1. Tujuan
1.1 Mengetahui, memahami dan dapat melakukan uji tarik yang benar
pada suatu material.
1.2 Mengetahui sifat-sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik.
2. Metodologi Percobaan
2.1 Spesimen
1. Baja AISI 1040
2. Aluminium Alloy 2024
3. Hasil Percobaan
3.1 Data hasil percobaan
Setelah dilakukan percobaan uji tensile maka diperoleh data-data
yang disajikan pada tabel berikut
Tabel 3.1 Tabel hasil percobaan tensile test
2. Perhitungan P dan ∆l
∆ln= Xn x skala X
∆l1= X1 x skala X
∆l1= 1 x 0,478 kN = 0,478 kN
Pn = Yn x skala Y
P1 = Y1 x skala Y
P1 = 1 x 1,625 kN = 1,625 kN
3. Perhitungan σt
P 1,625 N
σt = = x 1000 = 13,9 Mpa
Ao 116,9 mm2
4. Perhitungan εt
∆ l 0,478 mm
εt = = = 0,01
lo 52,6 mm
5. Perhitungan σs
σs = σt (1 + εt)
σs = 13,9 (1 + 0,01) = 14,03 Mpa
6. Perhitungan εs
εs = ln (∆L +L0)/L0
= ln (53,08/52,6)
= 0,01
3.2.2 Perhitungan Aluminium
1. Perhitungan skala X dan Y
l 1−lo 7,4
Skala x = =
jmlah titik pada sumbu x 20
= 0,37 mm/satuan
Pmax 70,8 kN
Skala y = =
jmlah titik pada sumbu y 43
= 1,64 kN/satuan
2. Perhitungan P dan ∆l
∆ln= Xn x skala X
l1= X1 x skala X
∆l1= 1 x 0,37 = 0,37 kN
Pn = Yn x skala Y
P1 = Y1 x skala Y
P1 = 1 x 1,64 kN = 1,64 kN
3. Perhitungan σt
P 1,64 kN
σt = = x 1000 = 7,8 Pa
Ao 211,24 mm 2
4. Perhitungan εt
∆ l 0,37 mm
εt = = = 0,01
lo 51 mm
5. Perhitungan σs
σs = σt (1 + εt)
σs = 7,8 (1 + 0,01) = 7,8 Pa
6. Perhitungan εs
εs = ln (∆L +L0)/L0
= ln (51,37/51)
= 0,01
4. Pembahasan
Setelah dilakukan perhitungan mengenai tegangan regangan baik teknik
maupun sebenarnya maka akan ddidapat grafiknya.
4.1 Pembahasan Perbandingan Grafik Tegangan – Regangan Teknik dan
Sebenarya
600
500
400
300
200
100
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
Regangan
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
00 01 02 03 04 05 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 14
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
Regangan
Pada grafik tegangan dan regangan sebenarnya dapat dilihat bahwa grafik
cenderung naik. Hal ini dapat terjadi karena tersebut dikarenakan pada tegangan
regangan teknik yang digunakan untuk menghitung tegangan adalah luas
sebenarnya sehingga semakin besar bebannya semakin kecil luasannya dan
semakin besar tegangannya sehingga grafik tegangan regangan sebenarnya akan
terus naik. Strength atau kekuatan suatu material dalam menerima beban dapat
kita lihat pada grafik tegangan-regangan teknik. Baja dikatakan memiliki
kekuatan lebih besar daripada alumunium karena pada grafik diatas baja memiliki
UTS (Ultimate Tensile Strength) yang lebih tinggi. Toughness atau ketangguhan
suatu material dapat dilihat melalui besarnya luasan dibawah grafik hingga
material patah. Baja memiliki ketangguhan yang lebih dibandingkan alumunium.
Ductility atau keuletan dapat dilihat dari panjang grafik setelah mencapai yield
point hingga patah. Dalam kasus ini alumunium lebih ulet dibandingkan
baja.Stiffness atau kekakuan dapat dilihat dari kemiringan grafik pada kondisi
proporsional. Semakin tegak grafik maka material dikatakan semakin kaku.
Sehingga baja lebih kaku daripada alumunium, sebaliknya alumunium dikatakan
lebih elastis daripada baja. Sifat mekanik Elasticity menjelaskan bahwa semakin
landai grafik proporsionalnya maka semakin elastis. Kemudian sifat lainnya
adalah Plasticity, Plasticity dapat dilihat melalui besar daerah plastis, dalam
grafik terlihat bahwa baja lebih plastis daripada alumunium. Kemudian sifat
mekanik terakhir adalah Resillience yang didefinisikan sebagai besar energi yang
dapat diserap oleh material sebelum patah, sehingga dapat dilihat dari besar luasan
dibawah grafik, dalam hal ini Baja lebih unggul dibandingkan alumunium.
4.3 Pembahasan Grafik Tegangan – Regangan Sebenarnya dan Teknik Untuk Baja
dan Aluminium
800.0
700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
regangan sebenarnya
700.0
tegangan teknik (Mpa)
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
regangan teknik
1. Dari hasil praktikum dan data yang diperoleh dapat kita ketahui bahwa
material baja lebih kuat dari pada Aluminium karena baja mampu
menerima beban lebih besar
2. Sedangkan pada aluminium memiliki keuletan (ductility) yang ledih tinggi
dari pada baja.
3. Sifat mekanik bahan yang dapat ditentukan melalui percobaan ini
diantaranya strength, toughness, stiffness, ductility, elasticity, plasticity dan
risilience. Dari ketujuh sifat mekanik tersebut, melalui perbandingan grafik
disimpulkan bahwa Alumunium unggul pada sifat plastisitas dan keuletan,
sedangkan untuk sifatlainnya baja lebih unggul dibandingkan alumunium.
4. Baja juga memiliki ketangguhan lebih besar daripada aluminium.
5. Tegangan-regangan teknik menunjukan kurva yang lebih rendah
dibandingkan tegangan-regangan sebenarnya karena pada dasarnya kedua
kurva tersebut memiliki fungsi masing – masing. Kurva tegangan-regangan
teknik pada umumnya digunakan pada saat mendesain sebuah alat yang
tidak boleh mengalami deformasi plastis. Kurva tegangan-regangan
sebenarnya pada umumnya digunakan pada saat pembuatan alat agar pada
saat tegangan teknik mencapai tegangan plastis, alat yang dibuat tidak
mengalami deformasi plastis.