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,

tetapi salah satu kota tersebut menjadi tempat tinggal dan orang tua yang

bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada akhir

pekan.

h. Multygenerational family, keluarga dengan beberapa generasi atau

kelompok umur yang tinggal dalam satu rumah.

i. Kin-network family, yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu

rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang barang

dengan pelayanan yang sama.

j. Blended family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang

menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.


k. Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja

yang hidup sendiri karena perceraian

2. Keluarga Non Tradisional

1. Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.

2. The unmarried teenage, Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan

perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah.

3. Gay and lesbian familys, yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

4. The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri.

5. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup

bersama berganti ganti pasangan tanpa pernikahan.

6. Cohabiting couple, orang dewasa diluar ikatan perkawinan yang tinggal

bersama.

7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat

rumah tangga bersama yang merasa telah saling menikah satu dengan yang

lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual.

8. Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh aturan.

b. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :

1. Keluarga Tradisional

a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-

anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.

b. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan

satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau

ditinggalkan.
c. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau

tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

d. Bujang dewasa yang tinggal sendiri.

e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah,

istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.

f. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau

anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.

2. Keluarga Non Tradisional

a) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak

menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).

b) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai

anak.

c) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

d) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu

pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama

menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang

sama.

3. Stuktur Keluarga

Dalam Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam – macam, diantarannya

adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara

jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam

keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh

beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-

media, message, environtment, dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang

berfungsi adalah :

1. Karakteristik pengirim yang berfungsi, yaitu yakin ketika menyampaikan pendapat,

jelas dan berkualitas, meminta feedback, mene-rima feedback.

2. Pengirim yang tidak berfungsi.

a. Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang

obyektif)

b. Ekspresi yang tidak jelas (contoh : marah yang tidak diikuti ekspresi

wajahnya)

c. Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu

yang tidak didasari pertimbangan yang matang

d. Tidak mampu mengemukakan kebutuhan

e. Komunikasi yang tidak sesuai.


3. Karakteristik penerima yang berfungsi

a. Mendengar

b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengala-man)

c. Memvalidasi

4. Penerima yang tidak berfungsi

a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar

b. Diskualifikasi

c. Offensive (menyerang bersifat negatif)

d. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)

e. Kurang memvalidasi.

5. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi

a. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira

b. Komunikasi terbuka dan jujur

c. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga

d. Konflik keluarga dan penyelesaiannya.

6. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi

a. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)

b. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi

c. Kurang empati

d. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri

e. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu

f. Komunikasi tertutup

g. Bersifat negatif

h. Mengembangkan gosip.
· Struktur Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan aktual) dari individu untuk

mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada

beberapa macam tipe stuktur kekuatan, yaitu :

1. Legitimate power (power)

2. Referent power (ditiru)

3. Reward power (hadiah)

4. Coercive power (paksa)

5. Affective power

6. Expert power (keahlian)

Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial

yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu

dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

Struktur Norma dan Nilai

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga

dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan

sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.

1. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu

tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)

adalah antara lain :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan

kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh

dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi

keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan

perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota

keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan

papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.

e. Fungsi Biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk

memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

f. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa

aman/memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian

anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

g. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan penge-tahuan,

keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa

mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

2. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ke-tidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga

mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/penyebab masalah. Lima tugas

keluarga yang dimaksud, yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga

terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan

persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti

mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana

keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah

sifat negatif dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem pengambilan

keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga

mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-

sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi

keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan

lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata

lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan

keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas

kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah

pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang

dipersepsikan keluarga.

3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman 1998 ada 8, yaitu :

a. Tahap I  : Keluarga pemula

Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas

perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan,

menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.

b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas

persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek

dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam

keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan

kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan

fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan

tugas sekolah.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan

tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan

perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan

komunikasi terbuka dua arah.

f. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai

anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas

perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan

anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk

memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua

lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)

Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua

memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas

perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan

yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna

perkawinan yang kokoh.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama

berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain

meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang

memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan

perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan

keluarga antara generasi.


3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

4. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur

keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial,

yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya (Effendy,

1998).

Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut

teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian,

yaitu :

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat

3) Telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga


5) Pendidikan kepala keluarga

6) Komposisi anggota keluarga

7) Genogram

8) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah – masalah yang

terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut

9) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa

tersebut terkait dengan kesehatan

10) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi

kesehatan

11) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun

anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi ditentukan pula oleh kebutuhan –

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga,

dan siapa yang mengatur keuangan.

12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk

mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton televisi dan mendengarkan

radio juga merupakan aktivitas rekreasi

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga tersebut
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta pengalaman – pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1). Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifiksai dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank,

jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan, serta denah rumah

2). Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan

3). Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat

4). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu digunakannya keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan

keluarga yang ada sejauh mana interaksinya dengan masyarakat

5). Sistem pendukung keluarga


Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,

fasilitas – fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup

fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga, dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara formal maupun

informal

4) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan

kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan perilaku.


3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, serta

merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat

sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah

1. Berapa jumlah anak

2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak

3. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji adalah

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan, maupun pangan

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di dalam masyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga

f. Tugas Perawatan Keluarga

1) Mengenal masalah keluarga

2) Mengambil keputusan

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

4) Memelihara lingkungan

5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan

g. Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu kurang lebih 6 bulan


b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu lebih dari 6 bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

4) Strategi adaptasi disfungsional

h. Pemeriksaan Fisik

1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher,

thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, sistem genetalia.

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.

i. Harapan keluarga

1) Terhadap masalah kesehatan keluarga

2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

5. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan

respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/aktual dari

individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk

mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2008). Untuk

menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :

a. Analisa Data

Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar

normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.


b. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :

1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.

2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.

3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari

keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang mendukung masalah dan

penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi

diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1) Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial

Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat

digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen problem (P).

2) Diagnosa Ancaman/Risiko

Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah aktual

bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem

(P) dan etiologi (E).

3) Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan

Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukan bantuan

dengan cepat. Perumusan diagnosa aktual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan

sign/symptom (S).

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.

Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.

6. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi

(Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan

skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitno, 2004).

a. Menentukan prioritas masalah keperawatan

Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun

berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :

1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)

2) Kemungkinan masalah dapat diubah

3) Potensi masalah untuk dicegah

4) Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses

skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam

Effendy (1998).

Tabel Proses Skoring

Kriteria Skor Bobot


Sifat masalah :

9. Aktual 3
1
10. Risiko 2

11. Potensial 1
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan :

 Mudah 2
2
 Sebagian 1

 Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah : 1
 Tinggi 3

 Cukup 2

 Rendah 1
Menonjolnya masalah :

 Masalah berat, harus segera ditangani 2


1
 Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1

 Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).

b. Rencana

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan

dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi

dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis

pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan

pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang

mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan

tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada

lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya

adalah sebagai berikut :

1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.


2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan

mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab,

tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan

dan pentingnya pengobatan secara teratur.

4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa

yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal – hal yang

perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, yaitu :

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja

evaluasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan

tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi

tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).

Evaluasi disusun menggunakan SOAP


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K..A. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto.

Carpenitto, L. J. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1988. Standar Praktek Kesehatan bagi Perawat

Kesehatan. Jakarta.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Friedman, M.M. 1998. Family Nursing Research. Jakarta:EGC

Iqbal, Wahit dkk. 2005. Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan

Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.

Jhonson L & Lenny R. 2010. Keperawatan Keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta : Nuha

Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu

Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai