Anda di halaman 1dari 3

MARTINUS GIAN DAVIN WICAKSANA

181114014

REVIEW DAN IDENTIFIKASI 3 D

( Disleksia, Diskalkulia, dan Disgrafia)

1. Persamaan dan Perbedaan dari 3 D

Persamaan dari 3D adalah kata dis yang berarti ketidakmampuan atau yang
biasa disebut dengan gangguan. Ketiganya termasuk dalam gangguan belajar yang
dialami individu. Persamaan yang lain adalah ketiganya melibatkan aspek kognisi
yang berhubungan dengan objek, huruf, angka dan simbol.

Sedangkan perbedaan 3D dapat dilihat dari pengertian masing-masing istilah.


Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang
disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan
aktifitas membaca dan menulis. Gangguan disgrafia mengacu kepada anak yang
mengalami hambatan dalam menulis, meskipun inteligensianya normal (bahkan ada
yang diatas rata-rata) dan dia tidak mengalami gangguan dalam motorik maupun
visual. Diskalkulia, gangguan perkembangan aritmatika, adalah kesulitan belajar yang
melibatkan kesulitan dalam perhitungan matematika.

2. Faktor-faktor terjadinya 3 D

Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan 3D. Salah


satunya faktor biologis yaitu otak. Otak merupakan pusat dari seluruh aktivitas tubuh.
Jika ada sedikit bagian saja yang tidak normal maka akan menganggu atau
menghambat aktivitas tubuh. Disleksia dialami oleh Anak dengan kelainan fisik
seperti gangguan penglihatan, ganggua pendengaran atau anak dengan celebral palsy
(c.p.) akan mengalami kesulitan belajar membaca. penyebab yang paling umum untuk
disgrafia adalah neurologis, yaitu adanya gangguan pada otak bagian kiri depan yang
berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan diskalkulia
disebabkan oleh faktor dari dalam diri individu sendiri dan faktor dari luar diri
individu contohnya kurangnya minat terhadap bahan pelajaran dan lingkungan bisa
berpengaruh besar terhadap kemunculan gangguan ini.

3. Perkembangan emosi dan sosial IBK 3 D

Anak berkesulitan belajar memiliki karakteristik sosial-emosional yaitu kelebihan


emosional dengan sering berubahnya suasana hati dan temperamen, serta
keimpulsif -an yaitu lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan berbuat.
Tetapi kondisi ini tidak berlaku universal bagi semua anak berkesulitan belajar. Selain
itu, pada IBK 3D kurang mamapu mengadakan penyesuaian yang positif
sehingga mengembangkan sikap menyerah, merasa tidak mampu, merasa rendah
diri, menarik diri dari pergaulan, kurang dan kurang percaya diri.

4. Peran Orangtua, saudara dan keluarga terhadap IBK 3 D


1. Ketahui kekurangan dan kelebihan anak

Pada hal ini orang tua harus mengetahui kekurangan dan kelebihan
anak dengan baik dan bijak. Setelah menemukannya orang tua bias
menentukan strategi belajar yang tepat untuk sang anak.

2. Menemani anak belajar

Dalam aktivitas belajar ada baiknya jika sang anak ditemani oleh orang
tua agar anak merasa lebih diperhatikan sehingga ada dorongan dalam diri
anak untuk belajar lebih banyak lagi. Orangtua bias menemani anak dengan
cara bergiliran membaca cerita bersama, lalu memberikan beberapa
pertanyaan tentang apa sudah dibaca oleh sang anak tadi.

3. Mendukung sepenuh tenaga dan hati

Orang tua harus menjadi pendukung utama anak dalam belajar, begitu
juga dengan keluarga. Dukungan orang tua sangat penting bagi perkembangan
anak. Anak bergantung pada orang tua. Ketika orang tua tidak mendukung
anak maka kemungkinan besar anak akan menyerah karena sudah tidak ada
yang mendukungnya lagi.

5. Peran Guru BK dan atau Konselor terhadap IBK 3 D

Peran guru BK atau konselor yang pertama adalah membantu orang tua dan
guru mengidentifikasi apakah anak memiliki gangguan dalam belajar yang masuk ke
dalam kategori 3D. Untuk mengantisipasi kekeliruan dalam klasifikasi dan agar
dapat diberikan layanan pendidikan pada anak berkesulitan belajar, diperlukan
semacam instrumen untuk mengidentifikasi kondisi kesulitan belajar tersebut.
Instrumen ini berupa tabel inventori atau daftar ceklis. Instrumen ini bisa
digunakan guru kelas untuk mengidentifikasi kemampuan siswanya. Identifikasi
dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Peran guru BK selanjutnya adalah
mengkondisikan lingkungan belajar yang nyaman bagi IBK 3D. Lingkungan juga
perlu dikondisikan sedemikian rupa untuk keberhasilan belajar mereka. Siswa yang
tidak mengalami gangguan belajar seperti mereka diajak untuk menghargai dan
memahami keadaan mereka dengan cara yang sederhana dan menarik salah satu nya
melalui permainan.

Anda mungkin juga menyukai