Anda di halaman 1dari 53

PERTEMUAN 2

Kelas Farmasi – Online


Ghinaa Ramadhani – Mentor Jakarta
Antibiotik
• Antibiotik empiris
• Antibiotik definitif
• Antibiotik profilaksis
Penggolongan Antibiotik
Spektrum antibiotik
Antijamur
Obat Mekanisme
Amphotericin B Mengubah permeabilitas membran sel jamur dan kematian sel
Klotrimazole Mengubah permeabilitas membran sel dengan mengikat fosfolipid
dalam membran sel
Fluconazole
Fungistatik
Griseovulfin
Ketokonazole
Miconazole Menghambat pembentukan membran sel
Itraconazole
Nystatin Mengubah permeabilitas membran sel
Antijamur
Menurut indikasi obat, obat anti jamur dibagi
1. Anti jamur infeksi sistemik
- Amfoterisin B
- Imidazole
2. Antijamur untuk infeksi dermatofit dan mukokutan
- Griseofulvin
- Golongan Imidazole
Infeksi Infeksi saluran nafas atas
Meningitis Otitis media
Faringitis
Sinusitis
Tonsilitis
Infeksi saluran nafas Epiglotitis
bawah
Bronkitis
Pneumonia
TBC Infeksi kulit

Hepatitis
Saluran cerna
Diare
Penyakit menluar seksual Demam thypoid
Candidiasis
Herpes
ISK
HIV
Infeksi kulit
Rambut dicuci dengan sampo

Infeksi kulit antimikotik: sampo selenium


sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo
ketokonazol 2% 2 hari sekali
selama 2-4 minggu8. sistemik
griseofulvin
golongan alilamin (krim terbinafin,
butenafin) sekali sehari atau
alernatif golongan azol

Obat pilihan: golongan alilamin (krim terbinafin,


butenafin**) sekali sehari selama 1-2 minggu. 13 (A,1)
Alternatif: o Golongan azol: misalnya, krim mikonazol,
ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6
minggu. 14-15

Obat pilihan: terbinafin 1x250 mg/hari selama 6 minggu untuk kuku


tangan dan 12-16 minggu untuk kuku kaki. 21-22 (A,1) 2. Alternatif:
itrakonazol dosis denyut (2x200 mg/hari selama 1 minggu, istirahat 3
minggu) sebanyak 2 denyut untuk kuku tangan dan 3-4 denyut untuk
kuku kaki atau 200 mg/hari selama 2 bulan untuk kuku tangan dan
Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung minimal 3 bulan untuk kuku kaki
berat badan) selama 4-6 minggu. 15,19
(A,1) Griseofulvin microsize 10-20
mg/kgBB/hari selama 6-8 minggu. 1
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Acne vulgaris
Toksoplasma & Kecacingan

Kecacingan
Toksoplasma
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Pembahasan
Penggunaan obat cacing dilakukan 6 bulan sekali tetapi jika terjadi kekambuhan dapat diulang 2 minggu kemudian
Infeksi Saluran Cerna
Tifoid atau demam tifoid
Demam tifoid adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Biasanya dialami akibat
mengonsumi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Tifus (typhus) tidak ditularkan dari orang ke orang, melainkan ditularkan melalui kutu atau tungau, yang membawa
jenis bakteri Rickettsia.

*Untuk ibu hamil dan menyusui disarankan penggunaan amoksisilin


Infeksi Saluran Cerna
Diare
Kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih dari 3x dalam sehari
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Pembahasan
Pembahasan
lebih lanjut
farmakoterapi
ibu hamil buka
halaman 82
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Pembahasan
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
• Tatalaksana

• Antibiotik

• Berikan pengobatan antibiotik lini pertama sesegera mungkin.


• seftriakson: 100 mg/kgBB IV-drip/kali, selama 30-60 menit setiap 12 jam; atau
• sefotaksim: 50 mg/kgBB/kali IV, setiap 6 jam.

• Pada pengobatan antibiotik lini kedua berikan:


• Kloramfenikol: 25 mg/kgBB/kali IM (atau IV) setiap 6 jam
• ditambah ampisilin: 50 mg/kgBB/kali IM (atau IV) setiap 6 jam

• Jika diagnosis sudah pasti, berikan pengobatan secara parenteral selama sedikitnya 5 hari, dilanjutkan dengan pengobatan per oral 5 hari bila tidak ada gangguan absorpsi.
Apabila ada gangguan absorpsi maka seluruh pengobatan harus diberikan secara parenteral. Lama pengobatan seluruhnya 10 hari.

• Jika tidak ada perbaikan:


• Pertimbangkan komplikasi yang sering terjadi seperti efusi subdural atau abses serebral. Jika hal ini dicurigai, rujuk.
• Cari tanda infeksi fokal lain yang mungkin menyebabkan demam, seperti selulitis pada daerah suntikan, mastoiditis, artritis, atau osteomielitis.
• Jika demam masih ada dan kondisi umum anak tidak membaik setelah 3–5 hari, ulangi pungsi lumbal dan evaluasi hasil pemeriksaan CSS

• Jika diagnosis belum jelas, pengobatan empiris untuk meningitis TB dapat ditambahkan. Untuk Meningitis TB diberikan OAT minimal 4 rejimen:
• INH: 10 mg/kgBB /hari (maksimum 300 mg) - selama 6–9 bulan
• Rifampisin: 15-20 mg/kgBB/hari (maksimum 600 mg) – selama 6-9 bulan
• Pirazinamid: 35 mg/kgBB/hari (maksimum 2000 mg) - selama 2 bulan pertama
• Etambutol: 15-25 mg/kgBB/hari (maksimum 2500 mg) atau Streptomisin: 30-50 mg/kgBB/hari (maksimum 1 g) – selama 2 bulan

• Steroid

• Prednison 1–2 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, diberikan selama 2–4 minggu, dilanjutkan tapering off. Bila pemberian oral tidak memungkinkan dapat diberikan
deksametason dengan dosis 0.6 mg/kgBB/hari IV selama 2–3 minggu.

• Tidak ada bukti yang cukup untuk merekomendasikan penggunaan rutin deksametason pada semua pasien dengan meningitis bakteri.
Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh berbagai sebab
seperti bakteri, virus, proses aoutoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat
berbahaya lainnya.

A B C
Cara penularan fecal - oral Cara penularan horiontal – vertikal lewat cairan Cara penularan Kontak dengan darah penderita
Gejala klinis demam, lemas, kurang nafsu biologis (parenteral) antara lain melalui penggunaan jarum
makan, mual, muntah, urine yang berwarna Gejala klinis ama dengan gejala Hepatitis suntik tidak steril
seperti teh dan ikterus (warna kuning dapat umumnya berupa kelelahan, kurangnya nafsu Gejala klinis kelelahan, kurangnya nafsu makan, mual,
terlihat di kulit dan mata). makan, mual, muntah, urine yang berwarna lebih muntah, urine yang berwarna lebih pekat
Pengobatan tidak ada pengobatan khusus. pekat tetapi sebagian besar tidak menunjukkan Pengobatan Saat ini telah tersedia obat oral Hepatitis
Hilang sendirinya 1-2 bulan gejala klinis atau asimtomatis. C yang disebut Direct Acting Antiviral (DAA) dengan
kelebihan dibandingkan obat Hepatitis C generasi
sebelumnya, yaitu: obat dengan kombinasi oral,
tingkat kesembuhan lebih tinggi (hampir 100%), efek
samping lebih rendah, dan waktu pengobatan lebih
singkat
Hepatitis B
Hepatitis B akut terjadi apabila inflamasi hepar akibat infeksi virus hepatitis setelah
masa inkubasi virus 30- 180 hari atau 8 – 12 minggu; disebut hepatitis kronik apabila
telah lebih dari 6 bulan
Hepatitis B dapat dideteksi dengan hasil laboratorium HBsAg (Hepatitis B Surface
Antigen). Jika hasilnya negatif tetapi terdapat gejala lakukan pengecekkan anti Hbs.
Kalau hasilnya negatif LAKUKAN IMUNISASI. Jika hasilnya positif SUDAH ADA
ANTIBODI
HbeAg menandakan virus aktif bereplikasi dan berkorelasi dengan tingginya HBV
DNA. Anti-Hbe menandakan virus tidak bereplikasi, HbeAg dapat positif kembali,
apabila virus kembali aktif. Anti-Hbc positif menandakan infeksi sebelumnya atau
sedang terinfeksi akut
Hepatitis B
Lini 1 : antiviral Alternatif Terapi akhir
Entecavir Gol interferon alfa Tranplantasi hati
Tenofovir Peglyated interferon
Lamivudine alfa – 2b
Adefovir

Terapi untuk hepatitis paling efektif interferon alfa dan lamivudin. Untuk hepatitis B akut pilihan pertama
penggunaan antivirus tetapi jika hepatitis B kronis parah dianjurkan untuk penggunaan langsung
interferon alfa (peglyated interferon alfa – 2b)
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles. Penyebab malaria adalah plasmodium
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Pembahasan
• Profilaksis untuk Plasmodium falciparum dapat diberikan doksisiklin Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis
2 mg/kg bb selama tidak lebih dari 4-6 minggu. Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada anak umur < 8 tahun dan ibu
hamil.
• Profilaksis untuk Plasmodium vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 5 mg/kg bb setiap minggu. Obat
tersebut diminum satu minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali
Penyakit menular seksual
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Pembahasan
HIV
HIV
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Gangguan Saluran Nafas Atas
OTITIS MEDIA
Ist line : amoksisilin SINUSITIS
Gagal terapi : amoksiklav Ist line : amoksisilin/Amosiklav
Alergi penisilin : sefalosporin Gagal terapi : amoksiklav/cefuroxime
Alergi beta laktam : azitromisin Kronik : amoksiklav/ azitromisin /
levofloxacin

EPIGLOTIS
Kombinasi sefalos gen 3 + agen aktif FARINGITIS
antistaphylococcus methicilin resistant Ist line : Penisilin G/penisilin
staphylococcus aerus IV VK/Amoksiklav
Monoterapi : 2nd line : eritromisin (alergi penisilin)
ceftriaxone/cefotaxime/ampisilin sulbaktam Swamedikasi : Dequlirium HCl

TONSILITIS
Akut : golongan penisilin atau
sulfanamid
Infeksi saluran nafas atas
Kronis : obat kumur/tablet hisap
Otitis media
Faringitis
Sinusitis
Tonsilitis
Epiglotitis
Batuk & Flu
Rhinitis
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Setiriin punya onset kerja lebih cepat


dibandingkan loratadin

Rhinitis medikamentosa adalah


peradangan pada membran hidung.
Penyakit ini terjadi akibat penggunaan
dekongestan semprot (untuk
meredakan hidung tersumbat) secara
berlebihan.Beberapa contoh dekongestan
meliputi oxymetazoline, pseudoephedrine,
dan phenylephrine. Penggunaan
semprotan hidung tersebut secara rutin
dapat meningkatkan risiko rinitis
medikamentosa
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Gangguan Saluran Nafas Bawah
- TBC
- PNEUMONIA
- BRONKITIS
- ASMA
- PPOK
TBC
TBC
Pneumonia
Bronkitis
Asma
Asma
PPOK
Penyakit Paru Obstruksi Kronik didefinisikan sebagai peyakit atau gangguan paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa
obstruksi saluran pernafasan yang bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversible.
- Faktor pencetus utama : bronkitis kronik,emfisema, dan perokok berat
- Faktor resiko : rokok, polusi udara, pekerjaan, jenis kelamin, usia, faktor genetik, infeksi saluran nafas, hiperresponsif saluran
nafas
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2

Buka modul
halaman 48
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
Pertemuan 2 – Soal&Pembahasan Pretest 2
THANKYOU!!!!
Jangan lupa untuk mengerjakan Post test 2 dan Pre test 3 ya!

Anda mungkin juga menyukai