Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No.

1 Mei 2014: 65-74______________________ISSN 2087-4871

POLA DISTRIBUSI DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN


PELABUHAN PERIKANAN DI WILAYAH PANTURA JAWA

DISTRIBUTION PATTERNS AND TECHNOLOGY OF CATCH FISHING PORTS


MANAGEMENT IN THE JAVA PANTURA

Andi Perdana Gumilang1, Iin Solihin2, Sugeng Hari Wisudo2


1
Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana
2
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Korespondensi : andi.sangpenakluk@gmail.com, iinsolikhin.psp46@gmail.com

ABSTRACT

Distribution of catch fishing port is important because if the catch is distributed, the product sales will catch up to the
location of the consumer. This study aimed to obtain the distribution pattern of the catch at the fishing port in the
north coast of Java. Conducted a comparative descriptive analysis based on the market, connectivity and marketing
offender through the presentation of maps, charts and tables. The results showed that the distribution pattern of the
catch on the north coast of Java based market include market distribution locally, regionally, outside Java and export.
Distribution of catches in the fishing port north coast of Java are distributed to local and regional markets. The supply
of fish to the domestic market in the fishing port of the northern coast of Java has been adequately met as much as
91.32% and the remaining 8.68% for export. The pattern of distribution of catches by fishing port connectivity was
found that the fishing port as a marketer is PPS Nizam Zachman Jakarta, while the fishing port as a supplier is PPS
Nizam Zachman Jakarta and PPN Pekalongan. The distribution pattern of the catch of fishing ports based marketing
perpetrator obtained 7.5 patterns based on the pattern of production of fish from the fishing port and 2 pattern based
on the production of fish from outside the port. Perpetrators distribution of catches locally, regionally, and the Outer
include fishermen, traders, wholesalers and retailers. While the distribution of exports were fishermen, wholesalers and
agents the fishing industry to be sent to the country of destination.

Keyword: connectivity, the distribution of catches, the fishing port, the north coast of Java

ABSTRAK

Distribusi hasil tangkapan pelabuhan perikanan adalah penting karena hasil tangkapan perikanan adalah suatu bahan
makanan yang sangat mudah menjadi rusak dan kemudian membusuk (Clusa dan Ward 1996), sehingga dibutuhkan
upaya pendistribusian agar penjualan produk hasil tangkapan bisa sampai ke lokasi konsumen untuk dikonsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola distribusi hasil tangkapan pada pelabuhan perikanan di wilayah
pantura Jawa. Metode penelitian adalah metode survei terhadap pola distribusi hasil tangkapan. Analisis dilakukan
secara deskriptif komparatif berdasarkan pasar, konektivitas dan pelaku pemasaran melalui penyajian peta, bagan dan
tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi hasil tangkapan di pantura Jawa berdasarkan pasar mencakup
distribusi pasar lokal, regional, luar Jawa dan ekspor. Distribusi hasil tangkapan pada pelabuhan perikanan pantura
Jawa sebagian besar didistribusikan untuk pasar lokal dan regional. Pasokan ikan untuk pasar domestik di pelabuhan
perikanan Pantura Jawa sudah cukup terpenuhi sebanyak 91.32% dan sisanya 8.68% untuk ekspor. Pola distribusi hasil
tangkapan berdasarkan konektivitas pelabuhan perikanan didapatkan bahwa pelabuhan perikanan sebagai pemasar
adalah PPS Nizam Zachman Jakarta, sedangkan pelabuhan perikanan sebagai pemasok adalah PPS Nizam Zachman
Jakarta dan PPN Pekalongan. Pola distribusi hasil tangkapan pelabuhan perikanan berdasarkan pelaku pemasaran
didapatkan 7 pola yakni 5 pola berdasarkan produksi ikan dari dalam pelabuhan dan 2 pola berdasarkan produksi
ikan dari luar pelabuhan. Pelaku pendistribusian hasil tangkapan secara lokal, regional, dan luar Jawa meliputi nelayan,
pedagang pengumpul, pedagang grosir dan pedagang eceran. Sementara pendistribusian ekspor adalah nelayan,
pedagang grosir, dan agen perusahaan industri perikanan untuk dikirim ke negara tujuan.

Kata kunci: distribusi hasil tangkapan, konektivitas, pelabuhan perikanan, pantura Jawa

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB__________________________ E-mail: jurnalfpik.ipb@gmail.com


PENDAHULUAN Namun demikian permasalahan yang
masih dijumpai adalah belum sinerginya
Latar belakang pelabuhan perikanan di wilayah Pantura
Jawa dalam pendistribusian hasil tangkapan.
Undang-undang RI No.45 tahun 2009 Pelabuhan perikanan seakan-akan berdiri
tentang perikanan menyatakan bahwa sendiri tanpa adanya interaksi dengan
pelabuhan perikanan memiliki fungsi pelabuhan lain. Akibatnya pelabuhan
pemerintahan dan pengusahaan guna perikanan belum mampu menjadi media
mendukung kegiatan yang berhubungan koneksi untuk mendistribusikan hasil
dengan pengelolaan dan pemanfaatan tangkapan ikan sehingga permasalahan
sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai kelebihan pasokan dan penurunan mutu
dari praproduksi, produksi, pengolahan hasil tangkapan terjadi. Hal ini disebabkan
sampai dengan distribusi pemasaran. karena belum adanya sistem koneksi atau
Distribusi berperan penting dalam suatu sistem interaksi antar pelabuhan perikanan
pelabuhan perikanan karena jika hasil dan pembagian peran antar pelabuhan
tangkapan tidak didistribusikan, penjualan perikanan tersebut baik sebagai pelabuhan
produk hasil tangkapan tidak akan sampai pengumpan, pengumpul maupun hubungan
hingga ke tangan konsumen. regional (Solihin dan Putri 2012).
Slamet (2013) menyebutkan distribusi Salah satu cara yang dapat digunakan
mempunyai arti penting karena barang- untuk mengoptimalisasi fungsi pelabuhan
barang dapat terjual luas sampai ke lokasi perikanan dalam hal distribusi pemasaran
konsumen, sehingga konsumen akan adalah dengan menggunakan informasi pola
mudah mendapatkan barang-barang yang distribusi hasil tangkapan di kedua belas
dibutuhkan. Di sisi lain pengembangan pelabuhan perikanan pantura Jawa karena
fungsi pelabuhan dari pusat pelayanan bila dilihat dari segi aktivitasnya sama-
menjadi pusat distribusi pemasaran akan sama melayani kebutuhan ikan untuk
membuat hasil pemanfaatan sumberdaya didistribusikan. Berdasarkan keadaan
ikan oleh nelayan menjadi optimal. Peran tersebut, maka penelitian mengenai
pelabuhan perikanan sebagai mata rantai distribusi hasil tangkapan pelabuhan
dalam proses transportasi mulai dari tempat perikanan menjadi perlu dilakukan.
asal barang sampai ke tujuan menjadi Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
sangat strategis untuk dikembangkan pola distribusi hasil tangkapan pada
(Muninggar 2008). pelabuhan perikanan di wilayah Pantura
Pelabuhan perikanan merupakan Jawa. Hasil yang diharapkan adalah
pusat aktivitas ekonomi perikanan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi
akan memberikan dampak terhadap mengenai pola distribusi hasil tangkapan di
pertumbuhan ekonomi wilayah secara pelabuhan perikanan pantura Jawa kepada
keseluruhan. Aktivitas pelabuhan perikanan pihak pengelola serta instansi terkait untuk
tersebut tidak terlepas dari proses saling pengembangan dan perbaikan dalam
mempengaruhi dengan pelabuhan perikanan pendistribusian hasil tangkapan.
lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya
kesamaan jenis, karakteristik dan pelaku METODE PENELITIAN
aktivitas di pelabuhan perikanan tersebut
(Solihin dan Putri 2012). Penelitian dilaksanakan pada bulan
Salah satu wilayah yang menjadi April-Juni tahun 2015 dengan tempat
sasaran dalam aktivitas penangkapan dan penelitian di dua belas Pelabuhan Perikanan
distribusi hasil tangkapan adalah Pantai wilayah pantai utara Jawa meliputi PPN
Utara (Pantura) Jawa. Pelabuhan perikanan Karangantu Kota Serang Provinsi Banten,
di wilayah Pantura Jawa merupakan sentra PPS Nizam Zachman Jakarta Kota Jakarta
produksi penangkapan ikan yang berpotensi Utara Provinsi DKI Jakarta, PPN Kejawanan
memainkan peranannya dalam distribusi Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, PPP
hasil tangkapan mengingat wilayah Pantura Eretan Wetan Kabupaten Indramayu
Jawa merupakan daerah pasar yang Provinsi Jawa Barat, PPI Karangsong
potensial dan berkontribusi cukup besar Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat,
terhadap volume produksi perikanan laut. PPN Pekalongan Kota Pekalongan Provinsi
Berdasarkan tempat pendaratan ikan, Jawa Tengah, PPP Asemdoyong Kabupaten
pada tahun 2013 diketahui bahwa wilayah Pemalang Provinsi Jawa Tengah, PPP Klidang
pendaratan ikan di Pantura Jawa adalah Lor Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah,
tertinggi ke dua dari volume produksi PPP Morodemak Kabupaten Demak Provinsi
perikanan laut nasional atau tertinggi di Jawa Tengah, PPP Bajomulyo Kabupaten
wilayah Indonesia bagian barat yaitu sebesar Pati Provinsi Jawa Tengah, PPN Brondong
15,68% atau 894.000 ton (KKP 2014). Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur
Sekitar 65% produksi hasil perikanan laut dan PPI Bulu Kabupaten Tuban Provinsi
tersebut dihasilkan oleh nelayan-nelayan Jawa Timur, seperti yang ditunjukkan pada
yang terdapat di pelabuhan sepanjang Gambar 1.
Pantura Jawa.

68 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-76
ISSN 2087-4871

Gambar 1. Lokasi penelitian 12 pelabuhan perikanan di Pantai Utara Jawa

Metode pengumpulan data Analisis data


Metode penelitian yang digunakan Analisis data yang digunakan dalam
yaitu metode survei. Metode survei adalah penelitian ini adalah analisis deskriptif
penyelidikan yang diadakan untuk komparatif terhadap pola distribusi hasil
memperoleh fakta-fakta dari gejala- tangkapan berdasarkan pasar, konektivitas
gejala yang ada dan mencari keterangan- dan pelaku pemasaran. Data primer dan
keterangan secara faktual dari suatu data sekunder yang telah dikumpulkan
kelompok (Nazir 2011). Survei dilakukan disajikan dalam bentuk peta, bagan dan
dengan mengamati dan mengkaji faktor- tabel. Pemetaan dibuat dari analisis
faktor yang berkaitan dengan distribusi deskriptif menggunakan software pembuat
hasil tangkapan di dua belas pelabuhan peta agar lebih informatif. Adapun metode
perikanan antara lain aktivitas distribusi, dalam pembuatan peta sebagai berikut :
jalur-jalur pemasaran, volume distribusi 1. Membuat konsep peta, merinci informasi
pemasaran hasil tangkapan, dan tujuan yang akan ditampilkan di dalam peta.
distribusi pemasaran. Informasi tersebut digunakan untuk
Data yang diambil meliputi data primer dan merancang basis data;
data sekunder. Data primer diperoleh melalui 2. Mengumpulkan data sesuai dengan
pengamatan terhadap berbagai aktivitas rancangan pemetaan yang akan disusun;
yang dilakukan di pelabuhan pantura 3. Memasukkan data dalam database;
Jawa antara lain PPN Karangantu, PPS 4. Mendigitasi peta;
Nizam Zachman Jakarta, PPN Kejawanan, 5. Memetakan distribusi hasil tangkapan
PPP Eretan Wetan, PPI Karangsong, PPN di kedua belas pelabuhan perikanan
Pekalongan, PPP Asemdoyong, PPP Klidang pantura Jawa berdasarkan daerah pasar
Lor, PPP Morodemak, PPP Bajomulyo, PPN dan konektivitas pelabuhan;
Brondong dan PPI Bulu. Selain itu dilakukan 6. Menampilkan peta dalam bentuk
wawancara terhadap para responden tematik.
dengan metode purposive sampling yaitu
mengambil sampel yang dianggap dapat
mewakili kepentingan penelitian dan dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
berkomunikasi dengan baik. Responden
yang diwawancarai pada masing-masing Distribusi hasil tangkapan berdasarkan
pelabuhan adalah pengelola pelabuhan pasar
perikanan bidang operasional berjumlah 2
orang, 10 nelayan, dan 4 bakul/pedagang Pelabuhan perikanan sangat penting
ikan. Data sekunder diperoleh dari beberapa perannya terhadap perikanan laut, karena
instansi terkait antara lain pihak Pelabuhan pelabuhan perikanan merupakan center
Perikanan, Pusat Informasi Pelabuhan perekonomian mulai saat ikan didaratkan
Perikanan (PIPP) Kementerian Kelautan dan pasca penangkapan dari fishing ground-nya
Perikanan, Badan Pusat Statistik dan studi sampai awal ikan dipasarkan di pelabuhan
literatur internet. perikanan (Lubis 2011). Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap sistem pemasaran

Pola Distribusi Hasil Tangkapan......................................................................................................(GUMILANG et al.) 69


dan distribusi hasil tangkapan yang ada menjadi cenderung meningkat. Disamping
pada pelabuhan perikanan di wilayah lokasinya yang strategis karena berdekatan
pantura Jawa dapat dikelompokkan menjadi dengan akses bandara internasional dan
4 tipe yaitu distribusi pasar lokal, regional, pelabuhan laut.
luar Jawa dan luar negeri. Tipe pemasaran Distribusi hasil tangkapan pelabuhan
luar negeri dilakukan melalui bandara perikanan di Pantura Jawa melibatkan
dan pelabuhan laut. Distribusi pemasaran proses pengembangan pelabuhan perikanan
hasil perikanan ke luar negeri di pulau yang dipengaruhi oleh faktor kewilayahan.
Jawa terdapat pada provinsi DKI Jakarta Salah satu faktor kewilayahan pelabuhan
dan Jawa Timur. Hal ini dikarenakan perikanan adalah penduduk suatu wilayah,
provinsi tersebut memiliki pelabuhan besar terutama dalam konsumsi ikan yang juga
yang aktif melakukan kegiatan ekspor ke dapat diartikan sebagai potensi pasar
luar negeri. Seperti provinsi DKI Jakarta (PKSPL 2000). Data Kementerian Kelautan
memiliki pelabuhan Tanjung Priok, begitu dan Perikanan menunjukkan bahwa tingkat
juga dengan provinsi Jawa Timur memiliki konsumsi/kapita penduduk secara nasional
pelabuhan Tanjung Perak. pada tahun 2014 sebesar 38 kg/kapita/
Berdasarkan Tabel 1 aktivitas tahun. Apabila volume distribusi pemasaran
pelabuhan perikanan yang menjalankan 12 pelabuhan perikanan pantura Jawa
distribusi secara keseluruhan baik lokal, sebesar 274.012.994 kg/tahun untuk
regional, luar Jawa dan luar negeri (ekspor) dipasarkan di dalam negeri sebanyak
adalah PPS Nizam Zachman Jakarta dan 91.32% atau 250.228.467 kg dan sisanya
PPN Brondong. Distribusi hasil tangkapan 8.68% atau 23.784.528 kg untuk diekspor,
pada pelabuhan perikanan Pantura Jawa maka diperkirakan jumlah konsumen
sebagian besar didistribusikan untuk dalam negeri yang akan mengkonsumsi
pasar lokal dan regional dengan PPS Nizam ikan dari 12 pelabuhan perikanan di
Zachman Jakarta sebagai pelabuhan yang pantura Jawa sebanyak 250.228.467 kg
mendistribusikan hasil tangkapan terbesar dibagi 38 kg menjadi 6.584.960 orang. Dari
yaitu 39.779.871 kg (lokal) dan 151.570.441 volume distribusi pemasaran penduduk
kg (regional), sedangkan aktivitas pelabuhan dalam negeri sebesar 250.228.467 kg,
perikanan yang mendistribusikan hasil maka didistribusikan untuk pasar Jawa
tangkapannya ke pasar luar Jawa hanya sebesar 85.76% atau 234.996.868,41 kg
terdapat pada PPS Nizam Zachman Jakarta, dan untuk pasar luar Jawa sebesar 5.56%
PPN Brondong, dan PPI Bulu. Sementara atau 15.231.598,47 kg sebagaimana pada
untuk pasar ekspor terdapat pada PPS Tabel 2.
Nizam Zachman Jakarta, PPN Kejawanan Berdasarkan Tabel 2 pasokan ikan
dan PPN Brondong. Jenis hasil tangkapan untuk pasar domestik di pelabuhan
pelabuhan perikanan pantura Jawa perikanan pantura Jawa sudah cukup
umumnya didominasi oleh ikan pelagis dipenuhi oleh hasil tangkapan nelayan
kecil. setempat. Namun untuk ekspor, pasokan
Hal ini disebabkan posisi pelabuhan ikan hanya mampu memenuhi 8.68%.
perikanan yang berdekatan dengan daerah Permasalahan ketersediaan pasokan ikan
penangkapan (foreland) di perairan laut menjadi hal utama khususnya bagi pihak
Jawa atau Wilayah Pengelolaan Perikanan yang memasarkan produk perikanan tujuan
(WPP) 712. Aktivitas distribusi terdiri dari ekspor. Untuk itu penerapan konektivitas/
distribusi ikan segar, ikan beku dan ikan jejaring antar pelabuhan perikanan guna
olahan. Umumnya, pendistribusian hasil menjamin ketersediaan pasokan ikan
tangkapan dari pelabuhan perikanan dengan pengembangan integrasi sistem
pantura Jawa didominasi menggunakan informasi antar pelabuhan perikanan terkait
jalur darat. dengan pemasaran baik lokal maupun
Berdasarkan pengamatan, frekuensi ekspor menjadi penting. Dalam kerangka
tujuan distribusi pemasaran terbesar sistem logistik ikan nasional perhatian
terdapat pada daerah Bandung, DKI terhadap sistem logistik bidang perikanan
Jakarta dan Semarang. Adapun tiga daerah harus ditingkatkan, karena peningkatan
dengan penerimaan volume distribusi hasil produksi perikanan akan mempunyai
tangkapan terbesar berada pada daerah pengaruh yang besar dalam meningkatkan
Banten (27.28%), Jakarta Utara (15.90%) perekonomian masyarakat jika diikuti
dan Surabaya (12.64%). Besarnya volume di dengan sistem logistik yang baik (Mai et
daerah tersebut disebabkan lokasi tersebut al. 2010). Lebih lanjut potensi perikanan
memiliki jumlah penduduk yang cukup yang besar jika dikelola dengan baik dapat
tinggi sehingga permintaan konsumsi ikan dijadikan penopang ketahanan pangan yang
efektif (Srinivasan 2010).

70 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-76
ISSN 2087-4871

Tabel 1. Volume distribusi pemasaran ikan di 12 pelabuhan perikanan Pantura Jawa


Pelabuhan Perikanan Lokal Regional Luar jawa Luar negeri
PPN Karangantu 15.680 1.222 0 0

PPS Nizam Zachman 39.779.871 151.570.441 11.869.962 16.268.642

PPN Kejawanan 13.262 0 0 865.576

PPP Eretan Wetan 66.190 46.190 0 0

PPI Karangsong 1.018 1.885 0 0

PPN Pekalongan 12.923 4.293.444 0 0

PPP Asemdoyong 2.325 5.375 0 0

PPP Klidang Lor 1.702 7.000 0 0

PPP Morodemak 26.644 17.568 0 0

PPP Bajomulyo 29.071 26.462 0 0

PPN Brondong 30.149.731 8.881.759 3.357.281 6.650.310

PPI Bulu 20.791 26.313 4.355 0


Jumlah 70.119.208 164.877.661 15.231.598 23.784.528

Tabel 2. Distribusi pemasaran ikan 12 pelabuhan di wilayah Pantura Jawa


Pelabuhan Perikanan Lokal Regional
Pasar Jawa 234.996.868,41 85,76
Pasar Luar Jawa 152.315.98,47 5,56
Pasar Ekspor 23.784.528 8,68

Jumlah 274.012.994,89 100

Distribusi hasil tangkapan berdasarkan Jawa yang memiliki konektivitas ke luar


konektivitas Jawa hingga luar negeri dengan volume
distribusi ikan terbesar adalah PPS Nizam
Sebagaimana terdapat pada Gambar Zachman Jakarta. Hal itu diindikasikan
2 terlihat bahwa antara PPN Karangantu, dari kemampuannya yang menyalurkan
PPS Nizam Zachman, PPN Pekalongan dan volume distribusi pemasaran ikan sebesar
PPN Brondong terdapat koneksi, begitu 77.93% untuk luar Jawa dan 68.40% untuk
juga PPP Morodemak dan PPP Bajomulyo. luar negeri. Pelabuhan tersebut memiliki
PPS Nizam Zachman menyalurkan konektivitas dengan pelabuhan perikanan
produksi ikannya ke PPN Karangantu, PPN lainnya di luar Jawa seperti pelabuhan
Pekalongan, dan PPN Brondong. Sebaliknya, perikanan di Lampung, Sumut, Kepulauan
PPN Karangantu, PPN Pekalongan dan PPN Bangka Belitung dan Bali sedangkan
Brondong menyalurkan kelebihan produksi konektivitas dengan beberapa pelabuhan
ikannya ke PPS Nizam Zachman, begitu perikanan di luar negeri seperti pelabuhan
juga dengan PPN Pekalongan dan PPN di negara tetangga (Malaysia, Singapura,
Brondong serta PPP Morodemak dan PPP Thailand, Filipina), Taiwan, Tiongkok,
Bajomulyo walaupun secara tidak langsung. Jepang dan beberapa pelabuhan perikanan
Hal tersebut karena ikan disalurkan terlebih di benua Amerika dan Eropa.
dahulu ke pelabuhan perikanan lainnya Konektivitas di PPS Nizam Zachman
di sekitar wilayah pantura Jawa untuk Jakarta yang terjalin dengan pelabuhan
selanjutnya disalurkan ke pelabuhan yang perikanan di pulau Jawa, luar Jawa
dituju. bahkan ke luar negeri menjadikan PPS
Pelabuhan perikanan di Pantura Nizam Zachman sebagai pusat pemasaran

Pola Distribusi Hasil Tangkapan......................................................................................................(GUMILANG et al.) 71


pelabuhan perikanan di pantura Jawa. mengatakan bahwa interaksi pemasaran
Selain pelabuhan perikanan pemasar ikan dan pengembangan ekonomi dapat
PPS Nizam Zachman Jakarta juga sebagai dilihat dari tiga dampak yaitu (i) dampak
pelabuhan perikanan pemasok sebagaimana pemasaran (peningkatan permintaan
pada Tabel 3. konsumen, perbaikan sistem distribusi,
Tabel 3 menunjukkan bahwa perbaikan akses pasar, peningkatan
pelabuhan perikanan di Pantura Jawa sebagai alternatif pekerjaan dan peningkatan
pelabuhan perikanan pemasar adalah pemberdayaan nelayan), (ii) dampak
PPS Nizam Zachman karena memiliki nilai menengah (peningkatan produksi pada
lebih besar dibanding pelabuhan lainnya. ikan yang belum dimanfaatkan, saluran
Hal ini dikarenakan pelabuhan tersebut pemasaran yang lebih baik, peningkatan
memiliki volume distribusi pemasaran ekspor/pertukaran luar negeri, pengurangan
hasil tangkapan terbesar dibanding dengan ketergantungan nelayan dan pedagang
pelabuhan lainnya, sedangkan pelabuhan perantara berkurang yang menyebabkan
perikanan sebagai pemasok di pantura peningkatan pendapatan nelayan), dan (iii)
Jawa adalah PPS Nizam Zachman dan PPN dampak pengembangan (kesempatan kerja
Pekalongan karena pelabuhan tersebut yang lebih dan ketersediaan makanan,
memasok penyediaan bahan baku ikan ke ketersediaan protein yang lebih, perbaikan
pelabuhan perikanan lainnya paling banyak keseimbangan pasar, dan pembangunan
di wilayah pantura Jawa. masyarakat perikanan).
Dalam hal pemasaran, Charles (2001)

Gambar 2. Pola distribusi hasil tangkapan di Pantura Jawa berdasarkan konektivitas


berdasarkan konektivitas

72 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-76
ISSN 2087-4871

Tabel 3. Konektivitas 12 pelabuhan perikanan dalam distribusi ikan di Pantura Jawa


Pelabuhan Perikanan A B C D E F G H I J K L M N O P Q ∑
PPN Karangantu (A) 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PPS Nizam Zachman 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 9


(B)
PPN Kejawanan (C) 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PPP Eretan Wetan (D) 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

PPI Karangsong (E) 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PPN Pekalongan (F) 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9

PPP Asemdoyong (G) 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PPP Klidang Lor (H) 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

PPP Morodemak (I) 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4

PPP Bajomulyo (J) 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4

PPN Brondong (K) 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 5

PPI Bulu (L) 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3

Jumlah 2 11 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 3 1 1
Keterangan: 1= Ada konektivitas, 0= Tanpa konektivitas O= PPN Pengambengan (Bali)
M= PPS Cilacap (Cilacap) P= PPN Sungailiat (Babel)
N= PPP Lempasing (Lampung) Q= PPS Belawan (Medan)
Sumber: Data Primer

Distribusi hasil tangkapan berdasarkan maupun diawetkan kemudian dilanjutkan


pelaku pemasaran ke pedagang pengecer untuk kemudian
dijual kepada konsumen. Umumnya pola
Distribusi hasil tangkapan ini terjadi untuk memenuhi kebutuhan
pelabuhan perikanan di wilayah Pantura ikan segar atau ikan olahan bagi penduduk
Jawa berdasarkan pelaku pemasaran di luar kota, meskipun tidak menutup
didapatkan 7 pola yakni 5 pola berdasarkan kemungkinan produk ini dijual kepada
produksi ikan dari dalam pelabuhan dan penduduk setempat. Pola kedua seperti pada
2 pola berdasarkan produksi ikan dari PPN Pekalongan, PPP Eretan Wetan, PPI
luar pelabuhan. Pola pertama adalah Karangsong, PPP Asemdoyong, PPP Klidang
pendistribusian dari nelayan ke Tempat Lor, PPP Morodemak, PPP Bajomulyo dan
Pelelangan Ikan (TPI) kemudian pedagang PPI Bulu.
pengumpul/bakul dilanjutkan ke pedagang Pola ketiga hampir sama dengan
grosir, pengecer dan konsumen. Pola ini pola kedua, hanya saja pada pola ini ikan
terjadi untuk memenuhi kebutuhan ikan dari pedagang pengumpul diolah maupun
segar penduduk setempat. Pola pertama diawetkan oleh industri pengolahan untuk
terjadi pada PPN Pekalongan, PPP Eretan selanjutnya diekspor. Pola ketiga seperti
Wetan, PPI Karangsong, PPP Asemdoyong, pada PPS Nizam Zachman. Terkait industri
PPP Klidang Lor, PPP Morodemak, PPP pengolahan, sumber bahan baku yang
Bajomulyo. Pola kedua hampir sama dengan diperoleh oleh industri pengolahan di
pola pertama, hanya saja pada pola ini ikan kawasan pelabuhan perikanan seperti PPS
dari pedagang pengumpul setelah diolah

Pola Distribusi Hasil Tangkapan......................................................................................................(GUMILANG et al.) 73


Nizam Zachman mayoritas berasal dari Panjang pendeknya pola distribusi yang
pelabuhan itu sendiri dan sebagian kecil berbeda dalam suatu hasil perikanan
pasokan dari luar pelabuhan. Hal tersebut tergantung pada beberapa faktor. Hanafiah
sesuai pernyataan Lubis dan Sumiati (2011) dan Saefuddin (2006) menyatakan bahwa
bahwa perusahaan industri pengolahan faktor tersebut antara lain pertama, jarak
ikan yang berlokasi di suatu pelabuhan antara produsen dan konsumen. Semakin
perikanan atau sekitarnya umumnya jauh jarak antara produsen dan konsumen
menggunakan sebagian atau keseluruhan biasanya semakin panjang saluran yang
bahan bakunya dari pelabuhan perikanan ditempuh oleh produk. Kedua, cepat
tersebut. tidaknya produk rusak. Produk yang cepat
Pola keempat adalah pendistribusian rusak harus cepat diterima oleh konsumen,
hasil tangkapan dari nelayan langsung dengan demikian menghendaki saluran yang
ke pedagang pengecer dilanjutkan ke pendek dan cepat. Ketiga, skala produksi.
konsumen. Pola ini terjadi bila nelayan Bila produksi berlangsung dalam ukuran
tidak melelang hasil tangkapan ikannya kecil, maka jumlah produk yang dihasilkan
dan menjualnya langsung ke pedagang berukuran kecil, dimana tidak akan
pengecer. Pola keempat terdapat pada menguntungkan bila produsen langsung
PPN Karangantu, PPN Pekalongan, PPP menjualnya ke pasar. Dalam keadaan
Bajomulyo, PPN Brondong dan PPI Bulu. demikian kehadiran pedagang perantara
Pola lima hampir sama dengan pola diharapkan, sehingga saluran yang dilalui
keempat hanya saja pada pola ini ikan dari produk cenderung panjang. Keempat, posisi
nelayan kemudian diekspor melalui agen/ keuangan pengusaha. Produsen yang kuat
perusahaan perikanan. Pola kelima seperti modalnya cenderung untuk memperpendek
pada PPS Nizam Zachman, PPN Kejawanan, saluran tata niaga.
PPN Brondong. Sedangkan pada pola Penelitian Johanson (2013)
keenam dan ketujuh ikan berasal dari luar menyebutkan bahwa pemasaran yang
pelabuhan melalui darat atau laut. efektif diindikasikan dengan pola saluran
Pola keenam pendistribusian tanpa distribusi yang efisien antara lain relatif
lelang dari pedagang grosir kemudian sedikitnya keterlibatan pedagang perantara
dilanjutkan ke pedagang pengecer, pasar dan jalur distribusi relatif pendek. Terkait
tradisional, rumah makan dan lainnya harga, semakin panjangnya jalur distribusi
sampai ke konsumen. Pola keenam seperti pemasaran maka harga yang terbentuk
pada PPS Nizam Zachman dan PPN semakin tinggi. Pada penelitian ini pola
Brondong. distribusi hasil tangkapan berdasarkan
Pola ketujuh hampir sama dengan pelaku pemasaran di pantura Jawa masih
pola keenam, hanya hasil tangkapan belum efisien karena masih terdapat
ikan diolah oleh pedagang pengolah ikan panjang dan banyaknya pedagang perantara
tradisional kemudian selanjutnya ke dalam saluran distribusi yang terlibat. Jalur
pedagang pengecer, pasar, dan rumah distribusi hasil tangkapan berupa ikan
makan hingga ke konsumen. Pola ketujuh segar di pelabuhan Pantura Jawa termasuk
seperti pada PPN Brondong. Bagan pola kedalam saluran distribusi tidak langsung.
distribusi hasil tangkapan yang ada di 12 Kedua belas pelabuhan ini mendistribusikan
pelabuhan perikanan Pantura Jawa mulai melalui beberapa perantara diantaranya
dari ikan didaratkan hingga didistribusikan produsen (nelayan)-pedagang pengumpul
ke konsumen disajikan pada Gambar 3. (bakul)-pedagang grosir-pedagang pengecer-
konsumen.

74 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-76
ISSN 2087-4871

Gambar 3. Pola distribusi hasil tangkapan berdasarkan pelaku pemasaran

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Charles AT. 2001. Sustainable Fishery


Sistems. United Kingdom (GB):
Pola distribusi hasil tangkapan Blackwell Science.
pelabuhan perikanan di Pantura Jawa Clucas IJ, Ward AR. 1996. Post Harvest
dikelompokkan menjadi 3 yaitu distribusi Fisheries Development : A Guide
hasil tangkapan berdasarkan pasar, Handling, Preservation, Processing
konektivitas dan pelaku pemasaran. Pola and Quality. United Kingdom (GB).
distribusi hasil tangkapan berdasarkan Natural Resources Institute. 428 pp.
pasar dibagi menjadi 4 tipe yaitu distribusi Hanafiah AM, Saefuddin AM. 2006. Tata
pasar lokal, regional, luar Jawa dan luar Niaga hasil perikanan. Jakarta (ID): UI
negeri. Pola distribusi hasil tangkapan Pr.
berdasarkan konektivitas pelabuhan Johanson D. 2013. Analisis efisiensi pola
perikanan didapatkan bahwa pelabuhan distribusi hasil penangkapan ikan
perikanan sebagai pemasar adalah PPS Nizam nelayan kecamatan kahayan kuala
Zachman. Pola distribusi hasil tangkapan kabupaten pulang pisau. Jurnal Sains
pelabuhan perikanan berdasarkan pelaku Manajemen. 1(1):96-109.
pemasaran didapatkan 7 pola yakni 5 pola [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.
berdasarkan produksi ikan dari dalam 2014. Analisis Data Pokok Kelautan
pelabuhan dan 2 pola berdasarkan produksi dan Perikanan 2014. Jakarta (ID):
ikan dari luar pelabuhan. Pusdatin KKP.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saran 2015. Pusat Informasi Pelabuhan
Perikanan. Jakarta (ID): Direktorat
Perlu adanya penelitian lanjutan yang Pelabuhan Perikanan.
menganalisis tentang aspek peningkatan Lubis E dan Sumiati. 2011. Pengembangan
pasar ekspor dengan peningkatan mutu industri pengolahan ikan ditinjau
hasil tangkapan di pelabuhan perikanan. dari produksi hasil tangkapan di
Optimalisasi sistem teknologi informasi PPN Palabuhanratu. Jurnal Marine
dan komunikasi antar pelabuhan yang Fisheries. 2(1):40-47.
terintegrasi guna menjamin kepastian Lubis E. 2011. Kajian peran strategis
tersedianya pasokan ikan secara pelabuhan perikanan terhadap
berkelanjutan, peningkatan fasilitas sarana pengembangan perikanan laut.
transportasi yang efisien berkaitan dengan Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan.
pendistribusian hasil tangkapan dan 5(2):1-7.
penguatan bargaining position nelayan
dalam pemasaran ikan.

Pola Distribusi Hasil Tangkapan......................................................................................................(GUMILANG et al.) 75


Mai N, BogasonS, Arason S, Árnason S, Slamet G. 2013. Analisis saluran distribusi
Matthiasson T. 2010. Benefits of dan perilaku konsumen. Jurnal
traceability in fish supply chains- Mimbar Bumi Bengawan. 6(13):40-47.
case studies. British Food Journal. Srinivasan UT. 2010. Food security
112:976-1002. implications of global marine catch
Muninggar R. 2008. Analisis supply chain losses due to overfishing. Journal of
dalam aktivitas distribusi di PPN Bioeconomics. 12(3):183-200.
Palabuhanratu. Jurnal Buletin PSP. Solihin I, Putri TE. 2012. Pola interaksi
17(3):350-355. antar pelabuhan perikanan di
Nazir M. 2011. Metodologi penelitian. Bogor kabupaten sukabumi. Jurnal Buletin
: Ghalia Indonesia. PSP. 20(3):347-358.
[PKSPL-IPB] Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan. 2000. Studi
Pengembangan Pelabuhan Perikanan
di Pantura Jawa Serta Sistem Data
dan Informasi. Bogor: PKSPL-IPB.

76 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-76

Anda mungkin juga menyukai