Anda di halaman 1dari 14

BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar CoronavirusDisease (Covid-19)

2.1.1 Definisi Coronavirus Disease

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak

bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.Struktur

coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan

virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan

merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam

penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan

reseptornya di sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan

secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid

dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-

ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam

menonaktifkan virus (Wang, 2020; Korsman, 2012, Dalam Yuliana, 2020).

2.1.2 Patogenesis dan patofisiologi

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.Coronavirus

menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan

penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.Coronavirus

disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke

manusia.Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai

vektor untuk penyakit menular tertentu.Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus.Coronavirus pada kelelawar

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS)

dan Middle East respiratory syndrome (MERS) (PDPI,2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya.Virus tidak bisa

hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan sel host

sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai

oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.5 Protein S penentu utama dalam

menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya (Wang, 2020). Pada studi SARS-

CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-

converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal,

nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa,

hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri

vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen

dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus

RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.Tahap selanjutnya

adalah perakitan dan rilis virus (Fehr, 2015).Berikut gambar siklus hidup virus

(gambar1).Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).Setelah itu

menyebar ke saluran napas bawah.Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari

saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal

setelah penyembuhan.Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari

(PDPI, 2020).

2.1.3 Manifestasi klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.Gejala klinis

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain

itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal

seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam

satu minggu.Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS,

syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksidanperdarahan atau disfungsi

sistem koagulasi dalam beberapa hari.Pada beberapa pasien, gejala yang muncul

ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.Kebanyakan pasien memiliki prognosis

baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.Berikut sindrom

klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.(PDPI, 2020).Berikut sindrom klinis yang

dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020)

2.1.3.1 Tidakberkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan.Gejala yang muncul berupa gejala yang

tidak spesifik.Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan

nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu

diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises

presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus

ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan pada kondisi ini pasien

tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

2.1.3.2 Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam,batuk dan sesak. Namun tidak ada

tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat di tandai

dengan batuk atau susah bernafas.

2.1.3.3 Pneumonia Berat. Pada Pasien Dewasa :

▪ Gejala yang muncul di anatarnya Demam atau curiga infeksi jalan nafas

▪Tanda yang muncul yaitu Takipnea (frekuensi napas:˃30×/menit),

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


Distrespernapasan berat atau saturasi oksigen pasien˂90% udara luar,26

2.1.4 Penegakan Diagnosis

Pada anamnesi gejala yang dapat ditemukan yaitu,tiga gejala utama: Demam,Batuk

kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernafas atau sesak.

2.1.4.1 Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek/possible

1. seseorang yang mengalami:

a. Demam (≥38◦C) atau riwayat demam

b. Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan

c. Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran radiologis

(pada pasien immunocompromised presentasi kemungkinan atipikal) dan disertai

Minimal satu kondisi sebgai berikut:

▪ Memiliki riwayat perjalanan ke tiongkok atau wilayah/ negara yang terjangkit

Dalam 14 hari sebelum timbul gejala

▪ Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala yang sama setelah merawat pasien

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) berat yang tidak ketahui penyebab/

Etiologi penyakitnya tanpa memperhatikan riwayat bepergian atau tempat

Tinggal.29

2.Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingakat keparahan ringan sampai berat dan

Salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:

a. Kontak erat dengan pasien terkonfirmasi atau probable COVID-19, atau

b. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah terindentifikasih) atau

c. Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus terkonfirmasi

Atau probable infeksi COVID-19 di tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit

d. Memiliki riwayat perjalan ke wuhan dan memiliki demam (suhu≥38◦C0 atau

Riawayat demam.29

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


2.1.4.2 Orang dalam pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tan pneumonia yang

Memiliki riwayat perjalan ke tiongkok atau wilayah/negara terjangkit, dan tidak

memiliki satu atau lebih riwayat paparan di antaranya:

a. Riwayat kontak erat dengan kasus terkonfirmasi COVID-19

b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasie

terkonfirmasi COVID-19 di tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai

dengan perkembangan penyakit)

c. Memiliki riwayat kontak denga hewan penular (jika hewan penular sudah

teridentifikasi) di tiongkok atau wilayah/negara yang terjangit (sesuai dengan

perkembangan penyakit)

d. Kasus probable

Pasien dalam pengawasan yang di periksakan untuk COVID-19, tetapi inkonklusif

Atau tidak dapat di simpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-

Coronavirus atau beta-coronavirus. 29,30

e. Kasus terkonfirmasih

Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19

2.1.5 Pemeriksaan penunjang (PDPL,2020)

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks, pada pencitraan

dapat menunjukan opasitas bilateral, subsegmental,loal atau kolaps paru atau nodul

Tampilan groundglass

2. Pemerikasaan spesimen

▪ Saluran napas atas dengan swab tenggorokan (nasofaring dan orofaring)

▪ Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan

endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


3. Bronkoskopi

4. Fungsi pleura sesuai kondisi

5. Pemeriksaan kimia darah

6. Biarkan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas, (sputum,

bilasan bronkus, dan cairan pleura) dan darah.26,27 kultur darah untuk bakteri di

lakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi

antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah) 26

7. Pemerikasaan feses dan urin (untuk investigasi kemungkinan penularan)

2.1.6 Tatalaksana Umum

1. Isolasi pada semua kasus sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan

maupun sedang

2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)26

3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit27

4. Suplementasi oksigen

Pemberian terapi oksigen kepada pasien dengan, Distress napas, Hipoksia dan syok

Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan target Sp02≥90% pada pasien tidak

hamil dan ≥92-95% pada pasien hamil

5. Kenali kegagalan napas hipoksia berat

6. Terapi cairan

Terapi cairan konservatif di berikan jika tidak ada bukti syok pasien dengan SARI

Harus di perhatikan kondisi distress napas atau oksigenasi. Monitoring

keseimbangan cairan dan elektrolit

7. Pemberian antibiotik empiris

8. Terapi simplomantik

Terapi simplomantik di berikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainya jika di

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


perlukan

9. Pemberian kortikoteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia

Viral atau ARDS selain ada imdikasi lain

10. Observasi ketat

11. Pahami komorbid pasien

Saat ini belum ada penelian atau bukti tatalaksana spesifik pada COVID-19. Belum

ada tatalaksana anti viral atau infeksi coronavirus yang terbukti efektif. Pada studi

terhadap SARSCoV, kombinasi lopinavir dan ritonavir di kaitkan dengan memberi

manfaat klinis. Saat ini penggunaan lopinavir dan ritonavir masih di teliti terkait

efektifitasdan keamanan pada infksi COVID-19. Tatalaksan yang belum teruji/

terlisensi hanya boleh diberikan pada situasi uji klinis yang di setujui oleh komite

etik atau melalui monitored emergencyuse of Unregistered Interventions

Framework (MEURI), dengan pemantauan ketat. Selain itu saat ini belum ada vaksin

mencegah pneumonia COVID-19 ini (PDPI,2020).

2.2 Konsep Dasar Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Definisi Pengetahuan merupakan hasil dan terjadi setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaidera

manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran,penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga, pengetahuan

merupakan unsur penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan seseorang.

Pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah di pelajari sebelumnya

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


Mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

Di pelajari atau rangsangan yang di terima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami di artiakan sebagai sesuatu untuk menjelasakan secara benar tentang

Objek yang di ketahui akan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

Benar Seperti menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguanakan materi yang telah di

Pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Disini diartikan sebagai

Aplikasi.

Atau penggunan hukum-hukum, rumus, metode,prinsip, dan sebagainya.

4. Analisa (analysis)

Analisa diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek

Kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi masih

dalam ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis di artikan kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian di

Dalam Suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain adalah sesuatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluaction)

Evaluasi diartikan sebagai kemapuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

Materi Objek yang di dasarkan pada kriteria-kriteria yang ada.Misalnya

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


membandingkan, menafsirkan dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang ingin di ukur.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmojo,2007 dalam

firman,2018)

2.2.2.1 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemapuan

di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses beslajar,makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerimah informasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi

akan cendrung untuk mendapatkan informasih, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasih yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang di dapat tentang keehatan. Pengetahun sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana di harapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu di tekankan bahwa

seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengatuhan rendah

pula.Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh di pendidikan

formal.Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga menganduang dua aspek

yaotu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang di ketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut.

2.2.2.2 Media Massa/Informasi

Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa

pila pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasih baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru

bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut..

2.2.2.3 Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang di lakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah

yang di lakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menemukan tersedianya suatu fasilitas yang di perlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.2.2.4 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya intraksi timbal balik ataupun tidak yang akan di respon

sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

2.2.2.5 Pengalaman Pengetahuan

Dapat di peroleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


2.2.2.6 Usia

Usia mempengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakkin membaik. Pada usia tengah

(41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah di capai pada

usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (˃60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi

dan hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana,

semakin banyak informasi yang di jumpai dan sehingga menambah pengetahunya

(Cuwin, 2009 dalam firman, 2018).

2.2.2.6 Pengukuran pengetahuan

Pengetahuan dapat di lakukan dengan cara wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ukur dapat kita sesuaikan

dengantingkatan-tingkatan di atas.

(Nursalam, 2008 dalam firman, 2018) : tingkat pengetahuan baik bila skor ˃ 75% -

100% tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75% Tingkat pengetahuan kurang

bila skor ˂56%.

2.3 Konsep Dasar Sikap

2.3.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus atau objek.Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari hari merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap tidak dapat dilihat

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


tetepi dapat ditafsirkan terlebih terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup

(Induniasi,2017. Dalam iswan 2019 ).

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk merespon, baik secara positif maupun

negatif, terhadap seseorang, situasi, ataupun suatu objek tertentu, (iswan 2019).

2.3.2 Tingkat Sikap

2.3.2.1 Menerima (receiving)

Menerima diartikan bawah orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

2.3.2.2 Merespon (responding)

Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

2.3.2.3 Menghargai (valiuing)

Menghargai diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

2.3.2.4 Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Secara

langsung dapat dinyatakan bagaimana bgimna pendapat atau penyataan responden

terhadap suatu objek.

Sikap didasarkan pada :

1. Sikap terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana penilaian atau pendapt

seseorang terhadap gejala atau tanda penyakit, penyebab, penularan, dan

pencegahan.

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehatdan cara hidup sehat, adalah

penilaian atau pendapat seseorang terhadap memelihara dan cara-cara

(berperilaku) hidup sehat.

Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur


2.5 Kerangka Teori

Konsep Dasar Coronavirus Disease


1. Definisi coronavirus Disease
2. Patogenesis dan patofisiologi
coronavirus disease
3. Manifestasi klinis coronavirus
disease
4. Penegakan diagnosis coronavirus
disease
5. Pemeriksaan penunjang coronavirus
disease
6. Tatalaksana umum coronavirus
disease

HUBUNGAN PENGETAHUAN Konsep Dasar Sikap


DAN SIKAP DENGAN 1. Definisi sikap
KEJADIAN PENYEBARAN COVID-19 2. Tingkatan sikap
DI BILALANG SATU KECAMATAN
KOTAMOBAGU UTARA

Konsep Dasar pengetahuan

1. Definisi pengetahuan
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
3. Pengukuran pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai