Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

(AST) TEKNIK RRLAKSASI NAFAS DALAM

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Nama Mahasiswa : Diana Mufida


Paraf Reseptor
Nama Pasien/Usia : Ny. S/36 tahun

No RM : 01-20-69-11

Tanggal Masuk RS : 30-11-2021

Tanggal dan Jam Tindakan : 01-12-2021, jam 08.20

Diagnosa Medis : Hernia Umbilikalis

NO KRITERIA
1 Diagnosa Keperawatan (PE) :
Nyeri Akut b.d Agen Pencidera Fisik
2 Data Subjektif :
- Pasien mengatakan mengeluh nyeri bagian perut pada saat bergerak
3 Data Objektif :
Pemeriksaan fisik :
- Pasien tampak meringis menahan sakit saat akan dipindahkan ke bed
- Tangan dan kaki pasien terasa dingin
- Warna kulit klien merata
- P : pada saat bergerak
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dibagian abdomen
S:5
T : Hilang timbul
- TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 80×/menit, RR : 20×/menit, SpO2 : 100%, T : 36°C.
- Kesadaran : Composmentis, GCS : E4M6V5=15, terpasang infuse RL 2 tpm.
Terapi obat :
Cefotaxime 7 : 30
profilaksis
Hasil Laboratorium :
- Lab pre op +
- Antigen negative
- Thorax +
4 Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan Disaat Praktik (Bukan Menurut
Teori) :
- Mengecek program terapi
- Mencuci tangan
- Mengidentifikasi pasien dengan benar
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan tindakan
- Menanyakan kesiapan pasien
- Mengajak pasien untuk membaca basmallah
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
- Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam, dengan tarik nafas dalam melalui
hidung tahan 3 detik kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulut.
- Meminta pasien untuk melakukan yang sudah dicontohkan oleh perawat
- Kemudian lakukan teknik tersebut sampai pasien merasa rileks
- Mengevaluasi tindakan yang dilakukan, dan mengatakan kepada pasien jika pasien merasa nyeri
maka bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri untuk mengurangi nyeri yang
sudah diajarkan tadi.
- Mengajak pasien membaca hamdalah
- Berpamitan
- Mencuci tangan
5 Dasar pemikiran :
Kata hernia berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau lemak praperitoneum
melalui cacat kongenital atau akuisita (dapatan). Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik
dinding perut. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek serta
hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya
sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan (Amrizal, 2015).
Hernia merupakan kondisi keluarnya sebagian usus dari rongga perut hingga membentuk tonjolan
yang bisa terlihat dan teraba dari luar. Secara umum hernia sering terjadi pada orang yang sudah lanjut
usia, karena pada usia lanjut dinding otot polos abdomen sudah lemah, sehingga sangat berpeluang
terjadinya hernia. Hernia abdominalis yang paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis sekitar 75%
dan sekitar 50 persennya merupakan hernia inguinalis lateralis. Diperkirakan 15% populasi dewasa
menderita hernia inguinal, 5-8% pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45% pada usia75 tahun
(Tjitra, 2016).
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum
dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Pada orang dewasa,
hernia umbilikalis dapat muncul akibat tekanan perut tinggi pada area kelemahan otot dan bisa
diakibatkan karena kegemukan. Selain itu, kehamilan berulang, hamil kembar, adanya cairan dalam
perut, pembedahan pada perut, dan batuk kronis dapat menyebabkan hernia umbilikalis (Amrizal, 2015).
6 Prinsip Tindakan : prinsip tindakan mengurangi nyeri dengan tepat prosedur serta aman nyaman
7 Analisa Tindakan Keperawatan :
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang
nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat
memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010).
Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam
sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi (Sehono, 2010).
Melakukan teknik relaksasi nafas dalam kepada pasien merupakan salah satu teknik untuk
mengurangi rasa nyeri. Teknik relaksasi napas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan
aktivitas simpatik dalam sistem saraf otonom. meningkatkan aktivitas komponen saraf parasimpatik
vegetatif secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas
reaksi terhadap rasa nyeri.
8 Bahaya yang dapat terjadi ? (komponen bahaya dan pencegahan) ?
Bahaya yang mungkin terjadi pada hernia umbilikalis adalah hernia inguinalis obstruksi, yaitu
ketika bagian dari usus terjepit didalam saluran inguinalis. Kondisi ini akan menyebabkan mual,
muntah, sakit perut yang disertai dengan benjolan yang terasa sakit. Selain itu, komplikasi lainnya yaitu
hernia inguinalis inkarserata, yaitu kondisi ketika usus yang keluar terjepit dan pasokan darahnya
terhenti. Kondisi ini membutuhkan prosedur operasi secepatnya untuk melepaskan jaringan yang
terperangkap dan mengembalikan pasokan darah agar tidak terjadi kematian pada jaringan.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu jangan terlalu sering mengangkat beban yang berat.
Menjaga berat badan agar tetap dalam batasan yang ideal dan sehat. Mengonsumsi makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi, sehingga tidak perlu mengejan terlalu keras saat buang air besar.
9 Hasil yang didapat :
Evaluasi dilakukan diakhir tindakan dan didokumentasikan didalam catatan integrasi (integrated note)
dalam bentuk SOAP sebagai berikut :
S : pasien mengatakan sudah tidak terlalu nyeri
- P : pada saat bergerak
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dibagian abdomen
S:2
T : tilang timbul
O : - pasien tampak lemah, pasien tampak gelisah
- TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 80×/menit, RR : 20×/menit, SpO2 : 99%, T : 36°C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
10 Evaluasi diri :
kelebihan : dapat melakukan tindakan sesuai prosedur, karena telah mendapatkan pelatihan skill pada
saat pembelajaran laboratorium di perkuliahan
kelamahan : apabila pasien tidak koperatif saya susah melakukan tindakan
11 Daftar Pustaka :

- Rekam medik
- SDKI
- SLKI

Amrizal, A. (2015). Hernia Inguinalis. Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 6(1), 1.
https://doi.org/10.32502/sm.v6il.1374

Tjitra, D. S. (2016). Analisis Efektivitas Biaya Laparoskopik Herniotomy dan Open Herniotomy pada
Pasien Hernia Inguinalis Unilateral di Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta Utara Tahun 2014. Jurnal
ARSI, 2(2), 127-138. http://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/view/2195

Andre, Terrence & Eugene. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Karisma Publishing Group
Purnomo. 2014. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV.Agung
Smeltzer, S. C., Bare. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. 2010. Brunner and Suddarth textbook of
medical surgical nursing. (11thed). Philadelphia: Lippincot Williams.

Sehono, Endrayani. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery terhadap Penurunan Nyeri pada
Pasien Pasca Operasi Fraktur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai