Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 5. No.

2 November 2014:189-204 ______________ ISSN 2087-4871

STRATEGI SISTEM PENANGANAN IKAN TUNA SEGAR YANG BAIK DI


KAPAL NELAYAN HAND LINE PPI DONGGALA

(FRESH TUNA HANDLING STRATEGY ONBOARD HAND LINE FISHING


BOATS OPERATING FROM DONGGALA FISHING PORT)

Normawati K Mboto1, Tri Wiji Nurani2, Sugeng Hari Wisudo2, Mustaruddin2


1Corresponding author
2Departemen Sumberdaya Perikanan

Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor


E-mail: k.mboton@yahoo.com

ABSTRACT

There is increasing demand for high quality products at a competitive price. Tuna is a prime commodity with strict quality standards.
The research question addressed is whether the tuna handling system used by hand line fishermen operating out of Donggala fishing
port (PPI Donggala) is still poor, affecting quality and thus lowering the market value of the fish they catch. The goal of this
research was to contribute towards improvements in tuna handling by hand line fishermen from the Donggala fishing port. Thus
the main benefit should be an improvement in the quality of the fish landed. The research was carried out during April-May 2014
at the Donggala fishing port in Central Sulawesi. Data were collected through observation and interviews. Data were collected from
representative individuals through purposive sampling. Both primary and secondary data were collected. Analysis of data was
undertaken with the approach strengths weaknesses opportunities threats (SWOT) analysis of a training strategies the handling of
the good fish on board. Based on the strengths of the analysis of threats opportunities weaknesses (SWOT) produced four strategy.
The strategy is SO, ST, WO and the strategy WT. The fourth strategy is good to be applied, but see the position of the system is
in a quadrant five (v), then the most appropriate strategy is WO and ST. The combination strategy WO are increased knowledge
about the quality and skill handler’s tuna fish. Another thing that needs to be done that is the addition of the tools like ring tuna
dan killing spike. Ring the functioning to hold the movement of the process of hauling and killing spike to deadly fish tuna.
Combination strategy that is making ST it self standard operating prosedure (SOP) handling of good; as well as improving work
competence.

Keyword: handling system strategy, fresh tuna, donggala fishing port

ABSTRAK

Mempertahankan kesegaran ikan tuna hasil tangkapan sangat penting demi mendapatkan mutu ikan tuna yang
baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Kesegaran ikan tuna dapat dipertahankan jika terbentuk suatu
strategi sistem penanganan ikan tuna segar yang baik di atas kapal. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan
suatu strategi untuk membantu meningkatkan mutu ikan tuna hasil tangkapan nelayan hand line karena melihat
permasalahan mutu ikan tuna yang dihadapi oleh nelayan hand line PPI Donggala maka diperlukan suatu
tindakan untuk merubah sistem penangaan ikan tuna segar ke arah yang lebih baik. Metode yang digunakan
dalam pengambilan data yaitu melaui observasi dan wawancara dengan nelayan, pengumpul serta instansi
terkait. Analisis data untuk menyusunan strategi pada sistem penanganan ikan tuna segar skala nelayan hand line
dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan internal dan
eksternal secara sistematik dan dilanjutkan dengan merumuskannya. Kemudian dengan membandingkan antara
faktor internal yaitu kekutanan (Strengths), dan kelemahan (Weakness) dengan faktor eksternal yaitu peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats). Berdasarkan hasil analsis didapatkan beberapa strategi untuk menangani
masalah yang dihadapi nelayan hand line yaitu Strategi SO yang meliputi pengaturan sistem operasi penangkapan
nelayan hand line dan perbaikan sistem rantai pemasaran ikan tuna segar, strategi ST yang meliputi penerapan
sistem management mutu terpadu dan pembuatan SOP penanganan ikan tuna segar diatas kapal hand line,
strategi WO yang meliputi penerapan sertifikasi tentang cara penanganan ikan yang baik di atas kapal hand line
dan pendampingan oleh teknisi dari instansi terkait kepada nelayan hand line tentang cara penangkapan dan
penanganan ikan tuna segar yang baik serta strategi WT yang meliputi penambahan dan perbaikan alat bantu
penanganan ikan tuna segar yang lebih baik.

Kata kunci: strategi sistem penanganan, ikan tuna segar PPI Donggala

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB__________________________ E-mail: jurnalfpik.ipb@gmail.com


I. PENDAHULUAN Menurut Maulana et al. (2012),
aspek mutu merupakan salah satu aspek
1.1. Latar Belakang yang sangat penting dalam memajukan
Ikan tuna adalah salah satu dunia perikanan Indonesia di pasar
komoditi unggulan Indonesia dari sektor internasional. Nurani et al. (2011)
perikanan karena memiliki nilai ekonomis menambahkan bahwa dalam manajemen
yang tinggi. Potensi ikan tuna di perairan kualitas ikan sejak ikan tertangkap
Indonesia cukup besar dan belum sampai pada pemasaran sangat penting
termanfaatkan dengan baik dibeberapa untuk dipahami oleh para pelaku terkait
daerah tertentu (Lintang et al. 2012). baik nelayan, penampung ataupun bagian
Salah satu daerah Indonesia yang pemasaran.
memiliki potensi ikan tuna yaitu Sulawesi Melihat gambaran masalah mutu
Tengah yang terdapat di empat wilayah ikan tuna yang masih kurang baik pada
pengelolaan perikanan (WPP). Empat WPP nelayan hand line tuna PPI Donggala
tersebut yaitu (1) WPP RI 713 Selat maka perlu dilakukan penelitian yang
Makassar dan Laut Flores antara lain bertujuan untuk membantu mengatasi
terdiri dari Kabupaten Tolitoli, Donggala, masalah tersebut. Peneliti mencoba
Kota Palu bersama dengan Kabupaten melihat permasalahan dari sistem
lainnya yang terletak di Selat Makassar penanganan tuna diatas kapal “apakah
dan Laut Flores; (2) WPP RI 714 Teluk Tolo penanganan ikan tuna di atas kapal hand
dan Laut Halmahera terdiri dari line yang dilakukan oleh nelayan PPI
Kabupaten Marowali, Marowali Utara, Donggala, sudah merupakan langkah
Banggai Laut, Banggai Kepulauan serta yang tepat dalam usaha menjaga kualitas
Banggai bagian timur; (3) WPP RI 715 mutu ikan yang ditangkap serta
Teluk Tomini terdiri dari Kabupaten Parigi bagaimana proses penanganan ikan tuna
Moutong, Poso, Tojo Unauna dan Banggai segar pada saat pasca penangkapan yang
bagian barat bersama dengan beberapa seharusnya dan faktor apa saja yang bisa
Kabupaten di wilayah Sulawesi Utara dan mempengaruhi kemunduran mutu ikan
Gorontalo; (4) WPP RI 716 terdiri dari tuna tersebut”.
Kabupaten Buol dan beberapa Kabupaten
yang berada di Gorontalo, Sulawesi Utara 1.2. Tujuan
dan Kalimantan (Howara dan Lappo Tujuan penelitian “Analisis
2008). WPP RI 713 Selat Makassar Permasalahan Penanganan Ikan Tuna di
merupakan daerah penangkapan ikan Atas Kapal Hand Line PPI Donggala yaitu
tuna oleh nelayan hand line PPI Donggala. Merumuskan strategi penanganan ikan
Jenis ikan tuna yang banyak diproduksi tuna yang baik di atas kapal hand line
oleh nelayan hand line PPI Donggala nelayan PPI Donggala Sulawesi Tengah.
adalah jenis yellow fin tuna. Ikan tuna
yang dihasilkan oleh nelayan hand line
memiliki harga jual yang termasuk II. METODOLOGI
rendah bila dibandingkan dengan
beberapa daerah seperti Bitung, 2.1. Lokasi dan Penelitian
Gorontalo dan Makassar. Mutu ikan tuna Waktu penelitian dilaksanakan
yang kurang baik merupakan salah satu selama satu bulan yaitu bulan April
faktor yang menyebabkan nilai jual ikan sampai dengan bulan Mei 2014. Lokasi
tuna nelayan menjadi rendah. yang menjadi objek penelitian yaitu
Aspek penanganan saat ikan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
tertangkap merupakan hal yang sangat Donggala Sulawesi Tengah (Gambar 1).
penting untuk diperhatikan, khususnya Metode penelitian yang digunakan adalah
pada perikanan tuna karena menyangkut observasi, wawancara dan deskriptif
bagaimana mendapatkan mutu ikan tuna kualitatif. Metode observasi dilakukan
yang baik. Mutu produk yang baik yang dengan mengikuti trip penangkapan pada
dapat dipertahankan secara konsisten kapal nelayan hand line PPI Donggala.
akan meningkatkan kepercayaan
konsumen (Olodosu et al. 2011).

190 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

Gambar 1. Lokasi penelitian

Observasi dilakukan terhadap unit SWOT yaitu mengidentifikasi berbagai


penangkapan hand line yang beroperasi di faktor lingkungan internal dan eksternal
Selat Makassar. Metode deskriptif secara sistematik dan dilanjutkan dengan
kualitatif digunakan dalam merumuskannya. Kemudian dengan
menggambarkan kegiatan penangkapan membandingkan antara faktor internal
dan penanganan ikan tuna yang yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan
dilakukan oleh nelayan hand line PPI (weakness) dengan faktor eksternal yaitu
Donggala. peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) (Rangkuti 2006).
2.2. Jenis Data dan Metode Proses yang harus dilakukan dalam
Pengumpulan Data pembuatan analisis SWOT agar
Data yang dikumpulkan dalam keputusan yang diperoleh lebih tepat
penelitian adalah data pimer dan data perlu melalui tahapan sebagai berikut:
sekunder. Data primer diperoleh dengan 1. Tahap pengumpulan data yaitu
cara purposive sampling. Purposive pengumpulan data, pengklasifikasian
sampling adalah penentuan sampel dan pra-analisis faktor eksternal dan
berdasarkan keyakinan bahwa sampel internal.
tersebut benar-benar mewakili dari total 2. Tahap analisis yaitu pembuatan
keseluruhan sampel yang ada (Ferdinand matriks internal dan eksternal dan
et al. 2012). Jumlah data yang diteliti matriks SWOT.
disesuikan dengan kebutuhan penelitian. 3. Tahap pengambilan keputusan
Data primer yang diambil mencakup Tahapan pembuatan matriks faktor
nelayan, cara penangkapan, cara strategi internal Internal Strategic Factor
penanganan ikan tuna di kapal hand line, Summary (ISFS) dan matriks faktor
bahan dan alat yang digunakan untuk strategi Eksternal Strategic Factors
penanganan, area kerja penanganan, Summary (ESFS) adalah sebagai berikut:
ukuran kapal, lama waktu penangkapan 1. Matriks ISFS
dan nilai jual ikan tuna. Data sekunder a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi
dikumpulkan melalui penelusuran dari kekuatan dan kelemahan dalam
berbagai studi pustaka, statistik kolom 1.
perikanan, terbitan jurnal dan sumber b) Pemberian bobot masing-masing
lainnya yang mendukung dalam faktor tersebut pada kolom 2, dengan
penelitian ini. skala mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai 0,0 (tidak penting),
2.3. Metode Analisa berdasarkan pengaruh terhadap
Metode analisis data yang posisi strategis sistem. (Semua bobot
digunakan pada penelitian ini yaitu jumlahnya tidak boleh melebihi skor
melakukan pendekatan dengan analisis total 1,00).
SWOT dalam merumuskan strategi c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk
penanganan tuna yang baik di atas kapal masing-masing faktor dengan skala
hand line. Prinsip kerja dari analisis

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 191


mulai dari4 (outstanding) sampai peluang bersifat positif (semakin
dengan 1 (poor), berdasarkan besar peluang semakin besar pula
pengaruhnya terhadap sistem. nilai rating yang diberikan),
Pemberian nilai rating untuk sedangkan untuk ancaman
kekuatan bersifat positif (semakin dilakukan sebaliknya (semakin besar
besar kekuatan semakin besar pula ancaman semakin kecil nilai rating).
nilai rating yang diberikan), d) Selanjutnya dilakukan perkalian
sedangkan untuk kelemahan bobot dengan rating, untuk
dilakukan sebaliknya. menentukan skor terbobot pada
d) Selanjutnya dilakukan perkalian masing-masing faktor (kolom 4).
bobot dengan rating, untuk e) Jumlahkan skor pembobotan (pada
menentukan skor terbobot pada kolom 4) untuk menentukan kondisi
masing-masing faktor (kolom 4). eksternal sistem. Jika total skor
e) Jumlahkan skor pembobotan (pada terbobot > = 2,5 berarti sistem
kolom 4) untuk menentukan kondisi mampu merespon kondisi yang ada
internal sistem. Jika nilai total skor (Tabel 2). Untuk memperoleh strategi
terbobot > = 2,5 berarti kondisi yang tepat maka nilai tersebut
internal sistem memiliki kekuatan diplotkan pada kuadran yang sesuai
untuk mengatasi situasi (Tabel 1). untuk kemudian dilakukan
pembuatan matriks SWOT yang akan
2. Matriks EFAS menjelaskan alternatif strategi yang
a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi dilakukan.
peluang dan ancaman (kolom 1)
b) Beri bobot masing-masing faktor Bedasarkan matriks ISFS dan
dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat matriks ESFS, dapat diketahui posisi
penting) sampai dengan 0,0 (tidak kuadran kondisi sistem saat ini. Posisi
penting) berdasarkan pengaruhnya sistem juga dapat diketahui dari matriks
terhadap faktor strategis. (Semua internal-eksternal (IE Matriks).
bobot jumlahnya tidak boleh melebihi
skor total 1,00). 2.4. Matrik IE
c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk Matriks IE (internal-eksternal)
masing-masing faktor dengan skala merupakan matriks yang dibuat dengan
mulai dari 4 (outstanding) sampai menggunakan parameter kekuatan
dengan 1 (poor), berdasarkan internal dan pengaruh eksternal yang
pengaruhnya terhadap kondisi dihadapi. Tujuan pembuatan matriks IE
sistem. Pemberian nilai rating untuk adalah untuk memeperoleh posisi sistem
saat ini. Matriks IE dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 1. Matrik evaluasi faktor internal (ISFS)

Faktor internal Bobot Rating Bobot*rating


Kekuatan :
Kelemahan :
Jumlah :

Tabel 2. Matrik evaluasi faktor eksternal (ESFS)

Faktor internal Bobot Rating Bobot*rating


Kekuatan :
Kelemahan :
Jumlah :

192 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

Tabel 3. Matrik eksternal-internal (sumber: Rangkut1997)


I II III
Growth Growth Rentrechment
Konsentrasi melalui Konsentrasi melalui Turn around
integrasi vertikal integrasi horizontal
IV V VI
Stability Growth Rentrechment
Hati-hati Konsentrasi melalui Captive company atau
intergrasi horizontal divestment
VII VIII IX
Growth Growth Rentrechment
Difersifikasi Konsentrik Difersifikasi Konsentrik Bangkrut atau likuidasi

Langkah selanjutnya setelah III. HASIL DAN PEMBAHASAN


membuat matriks IE yaitu membuat
matriks SWOT yang menjelaskan berbagai 3.1. Unit alat tangkap hand
alternatif yang mungkin untuk strategi line nelayan PPI
pengelolaan. Menurut Nurani (2010), Donggala
penyusunan matriks SWOT merupakan Berdasarkan hasil wawancara
alat pencocokan yang penting untuk diperkirakan unit alat tangkap hand line
mengembangkan empat tipe strategi, PPI Donggala terdiri atas kurang lebih 250
dimana pencocokan memerlukan unit akan tetapi yang terdaftar hanya 101
kecermatan dan tidak ada satupun unit. Seratus satu (101) unit alat tangkap
kecocokan terbaik. Dalam matriks ini hand line tersebut merupakan nelayan
dapat menggambarkan secara jelas tetap di PPI Donggala sedangkan sisanya
bagaimana peluang dan ancaman adalah nelayan andong yang berasal dari
eksternal yang dihadapi dapat Sulawesi Barat. Alat tangkap yang
disesuaikan dengan kekuatan dan digunakan oleh nelayan sama seperti
kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dengan alat tangkap hand line pada
dapat menghasilkan empat set umumnya. Alat tangkap tersebut terdiri
kemungkinan alternatif strategis atas penggulung, tali pancing, kili-kili,
(Rangkuti 2006) yaitu: timah dan mata pancing. Kapal hand line
1. Strategi S-O, strategi ini yang digunakan oleh nelayan pada
memanfaatkan seluruh kekuatan umunya memiliki beban ± 12 GT. Satu
untuk mendapatkan dan unit kapal hand line memiliki 6-8 perahu
memanfaatkan peluang sebesar- pemancing.
besarnya.
2. Strategi S-T, strategi ini menggunakan 3.2. Daerah penangkapan
unsur kekuatan untuk mengatasi ikan dan hasil tangkapan
ancaman. nelayan hand line PPI
3. Strategi W-O, strategi ini diterapkan Donggala
berdasarkan pemanfaatan peluang Daerah penangkapan ikan tuna
yang ada dengan meminimalkan yang dilakukan oleh nelayan hand line
unsur kelemahan. berpusat di perairan Selat Makassar.
4. Strategi W-T, strategi ini didasarkan Penentuan daerah penangkapan ikan
pada kegiatan yang bersifat defensiv tuna dilakukan dengan cara
dan berusaha meminimalkan menggunakan alat bantu GPS serta
kelemahan yang ada serta terkadang nelayan menggunakan tanda-
menghindari ancaman. tanda alam seperti air berbuih dan
5. Tahapan selanjutnya adalah kumpulan ikan lumba-lumba.
pengambilan keputusan, dalam Hasil tangkapan dari nelayan hand
tahapan ini perlu merujuk kembali line PPI Donggala yaitu ikan tuna jenis
matriks internal eksternal yang yellow fin. Setiap satu trip penangkapan,
menghasilkan posisi sistem saat ini, nelayan tersebut memperoleh 6-7 ekor
dengan melihat posisi kuadran dari tuna. Ukuran bobot tuna yang ditangkap
sistem sehingga dapat diketahui oleh nelayan tersebut pada umumnya ±
kombinasi strategi yang tepat (Marimin 40 kg.
2004).

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 193


Jumlah ikan tuna yang tertangkap induk. Jika persiapan sudah selesai
di perairan Selat Makassar tidak barulah nelayan menuju daerah
menentu. Pada musim-musim tertentu penangkapan pada pukul ± 20.00 WITA.
jumlah hasil tangkapan nelayan Saat tiba di daerah penangkapan nelayan
meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor langsung beristrahat dan akan memulai
biologi ikan itu sendiri dan juga dari aktivitas pemancingan pada pukul 05.00
nelayan tersebut, dimana saat hari-hari WITA.
besar agama atau hari penting tidak Teknik operasi penangakapan ikan
dilakukan operasi penangkapan. tuna yang dilakukan oleh nelayan terbagi
dalam tiga waktu sebagaimana tertera
3.3. Sistem operasi pada Gambar 2. Aktivitas penangkapan di
penangkapan mulai dengan kapten kapal utama akan
Kegiatan operasi penangkapan ikan menyebar perahu-perahu pemancing.
tuna di perairan Selat Makassar Tiap satu perahu pemancing terdiri oleh
dilakukan setiap hari oleh nelayan. Saat satu orang pemancing (nelayan). Kapten
kapal hand line lainnya kembali ke kapal yang berada dikapal utama akan
pangkalan sebaliknya sebagian kapal menunggu nelayan pemancing selama
hand line lainnya berangkat menuju operasi penangkapan dilakukan. Jika
daerah penangkapan. Adapun tahap- salah satu nelayan pemancing
tahap saat nelayan melakukan mendapatkan ikan tuna maka kapal
penangkapan ikan tuna sebagai berikut. utama tersebut akan merapat ke perahu
Persiapan dilakukan nelayan pemancing tersebut untuk membantu
sebelum menuju daerah penangkapan. proses hauling.
Perahu pemancing yang akan digunakan
diikat di samping kiri dan kanan kapal

Persiapan

Berangkat ke daerah penangkapan pada pukul ± 20.00 WITA

Tiba di daerah penangkapan pukul ± 01.00 WITA

Istirahat

Mulai pemancingan ikan tuna pukul 05.00-10.00 WITA

Istirahat

Lanjut pemancingan ikan tuna pukul 15.00-18.00 WITA

Istirahat

Kembali memancing pada besok paginya pukul 05.00-10.00 WITA

Istirahat

Kembali ke pangkalan

Gambar 2. Bagan alir sistem operasi penangkapan ikan tuna oleh nelayan hand line
PPI Donggala

194 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

Proses hauling dilakukan di kapal kapal dengan menggunakan ganco


utama karena perahu pemancing yang sebagai alat bantu. Ikan tuna yang
digunakan sangat kecil. Saat proses sudah diganco diangkat dan
hauling dilakukan waktu yang digunakan diletakkan di dek kapal.
cukup lama biasanya ± 40 menit. 7. Penyiangan insang, isi perut dan
Lamanya proses hauling ini disebabkan sirip: Dilakukan dengan
karena masih menggunakan tenaga menggunakan pisau yang terbuat
manusia. dari bahan mudah berkarat.
8. Pencucian ikan tuna: Setelah
3.4. Sistem penanganan ikan penyiangan insang dan isi perut,
tuna segar barulah pencucian ikan tuna
Nelayan hand line PPI Donggala dilakukan. Pencucian dilakukan
memiliki cara penanganan sendiri dengan menggunakan air laut yang
berdasarkan atas pengalaman. Aktivitas diambil dengan menggunakan ember.
penanganan ikan tuna yang dilakukan Ikan disiram dengan air laut sampai
oleh nelayan di atas kapal utama dapat ikan tersebut dianggap bersih.
dilihat pada Gambar 12 dengan uraian 9. Pendinginan awal: Ikan tuna
adalah sebagai berikut: diletakkan pada bagian atas wadah
1. Pembersihan dek kapal: Pada saat penyimpanan dalam keadaan belum
proses hauling sedang berlangsung, tersusun rapi. Setelah itu nelayan
salah satu nelayan membersihkan kembali melakukan aktivitas
dek kapal untuk untuk persiapan pemancingan dengan menggunakan
peletakkan ikan tuna. Pembersihan perahu pemancing.
dek kapal dilakukan dengan 10. Penyimpanan dalam wadah
menggunakan air laut yang di ambil pendingin: Setelah waktu istrahat
dengan menggunakan ember lalu pemancingan tiba, barulah ikan tuna
disiramkan ke dek kapal sampai di tersebut disusun dengan rapi dalam
anggap bersih. wadah pendingin. Penyusunan ikan
2. Persiapan alat bantu penanganan: dilakukan dengan cara berlapis-lapis
Selain membersihkan dek kapal, yaitu es kemudian ikan tuna dan
pada saat itu juga nelayan tersebut seterusnya pada bagian atas dilapisi
telah menyiapkan alat bantu dengan es.
penanganan untuk mengangkat dan 11. Pembersihan alat dan area kerja:
mematikan ikan tuna. Setelah selesai proses penanganan
3. Ikan tuna di tahan dengan ganco: ikan tuna dilakukan, nelayan
Saat ikan sudah berada di membersihkan area kerja dan semua
permukaan tepat di samping kapal, alat yang digunakan dengan air laut
ikan tersebut langsung di ganco pada dan menyimpannya kembali ke
bagian insang dan pada bagian tempatnya.
mulut. 12. Pembongkaran ikan tuna: Setelah
4. Mematikan ikan: Bersamaan saat tiba di pangkalan, nelayan langsung
ikan tuna ditahan dengan ganco di melakukan pembongkaran.
permukaan tepat di samping kapal, Pembongkaran dilakukan pada pukul
ikan tersebut langsung dimatikan ± 16.00 WITA.
dengan menggunakan kayu pemukul. Ikan tuna segar yang dihasilkan
5. Pelepasan mata pancing: Setelah ikan oleh nelayan berdasarkan proses
tuna dimatikan, nelayan melepaskan penanganan pada Gambar 3 sebagian
mata pancing yang masih melekat di besar memiliki nilai jual rendah.
mulut ikan tuna. Pelepasan mata Berdasarkan hasil wawancara dengan
pancing dilakukan nelayan dengan pengumpul dan pihak terkait dari instansi
tangannya langsung (tanpa DKP, nilai jual yang rendah ini pada
menggunakan alat bantu). umumnya dikarenakan oleh mutu hasil
6. Ikan tuna dinaikkan ke atas kapal: tangkapan yang kurang baik.
nelayan menaikkan ikan tuna di atas

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 195


pembersihan dek kapal

Persiapan alat bantu penanganan ikan

Ikan tuna ditahan dengan ganco

Mematikan ikan

Pelepasan mata pancing

Ikan dinaikkan ke atas kapal

Penyiangan insang, isi perut, dan sirip

Pencucian ikan tuna

Pendinginan awal

Penyimpanan dalam wadah pendingin

Pembersihan alat kerja

Pembongkaran ikan tuna

Gambar 3. Bagan alir sistem penanganan ikan tuna oleh nelayan hand line PPI
Donggala yang dilakukan di kapal utama

3.5. Analisis faktor internal menyebabkan cacat fisik pada ikan


dan eksternal sistem seperti alat tangkap purse seine.
penanganan ikan tuna b) Memiliki kapal utama yang berfungsi
segar nelayan hand line sebagai penampung. Nelayan hand line
PPI Donggala memiliki dua kapal, satu sebagai
Berdasarkan hasil pengklasifikasian perahu pemancing sedangkan satu
pra-analisis faktor internal (kekuatan dan kapalnya sebagai kapal yang
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang digunakan saat proses hauling dan
dan ancaman) sistem penanganan ikan sebagai kapal penampug hasil
yang sangat berpengaruh terhadap tangkapan. Adanya kapal ini sangat
penurunan mutu hasil tangkapan hand memudahkan nelayan, karena nelayan
line nelayan PPI Donggala yaitu sebagai tidak harus kembali ke pangkalan saat
berikut. mendapatkan ikan tuna. Ikan tersebut
1. Kekuatan akan di simpan pada kapal utama
a) Hand line merupakan alat tangkap tersebut, setelah itu kembali
ikan tuna yang tepat untuk ikan tuna. melakukan pemancingan.
Alat tangkap pancing khususnya hand c) Memiliki banyak perahu pemancing.
line merupakan alat tangkap yang Perahu pemancing yang dimiliki oleh
tepat untuk ikan tuna dibandingkan nelayan yaitu terdiri atas 7-8 perahu.
dengan alat tangkap lain karena tidak Banyaknya perahu pemancing ini

196 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

sangat membantu nelayan dalam dalam melakukan penanganan ikan


meningkatkan produksi hasil tuna di atas kapal.
tangkapaan tuna. c) Cara mematikan ikan tuna masih
d) Tersedianya umpan untuk memancing kurang tepat. Pengamatan yang
ikan tuna. Umpan yang digunakan dilakukan ikan tuna hasil tangkapan
oleh nelayan hand line untuk dimatikan dengan cara dipukul
memancing ikan tuna tersedia di menggunakan kayu pemukul. Seperti
pangkalan. Umpan tersebut diperoleh yang telah diuraikan pada bab
dari nelayan purse seine. Tersedianya sebelumnya bahwa penggunaan kayu
umpan di pangkalan sangat membantu pemukul untuk mematikan ikan tuna
nelayan hand line dalam melakukan masih kurang tepat. Hal ini
pemancingan ikan tuna. dikarenakan ikan yang mati dipukul
e) Umur nelayan yang masih produktif. akan mati dalam keadaan lemas
Berdasarkan pengamatan dan sehingga cepat terjadinya proses
wawancara pada nelayan hand line PPI penanganan.
Donggala, nelayan hand line pada d) Proses hauling yang cukup lama.
umumnya memiliki kisaran umur Proses hauling yang lama juga sangat
antara 20-40 tahun, dimana mempercepat proses penurunan mutu
merupakan umur yang produktif saat ikan mati. Hal ini disebabkan
dalam melakukan aktivitas. sebelum ikan mati, ikan tersebut
kelelahan karena melakukan perlawan
2. Kelemahan saat hauling.
a) Pengetahuan nelayan yang masih e) Suhu penyimpanan tidak terkontrol.
minim. Pengetahuan yang baik sangat Pengontrolan suhu penyimpanan ikan
berperan penting dalam meningkatkan merupakan hal yang penting dalam
mutu hasil tangkapan. mempertahan kesegaran ikan.
Jika nelayan memiliki pengetahuan Kenaikan suhu penyimpanan akan
tentang cara mempertahankan menyebabkan meningkatnya aktivitas
kesegaran hasil tangkapan maka kecil bakteri yang menyebabkan terjadinya
kemungkinan terjadi kesalahan. proses penurunan mutu. Pengontrolan
Pengetahuan nelayan masih sangat suhu tidak dilakukan oleh nelayan
minim hal ini dibuktikan dengan mutu hand line selama penyimpanan hasil
hasil tangkapan yang kurang baik. tangkapan.
Selain itu pada umumnya nelayan Berdasarkan matriks Internal Strategic
hanya menyelesaikan pendidikan di Factors Analysis Summary (ISFS) pada
tingkat sekolah dasar. Tabel 4 dapat diketahui bahwa dalam
b) Keterampilan menangani ikan tuna sistem penanaganan ikan tuna segar oleh
yang masih kurang baik. Keterampilan nelayan hand line memiliki skor ISFS
penanganan sangat diperlukan dalam 2,68 (<2,5). Hal ini menunjukkan bahwa
dalam menghasilkan mutu ikan tuna kondisi internal sistem masih memilki
yang baik. Keterampilan nelayan kekuatan untuk mengatasi situasi atau
dalam menangani ikan tuna masih masalah yang dihadapi nelayan tersebut.
sangat minim hal ini dibuktikan
dengan masih banyaknya kekeliruan

Tabel 4. Matriks ISFS sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line
Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Kekuatan
Hand line merupakan alat tangkap ikan
0,26 4 1,04
tuna yang tepat
Memiliki kapal utama yang berfungsi
0,12 4 0,48
sebagai penampung
Memiliki banyak perahu pemancing 0,07 4 0,28
Tersedianya umpan untuk memancing
0,03 3 0,09
ikan tuna
Umur nelayan yang masih produktif 0,03 3 0,09

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 197


Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Kelemahan
Pengetahuan nelayan yang masih
0,15 1 0,15
minim
Keterampilan menangani ikan tuna
0,13 1 0,13
yang masih kurang baik
Cara mematikan ikan tuna masih
0,07 2 0,14
kurang tepat
Proses hauling yang cukup lama 0,07 2 0,14
Suhu penyimpanan tidak terkontrol 0,07 2 0,14
Total 1 2,68

Faktor eksternal (peluang dan ancaman) : pendampingan langsung selama proses


1. Peluang penanganan ikan tuna di kapal agar
a) Memiliki tempat pendaratan ikan hasil mutu ikan tuna yang dihasilkan baik.
tangkapan. Adanya tempat pendaratan b) Tidak adanya standar resmi yang
ikan sangat membantu nelayan. Hal ini digunakan dalam penanganan ikan
dikarenakan saat membongkar hasil tuna. Berdasarkan pengamatan
tangkapan, nelayan hand line tidak lagi langsung dan wawancara yang
kebingungan mencari tempat untuk dilakukan dengan nelayan,
mendaratkan hasil tangkapannya. penanganan ikan tuna di lakukan atas
b) Tersedianya pabrik es di PPI Donggala. dasar pengalamannya sendiri.
PPI Donggala memiliki pabrik es yang Sementara itu dari penampung hanya
dapat memenuhi kebutuhan es memberikan arahan bahwa ikan tuna
nelayan hand line untuk penanganan yang dihasilkan harus utuh dan tidak
ikan. Dengan demikian nelayan tidak cacat tanpa ada prosedur atau tata
lagi mencari es di tempat yang jauh cara penanganan ikan tuna yang
dari pangkalan. diberikan kepada nelayan.
c) Tersedianya pasar ikan tuna. Pasar c) Instansi terkait lebih mengutamakan
ikan tuna yang dimaksudkan adalah nelayan purse seine. Hasil dari
adanya buyer yang menetap di wawancara dengan nelayan serta pihak
pangkalan untuk membeli hasil instansi bagian penangkapan
tangkapan nelayan. Adanya buyer menyatakan bahwa kebijakan yang
tersebut, memudahkan nelayan dalam dibuat oleh DKP Provinsi lebih
memasarkan hasil tangkapannya. mengarah kepada pengadaan kapal
d) Potensi ikan tuna yang masih tersedia. purse seine dengan alasan ingin
Berdasarkan pembagian Wilayah meningkatkan produksi hasil
Pengelolaan Perikanan Republik tangkapan. Ini dibuktikan dengan
Indonesaia (WPP-RI) salah satu WPP RI adanya kapal-kapal purse seine yang
yang dekat dengan PPI Donggala yaitu dilengkapi dengan wadah
WPP 713 (Selat Makassar). WPP ini penampungan dan alat bantu
merupakan daerah penangkapan bagi penanganan lainnya dengan keadaan
nelayan hand line PPI tersebut yang baik.
masih memiliki potensi ikan tuna d) Tidak adanya pelatihan khusus
dengan syarat dimanfaatkan secara penanganan ikan tuna yang baik pada
berkelanjutan. nelayan hand line. Hasil wawancara
e) Adanya pembeli yang menetap di dengan pihak terkait, pelatihan
pangkalan. Adanya penampung yang khusus penanganan pada nelayan
menetap di pangkalan tersebut sangat hand line belum dilakukan oleh
membantu nelayan karena nelayan instansi terkait. Pelatihan penanganan
tidak harus pergi jauh untuk menjual hanya lebih mengarah kepada
ikan hasil tangkapan. penampung yang mengolah tuna loin
2. Ancaman dengan tujuan untuk meningkatkan
a) Belum adanya tenaga ahli dari instansi pasar ikan tuna yang ada di Palu dan
terkait. Tenaga ahli yang dimaksudkan Donggala. Selain itu kegiatan lebih
adalah tenaga teknis yang memiliki mengarah ke penyuluhan tentang
kompetensi dibidang pengendalian budidaya rumput laut.
mutu ikan tuna itu sendiri sehingga e) Tingkat pendidikan nelayan hand line
dapat mengawasi dan memberikan pada umunya masih sangat rendah.

198 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

Rendahnya tingkat pendidikan yang menggunakan nilai ISFS dan ESFS


dimiliki sangat berpengaruh terhadap (Gambar 4).
pengetahuan yang dimiliki, dimana Berdasarkan matriks IE di atas
pengetahuan tersebut sangat penting dapat diketahui posisi sistem penanganan
dalam meningkatkan kualitas hasil tangkapan nelayan hand line di PPI
penanganan hasil tangkapan. Donggala yaitu berada pada sel lima (V).
Berdasarkan matriks Eksternal Berdasarkan Rangkuti (1997), berada
Strategic Factors Analysis Summary pada sel ini menunjukkan sistem berada
(ESFS) sistem penanganan ikan tuna pada posisi growth (konsentrasi melalui
segar ditingkat nelayan hand line PPI integrasi horizontal) dan stability (hati-
Donggala pada Tabel 4 memilki skor 2,82 hati). Artinya bahwa posisi sistem
Artinya bahwa ancaman dari sistem penanganan mutu sudah dilakukan oleh
penanganan tuna yang di hadapi oleh nelayan selama ini, namun perlu upaya
nelayan hand line PPI Donggala, masih perbaikan-perbaikan dalam meningkat-
mampu diatasi dengan memanfaatkan kan mutu ikan tuna hasil tangkapan
peluang yang ada. dengan meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman yang dihadapi,
3.6. Analisis penentuan sehingga mutu ikan tuna yang didaratkan
posisi sistem memiliki kualitas terbaik serta dapat
penanaganan ikan tuna diterima di pasar global. Upaya perbaikan
nelayan hand line PPI tersebut dapat dilakukan dengan
Donggala menggunakan strategi WO dan ST (Tabel
Langkah selanjutnya yaitu 6).
membuat matriks IE SWOT dengan

Tabel 5. Matriks ESFS sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line
Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Peluang
Memiliki tempat pendaratan ikan hasil
0,25 4 1
tangkapan
Tersedianya pabrik es di PPI Donggala 0,15 4 0,6
Tersedianya pasar ikan tuna 0,1 4 0,4
Potensi ikan tuna yang masih tersedia 0,06 3 0,18
Adanya pembeli yang menetap di
0,04 3 0,12
pangkalan

Ancaman
Belum ada tenaga ahli dari instansi
0,16 1 0,16
terkaitt
Tidak adanya standar resmi yang
0,12 1 0,12
digunakan hal pengawasan mutu
Instansi terkait lebih mengutamakan
0,05 2 0,1
nelayan purse seine
Tidak adanya pelatihan khusus
0,05 2 0,1
penanganan ikan tuna yang baik
Tingkat pendidikan nelayan hand line
0,02 2 0,04
pada umumnya sangat rendah
Total 1 2,82

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 4. Matriks IE (internal-eksternal) sistem penanganan ikan tuna

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 199


Tabel 6. Matriks SWOT sistem penanganan ikan tuna nelayan hand line
Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Hand line merupakan 1. Pengetahuan nelayan
alat tangkap ikan tuna yang masih minim
yang tepat 2. Keterampilan
2. Memiliki kapal utama menangani ikan tuna
yang berfungsi sebagai yang masih kurang baik
penampung 3. Cara mematikan ikan
3. Umur nelayan yang tuna masih kurang
masih produktif tepat
4. Proses hauling yang
cukup lama
5. Suhu penyimpanan
tidak terkontrol
Faktor Eksternal
Peluang (O) Strategi SO: Strategi WO:
1. Memiliki tempat 1. Pengadaan mesin 1. Penyuluhan tentang
pendaratan ikan hasil penghancur es mutu ikan tuna yang
tangkapan 2. Pengoptimalan baik pada nelayan hand
2. Tersedianya pabrik es pemanfaatan tuna di line
balok di PPI Perairan Selat 2. Pelatihan penanganan
Donggala Makassar ikan tuna yang baik
3. Tersedianya pasar ikan 3. Perlu adanya ring tuna
tuna 4. Perlu adanya killing
4. Potensi ikan tuna yang spike
masih tersedia
Ancaman (T) Strategi ST: Strategi WT:
1. Belum adanya tenaga 1. Pembuatan Standart 1. Pembentukan team
ahli dari instansi terkait Operating Prosedure pengawas
2. Tidak adanya standar (SOP) penanganan pengendalian mutu
resmi yang digunakan yang baik dari intansi terkait
dalam penanganan 2. Peningkatan 2. Intervensi instansi
3. Instansi terkait lebih kompetensi kerja terkait dalam
mengutamakan penambahan dan
nelayan purse seine pengadaan alat bantu
4. Tidak adanya pelatihan penanganan ikan tuna
khusus penanganan yang baik
ikan tuna yang baik

Berdasarkan matriks SWOT 3.7. Perumusan strategi


pada Tabel 6, penggunaan strategi WO sistem penanaganan ikan
dapat dilakukan dengan cara yaitu (1) tuna yang baik ditingkat
penyuluhan tentang mutu ikan; (2) nelayan hand line PPI
pelatihan penanganan ikan tuna yang Donggala
baik; (3) penggunaan ring tuna saat Hasil dari analisis SWOT sistem
dilakukan hauling; dan (4) penggunaan penanganan ikan tuna segar pada
killing spike untuk mematikan ikan tuna. nelayan hand line PPI Donggala dihasilkan
Kemudian strategi ST itu sendiri dapat empat kombinasi strategi SO, strategi ST,
dilakukan dengan cara (1) pembuatan strategi WO dan strategi WT.
Standar Operating Prosedure (SOP) Kombinasi strategi SO
penanganan yang baik; serta (2) menghasilkan pengadaan mesin
peningkatan kompetensi kerja. penghancur es dan pengoptimalan
pemanfaatan tuna di perairan Selat
Makassar. Mesin penghancur es dan
pengoptimalan pemanfaatan tuna di
perairan Selat Makassar. Mesin
penghancur berfungsi untuk

200 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

menghaluskan es balok yang digunakan akan dapat meningkatkan kepercayaan


oleh nelayan saat akan menyimpan ikan konsumen dan keamanan produk.
tuna dalam wadah penyimpanan. Es yang Peningkatan kompetensi kerja ini
dihancurkan dengan mesin penghancur bertujuan untuk meningkatkan
es memiliki partikel yang lebih halus dan kemampuan kerja nelayan secara khusus
memiliki ukuran partikel yang sama. dengan cara mengambil satu nelayan per
Halusnya ukuran partikel es yang satu unit kapal hand line. Nelayan ini
dihasilkan akan mempercepat proses akan dibimbing dan didampingi oleh
pendinginan ikan tuna dalam wadah tenaga ahli sampai betul-betul paham
penyimpanan. Hal ini dikarenakan pada tentang mutu ikan dan cara penanganan
saat dalam wadah, es tersebut tersusun yang baik. Tujuannya yaitu agar setiap
rapat dengan ikan tuna, sehingga tidak satu unit kapal hand line memiliki satu
terdapat celah atau rongga udara yang orang yang memiliki kompetensi dalam
dapat mempercepat proses pencairan es menangani ikan tuna sekaligus dapat
yang memicu terjadinya kenaikan suhu mengawasi dan memberitahukan kepada
penyimpanan. yang lainnya saat melakukan penanganan
Pengoptimalan pemanfaatan tuna di ikan tuna di atas kapal. Jika strategi ini
perairan Selat Makassar. Potensi ikan dilakukan dan berjalan dengan baik maka
tuna yang tersedia di perairan Selat kecil kemungkinan untuk menghasilkan
Makassar masih dapat dimanfaatkan mutu ikan yang kurang baik.
secara berkelanjutan demi memenuhi Kombinasi strategi WO
kebutuhan pasar (Kantun et al. 2014). menghasilkan penyuluhan tentang mutu
Namun demikian pemanfaatan ikan tuna ikan tuna yang baik pada nelayan hand
perlu diperhatikan juga cara line, pelatihan penanganan ikan tuna
penangkapannya, agar mutu ikan tuna yang baik, perlu adanya ring tuna dan
hasil tangkapan tetap terjaga. Terjaganya killing spike.
mutu hasil tangkapan dapat Penyuluhan merupakan suatu
meningkatkan kepercayaan konsumen proses pembelajaran yang ditujukan
serta dapat menentukan nilai jual. kepada sekelompok orang dengan
Kombinasi strategi ST yang maksud pencapaian tujuan (Hubeis
menghasilkan pembuatan Standart 2007). Penyuluhan tentang mutu ikan
Operating Prosedure (SOP) penanganan tuna kepada nelayan bertujuan untuk
yang baik dan peningkatan kompetensi meningkatkan pengetahuan nelayan hand
kerja. SOP adalah serangkaian instruksi line tentang bagaimana mempertahankan
tertulis yang diberlakukan mengenai kesegaran ikan, agar ikan tuna tersebut
berbagai proses tentang bagaimana, memiliki mutu yang baik. Penyuluhan
kapan harus dilakukan dan dimana serta dapat dilakukan oleh instansi terkait
oleh siapa yang melakukan, dengan dalam hal ini DKP Provinsi Sulawesi
tujuan untuk meminimalisir kesalahan Tengah.
(Sani 2012). SOP penanganan ikan yang Pelatihan penanganan ikan tuna
baik ini berguna sebagai acuan atau yang baik pada nelayan hand line juga
pedoman bagi nelayan saat melakukan sangat penting. Pelatihan penanganan
proses penanganan ikan tuna di atas ikan tuna termasuk dalam pelatihan
kapal hand line. Hal ini dikarenakan kerja, yang mana pelatihan kerja
nelayan bisa melihat prosedur dalam merupakan suatu wadah bagi seseorang
melakukan penanganan ikan tuna yang untuk mendapatkan pelajaran dengan
baik di kapal hand line, sehingga kecil tujuan meningkatkan keterampilan yang
kemungkinan terjadinya kesalahan teknis dimiliki (Zuana et al. 2014). Pelatihan
yang bisa menyebabkan cacat atau dapat dilakukan oleh tenaga ahli dari
penurunan mutu. SOP ini juga akan instansi terkait dengan sungguh-sungguh
membantu dalam hal pengawasan dan dalam memberikan bimbingan sehingga
pengendalian mutu, sehingga mutu hasil keterampilan nelayan dapat ditingkatkan.
tangkapan konsisten sesuai dengan Meningkatnya keterampilan nelayan
tuntutan konsumen atau buyer. dalam menangani ikan tuna hasil
Sebagaimana dijelaskan oleh Junais et al. tangkapan, akan menekan seringnya
(2014) bahwa pengawasan dan pendalian terjadi kesalahan teknis sehingga ikan
mutu produk yang dilakukan dengan baik tuna yang dihasilkan memiliki mutu yang
sejak dari awal produksi sampai distribusi baik.

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 201


Strategi berikutnya dari kombinasi tangkapan nelayan secara akurat,
WO yaitu perlu adanya ring tuna. Ring sehingga team ahli bisa langsung
tuna digunakan untuk menahan gerakan membantu dengan memberikan arahan
ikan saat hauling. Tujuannya adalah agar tentang kesalahan-kesalahan yang
ikan tuna tidak kelelahan. Hal ini selama ini dilakukan nelayan. Adanya
dilakukan mengingat ikan tuna yang mati arahan-arahan tersebut, akan membuat
dalam keadaan lemas lebih cepat nelayan lebih berhati-hati dalam
mengalami proses penurunan mutu (WWF melakukan penanganan ikan tuna di atas
2011 dan BPPI 2014). kapal. Sebagaimana dijelaskan oleh
Ring tuna dioperasikan setelah ikan Ardansyah dan Wasilawati (2014) bahwa
sasaran terasa terkait/tersangkut pada pengawasan merupakan suatu kegiatan
mata pancing, kemudian ring tuna segera yang dilakukan oleh suatu team atau
dipasang dan diluncurkan melalui tali perorangan dengan maksud mengukur
pancing untuk mengurangi atau apa yang sedang atau sudah
menyelubungi ikan tangkapan. dilaksanakan dengan kriteria norma
Penggunaan ring tuna diharapkan dapat standar atau rencana-rencana yang
mengatasi permasalahan dalam ditetapkan dengan tujuan agar menjadi
penanganan pasca penangkapan tuna lebih baik.
dengan alat tangkap hand line. Ring tuna Strategi kedua dari WT yaitu
tersebut bisa mengurangi kelelahan fisik intervensi instansi terkait dalam
ikan akibat adanya perlawanan saat penambahan dan pengadaan alat bantu
hauling, sehingga mampu menjaga ikan penanganan ikan tuna yang baik.
dalam keadaan pre rigor dan rigor mortis Intervensi yang dimaksudkan adalah
lebih lama. Jika hal ini dapat dilakukan campur tangan/bantuan dari instansi
maka mutu ikan tuna hasil tangkapan terkait dalam hal pengadaan alat bantu
akan lebih baik. penanganan yang baik pada nelayan hand
Kombinasi terakhir dari strategi WO line. Hal ini dilakukan dengan harapan
yaitu perlu adanya killing spike yaitu paku nelayan bisa menyadari bahwa betapa
yang digunakan untuk mematikan ikan pentingnya menjaga mutu ikan hasil
dengan cara ditusuk. Penggunaan killing tangkapan. Pengadaan alat bantu
spike sangat mudah diterapkan oleh penanganan ini sangat penting karena
nelayan hand line PPI Donggala jika mengingat alat bantu penanganan yang
diberikan contoh. Berdasarkan DJPT dimiliki oleh nelayan hand line masih
(2014), penggunaan killing spike untuk kurang baik. Salah satu alat bantu yang
mematikan ikan tuna yaitu saat ikan sangat penting yaitu alat pengontrol
sudah berada di atas kapal, bila ikan suhu. DJPT (2014) menyatakan bahwa
masih berontak maka ikan tersebut perlu kapal penangkap yang sekaligus
ditenangkan terlebih dahulu. Ikan tuna menampung hasil tangkapan lebih dari 24
ditenangkan dengan cara menutup mata jam, harus memiliki wadah yang terjaga
ikan tersebut dengan tangan kebersihannya serta melakukan
(menggunakan sarung tangan) sampai pengontrolan suhu, dimana suhu
ikan teresbut tidak berontak. Langkah penyimpanan tidak bisa melebihi 0 oC
selanjutnya menusuk pusat syaraf otak setelah 16 jam. Selain itu alat bantu
ikan tuna dari belakang mata dengan penanganan lainnya pun harus di
menggunakan killing spike sedalam 5-10 gantikan dengan yang lebih baik, agar
cm sehingga ikan tersebut langsung mati. penanganan hasil tangkapan yang
Kombinasi strategi WT dilakukan oleh nelayan betul-betul
menghasilkan pembentukan team menjamin bahwa peralatan yang
pengawas pengendalian mutu dari intansi digunakan tidak menulari ikan tuna yang
terkait dan intervensi instansi terkait ditangani.
dalam penambahan dan pengadaan alat
bantu penanganan ikan tuna yang baik.
Pembentukan team pengawas ini IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dimaksudkan agar dapat melihat atau
mengawasi secara rutin aktivitas 4.1. Kesimpulan
pembongkaran dan penjualan ikan tuna Mengatasi keseluruhan masalah
hasil tangkapan nelayan ke pihak buyer. yang dihadapi oleh nelayan hand line
Strategi ini bertujuan agar didapatkan tersebut, langkah penanggulangan yang
informasi tentang mutu ikan tuna hasil paling tepat untuk dilakukan yaitu

202 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206
ISSN 2087-4871

menggunakan hasil kombinasi strategi DAFTAR PUSTAKA


WO dan ST yaitu peningkatan
keterampilan dan pengetahuan nelayan. Ardansyah, Wasilawati. 2014.
Karena jika keterampilan dan Pengawasan kerja, dan kinerja
pengetahuan nelayan baik, maka nelayan pegawai Badan Pusat Statistik
akan memahami bagaimana proses Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal
penanganan yang baik sehingga JMK (16)2:153-162.
kesegaran hasil tangkapan dapat [BBPPI] Balai Besar Pengembangan
dipertahankan sampai ke tangan Penangkapan Ikan. 2014. Seri Alat
konsumen, pembuatan SOP penanganan Tangkap Ikan, Kontruksi, dan
yang baik serta peningkatan kompetensi Keunggulan Bubuh Kubah.
kerja dan penambahan alat bantu Semarang (ID): BBPPI.
penanganan seperti ring tuna dan killing [DJPT] Direktorat Jendral Perikanan
spike. Penggunaan ring tuna sangat Perikanan Tangkap. 2014. Jaminan
membantu untuk menahan gerakan ikan Mutu dan Keamanan Pangan di
tuna saat hauling sehingga ikan tuna Kapal Perikanan. Jakarta (ID):
tidak kelelahan yang dapat memicu DJPT.
cepatnya terjadi proses penurunan mutu, [DJPT] Direktorat Jendral Perikanan
selain itu dapat mengefisienkan waktu Perikanan Tangkap. 2014. Tata
hauling. Terakhir yaitu penggunaan killing Kelola Yang Baik Pada Sektor
spike untuk mematikan ikan tuna. Proses Perikanan dan Kelautan. Jakarta
mematikan ikan dengan cara (ID): DJPT.
menggunakan killing spike jauh lebih Ferdinand F, Maulina I, Rosidah. 2012.
efektif daripada kayu pemukul seperti Analisis permintaan ikan lele
yang digunakan nelayan hand line selama dumbo (Clarias gariepinus)
ini. Hal ini dikarenakan saat konsumsi di Kecamatan Losarang
menggunakan killing spike untuk Kabupaten Indramayu. Jurnal
mematikan ikan dengan menusuk tepat Perikanan dan Kelautan (3)4:93-98.
pada otak ikan, ikan tuna tersebut Howara D dan Laapo A. 2008. Analisis
langsung mati sehingga mutu ikan dapat determinasi usaha perikanan
dipertahankan. tangkap nelayan di Kabupaten Tojo
Unauna. Jurnal Agroland
4.2. Saran Universitas Tadulako (15)4:302-
Saran yang dapat disampaikan 308.
terkait dengan ‘‘Analisis Permasalahan Hubeis AVS. 2007. Motivasi, kepuasan
Penanganan Ikan Tuna di Atas Kapal kerja dan produktivitas penyuluhan
Hand Line PPI Donggala” adalah sebagai pertanian lapangan di Kabupaten
berikut: Sukabumi. Jurnal Penyuluhan
1. Penelitian lanjutan tentang kandungan Institut Pertanian Bogor (3)2:90-99.
bakteri patogen pada hasil tangkapan Junais, Brasit N, Latief R. 2014. Kajian
nelayan hand line PPI Donggala. strategi pengawasan dan
2. Penelitian lain mengenai supply chain pengedalian mutu produk ebi furay
serta pengembangan perikanan tuna PT. Bogatama Marinusa. Journal of
nelayan hand line PPI Donggala. Hal ini Fisheries Resources Utilization
bertujuan agar dapat di ketahui Management and Technology
permasalahan lain yang Universitas Diponegoro (2)5:15-20.
mempengaruhi harga jual hasil Kantun W, Mallawa A, Rapi NL. 2014.
tangkapan nelayan hand line PPI Struktur ukuran dan jumlah
Donggala. tangkapan tuna Madidihang
3. Mencontoh perikanan tuna hand line di Thunnus albacares menurut waktu
Bandarneira, karena nelayan disana penangkapan dan kedalaman di
mempunyai SOP yang baku sehingga perairan Majene Selat Makassar.
mutu tuna hasil tangkapannya Jurnal Saintek Perikanan
mencapai mutu tuna segar untuk Universitas Hasanuddin Makassar
sashimi yang diekspor ke Jepang (9)2:39-48.
dengan harga yang tinggi. Lintang CJ, Labaro IL, Teller ATL. 2012.
Kajian musim penangkapan ikan
tuna dengan alat tangkap hand line
di Laut Maluku. Jurnal Ilmu dan

Strategi Sistem Penanganan Ikan ............................................................................................ (MBOTO, dkk) 203


Teknologi Perikanan Tangkap Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik
Universitas Samratulangi (1)1:6-9. Membedah Kasus Bisni-Reorientasi
Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Konsep Perencanaan Strategis untuk
Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID):
Grasindo. Gramedia Pustaka Utama.
Nurani TW. 2010. Model Pengelolaan Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT Teknik
Perikanan Suatu Kajian Pendekatan Membedah Kasus Bisnis. Jakarta
Sistem. Bogor (ID): Departemen (ID): Gramedia Pustaka Utama.
PSP-FPIK IPB. Sani. 2012. Standar operasional prosedur
Nurani TW, Astarini JE, Nareswari M. (SOP) pelayanan perizinan
2011. Sistem penyediaan dan mendirikan bangunan (IMB) di Kota
pengendalian kualitas produk ikan Pontianak. Jurnal EKSOS (8)3:156-
segar di Hypermarket. Jurnal 163.
Pengelolaan Hasil Perikanan [WWF] World Wide Fund for Nature. 2011.
Indonesia Institut Pertanian Bogor Panduan Perikanan Skala Kecil
(14)1:56-62. Penangkapan dan Penangnan Tuna.
Olodosu, Ajayai RN, George FOA, Obasa Jakarta (ID): WWF-Indonesia.
SO, Bankole MO. 2011. Bacterial Zuana CI, Swasto B, Susilo H. 2014.
load, composition and succession in Pengaruh pelatihan kerja dan
the African catfish, Clarias lingkungan kerja karyawan
gariepinus held at ambient terhadap prestasi kerja karyawan
temperatures. Journal Researcher (Studi pada Karyawan PT Jamsostek
University Ota Ogun State Nigeria (Persero). Jurnal Administrasi Bisnis
(3)7:67-73. Universitas Brawijaya Malang
(7)1:1-9.

204 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 2 November 2014:191-206

Anda mungkin juga menyukai