Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Curere | Vol. 01 | No.

01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

HUBUNGAN SIKAP MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA CERDAS BANGSA DELI TUA

Oleh:

Eduard Simatupang
Dosen FKIP Universitas Quality
Email: eduardsimatupang@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap mengajar dengan
prestasi siswa. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMA Cerdas Bangsa Deli Tua
berjumlah 120 orang yang terdiri dari 4 kelas. Untuk menemukan hubungan sikap
mengajar terhadap prestasi siswa dan menggunakan rumus Product Momen, dari
perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan Y diperoleh R = 0.450 kategori
rendah.
Dengan menggunakan uji t diperoleh uji t = 4,329 untuk t tabel = 0,68 dengan
membandingkan pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa harga t >
ttabel.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan ada
korelasi sikap mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi PKN di
kelas XI PKN SMA Cerdas Bangsa Deli Tua pada tahun akademik 2015-2016
Kata Kunci : Sikap Mengajar, Prestasi Belajar

Abstract
This study aims to determine relations teaching attitude with student
achievement. The population is all students of class XI SMA Cerdas Bangsa Deli Tua
numbered 120 people consisting of 4 classes. To find the relationship of teach attitude
toward student achievement and using the formula Product Moment, from the calculation
of the correlation coefficient between variables X and Y obtained R = 0.450 low category.
By using the t – test obtained ttest = 4.329 to ttabel = 0.68 by comparing at
significant level of 0.05 it can be concluded that the price t> t tabel. Thus H0 refused and ha
accepted then it can be concluded there is a correlation attitude of teachers teaching on
student achievement in the field of study in 11th grade XI SMA Cerdas Bangsa Deli Tua
in the academic year 2015-2016
Keyword: teaching attitude, student achievement

I. Pendahuluan adalah pihak yang paling dekat dengan


Kegiatan belajar mengajar siswa dalam pelaksanaan pendidikan
sangat ditentukan oleh kerjasama antara sehari-hari, dan guru merupakan pihak
guru dan siswa. Guru dituntut untuk yang paling besar peranannya dalam
mampu menyajikan materi dengan menentukan keberhasilan siswa dalam
optimal sehingga diperlukan kreatifitas mencapai tujuan pendidikan.
dan gagasan yang baru untuk Dalam mengajar ada beberapa
mengembangkan cara penyajian materi aspek yang perlu diperhatikan yaitu
pelajaran disekolah hal ini tercermin sikap mengajar guru yang merupakan
dari sikap mengajar guru di kelas.Guru suatu hal yang penting. Hal ini sebagai

Hal 39
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

dinyatakan oleh Purwanto (2002:37) didik ini akan melahirkan pendekatan


menyatakan bahwa sikap menghargai yang berbedam mereka menjadi guru.
yang baik menimbulkan rasa senang Kepribadian guru diakui sebagai aspek
pada diri siswa sehingga dapat yang tidak bisa dikesampingkan .
meningkatkan prestasi belajarnya. Setiap Pandangan guru terhadap anak
peserta didik mempunyai kemampuan didik akan mempengaruhi kegiatan
dan karakter yang berbeda-beda untuk belajar mengajar di kelas guru yang
dapat menerima mata pelajaran yang memandang anak didik sebagai makhluk
disampaikan guru tersebut ada yang individual dengan segala perbedaan dan
cepat namun ada yang lambat. persamaannya akan berbeda dengan
Kemampuan dan karakter peserta didik guru yang memandang anak didik
tersebut akan mempengaruhi sikap sebagai makhluk sosial. Hal ini sebagai
belajar peserta didik. Seorang peserta bentuk sikap mengajar guru yang
didik yang mempunyai sikap belajar berpengaruh terhadap proses belajar
yang baik pastinya akan mempunyai mengajar.
prestasi belajar yang baik juga. Prestasi belajar adalah hasil
Demikian juga sebaliknya beberapa dari kegiatan belajar yang umumnya
kesalahan pendidikan adalah mengecap berbentuk angka-angka yang tertuang
peserta didik tersebut sebagai siswa dalam laporan pendidikan. Peserta didik
yang bodoh dan lambat menerima yang setiap semester mendapat laporan
kemudian disebut keterbelakangan angka-angka menunjukan prestasi
mental. Sikap belajar peserta didik yang belajar yang diraih dalam satu semester
berbeda-beda ini menuntut guru untuk tersebut.peserta didik kan berusaha
melaksanakan sikap mengajar yang dengan segala kemampuannya untuk
khusus sesuai dengan kebutuhan sikap memperoleh prestasi belajar yang baik
belajar peserta didik. Hal ini bukanlah dengan berbagai cara menyesuaikan diri
sebagai suatu kemampuan tetapi satu dengan cara mengajar guru. Sikap
pilihan untuk menggunakan peserta didik tentunya berpengaruh
kemampuannya. Di dalam kegiatan terhadap prestasi belajarnya.
belajar mengajar di kelas guru dituntut Banyak hal yang sangat
untuk dapat memanajemen kelas agar mempengaruhi prestasi belajar anak
proses kegiatan belajar mengajar dapat didik misalnya sikap guru yang sangat
lebih efektif dan menyenangkan serta otoriter yang lebih mengutamakan
dapat memotivasi siswa untuk belajar materi ajar dari pada sikap mengajar
dengan lebih baik sesuai dengan yang menjadikan siswa mampu
kemampuannya. merespon bahan ajar yang di sampaikan,
Syaiful Bahri Djamarah & dari penuturan beberapa siswa guru
Aswan Zain (2006:112) menyatakan sangat fokus pada materi ajar dan
bahwa setiap guru mempunyai membuat banyak sanksi kepada peserta
kepribadian masing-masing sesuai didik yang tidak melakukan peraturan
dengan latar belakang kehidupan sebelu yang di buat guru pada jam pelajaran.
pandangan guru terhadap anak didik Hasil observasi yang dilakukan,
akan mempengaruhi kegiatan mengajar peserta didik pada kelas XI SMA Cerdas
guru di kelas guru yang memandang Bangsa Deli Tua cenderung hanya
anak didik sebagai makhluk individual sebagian saja yang mampu
dengan segala perbedaannya dan menunjukkan sikap menyesuaikan diri
persamaannya akan berbeda dengan dengan sikap mengajar guru di kelas
guru yang memandang anak didik masing-masing. Sikap mengajar guru di
sebagai makhluk sosial perbedaan cara kelas dan sikap peserta didik
pandang guru dalam memandang anak merupakan salah satu faktor yang

Hal 40
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

mempengaruhi prestasi belajar siswa di yang lemah atau yang lainnya.


kelas tersebut. Proses belajar mengajar Penggunaan kata sikap dalam arti yang
tersebut tentulah berinteraksi antara guru salah tersebut dapat mengaburkan
dan peserta didik dengan sikap mengajar makna sikap sebenarnya. Sikap atau
guru dengan sikap belajar siswa di kelas yang dalam bahasa Inggris adalah
selama proses pembelajaran attitude adalah "suatu cara berinteraksi
berlangsung. Penelitian ini di katakan dengan cara tertentu terhadap sesuatu
penting karena untuk mengetahui perangsang atau situasi yang dihadapi".
seberapa besar pengaruh sikap mengajar Sikap merupakan kesiapan dan
guru terhadap prestasi belajar yang kesediaan seseorang untuk menerima
diperoleh peserta didik selama proses atau menolak suatu obyek berdasarkan
pembelajaran berlangsung khususnya penilaian terhadap obyek itu, apakah
peserta didik kelas XI SMA Cerdas berarti / tidak bagi dirinya. Sikap juga
Bangsa Deli Tua. dapat dipandang sebagai kecenderungan
Berdasarkan latar belakang di seseorang untuk berperilaku
atas maka penulis tertarik untuk (prediposisi). Hasil belajar sikap
melakukan penelitian tentang sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat,
mengajar guru di kelas XI SMA Cerdas perhatian, perubahan, perasaan dan lain-
Bangsa Deli Tua terhadap prestasi lain.
belajarnya.dengan demikian penulis Sikap adalah sekelompok
melakukan penelitian ini dengan judul keyakinan dan perasaan yang melekat
“HUBUNGAN SIKAP MENGAJAR tentang obyek tertentu dan
GURU TERHADAP PRESTASI kecenderungan untuk bertindak terhadap
BIDANG BELAJAR BIDANG STUDI obyek tersebut dengan cara tertentu.
PKn SISWA KELAS XI SMA Louis Turstone dan Charles Osgood,
CERDAS BANGSA DELI TUA sebagaimana yang dikutip Azwar,
TAHUN PELAJARAN 2015/2016. mengatakan bahwa "sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan."
II. Tinjauan Pustaka Dari berbagai definisi di atas, penulis
A. Tinjauan tentang sikap mengajar menyimpulkan bahwa sikap adalah
guru sebuah prediposisi perilaku yang akan
Guru adalah seseorang yang tampak aktual bila kesempatan untuk
memiliki tugas sebagai fasilitator agar menyatakannya terbuka luas.
siswa dapat belajar dan mengembangkan Mengajar adalah suatu proses,
potensi dasar dan kemampuannya secara yaitu mengatur, mengorganisasi
optimal, melalui lembaga pendidikan lingkungan yang ada disekitar anak
sekolah, baik yang didirikan oleh didik, sehingga dapat menumbuhkan
Pemerintah maupun oleh masyarakat dan mendorong anak didik melakukan
atau swasta. proses belajar. Sedangkan menurut
Dalam UU No. 20 tahun 2003 Nasution, mengajar adalah
pasal 30, disebutkan bahwa pendidik "mengorganisasi pelajaran". Jadi segala
(guru) merupakan tenaga professional kegiatan yang dilakukan untuk
yang bertugas merencanakan dan mengorganisasikan pelajaran adalah
melaksanakan proses pembelajaran, mengajar, baik itu formal maupun non
menilai pembelajaran, melakukan formal.
pembimbingan terutama bagi pendidik Menurut Sardiman, "mengajar
pada perguruan tinggi. pada dasarnya merupakan suatu usaha
Sikap, dalam kehidupan sehari- untuk menciptakan kondisi atau system
hari biasanya digunakan dalam arti yang lingkungan yang mendukung dan
salah atau kurang tepat, misalnya: sikap memungkinkan untuk berlangsungnya

Hal 41
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

proses belajar". Sedangkan dalam dianggap perlu untuk ujian dan masa
pengertian yang luas, "mengajar depannya. Tak jarang guru menjadi
diartikan sebagai suatu aktivitas otoriter dan menggunakan kekuasaannya
mengorganisasi atau mengatur untuk mencapai tujuannya tanpa lebih
lingkungan sebaik-baiknya dan jauh mempertimbangkan akibatnya bagi
menghubungkan dengan anak sehingga anak, khususnya bagi perkembangan
terjadi proses belajar. Menurut Sutikno, pribadinya. Namun, kebanyakan guru
mengajar adalah "penciptaan sistem yang otoriter dapat menyelesaikan tugas
lingkungan yang memungkinkan keguruannya dengan baik, dalam arti
terjadinya proses belajar". Jadi yang sesuai dengan rencana. Namun guru
dinamakan mengajar adalah suatu upaya semacam ini sangat sering menimbulkan
untuk menciptakan kondisi yang kemarahan dan kekesalan siswa,
kondusif untuk berlangsungnya kegiatan khususnya siswa pria, bukan saja karena
belajar bagi para siswa. wataknya yang agresif tetapi juga karena
Guru ketika mengajar selalu merasa kreativitasnya terhambat. Jadi
mengadakan interaksi dengan siswa. kesimpulannya, guru yang otoriter
Interaksi tersebut menimbulkan respon melakukan pembelajaran dengan
dari guru baik berupa sikap dan hukuman dan ancaman, sehingga siswa
perilaku. Sikap guru dalam mengajar menjadi takut untuk mengikuti proses
sebagai respon atas interaksi yang pembelajaran.
terjadi dapat dibagi menjadi 3, antara Sikap permissive membiarkan
lain: sikap otoriter, sikap permissive, anak berkembang dalam kebebasan
dan sikap riil. tanpa banyak tekanan, frustasi, larangan,
Secara harfiah, otoriter berarti perintah atau paksaan. Pelajaran
berkuasa sendiri atau sewenang-wenang. hendaknya menyenangkan. Guru tidak
Dalam proses belajar mengajar, guru menonjolkan dirinya dan berada di latar
yang otoriter selalu mengarahkan belakang untuk memberi bantuan bila
dengan keras segala aktivitas para siswa diperlukan. Guru membiarkan siswa
tanpa dapat ditawar-tawar. Hanya untuk mengatur belajarnya sendiri,
sedikit sekali kesempatan yang menurut seleranya sendiri, guru
diberikan kepada siswa untuk berperan bertindak memberikan pengarahan,
serta memutuskan cara terbaik untuk kecuali bila diminta. Jadi apabila siswa
kepentingan belajar mereka. Bila guru berkeinginan untuk mengubah proses
mengajarkan suatu mata pelajaran, ia pembelajaran, maka guru dengan senang
tidak hanya mengutamakan mata hati memperbolehkannya. Yang
pelajaran akan tetapi harus juga diutamakan adalah perkembangan
memperhatikan anak itu sendiri sebagai pribadi anak khususnya dalam aspek
manusia yang harus dikembangkan emosional agar ia bebas dari
pribadinya. Pikiran waras mengatakan kegoncangan jiwa dan menjadi manusia
bahwa harus dipelihara keseimbangan yang dapat menyesuaikan diri dengan
antara perkembangan intelektual dan lingkungannya. Bila anak bebas dari
perkembangan psikologis anak. Hanya gangguan emosional, maka anak itu
mementingkan bahan pelajaran dengan akan menjadi pelajar yang lebih efektif
mengabaikan anak dapat merugikan dan lebih berbahagia. Jadi
anak itu. Macam-macam cara akan kesimpulannya, guru yang memiliki
digunakan oleh guru untuk sikap ini, dalam mengajar, ia
mengharuskan anak itu belajar, di membiarkan anak berkembang dengan
sekolah maupun di rumah. Dengan sendirinya tanpa arahan dan masukan
hukuman dan ancaman anak itu dipaksa yang akan menjadikan anak berpikir
untuk menguasai bahan pelajaran yang

Hal 42
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

atau petunjuk bagi anak tersebut untuk dipandang yang paling baik dan ideal.
berpikir dalam proses pembelajaran. Guru mampu menempatkan anak didik
Baik sikap otoriter maupun sesuai dengan tempatnya dalam dunia
permissive, masing-masing mendapat pembelajaran.
kecaman. Sikap otoriter yang mengatur Anak didik harus menyesuaikan
setiap perbuatan anak, bila perlu dengan diri dengan dunia kenyataan, dengan
paksaan dan hukuman, tidak mendidik tuntutan atau keinginan orang lain,
anak menjadi manusia merdeka yang dengan adat kebiasaan serta norma-
demokratis yang sanggup berdiri sendiri, norma dunia sekitarnya. Maka karena itu
sanggup memilih atas tanggung jawab anak-anak perlu sejak mulanya
sendiri. Bila diberi kebebasan ia tidak mengenal dunia kenyataan. Dan guru
dapat menggunakannya dengan baik juga harus bersikap sesuai dengan
karena biasa diatur oleh orang lain. kenyataan, yaitu tidak membebaskan
Sikap permissive dicap sebagai anak didik sepenuhnya dan juga tidak
sikap lunak yang memberi kebebasan mengekangnya.
yang berlebihan kepada anak didik Sikap guru yang dianggap
untuk berkembang sendiri, sebenarnya paling ideal dan cocok untuk diterapkan
tidak memberi bimbingan kepada anak dari ketiga sikap guru di atas, adalah
dan dengan demikian sebenarnya tidak sikap riil atau demokratis, karena hal itu
mendidik anak. Pendidikan memerlukan sesuai dengan konsep pembelajaran dan
pimpinan dari pendidik. psikologi modern. Guru membimbing
Sikap pendidik hendaknya peserta didik dengan memberikan
jangan terlampau otoriter atau terlampau masukan dan saran, namun guru tidak
permissive, akan tetapi harus realistis. terlalu mengekang mereka dan
Pendidikan memerlukan kebebasan akan membiarkan mereka untuk berkembang
tetapi juga pengendalian. Larangan dan sesuai dengan perkembangan yang
konflik maupun kebebasan dan umumnya dialami oleh manusia.
kepuasan merupakan bagian dari
pendidikan. Terlampau banyak frustasi B. Tinjauan tentang prestasi belajar
atau terlampau banyak kebebasan Menurut Djamarah, prestasi
berbuat sekehendak hati akan dapat adalah hasil dari suatu kegiatan yang
menghalangi perkembangan individu. telah dikerjakan, diciptakan baik secara
Anak-anak harus diberi individual maupun kelompok. Prestasi
kesempatan yang cukup untuk bermain tidak akan pernah dihasilkan selama
bebas tanpa diatur atau diawasi ketat seseorang tidak melakukan kegiatan.
oleh orang dewasa. Di samping itu Dalam kegiatan untuk mendapatkan
mereka harus pula melakukan kegiatan prestasi tidak semudah yang
menurut petunjuk dan di bawah dibayangkan, akan tetapi penuh
pengawasan orang dewasa. Dalam perjuangan dengan berbagai tantangan
kehidupan yang riil manusia lebih yang harus dihadapi untuk mencapainya.
banyak menghadapi tugas yang berat, Hanya dengan keuletan dan
membosankan dan menimbulkan konflik keoptimisme dirilah yang dapat
dan frustasi daripada kegiatan bebas membantu untuk mencapainya. Oleh
yang menyenangkan. Dalam buku yang karena itu, wajarlah kalau pencapaian
lain, sikap ini dinamakan demokratis, prestasi itu harus dengan jalan keuletan
arti demokratis adalah bersifat kerja.
demokrasi, yang pada intinya Berbagai kegiatan dapat
mengandung makna memperhatikan dijadikan sebagai sarana untuk
persamaan hak dan kewajiban semua mendapatkan prestasi, semuanya
orang. Guru yang memiliki sifat ini tergantung dari profesi dan kesenangan

Hal 43
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

dari masing-masing individu. Setiap demikian, dapat diambil kesimpulan


kegiatan harus digeluti secara optimal. yang sederhana mengenai hal ini, yaitu
Dari kegiatan tertentu yang digeluti bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
untuk mendapatkan prestasi, maka diperoleh berupa kesan-kesan yang
beberapa ahli sepakat bahwa "prestasi" mengakibatkan perubahan dalam diri
adalah hasil dari suatu kegiatan. inidividu sebagai hasil dari aktivitas
Sedangkan belajar memiliki belajar.
beberapa pengertian, diantaranya adalah Prestasi belajar sebenarnya
menurut Hil gard dan Bower, yang bukanlah hanya sebuah nilai yang
dikutip oleh Saleh dan Wahab, belajar diberikan oleh guru yang berupa
adalah perubahan tingkah laku interpretasi dari hasil evaluasi yang
seseorang terhadap suatu situasi tertentu dilakukan sebelumnya. Namun prestasi
yang disebabkan oleh pengalamannya belajar adalah hasil perubahan yang
secara berulang-ulang dalam situasi itu, ditunjukkan ketika siswa sudah selesai
dimana perubahan tingkah laku itu tidak melakukan kegiatan belajar. Namun
dapat dijelaskan atau dasar disini prestasi belajar siswa ditunjukkan
kecenderungan respon pembawaan, dengan niilai tes atau angka yang
kematangan, atau keadaan-keadaan diberikan guru, sedangkan nilai tersebut
sesaat seseorang (misalnya: kelelahan, diperoleh dengan mengadakan evaluasi
pengaruh obat dan sebagainya). dan pada akhirnya didokumentasikan
Menurut James O Whittakker, dalam bentuk laporan berupa raport.
sebagaimana yang dikutip Wasty Dalam konteks evaluasi hasil
Soemanto, belajar adalah proses dimana belajar ada tiga ranah yang harus
tingkah laku ditimbulkan atau diubah nampak sebagai hasil belajar dan harus
melalui latihan atau pengalaman. dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan
Dengan demikian belajar pada dasarnya evaluasi hasil belajar, yaitu : "Pertama;
merupakan proses perubahan tingkah apakah peserta didik sudah memahami
laku berkat adanya pengalaman. semua bahan atau materi yang telah
Perubahan tingkah laku menurut diberikan kepada mereka, kedua; apakah
Witherington, sebagaimana dikutip peserta didik sudah dapat
Nana Sudjana meliputi perubahan menghayatinya, ketiga; apakah materi
ketrampilan, kebiasaan sikap, pelajaran yang telah diberikan itu sudah
pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. dapat diamalkan secara konkrit".
Sedangkan yang dimaksud dengan Ketiga ranah tersebut dapat
pengalaman dalam proses belajar ialah dipandang sebagai hasil belajar atau
interaksi antara individu dengan prestasi belajar siswa dalam suatu proses
lingkungannya. belajar mengajar yang mana hasil
Memang banyak orang tua yang belajar tersebut nampak dalam
menganggap bahwa belajar itu hanya di perubahan tingkah laku siswa setelah
sekolah saja, tetapi sebenarnya adanya kegiatan belajar. Perubahan
anggapan itu tidak benar, sebab belajar tingkah laku itu berlangsung tidak hanya
itu tidak hanya di sekolah saja, tetapi di sekolah tapi juga dalam kehidupan
diluar sekolah pun dapat berlangsung sehari-hari.
proses belajar. Jika antara prestasi dan
belajar dikaitkan, maka dapat diambil III. Metode dan Desain Penelitian
pengertian bahwa prestasi pada dasarnya A. Lokasi Penelitian
adalah hasil yang diperoleh dari suatu Lokasi penelitian di SMA Cerdas
proses yang mengakibatkan suatu Bangsa Deli Tua. Pemilihan lokasi ini
perubahan dalam diri individu, yakni karena adanya ketersediaan data dan
perubahan tingkah laku. Dengan hasil belajar siswa belum maksimal.

Hal 44
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

B. Jenis penelitian 2. Mengambil atau menggunakan


Jenis penelitian yang di pakai sebagian atau seluruhnya dari
dalam penelitian ini adalah penelitian Sekumpulan data yang telah dicatat
korelasional yaitu suatu penelitian untuk 3. Membagikan angket yakni cara
mengetahui suatu hubungan. Penelitian mengumpulkan data dengan
ini dilakukan untuk mengetahui menggunakan daftar isian yang telah
hubungan sikap mengajar guru dengan disiapkan yang disusun sedemikian
prestasi belajar prestasi belajar peserta rupa sehingga calon responden hanya
didik. Sikap guru sebagai variabel bebas tinggal mengisi atau menandai
(X) dengan prestasi siswa variabel dengan mudah dan cepat
terikat (Y), di teliti untuk mengetahui
hubungan antara variabel-variabel E. Alat pengumpulan data
tersebut, penelitian ini menggunakan Untuk data yang diperlukan
analisis data kuantitatif dengan bantuan dalam perjalan ini penulis
statistik. mempergunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut untuk melihat
C. Populasi Dan Sample prestasi belajar dilihat dari nilai formatif
Arikunto Suharsimin (2006:130) yang dilihat dari dkn atau daftar
menyatakan populasi menyatakan kumpulan nilai angket merupakan
subjek populasi adalah keseluruhan pernyataan tertulis yang didasarkan
subjek penelitian. Jika seorang ingin kepada responden pernyataan disertai
meneliti semua elemen yang ada dalam jawaban tertulis yang didasarkan kepada
wilayah penelitian, maka penelitian responden pernyataan beserta jawaban
merupakan penelitian populasi atau studi dan responden dalam keadaan
populasi atau sensus. Subyek penelitian sebenarnya.
adalah tempat variabel melekat. Untuk
mendapatkan data-data yang akurat F. Teknik analisa data
sebuah penelitian, maka perlu di Untuk mengetahui hubungan
tentukan populasi dari objek penelitian. sikap mengajar guru terhadap prestasi
Populasi merupakan sekelompok besar belajar siswa dengan menggunakan
yang menjadi sasaran generalisasi atau rumus R produk momen dengan kriteria:
dirumuskan sebagai anggota kelompok 1.H0 di tolak jika thit< ttab
orang, kejadian atau objek yangtelah di 2.Ha diterima jika thit> ttab
rumuskan secara jelas.dengan demikian
maka yang menjadi populasi dalam IV. Hasil dan pembahasan
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Sebelum angket penelitian
SMA Cerdas Bangsa Deli Tua diberikan kepada sampel penelitian,
berjumlah 120 orang yang terdiri dari 4 angket yang sebelumnya berjumlah 25
kelas. soal menjadi 15 soal angket instrumen.
Angket diujicobakan ke kelas XI SMA
D. Teknik pengumpulan data Cerdas Bangsa Deli Tua tahun pelajaran
Untuk data yang diperoleh 2015/2016 dengan berjumlah 30 orang.
dalam penelitian ini penulis Angket di gunakan untuk mengetahui
menggunakan teknik pengumpulan data sejauh mana hubungan sikap mengajar
sebagai berikut: guru terhadap prestasi belajar siswa.
1. Mengadakan penelitian langsung ke Untuk mengetahui prestasi belajar
lapangan terhadap objek penelitian peneliti memperoleh data dari
hasilnya dicatat Kemudian untuk dokumentasi yang diperoleh dari
dianalisis sekolah tersebut.

Hal 45
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

Berdasarkan hasil penelitian variabel Y diperoleh R = 0,450


menyatakan guru memberikan berkategori rendah.
kesempatan bertanya kepada siswa, Dengan menggunakan uji t
selalu 25 responden (83,33%), kadang- diperoleh t hitung sebesar 4,329 ke tabel
kadang 5 responden (16,66%), kurang 0 = 0,68 dengan membandingkan nilai
responden (0%) dan tidak pernah 0 thitung terhadap ttabel pada taraf signifikan
responden ( 0%). Dengan demikian 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
dapat disimpulkan bahwa guru selalu harga thitung > ttabel. Dengan demikian h0
memberikan kesempatan bertanya ditolak dan ha diterima maka dapat
kepada siswa. Dalam hal teguran disimpulkan ada hubungan sikap
responden yang menyatakan ditegur mengajar guru terhadap prestasi belajar
oleh guru apabila tidak mengerjakan PR siswa pada bidang studi PKN di kelas
selalu 23 responden atau 76,66% XI SMA Cerdas Bangsa Deli Tua tahun
kadang-kadang 7 responden 23.00 pelajaran 2015-2016
kurang 0 responden 0% dan tidak pernah
0 responden 0% dengan demikian dapat V. Simpulan dan Saran
disimpulkan bahwa guru selalu menegur Berdasarkan hasil penelitian
siswa yang tidak mengerjakan PR maka melalui analisis data dan
Responden yang menyatakan Pengujian Hipotesis disimpulkan bahwa
guru memperlakukan siswa sama dalam (1) Sikap mengajar guru XI SMA
PBM selalu 27 responden 90% kadang- Cerdas Bangsa Deli Tua tahun
kadang 2 responden 6 koma 66% pelajaran 2015 / 2016 adalah 0,8
Kurang 1 responden 3,33% dan tidak berada pada kategori sedang atau
pernah 0 responden 0% dengan cukup
demikian dapat disimpulkan bahwa guru (2) Rata-rata nilai prestasi belajar siswa
selalu memperlakukan siswa sama 80,000 kategori baik
dalam proses belajar mengajar, (3) Ada hubungan positif sikap
Responden menyatakan dilibatkan oleh mengajar guru terhadap prestasi
guru untuk mencari solusi Apabila belajar siswa bidang studi PPKN
terjadi permasalahan dalam kelas. kelas XI SMA Cerdas Bangsa Deli
Data hasil belajar siswa bidang Tua tahun pelajaran 2015-2016
studi PKN diperoleh dari daftar Dari kesimpulan di atas maka
kumpulan nilai siswa kelas XI SMA dikemukakan saran hendaknya sikap
Cerdas Bangsa Deli Tua tahun pelajaran mengajar baik supaya prestasi belajar
2015-2016 dengan skor tertinggi 90 skor siswa pun bertambah baik; hendaknya
terendah 75. Dari hasil penelitian guru berusaha meningkatkan sikap
diperoleh bahwa skor 75 sampai 78 hasil mengajar dan perhatian kepada siswa
presentasinya adalah 33,33% skor 79 - pada saat pembelajaran; terdapat
82 persentasenya adalah 5 3,33% skor hubungan yang signifikan antara
83-86 hasil persentasenya adalah 6,66% hubungan sikap mengajar guru terhadap
skor 87 - 90 hasil presentasi nya adalah prestasi belajar siswa maka hendaknya
6,66% skor 91-93 hasil presentasi adalah guru memperhatikan faktor-faktor
0% dan skor 95 - 98 hasil presentasinya tersebut agar meningkatkan prestasi
adalah 0% dengan rata-rata skor 80 atau belajar siswa
berkategori baik
Selanjutnya untuk mencari Daftar Pustaka
hubungan sikap mengajar guru terhadap
prestasi siswa dan menggunakan rumus Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Product Moment, dari perhitungan Penelitian: Suatu Pendekatan
koefisien korelasi antara variabel X dan

Hal 46
Jurnal Curere | Vol. 01 | No. 01 | April 2017 | p-ISSN : 2597-9507 | e-ISSN: 2597-9515

Praktik cet.13, Jakarta: Rineka


Cipta, 2006. Sardiman, A, Interaksi dan Motivasi
AR, Zahruddin dan Sinaga, Hasanuddin, Belajar Mengajar, Jakarta:
Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press, 1990.
PT Raja Grafindo Persada, Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
2004. yang Mempengaruhinya,
Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia: Teori Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.
dan Pengukurannya, Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi
Yogyakarta: Liberty, 1988. Pendidikan, Jakarta: PT Raja
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Grafindo Persada, 2005.
Belajar Mengajar, Jakarta: Sudjana, Nana, Cara Belajar Aktif
RajaGrafindo Persada, 2004. Siswa, Bandung: Sinar Baru
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Algesindo, 1996.
Anak Didik dalam Interaksi Sugiono, Metode Penelitian Bisnis,
Edukatif: Suatu Pendekatan Bandung: Alfabeta, 2007.
Teoritis Psikologis, Cet.3, Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Bandung: Alfabeta, 1999.
Djamarah, Saiful Bahri, Prestasi Belajar Suryasubrata, Sumadi, Metodologi
dan Kompetensi Guru, Penelitian, Jakarta: PT Raja
Surabaya: Usaha Nasional, Grafindo Persada, 1995.
1994.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,
Aswan, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Gintings, Abdorrakhman, Esensi Praktis
Belajar dan Pembelajaran:
Disiapkan untuk Pendidikan
Profesi dan Sertifikasi Guru
Dosen, Bandung: Humaniora,
2008.
Hamalik, Oemar, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006.
Handoko, Sungging, "Sikap Guru dan
Pengaruhnya Dalam
Pendidikan" dalam
http://educare.e-
fkipunla.net/index2.php?option=
com_content&do_pdf=1&id=4,
diakses tanggal 8 juni 2007.
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta:
BPFE UII Yogyakarta, 2001.
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam
Proses Belajar Dan Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Sanusi, A, Metodologi Penelitian
Praktis, Malang: Buntara
Media, 2003.

Hal 47

Anda mungkin juga menyukai