Nim : 1910201055
Kelas : A4
Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bila wanita yang menikah pada masa iddah
maka pernikahannya termasuk terlarang dan statusnya batal.
اح َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ ْال ِك َتابُ أَ َجلَ ُه
ِ َواَل َتعْ ِزمُوا ُع ْق َد َة ال ِّن َك
“Dan janganlah kamu berazam (bertekad) untuk melakukan akad nikah, sampai
masa iddah telah habis.” (QS. Al Baqarah: 235).
Lebih lanjut, Al-Fairuz Abadzi asy-Syafii menyebutkan
فلو جوزنا،معتدة من غيره لقوله تعالى (وال تعزموا عقدة النكاح حتى يبلغ الكتاب أجله) والن العدة وجبت لحفظ النسب
فيها النكاح اختلط النسب وبطل المقصود
“Tidak boleh menikahi wanita yang menjalani masa ‘iddah setelah berpisah dari
suaminya, berdasarkan firman Allah pada ayat di atas, dan mengingat adanya masa
‘iddah adalah untuk menjaga nasab.
Jika kita membolehkan nikah pada masa tersebut, tentu akan bercampurlah nasab
dan tujuan nikah pun menjadi sia-sia.” (al-Muhadzab beserta syarh, 16:240).
Wanita yang belum menikah dan melakukan hubungan seksual hingga hamil
Wanita yang hamil karena hubungan seksual di luar pernikahan, dilarang menikah
dengan pria yang menghamilinya. Hal ini dikarenakan janin yang ada di dalam
kandungan wanita tersebut berasal dari air mani yang haram, sehingga janin itu
bukan anaknya meskipun berasal dari air maninya.
Dalam fatwa Lajnah Daimah dinyatakan
وال، فال تتزوج ال بالزاني وال بغيره حتى تضع؛ ألن رحمها مشغول بنطفة ال تنسب للزاني،وإذا كانت حامال من الزنى
الولد للفراش وللعاهر الحجر: مثلما قال النبي صلى هللا عليه وسلم، فالزاني ال ينسب إليه الطفل،لغيره تنسب ألمه
“Jika ada wanita yang hamil karena zina maka dia tidak boleh dinikahkan dengan
lelaki yang menzinainya maupun lelaki lainnya, sampai si wanita melahirkan. Karena
rahimnya sedang ada isinya, berupa janin yang tidak boleh dinasabkan kepada
lelaki yang menzinainya, tidak pula kepada orang lain, tetapi dia dinasabkan ke
ibunya.
Adapun bila wanita tersebut menikah dengan pria lain yang tidak menghamilinya,
maka pernikahan tersebut tetap dianggap batal secara hukum. Hal ini dikarenakan
janin yang ada di dalam kandungan wanita tersebut berasal dari air mani orang lain.
Dari Ruwaifi’ bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فال يسقي ماءه زرع غيره
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah dia menuangkan air
maninya pada tanaman orang lain.” (HR. Ahmad 16542)
7. Jelaskan mengapa pernikahan Mut'ah termasuk pernikahan yang diharamkan!
Dalam sejarahnya, nikah mut'ah pernah diperbolehkan pada masa awal Islam
karena situasi darurat. DR. Ahmad Nahrawi Abdus Salam dalam buku
berjudul "Ensiklopedia Imam Syafi'i" menyebutkan, bahwa nikah mu'tah
kemudian dilarang dan larangan itu sudah menjadi ijma' ulama.
Nikah mut'ah pernah diperbolehkan karena masyarakat Islam saat itu masih
dalam masa transisi dari zaman jahiliyah kepada Islam. Akan tetapi,
Rasulullah saw kemudian melarang praktik nikah mut'ah. Hal ini juga
ditegaskan dalam Fathul Bari, Ibnu hajar Al Asqalani menjelaskan, bahwa
pernikahan mut'ah praktiknya seperti nikah kontrak, yang mana hukum
kebolehannya sudah termansukh atau terhapus.
Dari Ar-Rabi' bin Sabrah Al-Juhani berkata, bahwa ayahnya berkata kepadanya
bahwa Rasulullah saw bersabda, "Wahai manusia, dahulu aku mengizinkan
kamu nikah mut'ah. Ketahuilah bahwa Allah swt telah mengharamkannya
sampai hari kiamat." (HR. Muslim).
8. Apa yang dimaksud dengan Pernikahan Siri?
Pernikahan siri (nikah di bawah tangan) sah dalam Islam, asalkan semua
rukun dan syaratnya terpenuhi.
Tetapi tak memenuhi hukum negara. "Karena kalau menurut hukum negara
sebuah perkawinan harus dicatat di KUA," katanya.
9. Mengapa terjadi Pernikahan Siri?
Karna ingin menghindari dari perbuatan asusila dan zina.
Tidka ingin di dengar olah siapapun atau ingin diam2
Tidka mendapatkan restu dari salah satu pikah orang tau atau
keduanya.
Tidak mendapatkan restu dari keluarga besar
Terganjal siklus Ekonomi
Menghindari fitnah
Ingin melakukan poligami
Mengatasi adanya masalah di kemudian hari.