PEMBELAJARAN IPS
“MODEL PEMBELAJARA IPS SD”
Disusun Oleh :
Nurul Hidayah : 2019642600033
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
penulis dapat menyusun makalah ini hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran IPS SD” ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran IPS MI. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
KATA PENGATAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.3 Tujuan..................................................................................................... 5
1.4 Manfaat................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................... 4
2.1 Pengertian model pembelajaran.............................................................. 6
2.2 Model pembelajaran IPS SD................................................................... 7
a. Model pembelajaran inkuiri................................................................ 7
b. Model pembelajaran role player........................................................ 10
c. Medel pembelajaran cooperative........................................................ 11
d. Model pembelajaran bermain peta..................................................... 13
e. Model pembelajaran CVT.................................................................. 14
f. Model pembelajaran reaonig and problem solving............................ 15
BAB 3 PEUTUP................................................................................................ 18
3.1 Keismpulan............................................................................................ 18
3.1 Saran...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran.
2. Untuk menjelaskan model-model pembelajaran IPS SD.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pembelajaran tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan- tujuan yang
telah diprogramkan maupun yang semula tidak diprogramkan.
3. Menurut Samatowa dalam bukunya yang berjudul Bagaimana
Membelajarkan IPA di SD, model pembelajaran dapat dikatakan sebagai
suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan
kurikulum, kursus- kursus, desain unit- unit pelajaran dan pembelajaran,
perlengkapan belajar, buku- buku pelajaran, buku- buku kerja program
multimedia, dan bantuan melalui program komputer.
4. Menurut Paul D. Eggen, disebutkan bahwa the moddel described as being
potentially large in scope, capable of organizing several lessons or a unit of
study. Artinya, model dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas
lingkupnya, yang mana ia mampu mengorganisasikan beberapa pelajaran
atau satuan pembelajaran.
5. Arends menyatakan the tern teaching model refers to a particular approach
to instruction that includes its goals , syntax , environment, system. Istilah
model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaannya.
7
mempertanyakan makna/arti tertentu yang menuntut seseorang
menampilkan kemampuan intelektual agar ide atau pemikirannya dapat
dipahami. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berangkat
dari asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya Sanjaya, 2006 (dalam Endah
Hendarwati, 2013:59-70).
8
aktivitas belajar siswa melalui model inkuiri ini bisa dijadikan salah satu
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dalam
mengembangkan pembelajaran IPS menjadi lebih menarik perhatian dan
minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi perubahan sikap dan
prilaku.
a. Merumuskan masalah
b. Membuat hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menganalisis data
e. Menguji hipotesis
f. Membuat simpulan
9
b. Model Pembelajaran Role Playing
g. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita
hidup
h. Agar memahami apa yang menajdi sebab dari sesuatu serta bagaimana
akibatnya
10
e. Pelaksanaan permainan
g. Permaninan berikutnya
d. Masalah masa lampau dan sekarang. Hal ini meliputi situasi yang kritis di
waktu lampau dan sekarang di mana para pejabat dan pemimpin politik
menghadapi berbagai permasalahan dan harus mengambil keputusan.
11
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat meragsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Model pembelajaran
kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh
Lorna Curran tahun 1994 (Taniredja, 2011: 106). Salah satu keunggulan
tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan." Make a Match"
atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu
siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal
sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi
poin. Pembelajaran kooperatif tipe make a match membawa konsep
pemahaman kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran yang
diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
12
4) setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya, misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan
dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
13
tempat di bumi seperti arah mata angin, meridian, paralel, belahan timur dan
barat; (b) skala, merupakan model atau gambar yang lebih kecil dari
keadaan yang sebenarnya; (c) lambang-lambang, merupakan simbo-simbol
yang mudah dibaca tanpa ada keterangan lain; (d) warna, menggunakan
berbagai warna untuk menyatakan hal-hal tertentu misalnya: laut, beda
tinggi daratan, daerah, negara tertentu dsb.
14
a. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group
evaluation)
Dalam teknik evaluasi diri dan evaluasi kelompok pesertadidik
diajak berdiskusi atau tanya-jawab tentang apa yang dilakukannya
serta diarakan kepada keinginan untuk perbaikan dan
penyempurnaan oleh dirinya sendiri:
1. Menentukan tema, dari persoalan yang ada atau yang
ditemukan peserta didik
2. Guru bertanya berkenaan yang dialami peserta didik
3. Peserta didik merespon pernyataan guru
4. Tanya jawab guru dengan peserta didik berlangsung terus
hingga sampai pada tujuan yang diharapkan untuk menanamkan
niai-nilai yang terkandung dalam materitersebut.
b. Teknik Lecturing
Teknik lecturing, dilalukan guru gengan bercerita dan mengangkat
apa yang menjadi topik bahasannya. Langkah-langkahnya antara
lain:
1. Memilih satu masalah / kasus / kejadian yang diambil dari buku
atau yang dibuat guru.
2. Siswa dipersilahkan memberikan tanda-tanda penilaiannya
dengan menggunakan kode, misalnya: baik-buruk, salah benar,
adil tidak adil, dsb.
3. Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau kelompok
kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan
dan argumentasi terhadap penilaian tersebut.
15
(1988), Siegel (1988), Paul (1989), dan McPeck (1981), yang disebut juga “the
Group of Five”. Ia menyimpulan bahwa ada tiga persetujuan substansi dari
kemampuan berpikir kritik. Pertama, berpikir kritis memerlukan sejumlah
kemampuan kognitif; kedua, berpikir kritis memerlukan sejumlah informasi
dan pengetahuan; dan ketiga, berpikir kritis mencangkup dimensi afektif yang
semuanya menjelaskan dan menekankan secara berbeda-beda. Tujuan berpikir
kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan
mengevaluasi pelaksaan atau praktik dari suatu pemikiran dan nilai tersebut.
Dan problem solving adalah upaya individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan
yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi, kemampuan pemecahan masalah dapat
diwujudkan melalui kemampuan reasoning.
Model reasoning and problem solving dalam pembelajaran memiliki
lima langkah pembelajaran, yaitu:
n. Membaca dan berpikir (mengidentifikasi fakta dan masalah,
memvisualisasikan situasi, mendeskripsikan seting pemecahan.
o. Mengeksplorasi dan merencanakan (pengorganisasian informasi,
melukiskan diagram pemecahan, membuat tabel, grafik, atau gambar).
p. Penyeleksi strategi (menetapkan pola, menguji pola, simulasi atau
eksperimen, reduksi atau ekspansi, dedukasi logis, menulis persamaan).
q. Menemukan jawaban (mengestimasi, menggunakan keterampilan
komputasi, aljabar, dan geometri).
r. Refleksi atau perluasan (mengoreksi jawaban, menemukan alternative
pemecahan, memperluas konsep dan generalisasi, mendiskusikan
pemecahan, memformulasikan masalah-masalah variatif yang orsinil).
16
dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Ada empat tahap proses pemecahan
masalah menurut Savage dan Amstrong sebagai berikut:
1) Mengenal adanya masalah;
2) Mempertimbangkan pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya;
3) Memilih dan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut; dan
4) Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun keunggulan metode problem solving, sebagai berikut:
a. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya.
Kelemahan metode problem solving, adalah sebagai berikut:
a. Beberapa pokok pembahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
b. Memerlukan advokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai calon tenaga pendidik terutama bagi guru harus
memahami lebih jauh mengenai strategi dan model pembelajaran efektif
untuk dipakai peserta didik. Maka dari itu tugas seorang guru harus
mempunyai keterampilan dalam memilih model pembelajaran yang tepat
bagi peserta didik. sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan
siswa belajar akan lebih antusias, tidak merasa bosan dan mampu mengubah
persepsi siswa terhadap mata pelajaran IPS akan lebih positif dan akan lebih
menyenangkan karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan
pembelajaran IPS.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Alfabeta.
Hendarwati, Endah.2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebaai Sumber
19