Anda di halaman 1dari 5

ama rngus Hena

15k Modern Chapter


) Momen iners a ebuah ompaci d sekar 0 k m
a nukan anarMOmen tutn L 1 w ke tika MaCt
de ke epcacn m 435 ev/mn
a
b emukan erkraan Anapn mCmentu homer

Jawas
1 (mome mCrsia O K m
3 5 /min W 9 rev/mm-1 .
Go

24,5 Tre/

a(L)(anaular Mnentum 1w
okgm 34.5 nre v
245

nkontanta plank1.0S lc Js tofs io

R12, io
EKSPERIMEN
Percobaan Stern-Gerlach adalah percobaan yang ditemukan pada tahun 1922 yang
namanya berasal dari Otto Stern dan Walther Gerlach, adalah percobaan yang meneliti defleksi
partikel elementer. Percobaan ini sering digunakan untuk menunjukkan prinsip dasar mekanika
kuantum. Percobaan Stern-Gerlach dapat digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa elektron
dan atom memiliki sifat-sifat kuantum intrinsik, dan bagaimana pengukuran dalam mekanika
kuantum memengaruhi sistem yang sedang diukur.

Dalam percobaan Stern-Gerlach, seberkas partikel dikirimkan melalui medan magnet tidak
homogen, dan kemudian defleksinya diamati. Hasilnya menunjukkan bahwa partikel tersebut
memiliki momentum sudut intrinsik yang analog dengan momentum sudut sebuah objek klasik
yang berputar seperti gasing (spinning). Namun nilai momentum sudut ini hanya mengambil nilai-
nilai tertentu yang terkuantisasi.
Percobaan ini biasanya dilakukan dengan partikel yang netral atau atom. Ini
menghindarkan defleksi besar terhadap orbit sebuah partikel bermuatan yang bergerak melalui
medan magnet dan memungkinkan efek yang terjadi akibat spin mendominasi. Bila partikel
tersebut diperlakukan sebagai dipol klasik yang berotasi, akan terjadi presesi dalam medan magnet
karena torsi yang dikerahkan oleh medan magnet terhadap dipol tersebut. Bila partikel tersebut
bergerak melalui medan magnet homogen, torsi akibat medan magnet yang dikenakan terhadap
ujung-ujung dipol akan saling melenyapkan, dan lintasan partikel tersebut tidak terpengaruh.
Namun bila medan magnet tersebut tidak homogen, gaya pada salah satu ujung dipol akan lebih
besar daripada gaya terhadap ujung lain, sehingga ada gaya netto yang membelokkan lintasan
partikel.
Bila partikel tersebut merupakan objek berputar klasik, kita akan memperkirakan distribusi
spin vektor momentum sudutnya acak dan kontinu. Tiap partikel akan dibelokkan dengan gaya
yang berbeda-beda, dan menghasilkan distribusi mulus di layar detektor. Namun pengamatan
menunjukkan bahwa partikel yang melewati peralatan percobaan Stern-Gerlach dibelokkan ke atas
atau ke bawah dalam jarak tertentu. Hasil ini menunjukkan momentum sudut spin terkuantisasi
(hanya dapat mengambil nilai-nilai diskret), sehingga tidak ada distribusi kontinu dari momentum
sudut yang mungkin.
Bila percobaan ini dilakukan menggunakan partikel bermuatan seperti elektron, akan ada
gaya Lorentz yang cenderung membengkokkan lintasan dalam bentuk lingkaran. Gaya ini dapat
dilenyapkan menggunakan medan listrik dengan kekuatan yang sesuai, dengan orientasi tegak
lurus terhadap arah partikel bermuatan tersebut. Elektron adalah partikel dengan spin-1⁄2. Partikel
seperti ini hanya memiliki dua nilai momentum sudut yang diukur sepanjang sembarang sumbu,
+ħ/2 atau −ħ/2. Bila nilai ini naik karena partikel berotasi layaknya planet, masing-masing partikel
haruslah berotasi sangat cepat yang tidak mungkin. Bahkan bila jari-jari elektron sebesar 14 nm
(jari-jari elektron klasik), permukaannya haruslah berotasi dengan kecepatan 2,3×1011 m/s.
Kecepatan rotasi permukaan ini akan melebihi laju cahaya 2,998×108 m/s, dan karena itu tidak
mungkin.
Momentum sudut spin ini merupakan fenomena mekanika kuantum murni. Karena nilainya
selalu sama, nilai ini dianggap sebagai sifat intrinsik elektron, dan karena itu disebut sebagai
"momentum sudut intrinsik" (untuk membedakannya dengan momentum sudut orbital, yang dapat
bervariasi dan tergantung kepada kehadiran partikel lain).
Untuk elektron ada dua nilai yang mungkin buat momentum sudut spin yang diukur
sepanjang sebuah sumbu. Hal ini juga berlaku untuk proton dan neutron, yang merupakan partikel
komposit yang terdiri atas tiga kuark (yang masing-masingnya merupakan partikel spin-1⁄2).
Partikel lain memiliki nilai-nilai spin yang mungkin.
Untuk memerikan percobaan menggunakan partikel spin +1⁄2 secara matematis, lebih
mudah menggunakan notasi bra-ket dari Dirac. Bila partikel melewati peranti Stern-Gerlach,
mereka "diamati". Aksi pengamatan ini dalam mekanika kuantum setara dengan pengukuran.
Peranti pengukuran ini adalah detektor, dan dalam hal ini kita dapat mengamati salah satu dari dua
nilai yang mungkin, yaitu spin atas dan spin bawah. Ini dideskripsikan oleh bilangan kuantum
momentum sudut j, yang dapat bernilai salah satu, +ħ/2 ata −ħ/2. Pengamatan (pengukuran) ini
berkorespondensi dengan operator Jz.
Konstanta c1 dan c2 adalah bilangan kompleks. Kuadrat dari nilai mutlaknya, (|c1|2 dan
|c2|2) menentukan probabilitas menemukan salah satu dari dua nilai j yang mungkin. Konstanta
ini juga harus dinormalisasi agar probabilitas menemukan salah satu nilai ini adalah 1. Namun,
informasi ini tidak cukup untuk menentukan nilai c1 dan c2, karena keduanya mungkin saja
bilangan kompleks. Karena itu pengukuran hanya menghasilkan nilai mutlak nilai konstanta.
Pada percobaan ini, terdapat beberapa komponen, yakni : 1. Furncae atau tungku yang
berfungsi untuk menghasilkan atom perak 2. Magnet, dengan bentuk yang membuat medan
magnet menjadi tidak homogen 3. Dan bidang pada sisi lain tungku sebagai tempat menempelnya
elektro untuk diamati.

IMPLEMENTASI
Salah satu implementasi dari eksperimen ini adalah penemuan Magnetic resonance
imaging (MRI), dimana penemuan ini berdasarkan eksperimen stern garlech yang dikembangkan
lagi oleh isidor rabi. Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik
adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk
menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Gambar dari hasil MRI dapat membantu
dokter mendiagnosis berbagai masalah seputar kesehatan seseorang.

Pada tes MRI, bagian tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin yang memiliki
kekuatan magnet yang sangat kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI adalah foto digital yang
dapat disimpan di komputer dan dicetak untuk dipelajari lebih lanjut. Gambar dari hasil pemeriksaan MRI
juga cenderung lebih detail jika dibandingkan dengan CT- Scan. Selain untuk membantu dokter
mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan MRI juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu
langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi. MRI umumnya dilakukan pada beberapa bagian
tubuh, seperti otak dan saraf tulang belakang, jantung dan pembuluh darah, tulang dan sendi, payudara, dan
lain-lain.
Berikut merupakan cara kerja MRI dengan contoh melihat keadaan otot:
1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang
berkekuatan tinggi.
2. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan
magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal.
Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang
mengelilingi pasien.
4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.

Anda mungkin juga menyukai