Muhammad Ranggi Marcapada - UTSPerpajakan - 20200101411
Muhammad Ranggi Marcapada - UTSPerpajakan - 20200101411
NIM : 20200101411
Perpajakan KJ101
UTS Perpajakan
Soal Teori
1. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan atau bentuk usaha tetap yang diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Subjek pajak dapat dibedakan menjadi
2 jenis dan memiliki kewajiban yang berbeda-beda yakni sebagai berikut:
- Subjek Pajak Dalam Negeri
Dikenakanan pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima dari Indonesia maupun
luar negeri, dikenakan pajak berdasarkan penghasilan neto, tarif pajak yang digunakan
adalah tarif umum berdasarkan tarif UU PPh Pasal 17, wajib menyampaikan SPT
- Subjek Pajak Luar Negeri
Dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di
Indonesia, dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto, tarif pajak yang digunakan
adalah tarif sepadan berdasarkan tarif UU PPh Pasal 26, tidak wajib menyampaikan SPT
Kewajiban pajak subjektif berdasarkan kapan mulai dan berakhirnya dijelaskan sebagai
berikut:
Soal Kasus
Nomor yang diambil (1, 3, dan 5)
1. Diketahui:
Tanpa Bonus
Ptkp = k/2
Gaji Pokok = Rp. 60.000.000,-
Tunjangan Keluarga = Rp. 2.500.000,-
Tunjangan Jabatan = Rp. 5.500.000,-
Jawab:
Jaminan Kecelakaan Kerja dibayar pemberi kerja = 0,4% x Rp. 60.000.000,- = Rp.
240.000,-
Jkm dibayar pemberi kerja = 0,5% x Rp. 60.000.000,- = Rp.
300.000,-
Pengurang:
Biaya Jabatan = Rp. 500.000,-
Iuran Jaminan hari tua = 2% x Rp. 60.000.000,- = Rp. 1.200.000
Iuran pensiun dibayar pekerja = Rp. 500.000,- +
Jumlah Pengurang = Rp. 2.200.000
Dengan Bonus
Ptkp = k/2
Gaji Pokok = Rp. 60.000.000 x 12
= Rp. 720.000.000
Bonus = Rp. 50.000.000
Tunjangan Keluarga = Rp. 2.500.000 x 12
= Rp. 30.000.000
Tunjangan Jabatan = Rp. 5.500.000 x 12
= Rp. 66.000.000
Jawab =
- Jaminan Kecelakaan Kerja Dibayar Pemberi Kerja = 0,4 % x 720.000.000
= Rp. 2.880.000
- Jaminan Kematian Dibayar Pemberi Kerja = 0,5 % x 720.000.000
= Rp. 3.600.000
Menghitung penghasilan bruto:
Gaji Pokok = Rp. 720.000.000
Bonus = Rp. 50.000.000
Tunjangan Keluarga = Rp. 30.000.000
Tunjangan Jabatan = Rp. 66.000.000
JKK dibayar pemberi kerja = Rp. 2.880.000
JKM dibayar pemberi kerja = Rp. 3.600.000 +
Penghasilan Bruto = Rp. 872.480.000
Pengurang:
Biaya Jabatan = Rp. 500.000 x 12
= Rp. 6.000.000
Iuran Jaminan Hari Tua dibayar pekerja = 2 % x 720.000.000
= Rp. 14.400.000
Iuran Pensiun dibayar pekerja = Rp. 500.000 x 12
= Rp. 6.000.000 +
Jumlah Pengurang = Rp. 26.400.000
PTKP = PTKP bagi wajib pajak pribadi + (PTKP pajak tambahan bagi wajib pajak
yang sudah menikah x 3)
= 54.000.000 + (4.500.000 x 3)
= 54.000.000 + 13.500.000
= Rp. 67.500.000
Jadi,
a. PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus = PPh pasal 21 atas gaji + PPh pasal 21 atas bonus
= Rp. 13.631.167 + Rp. 15.000.000
= Rp. 28.631.167,-
b. PPh pasal 21 atas gaji = PPh pasal 21 terutang setahun tanpa bonus : 12
= Rp.163.574.000 : 12
= Rp. 13.631.167,-
c. Pph pasal 21 atas bonus = PPh pasal 21 terutang setahun dengan bonus –
PPh pasal 21 terutang setahun tanpa bonus
= Rp. 178.574.000 – Rp. 163.574.000
= Rp. 15.000.000,-
2. Jawab:
- Menghitung total PKP
Pengasilah dari negara Singapura berupa laba usaha Rp. 1.500.000.000,-
Penghasilan dari negara Malaysia berupa laba usaha Rp. 3.000.000.000,-
Kerugian di negara Fillipina Rp. 2.500.000.000,-
Penghasilan dari dalam negeri berupa laba usaha Rp. 4.000.000.000,-
Jumlah penghasilan netto tidak sama dengan PKP karena terdapat kompensasi kerugian
atau oengurangan lain.
- Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di Luar Negeri untuk masing-masing negara
Kredit Pajak Luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) bagi PT. Batavia tahun 2013
dihitung sebagai berikut:
Total kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) Rp. 1.750.000.000,-
karena jumlah ini masih lebih rendah dibanding total PPh terutang (Rp.
1.000.000.000,-)
3. Diketahui:
- Kerugian fiskal PT. ABC Tahun 2005 : Rp. 1.150.000.00. Pada 5 Tahun berikutnya diketahui laba
rugi fiskal PT. ABC sebagai berikut:
- 2006 -> Laba Fiskal -> Rp. 50.000.000
- 2007 -> Rugi Fiskal -> Rp. 250.000.000
- 2008 -> Laba Fiskal -> Rp. 25.000.000
- 2009 -> Laba Fiskal -> Rp. 0 atau NIHIL
- 2010 -> Laba Fiskal -> Rp. 200.000.000 -> (batas 5 tahun kerugian dimulai dari 2005)
- 2011 -> Laba Fiskal -> Rp. 500.000.000
a. Perhitungan kompensasi kerugian sebagai berikut
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐹𝑖𝑠𝑘𝑎𝑙 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2005 −> 𝑅𝑝. 1.150.000.000
b. Sisa rugi fiskal pada tahun 2005 Rp. 875.000.000 yang masih tersisa pada akhir tahun 2010 tidak
boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal pada tahun 2011 karena jangka waktu lima tahun
yang dimulai sejak tahun 2005 berakhir pada tahun 2010. Untuk kerugian laba fiskal pada tahun
2007 boleh dikompensasikan dengan laba fiskal hingga tahun 2011 dan laba fiscal 2012.