Anda di halaman 1dari 11

Makalah asuhan kebidanan persalinan fisiologis

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN KALA II SESUAI


LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN

Disusun :
Kelompok 4
Maulida
Gusti Devi Ana

Dosen pembimbing :
ITA SUSANTI , S.ST.,M.Keb

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PROFESI BIDAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Buku Ajar dengan judul “Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Managemen
Nyeri Persalinan”. Buku Ajar ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan bagaimana asuhan
pelayanan persalinan dan tuntutan berbagai kalangan dalam melakukan asuhan Persalinan. Buku
Ajar ini ditulis berdasarkan Kurikulum Nasional Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan.
Fisiologis. Buku Ajar Asuhan Persalinan ini ditujukan kepada mahasiswa kebidanan, praktisi
bidan serta pengajar kebidanan agar lebih mudah dalam memahami dan menerapkan asuhan
kebidanan dalam nifas. Melalui penulisan Buku Ajar ini, Penulis mengharapkan kepada semua
pembaca atau pengguna agar setelah mempelajari dan memahami Buku Ajar ini memiliki
kemampuan khusus sebagaimana tertera dalam tujuan instruksional setiap bab buku ini.
Penulis menyadari Buku Ajar ini masih sangat jauh dari sempurna. Penulis selalu
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan yang membangun, demi
penyempurnaan Buku Ajar ini. Semoga Buku Ajar ini bermanfaat bagi mahasiswa, praktisi
bidan, pengajar dan segenap pembaca.

Banda Aceh, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulis................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Status persalinan (pemeriksaan fisik)................................................................ 2

2.2 Status Aktivitas Persalinan............................................................................... 5

2.3 Nyeri/Psikologi/Status ibu................................................................................ 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada proses ini
terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir. Tujuan dari pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang
aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu dan bayi
sering terjadi terutama saat proses persalinan.

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu 208/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) 26/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi
sebesar 12/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) tujuan ke 5 yaitu meningkatkan
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3⁄4
resiko jumlah kematian ibu atau 102/100.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk
mewujudkan target tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

1.2 Rumuan Masalah


1. Apa saja perubahan fisik pada saat persalinan?
2. Bagaimana proses persalinan berlangsung?
3. Apa yang dimaksud persalinan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian persalinan.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Status persalinan (pemeriksaan fisik)

1. Mempersiapkan Pasien
Asuhan persalinan normal yang dipersiapkan wanita hamil adalah pikiran dan mental
yang positif, yaitu berkeyakinan bahwa melahirkan adalah proses normal dari seorang wanita.
Wanita hamil yang siap melahirkan juga memerlukan asupan makanan dan cairan yang cukup.
Selain itu, yang juga penting bagi wanita yang hendak menjalani asuhan persalinan normal
adalah mendapat dukungan emosional dari suami dan keluarga. Saat tanda persalinan telah
muncul, maka pasien dipersiapkan pada posisi nyaman di tempat tidur di dalam ruang persalinan.

2. Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam tindakan asuhan persalinan normal secara keseluruhan
terbagi untuk peralatan untuk persalinan dan peralatan untuk resusitasi bayi. Secara umum
diperlukan sebuah ruang khusus untuk bersalin yang memiliki tirai pembatas antara pasien dan
meja bersalin yang dapat membantu pasien dalam posisi setengah duduk dan litotomi. Alat yang
perlu disiapkan selama persalinan normal adalah :
1. sarung tangan yang terdiri dari sarung tangan bersih, sarung tangan steril, dan sarung
tangan panjang steril untuk manual plasenta
2. apron panjang dan sepatu boot
3. kateter urin
4. spuit, intravenous catheter, benang jahit
5. cairan antiseptik (iodophors  atau chlorhexidine)
6. partus set, terdiri dari klem arteri, gunting, gunting episiotomi, gunting tali pusat, klem
tali pusat, spekulum, forsep kain bersih untuk bayi serta obat obatan yang di butuhkan
pada masa persalinan.

3.Posisi
Pada kala I, kontraksi uterus akan dirasakan semakin sering dan kuat sehingga ibu hamil
dapat dibiarkan di tempat tidur dengan posisi sesuai keinginan ibu agar merasa nyaman. Namun,
dapat disarankan agar ibu berbaring miring ke kiri bila punggung janin ada di sebelah kiri.

2
Setelah pembukaan lengkap dan memasuki kala II, ibu sebaiknya berada di meja bersalin agar
dapat diposisikan setengah duduk dan litotomi. Posisi ini dipertahankan hingga janin dan
plasenta dilahirkan. Memasuki kala IV, ibu dapat berbaring kembali atau duduk untuk memulai
inisiasi menyusui dini.

4. Persiapan ibu dan keluarga


Persiapan untuk ibu dengan memberikan asuhan sayang ibu untuk kala II dengan cara
memberikan penjelasan:
1. Suami/keluarga tetap mendampingi ibu selama proses persalinan.
2. Keluarga terlibat dalam memberikan asuhan, misalnya ibu berganti posisi, rangsangan
taktil, memberikan makan atau minum, teman bicara ataupun memberikan dukungan dan
semangat.
3. Menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan.
4. Ibu harus tenang dan minta untuk menyampaikan apa diinginkan agar bisa dibantu.
5. Ibu dapat ibu memilih posisi yang paling nyaman untuk proses melahirkan.
6. Bila pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran bila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran. Jangan menganjurkan meneran berkepanjangan dan menahan nafas dan
anjurkan beristirahat diantara kontraksi.

5. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi


1. Persiapan untuk pencegahan kehilangan panas berlebihan harus disediakan
2. sebelum bayi dilahirkan dengan memastikan tempat bersih dan hangat (minimal
3. 25oC).
4. Disiapkan selimut bayi kering dan bersih.

A. Prosedur pada kala II

Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir. Pada kala
ini pasien dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan, yaitu mengejan bersamaan
dengan kontraksi uterus. Proses fase ini normalnya berlangsung maksimal 2 jam pada primipara,
dan maksimal 1 jam pada multipara. Tindakan persalinan normal pada kala II adalah:
1. Melahirkan kepala bayi

3
2. Jaga perineum dengan cara menekannya menggunakan satu tangan yang dilapisi dengan
kain kering dan bersih
3. Jaga kepala bayi dengan tangan sebelahnya agar keluar dalam posisi defleksi, bila perlu
dilakukan episiotomi
4. Periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher, jika terdapat lilitan maka dicoba untuk
melepaskannya melalui kepala janin, jika lilitan terlalu ketat maka klem dan potong tali
pusat
5. Persiapan melahirkan bahu bayi setelah kepala bayi keluar dan terjadi putaran paksi luar
6. Posisikan kedua tangan biparietal atau di sisi kanan dan kiri kepala bayi
7. Gerakkan kepala secara perlahan ke arah bawah hingga bahu anterior tampak pada arkus
pubis
8. Gerakkan kepala ke arah atas untuk melahirkan bahu posterior
9. Pindahkan tangan kanan ke arah perineum untuk menyanggah bayi bagian kepala,
lengan, dan siku sebelah posterior, sedangkan tangan kiri memegang lengan dan siku
sebelah anterior
10. Pindahkan tangan kiri menelusuri punggung dan bokong, dan kedua tungkai kaki saat
dilahirkan.

Saat proses melahirkan kala II ini, dilarang mendorong abdomen ibu karena dapat menyebabkan
komplikasi ruptur uteri.

4
2.2 Status Aktivitas Persalinan

Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu:


a. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.
b. Progesteron
Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Agar dapat mendiagnose persalinan, bidan harus memastikan perubahan serviks dan kontraksi
yang cukup.
a. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif
menipis dan membuka
b. Kontraksi yang cukup/adekuat, kontraksi yang dianggap adekuat jika:
 Kontraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung
sedikitnya 40 detik.
 Uterus mengeras selama kotraksi, sehingga tidak bisa menekan uterus dengan
menggunakan jari tangan.
Indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks.
Tanda-tanda persalinan sudah dekat:

 Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala janin sudah masuk pintu atas panggul yang 17 disebabkan oleh kontraksi Braxton
Hicks. Sedangkan pada multigravida kepala janin baru masuk pintu atas panggul saat
menjelang persalinan.
 Terjadinya his permulaan. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen
dan progesteron dan memberikan rangsangan oksitosin. Semakin tua kehamilan, maka
pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang, sehingga oksitosin
dapatmenimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

5
2.3 Nyeri/Psikologi/Status ibu

1. Proses persalinan dan kelahiran merupakan peristiwa fisiologis dan alamiah.

kebanyakan perempuan merasakan sebagai proses nyeri dan dianggap sebagai salah satu
peristiwa yang menyakitkan selama kehidupannya. Nyeri persalinan merupakan nyeri yang
kompleks, sensasi tidak enak/rasa sakit selama persalinan yang disebabkan kontraksi uterus,
tekanan pada serviks, kandung kemih dan usus oleh bagian terendah janin, peregangan dari jalan
lahir dan vagina, posisi janin, iskemi uterus, aliran darah miometrial, proses peradangan dari otot
uterus, aspek psikologis dan kontraksi uterus bawah serta kondisi isometrik tertentu.

Rasa nyeri saat bersalin dapat menimbulkan rasa khawatir, tegang dan kecemasan yang
akan meningkatkan sekresi adrenalin dan adrenocorticotropic hormone (ACTH), peningkatan
kadar kortisol serum, merangsang peningkatan katekolamin dan penurunan aliran darah yang
akan meningkatkan rangsangan dari panggul ke otak dan tegangan otot, aktivasi ini akan
meningkatkan persepsi nyeri. Persalinan dengan rasa nyeri terdapat 85- 90 persen pada seluruh
persalinan dan hanya 10-15 persen persalinan yang berlangsung tanpa nyeri. Persepsi tentang
nyeri atau toleransi nyeri bervariasi tergantung individu masing-masing, intensitas nyeri selama
persalinan memengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin.
Kondisi nyeri yang hebat pada proses persalinan membuat ibu takut menghadapi persalinan dan
menjadi alasan untuk meminta dilakukan tindakan operasi sesar meskipun tanpa indikasi medis.

 2. Status ibu anemia

Hasil penelitian menujukkan Perdarahan postpartum lebih banyak didapatkan pada


subjek yang mengalami anemia (80,43%), sedangkan subjek yang tidak anemia lebih sedikit
mengalami perdarahan postpartum (19,57%). Terdapat hubungan antara status anemia  pada ibu
hamil dengan kejadian perdarahan post partum, hal ini ditunjukkan dengan nilai p value = 0,005.
Analisis Risiko kejadian perdarahan post partum pada ibu hamil dengan status anemia 15.62 x
lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak anemia.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan (inpartu) dimulai saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
servix (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu yang
belum inpartu jika mengalami kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan serviks mencapai pembukaan
lengkap (10 cm), kala II dimulai ketika pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir  Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir  24 dengan pengeluaran lahirnya bayi. Kala III dan
IV persalinan disebut juga kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala III dan IV persalinan
merupakan kelanjutan dari kala I (kala pembukaan) dan kala II (kala pengeluaran bayi).
Tindakan untuk mencegah perdarahan pasca persalinan, deteksi awal penyulit, penatalaksanaan
penyulit dan rujukan yang sesuai.

7
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2012 Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar. Jakarta.

Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Pathologi. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai