Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
yang efisien dan efektif, merata, bermutu, terjangkau dan memenuhi kebutuhan
dunia usaha,
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan Puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan. Saat ini dikembangkan
konsep Puskesmas efektif dan responsif. Puskesmas efektif adalah Puskesmas yang
kepada masyarakat dalam bentuk hasil kegiatan Puskesmas dan dirasakan dampaknya
responsif juga berarti sekecil apapun masalah yang ada harus segera terdeteksi dan
kesehatan lainnya, serta tanggap terhadap potensi yang ada di wilayah kerjanya yang
dapat membantu.
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kedua kata itu digabungkan
dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda
berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi
manajemen yaitu:
4
1. Planning atau perencanaan,
3.3 Model P1 – P2 – P3
Puskesmas
P1: Perencanaan
1. Pengorganisasian
2. Penyelenggaraan
3. Pemantauan
5
P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban
2. Pertanggungjawaban
Komunikasi)
Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang
Kecamatan,Kabupaten/Kota,Provinsi.
MonitoringdanEvaluasi)
Model ini sebenarnya sama dengan ARRIF, hanya fungsi forum komunikasi
Dalam mengelolanya, ada empat azas yang harus dipenuhi oleh pelaksana dan
6
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
3. Azas Keterpaduan
sebaik mungkin.
4. Azas Rujukan
kesehatan masyarakat.
Ada dua tipe utama rencana Puskesmas, yaitu Rencana Strategik Puskesmas
7
Rencana strategik Puskesmas adalah dokumen rencana jangka
Puskesmas.
yaitu:
(lima) tahun menuju suatu tujuan Puskesmas yang lebih jelas. Hal
8
senantiasa menghadapi masalah-masalah yang sama dari waktu ke
9
Untuk mencapai tujuan Puskesmas yang telah ditetapkan,
sangat penting bagi Puskesmas sebagai jati diri yang bersifat unik/khas
diselenggarakan Puskesmas,
Puskesmas.
kerjanya,
di wilayah kerjanya,
Puskesmas,
12
3. Perumusan Tujuan Puskesmas (goal formulation) atau Penetapan
hasil akhir di masa yang akan datang yang spesifik, jelas, ringkas, dan
Puskesmas adalah :
a. Akseptabel (acceptable)
universal,
b. Fleksibel (flexible)
13
Tujuan Puskesmas harus bisa menyesuaikan diri dengan
Puskesmas,
c. Terukur (measurable)
d. Mendorong (motivating)
Puskesmas,
Siagian, 2004).
14
Tujuan strategik Puskesmas saat ini adalah mendukung tercapainya
15
Penentuan berbagai petunjuk untuk memandu cara berpikir, cara
penggunaan sumber daya untuk masa yang akan datang dalam bentuk
akan dilaksanakan, oleh siapa dan pihak mana, bilamana, dan di mana.
Ditetapkan pula asumsi, komitmen, dan bidang atau unit kerja yang
16
akan dipengaruhi dan/atau diiukutsertakan. Untuk tercapainya visi
Kesehatan, 2004).
Puskesmas.
(single use plan) dan rencana tetap (standing plan). Rencana sekali
18
diperkirakan dan terjadi berulang-ulang. RO Puskesmas merupakan
ditentukan.
dilakukan;
untuk
19
6. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan Puskesmas;
dilaksanakan;
2002).
terkait tingkat kecamatan, dan desa/kelurahan. Data dari SP3, SIP, dan
wanita usia subur, pasangan usia usia subur, dan tingkat kepesertaan
data dari Kantor Urusan Agama akan diperoleh data tentang calon
22
Gambar 1. Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
http://www.uns.ac.id/datainformasi/buku
kondisi yang terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau
23
Laporan kantor Kecamatan, dinas/instansi terkait tingkat
24
kesehatan yang “feasibel” untuk dipecahkan. Proses memilih masalah
kebijakan.
Puskesmas harus dituliskan secara jelas, dengan kata kerja aktif, dapat
lama problem reduction level tersebut akan dicapai. Beberapa hal yang
25
d. Target operasional biasanya ditetapkan dalam kurun waktu tertentu
dan hasil akhir yang ingin dicapai pada akhir kegiatan program;
program;
program terkait;
yang telah dan mungkin terjadi di masa yang akan datang sebaiknya
ditetapkan.
kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi pada saat program
terjadi, maka akan dapat ditentukan tindakan apa yang harus diambil
besar terjadi dan (b) yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan dari
kesatuan.
28
RO Puskesmas yang baik, juga harus berisi gambaran tentang
Penilaian.
telah ditetapkan,
indikator, yaitu kejadian atau indikasi apa yang akan dipakai yang
29
mengukur komponen masukan, proses, dan keluaran kegiatan dan
dana turun tepat waktu. Apakah biaya yang tersedia sesuai dengan
30
dibutuhkan untuk pelatihan kader Desa Siaga. Ketiga, indikator
7. Menyusun Jadwal/Waktu
31
demikian, untuk kegiatan apapun diperlukan pengaturan waktu
ditentukan.
waktu akan hilang pula, dan (b) Menambah sumber daya lain
tertera dan masih sering digunakan adalah bagan balok atau bagan
33
Gambar 3. Contoh Tabel Plan of Action
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan program secara sistematis dan
tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian dari suatu kegiatan yang direncanakan.
Pada kolom ini dicantumkan dengan jelas tujuan operasional program dan
hasil yang ingin dicapai bila kegiatan tersebut dilaksanakan. Penulisan tujuan
harus jelas ditulis target yang ingin dicapai secara kuantitatif berapa selisih
penurunan atau peningkatan suatu target yang ingin dicapai melalui kegiatan
tersebut yang dapat dinyatakan dalam % ataupun angka absolut dalam periode
waktu tertentu. Penetapan target ini dapat dipakai oleh pimpinan Puskesmas
Kolom ini merupakan tempat untuk menulis siapa atau apa sasaran yang ingin
diperbaiki pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai contoh bayi, anak
34
balita, ibu hamil, penderita TB, sarang nyamuk, jamban keluarga, dan lain-
lain.
Pada kolom ini ditulis pembiayaan yang menyangkut: (a) Besar biaya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan setiap rencana kegiatan dan (b) Sumber biaya
dialokasikan.
Puskesmas. Hal ini penting untuk dicantumkan tentang transport, dana, dan
Pada kolom ini jelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
merupakan selisih dari kapan saat selesai dengan kapan saat kegiatan dimulai.
35
pelaksananya dan pegawai Puskesmas yang akan melaksanakan rencana
kegiatan tersebut. Pada kolom ini perlu ada penjelasan tentang jumlah dan
jenis kualifikasi staf yaitu siapa, unit kerja, atau sektor apa yang menjadi
penanggung jawab kegiatan. Dapat ditulis nama (bila ruang lingkup kecil)
Pada kolom ini ditulis rencana penilaian yang diarahkan pada 3 (tiga) hal,
yaitu: (a) Rencana penilaian untuk melihat masukan, apakah masukan sumber
berjalan sesuai dengan rencana yang tertulis, dan (c) Rencana penilaian untuk
yang digunakan mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman
indikator masukan dan proses, yang terdiri atas indikator sumber daya
sektor-sektor terkait; indikator hasil antara yang terdiri atas indikator ketiga
pilar Indonesia Sehat 2010 yang mempengaruhi hasil akhir, yaitu indikator-
36
indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat,
Kolom 9: Keterangan
jawabnya.
37
Istilah pengorganisasian menurut Terry (1986) berasal dari kata organism
(1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
mengawasi stafnya, (3) hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai
38
dilaksanakan dalam unit kerja dan mendelegasikan wewenang untuk
secara bertanggungjawab.
organisasi.
dan tata kerja (SOTK) Puskesmas yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud terdiri atas tiga macam, yaitu:
jawabnya.
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien, dan terjadi
biaya yang tidak perlu, (3) penyusunan dan pengembangan suatu mekanisme
dan tata kerja Puskesmas untuk menguraikan tugas dan fungsi (Tupoksi) dan
dan harmonis.
Puskesmas, yaitu:
1. Memahami visi, misi, dan tujuan Puskesmas oleh pimpinan, pegawai, dan
stakeholder Puskesmas;
43
Tugas-tugas pegawai Puskesmas dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat
Untuk organisasi seperti Puskesmas dengan jumlah tenaga yang terbatas tetapi
ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, perlu menerapkan kerja sama
dan tugas integrasi. Tugas pokok adalah tugas yang berkaitan dengan profesi
integrasi adalah tugas sebagai pembina kesehatan desa (PKD) atau Pembina
pegawai lain melaksanakan tugas integrasi yang diberi tugas dan tanggung
efektif.
bekerja dengan rasa tanggung jawab tanpa menunggu perintah dari siapapun.
menjadi pegawai yang baik, serta berusaha untuk mencapai tujuan Puskesmas.
Pada dasarnya aktuasi dimulai dari pimpinan Puskesmas dan bukan dengan
secara pribadi untuk mencapai kemajuan dan kerjasama yang serasi dan
kodrat manusia yang mempunyai kekuatan dan kelemahan dan tidak mungkin
untuk mencapai kepuasan tetapi arti kepuasan baik isi maupun derajatnya
kebanyakan pegawai.
47
3. Pegawai menginginkan pujian untuk perkerjaan yang dilaksanakan
6. Para pegawai lebih menyukai pengawasan yang dapt mereka percayai dan
menimbulkan respek
“kehilangan muka:
apabila mereka melanggar cara kerja yang sudah diketahui dan yang
48
Fungsi aktuasi Puskesmas tidak sekedar pekerjaan mekanis karena yang
meliputi:
a. Terdapat Peraturan
Sumber daya adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan dan
49
Sarana komunikasi adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk
d. Terdapat Kepemimpinan
2. Faktor Pegawai
c. Mau dipimpin
guna
pekerjaan
dan Pelaksanaan) atau Aktuasi tingkat Puskesmas yang terdiri atas Lokakarya
Tahap Pelaksanaan:
1) Masukan:
2) Proses:
binaan;
51
• Analisis beban kerja tiap petugas;
3) Keluaran:
1) Masukan:
2) Proses:
52
Lokakarya Mini Tribulanan yaitu pertemuan yang diselenggarakan setiap 3
(tiga) bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral
Tahap Pelaksanaan
1) Masukan:
2) Proses:
3) Keluaran:
1) Masukan:
53
• Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor
terkait;
2) Proses:
3) Keluaran:
puskesmas, (c) penggalangan kerjasama tim dan kesepakatan bersama, dan (d)
emosi.
tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf, dan (e) pemberdayaan
emosi.
yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Tim Penggerak
PKK kecamatan dan desa, kepala desa, staf Puskesmas dan jaringannya, serta
dipimpin oleh camat. Dengan tujuan : (a) informasi tentang program lintas
serta masalah dan hambatan dari masing-masing sektor, dan (c) penggalangan
yang dihadiri oleh unsur Muspika kecamatan, lintas sektor tingkat kecamatan,
tim penggerak PKK kecamatan dan desa dan kepala desa, dengan agenda
Posyandu, yang dihadiri oleh kepala desa dan pamong desa, unsur Badan
PLKB, dan unsur lintas sektor tingkat kecamatan. Adapun tujuannya adalah :
(a) evaluasi pelaksanaan posyandu dan program desa siaga bulan lalu serta
merencanakan posyandu dan desa siaga bulan yang akan datang, (b)
pemutakhiran data sasaran posyandu dan program desa siaga, (c) pengisian
dusun/rw, (d) pembahasan masalah dan hambatan posyandu dan program desa
siaga, serta (e) pendalamam materi posyandu dan program desa Siaga.
56
penanggung jawab program Puskesmas atau mereka menghadap/ melapor
kegiatan dan program serta fungsi Puskesmas yang sedang berjalan sesuai
57
Puskesmas adalah masih lemahnya fungsi P3, sehingga terjadi peyimpangan
untuk turun tangan melakukan koreksi yang tidak dimiliki oleh pengawasan.
pengendalian (wasdal).
seperti yang telah ditetapkan dalam rencana atau suatu proses untuk mengukur
adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yangdimiliki untuk
penetapan standar, tolok ukur dan kriteria, adanya pengukuran hasil kegiatan
Untuk dapat melakukan P3 Puskesmas dengan baik ada 3 (tiga) hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Obyek P3 Puskesmas
Puskesmas, yaitu:
KinerjaPuskesmas;
pejabat fungsionalPuskesmas;
kesehatankabupaten/kota;
Siaga;
2. Metode P3 Puskesmas
tersebut meliputi:
penyimpangan,serta
64
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat
Puskesmas. Menetapkan suatu standar akan memberi suatu nilai atau petunjuk
hasil kinerja pegawai dan Puskesmas meliputi hasil cakupan kegiatan dan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk
sebagai proses yang berulang dan terus-menerus. Ada beberapa cara untuk
kontakpribadi;
AnalisisPenyimpangan
67
Tahap kritis dari P3 Puskesmas adalah pembandingan pelaksanaan aktual
ditetapkan. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakan
atau kesenjangan antara target dan hasil cakupan kegiatan dan program akan
yaitu:
69
Batasan Rumah Sakit banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang
penting adalah:
a. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
b. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima
tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat
inap.
70
Dalam perkembangannya, pelayanan Rumah Sakit tidak terlepas dari
fungsi klasik RS yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat
ini tidak saja bersifat kuratif, tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya
hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan
masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau yang
dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap itu, pelayanan
holistik).
Pelayanan RS di Indonesia saat ini sudah bersifat padat modal, padat karya,
dan padat teknologi dalam menghadapi persaingan global. Dalam hal rujukan medik,
pusat-pusat pelayanan yang ada di wilayah kerjanya. Sifat pengayoman sangat erat
71
Ada empat jenis RS berdasarkan klasifikasi perumahsakitan di Indonesia yaitu
kelas A, B, C, dan D. Kelas RS yang lebih tinggi (A) mengayomi kelas Rumah Sakit
yang lebih rendah dan mempunyai pengayoman wilayah yang lebih luas.
Pengayoman dilaksanakan melalui dua sistem rujukan yaitu sistem rujukan kesehatan
(berkaitan dengan upaya promotif dan preventif seperti bantuan teknologi, bantuan
sarana, dan operasionalnya) dan rujukan medik (berkaitan dengan pelayanan yang
tersedianya peralatan yang lebih canggih, dan lebih sempurnanya sistem administrasi
Swasta yang menggunakan sumber investasi dari sumber dalam negeri (PMDN) dan
sumber luar negeri (PMA). Jenis RS yang kedua adalah RS Umum, RS Jiwa, RS
Khusus (mata, paru, kusta, rehabilitasi, jantung, kanker, dan sebagainya). Jenis RS
72
C, dan RS kelas D (Kepmenkes No.51 Menkes/SK/II/1979). Pemerintah sudah
susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia antara lain:
kesehatan
73
d. Melaksanakan usaha perawatan
Pasal 4:a. Rumah Sakit Umum yang dimaksud dalam keputusan ini adalah RS kelas
Anak.
1. Studi Kelayakan
74
Di dalam Studi Kelayakan, setidaknya kita harus survei hal-hal sebagai
berikut:
b. Kondisi lokasi
dibangun
Rumah Sakit
Lebih baik menunjuk konsultan rumah sakit yang dapat melakukan survei
survei ini konsultan harus menilai apakah komunitas dalam jangkaun proyek
rumah sakit yang “mewah” atau dengan kata lain rumah sakit harus memiliki
fasilitas yang layak (diatas rata-rata fasilitas rumah sakit lain yang sudah ada).
75
Kondisi lokasi Rumah Sakit
Lokasi yang dipilih harus memiliki luasan lahan yang “cukup” luas untuk
konstruksi bangunan, tidak pada lokasi rawan bencana, tidak pada area rawan
banjir, dan harus mudah diakses dari berbagai arah, utamanya yang berkaitan
dengan fasilitas umum yang ada, dan sebaiknya terletak pada jalur utama
pasien mencapai 300 – 400 liter setiap harinya maka sumber air harus
instalasi sytem limbahnya tidak kesulitan, dengan mengetahui muka air tanah
kita dapat tentukan jenis material pipa air yang akan dipakai. Jenis tanah juga
Fasilitas lain yang harus di perhatikan adalah, sumber listrik PLN, telephone,
dan kelengkapan peralatan yang akan kita sediakan. Kita harus selalu melihat
76
memanfaatkan pelayanan yang kita sediakan. Fasilitas yang kita bangun harus
menggunakan pelayanan dari institusi yang kan kita bangun, kita harus
pada masyarakat yang datang dari luar daerah dimana RS tersebut didirikan,
Ketersediaan SDM
Kita harus mampu memastikan apakah tersedia cukup tenaga paramedic dan
lainnya secara langsung di area tersebut ataukah harus didatangkan dari luar
daerah, hal ini harus diperhitungkan dari awal karena akan berkaitan dengan
Sumber Finansial
Sebelum kita memulai proyek yang kita rencanakan, kita harus menganilsa
sumber finansial yang ada. Sebagian besar dana yang kita butuhkan dapat kita
peroleh dari bank atau institusi pendanaan yang lain (bank lebih aman). Kita
semua dana harus sudah tercukupi dari awal, dan tidak akan terjadi
sedikit proyek yang “mangkrak”. Kita harus menghitung budged secara akurat
77
dan mengetahui bahwa PBP –nya mencapai 7 hingga 10 tahun, baru proyek
medis terjadi dalam waktu yang relative singkat. Kita harus budayakan
posisi berbagai unit bangunan (alur). Di dalam pembuatan master plan ini
harus sudah terakomodir semua kebutuhan ruang dan dimensinya untuk tiap-
tiap departemen.
Rumah sakit dapat dibagi ke dalam rumah sakit corporate, rumah sakit
pemerintah, dan klinik swasta, atau rumah sakit umum yang akan memiliki
semua departemen dan klasifikasi rumah sakit khusus (rumah sakit mata,
area tersebut, ruang rawat inap dirancang. Pada beberapa tempat, kita
78
sebaiknya memiliki lebih banyak ruang yang “mewah” dan bisa jadi di
tempat lain kita lebih banyak membutuhkan ruangan standard dan umum.
Untuk itu sudah ada pedoman dari depertemen kesehatan tentang hal ini.
Fasilitas lain yang harus ada antara lain; toilet, medical store, optical store,
lobby, space area, taman, parking area, dll. Nurse station harus diposisikan
hangat untuk semua orang yang datang ke rumah sakit. Ketika kita
sesuai dengan kondisi alam Indonesia sehingga cara dan biaya maintenance
Persetujuan Perencana
Proses Pembangunan
79
Pembuatan Spesifikasi peralatan medis dan non medis (oleh konsultan rs
Perpajakan
lakukan agar apa yang kita rencanakan memiliki pedoman pelaksanaan yang
untuk memastikan memulai investasi di bidang rumah sakit yang kita ketahui
dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu
secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang
80
dan masa depan bisa tercapai yang sering disebut sebagai manajemen sumber
kespesifikan dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai.
Sering rumah sakit dikatakan sebagai organisasi yang padat modal, padat
sumber daya manusia, padat tehnologi dan ilmu pengetahuan serta padat
regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi
didalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan
yang banyak. Padat tehnologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah
disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak
Sumber daya manusia yang ada di rumah sakit terdiri dari : 1) Tenaga
non keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi,
81
fisioterapis, radiographer, perekam medis. 2) Tenaga non kesehatan yaitu
Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang
1. Perencanaan
82
pelayanan rumah rumah sakit (tipe A/B/C/D) mempunyai standar
perencanaan SDM di rumah sakit tipe C akan berbeda dengan tipe yang
lain.
2. Penerimaan
sangat mahal tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam
bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan pelayanan ini hampir mutlak
kualitas jasa yang diberikan. Oleh karena itu, proses penerimaan SDM
karyawan.
3. Pengembangan
83
Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus
4. Pembudayaan
dan nilai-nilai positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran
5. Pendayagunaan
84
The right person in the right place merupakan salah satu prinsip
bekerja secara optimal. Ada SDM yang mudah bergaul, luwes, sabar
tetapi tidak telaten dalam hal keadministrasian. Mungkin SDM ini cocok
6. Pemeliharaan
prestasi dsb.
7. Pensiun
85
ketika karyawannya sudah masa pensiun kemudian di keluarkan begitu
agar siap memasuki dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada banyak
hal yang bisa disiapkan yaitu pemberikan tunjangan hari tua yang akan
suatu struktur organisasi yang efektif dan mudah beroperasi serta tidak
organisasi, yang perlu diingat adalah sifat rumah sakit yang berbeda
dengan sifat umumnya institusi lain. Suatu organisasi rumah sakit yang
86
Setelah menelaah sifat institusi rumah sakit seperti yang telah disebut
pimpinan tunggal
jawab
1. Dewan Penyantun
87
Lingkup pekerjaan : menentukan kebijakan dan pengarahan umum
Uraian tugas :
sakit
Uraian tugas :
88
1. Bertanggung jawab dan mengawasi segala kegiatan/keadaan
rumah sakit
di bawahnya
manajer
6. Bertindak keluar dan kedalam atas nama rumah sakit dalam hal-hal
rumah sakit
Sakit
keperawatan.
Uraian tugas :
Sakit
90
5. Wakil Direktur Bidang Promosi dan Prevensi
Uraian tugas :
Sakit
Uraian tugas :
91
1. Membuat rencana kerja UPF/instalasi di lingkup kerjanya
Sakit
Uraian tugas :
Sakit
92
6. Mencatat data pasien yang mendapat layanan poliklinik
Uraian tugas :
keluarganya
93
9. Kepala Rawat Inap
Uraian tugas :
Pelayanan Medis.
rawat inap.
94
10. Kepala Instansi Laboratorium
Uraian tugas :
untuk beropeasi.
penunjang Medis.
95
11. Kepala Instalasi Radiologi
Uraian tugas :
96
Uraian tugas :
kesehatan berkala.
data statistiknya.
Uraian tugas :
97
2. Pengisian tugas (roles) pegawai rumah sakit.
pegawai.
dokumen-dokumen.
surat kematian.
Uraian tugas :
efisien.
98
2. Menjalankan verifikasi atas setiap penerimaan dan pembayaran
tugas.
Uraian tugas :
99
2. Penyelenggaraan jurnal, buku besar, dan buku pembantu yang
diperlukan.
cermat.
gudang.
tugas.
100
Uraian tugas :
gedung rumah sakit beserta instalasinya, alat medic, elektronik serta kegiatan
kerumahtanggaan.
Uraian tugas :
101
3. Mengawasi pekerjaan kontraktor rumah sakit.
dan jasa-jasa yang dibutuhkan rumah sakit dalam waktu yang tepat dan biaya
Uraian tugas :
102
4. Penyiapan blanko pemesanan baik melalui tender maupun pembelian
langsung.
Uraian tugas :
103
6. Pelaksanaan kegiatan UKS/UKGS di lingkungan konsesi pertambangan.
akibat kerja.
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana yang
sesuai dengan standar nasional kepada para pegawai dan masyarakat umum
Uraian tugas :
104
2. Memberikan penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak kepada ibu-ibu
3. Membantu memberikan imunisasi kepada bayi, anak balita dan ibu hamil.
Uraian tugas :
105
6. Pembuatan catatan berkala data pasien yang mendapat layanan di kamar
Sakit.
Uraian tugas:
fisioterapi.
106
5. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Direktur Rumah
Sakit.
23. Komite
komite-komite yang dipimpin oleh ketua komite. Ada beberapa komite, antara
lain :
1. komite medis
4. komite penelitian
107
keluarganya.Mereka pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologi akibat
yaitu:
Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki oleh RS, menuntut
manajerial seperti ini akan menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan
hampir semuanya saling terkait satu sama lain. Atas dasar ini, pelayanan di RS
108
profesi yang harus ditetapkan oleh setiap perkumpulan dokter ahli (ikatan
ethic juga harus selalu diperhatikan oleh semua staf SMF dalam rangka
dari empat faktor. Faktor pertama adalah kepemimpinan direktur RS; kedua
dengan kepala SMF dan kepala instalasinya; ketiga adalah komitmen dan
tersedia di RS.
mereka harus memahami benar visi dan misi RS yang ingin dikembangkan
oleh pihak manajemen (direktur) RS. Oleh karena itu, fungsi RS harus dilihat
dalam konteks kesatuan kerja dari sebuah tatanan sistem yang terpadu.
akan bertindak sendiri, arogansi profesi dan dukungan sarana dan prasarana
kerja staf di SMF harus diarahkan untuk mendukung tercapainya visi dan misi
RS. Meraka harus menyadari akan peranannya sebagai staf RS yang diberikan
6.2.2 Kepemimpinan
organisasi rumah sakit terdapat tiga kelompok kekuatan yang saling mendesak
satu sama lain, yaitu : kelompok direksi dan staf direksi, kelompok dokter
spesialis, dokter umum dan dokter gigi, kelompok perawat dan paramedis.
110
Jika masing-masing kekuatan berusaha keras mengedepankan eksistensinya
mata bor yang terbuat dari intan atau diamond head drill (DHD). Posisi
puncak pada DHD adalah profesi dokter, kedua : perawat dan tenaga yang
setara, ketiga : staf direksi dan keempat : direksi. Penetrasi pasar oleh rumah
sakit sangat kental dengan attitude, sikap dan perilaku provider dan setara
dengan proses pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Jika proses
pelayanan rumah sakit diterima oleh pelanggan maka bisa dipastikan bahwa
adalah karyawan akan bertindak strategis dan terjadi koherensia antara satu
unit dengan unit lainnya. Inti perlunya pemimpin pada setiap posisi DHD
adalah keharusan atau mutlak dibutuhkan dan hal ini sekaligus menepis bahwa
kepemimpinan hanya diberlakukan pada direktur rumah sakit saja atau pada
pihak ketiga dan peamsok (intermediate customer) dan pasien pengguna jasa
serta pemilik (external customer and owner). Tidak sedikit orang mengira
bahwa kepemimpinan itu hanya bisa terpusat pada direktur rumah sakit saja.
unit baik pada jalur struktural maupun jalur fungsional, atau disetiap lini
yang memperlihatkan rasa memiliki yang kuat dari semua unsur yang berada
kepercayaan dari para pengikutnya. Tidak semua orang menyukai sikap kalem
dari seorang pemimpinnya, tapi tidak semua orang pula menyukai sikap yang
direktur rumah sakit tampaknya menjadi suatu yang sangat penting dimasa
direktur rumah sakit akan semakin dituntut oleh berbagai pihak yang
berkepentingan.
6.2.3 Koordinasi
sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi dan
pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
113
sendiri, sedangakan menurut G. R. Terry dalam bukunya, Principle of
untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran
pembangunan masyarakat.
kabupaten/kota.
dan pemberi pelayanan yang sudah ada. Koordinasi antar lembaga kesehatan,
114
kementrian kesehatan atau oleh lembaga lain, semua organisasi dalam sector
Di AS, dimana peranan masyarakat dan swasta sangat besar, grup-grup dalam
kuratif dan berada dalam satu tangan. Di Chili, RS merupakan pusat dari
bukan suatu lembaga yang berdiri sendiri dan di suatu wilayah tertentu harus
lainnya. pendekatan seperti ini tidak saja memperoleh efisiensi, tetapi untuk
dalam konsep rujukan dan RS-RS tersebut juga berhubungan dengan sarana
115
koordinasi dalam bidang perencanaan, pengembangan serta penyediaan sarana
porter,pesuruh.
3) Tes kesehatan
4) Wawancara
116
Untuk menentukan jumlah personel yang diperlukan, rumah sakit terlebih
diantaranya:
3. Permenkes 262/1979
Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja merupakan unsur terpenting
dalam institusi rumah sakit. Jika mutu tenaga kerja rendah, maka dapat
dipastikan mutu pengelolaan dan pelayanan rumah sakit pun rendah. Untuk
3. Kebijakan kepegawaian
117
4. Budaya kerja rumah sakit
Selanjutnya untuk bisa meningkatkan mutu tenaga kerja harus ditempuh cara-
cara:
dan pembangunan rumah sakit telah berjalan secara terus menerus terutama
Pelayanan medik adalah salah satu jenis pelayanan rumah sakit yang
118
suatu sistem terdiri dari pertama, masukan yang terdiri dari tenaga, organisasi
dan tata laksana, kebijaksanaan dan prosedur, sarana dan prasarana medik,
serta pasien yang dilayani; kedua, proses pelayanan itu sendiri, dan ketiga
Kesemuanya ini sangat dipengaruhi oleh pimpinan rumah sakit, unit-unit lain
yang ada di rumah sakit, kemajuan IPTEK dan sosial-ekonomi serta budaya
Mutu asuhan kesehatan sebuah RS akan selalu terkait dengan struktur, proses, dan
dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan
dan tingkat efisensi RS. Ada beberapa aspek penting yang perlu dikaji jika ingin
Aspek Struktur
Struktur adalah semua masukan (input) untuk system pelayanan sebuah RS yang
meliputi tenaga, peralatan, dana, dan sebagainya. Ada sebuah asumsi yang
mengatakan bahwa jika struktur system RS tertata dengan baik, akan lebih
119
menjamin mutu asuhannya. Baik tidaknya struktur RS diukur dari tingkat
struktur.
Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan
interaksi secara professional dengan pasiennya. Interaksi ini diukur antara lain
pengobatan.
Dalam hal ini juga dianut asumsi bahwa semakin patuh tengaa profesi
dan diakui oleh masing-masing ikatan profesi akan semakin tinggi pula mutu
diukur dari tiga aspek yaitu relevan tidaknya proses itu bagi pasien, efektivitas
Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya di RS
4. BOR
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien dapat diukur
dengan :
3. Surat kaleng
asal pasien.
a. Contact Rate
b. Hospitalization rate
atas dibandingkan dengan standar (indikator) nasional. Jika tidak ada angka
(quality assurance) yang dilaksanakan oleh gugus kendali mutu RS. Dalam
hal ini, gugus kendali mutu dapat ditugaskan kepada komite medis RS karena
123
DAFTAR PUSTAKA
124