Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS PENELITIAN DALAM KONSEP EBP

Dosen Pengampu : Rusbandi S.ST., M.Si


Mata Kuliah : keperawatan kritis
Di susun oleh : Kelompok 1 :
1. Anisa Maulani (181030100166)
2. Bella Visia (181030100176)
3. Delfi Sagita (181030100158)
4. Dinda Anisa (181030100337)
5. Fiscarina Wulandari (181030100334)
6. Indah Sari (181030100150)
7. Indri Fadiya (181030100152)
8. Irma Widia Ningsih (181030100145)
9. Khoerotun Nisa (181030100171)
10. Muchamad Muflih (181030100334)
11. Nur Halimah (181030100169)
12. Nur Yusia Berliani (181030100179)
13. Nurul Ayu Sekarwati (181030100148)
14. Sarah Sihombing (181030100160)
15. Yussi Rahayu (181030100155)

Kelas : 7E
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021
PENERAPAN EVIDENCE BASE PRACTICE KEPERAWATAN

Kasus 1
Dalam 6 bulan terakhir selalu terjadi penumpukan pasien di Instalasi Gawat Darurat sebuah
Rumah Sakit. Penumpukan terjadi bukan hanya karena jumlah kunjungan pasien yang
meningkat, tetapi juga karena keluarga pasien ikut masuk ke dalam ruag Tindakan IGD
tersebut
Penumpukan juga terjadi karena beberapa factor seperti tidak adanya informasi terhadap
keluarga pasien tentang prioritas penanganan pasien sehingga paien yang terlebih dahulu
datang menuntut untuk ditangani terlebih dahulu dibandingkan pasien yang datang
belakangan yang ditangani terlebih dahulu oleh petugas karena tingkat kegawatan nya.

Tugas kelompok :
Silahkan pecahkan masalah tersebut dalam kelompok melalui pnelitian dengan konsep EBP
menggunakan model settler dengan menerapkan 7 langkah penerapan EBP

Analisa ini digunakan dalam metode picot :


Populasi :
Terdapat sebuah rumah sakit diruangan igd di wilayah tangerang. Sampelnya adalah semua
perawat yang bekerja di ruangan igd dan informed consent peserta berdasarkan hasil sukarela
para perawat igd. Semua total peserta sekitar 30 orang.
Intervensi :
Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui penumpukan diruangan igd dan kurangnya
informasi terhadap keluarga pasien tentang prioritas igd. Dengan dilakukan role play pada
perawat idg Apakah dengn dilakukan pemberitahuan prioritas igd diukur dr tingkat
kegawatdaruratan dan memberi informasi untuk keluarga pasien harap menunggu diluar
untuk menghindari terjadinya penumpukan diruangan igd. Penelitian ini dilakukan dengan uji
validasi.
Comparison/ pembanding :
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa dengan dilakukan pemberitahuan pada pada pasien dan
keluarga pasien jauh lebih efesien dan efektif dibandingkan tidak ada pemberitahuan sama
dan peraturan.
Outcome :
Setelah dilakukan informasi kepada seluruh keluarga pasien, diharapkan keluarga pasien
mengerti dan mau mengikuti aturan yang sudah di buat oleh rumah sakit tersebut, apa yang
sudah di informasikan dengan perawat maupun tenaga kesehatan yang bertugas di igd.
Time :
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di igd
Faktor- faktor penyebab penumpukan di igd :
1. Banyaknya yang tidak mengerti triage pada IGD
2. Banyaknya keluarga pasien yang masuk ke dalam ruangan IGD sehingga banyaknya
penumpukan

Untuk menghindari penumpukan ada 3 opsi :


1. Membuat peraturan dan membuat poster tentang tahapan triage pada IGD dan
pemberitahuan hanya boleh satu keluarga pasien saja yang mendampingi
2. Dengan cara komunikasi terapeutik atau menyampaikan melalu verbal
3. Menggabungkan peraturan serta mengaplikasikan dengan menggunakan komunikasi
terapeuitk terhadap keluarga pasien dan pasien
Waktu :
Sekitar 2 bulan untuk melihat dengan metode tersebut apakah dapat mengurangi penumpukan
di igd.
Implementasi :
Katim dan tim lainnya membuat roleply dengan pilihan opsi tersebut.
1. Membuat peraturan dan membuat poster tentang tahapan triage pada IGD dan
pemberitahuan hanya boleh satu keluarga pasien saja yang mendampingi.

Setelah dilakukan uji roleply pada opsi pertama, keluarga pasien dan pasien mengerti
tetapi banyak sebagian yang masih belum mengerti karna kurangnya edukasi terhadap
triage igd, dan juga diperlukan komunikasi yang memadai untuk menjelaskan tahapan
triage, apakah tingkat kegawatdaruratan.

2. Dengan cara komunikasi terapeutik atau menyampaikan melalu verbal

Setelah dilakukan roleply dgn opsi ke dua, keluarga pasien mengerti tetapi banyak
sebagian yang masih belom mengerti karna tidak ada aturan yang berlaku dan tidak
ada pemberitahuan disetiap sudut apa itu triage? Menurut mereka bermodal
komunikasi tanpa ada peraturan bisa saja hanya permainan ruangan IGD.

3. Menggabungkan peraturan serta mengaplikasikan dengan menggunakan komunikasi


terapeutik terhadap keluarga pasien dan pasien.

Dengan opsi ke 3, ternyata dengan peraturan yang berlaku dan komunikasi yang baik
terhadap keluarga pasien dan pasien jauh lebih efektif dan Efesien hanya beberapa
keluarga pasien saja yang ingin masuk untuk mendampingin pasiennya tetapi setelah
ada aturan yang berlaku dan dijelaskan secara komunikasi terapeutik keluarga pasien
mengerti
Hasil penelitian :
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan IGD dengan kurung waktu 2 bulan apakah dengan
dilakukan Menggabungkan peraturan serta mengaplikasikan dengan menggunakan
komunikasi terapeuitk terhadap keluarga pasien dan pasien ruangan IGD jauh lebih kondusif
dari sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai