Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN SEJARAH

MASSA REFORMASI DI SMA

Oleh: Zulkarnain
Email: zulkarnain@uny.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kebijakan kurikulum sejarah Sekolah


Menengah Atas (SMA) pada masa Orde Lama. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan historis. Penelitian ini menggunakan
studi dokumen dan wawancara. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) selama kurun waktu 1945-1951, kurikulum sejarah SMA
masih menggunakan kurikulum AMS (Algemene Middelbare School). Sedangkan kebijakan
pemerintah terhadap kurikulum sejarah masa pemerintahan Orde Lama, lebih mengarah pada
kebijakan politik, dan dengan jelas orientasi materi lebih banyak mengarah pada doktrin
politik, ideologi bangsa, begitu juga dengan orde baru. Berbeda dengan oral dan orba,
kurikulum sejarah pada massa reformasi di mana kajiannya adalah kurikulum 1994
suplemen GBPP 1999, kurikulum 2004, 2006 dan kurikulum 2013, selain menempatkan
mata pelajaran sejarah pada kelompok mata pelajaran wajib serta peminatan, mata pelajaran
sejarah diberikan porsi lebih dibandingkan porsi pembelajaran pada kurikulum 2004.

Kata kunci: kebijakan, kurikulum sejarah masa reformasi, SMA

ABSTRACT

This study aims to find out: the history of high school curriculum policies during the
Orde Lama. The research method used is qualitative research using a historical approach.
This study uses document study and interview method. Data analysis using interactive
analysis models. The results showed that: (1) during the period 1945-1951, the high school
history curriculum still used the AMS curriculum (Algemene Middelbare School) which was
a curriculum inherited from the Dutch East Indies era. Whereas government policy towards
the history curriculum of the Old Order government was more directed towards political
policy, and clearly the orientation of the material was more directed towards political
doctrine, national ideology, as well as the new order. In contrast to Oral and Orba, the
historical curriculum in mass reforms in which the study is a 1994 curriculum supplement
of GBPP 1999, 2004,2006 curriculums and 2013 curriculum, in addition to placing historical
subjects in compulsory subjects and specialization, historical subjects are given a portion
more than the portion learning in the 2004 curriculum.

Keywords: policy, reformation history curriculum, high school

PENDAHULUAN sebagai sumber eksplanasi tentang


Kajian kurikulum dan materi perubahan dan kelangsungan kehidupan
pelajaran sejarah jika dilihat dari segi makhluk; 2) sejarah peradaban dan
historis maupun filosofis menurut Djoko kebudayaan sebagai sumber
Suryo (2005:2), sebaiknya bertolak pada pemahaman nilai dan makna
beberapa wilayah kajian yaitu: 1) sejarah kelangsungan dan perubahan hidup
pemikiran dan filsafat keagamaan manusia dalam berdialog dengan

1
2

lingkungan alam sekitar dan zamannya; menanamkan pengetahuan dan nilai-


3) sejarah nasional dan sejarah lokal nilai proses perubahan dan
atau sejarah Indonesia makro dan mikro perkembangan masyarakat Indonesia
merupakan landasan penting bagi proses dan dunia dari masa lampau hingga masa
revitalisasi dan rekonstruksi masyarakat kini (Djoko Suryo, 2005: 2). Oleh karena
bangsa dan negara bangsa masa kini dan itu, pembelajaran sejarah harus mampu
masa depan; 4) sejarah sosial atau mendorong siswa berpikir kritis-analisis
sejarah masyarakat atau sejarah dari dalam memanfaatkan pengetahuan
bawah (history from bellow) yang tentang masa lampau untuk memahami
berpusat pada golongan tertentu, kehidupan masa kini dan yang akan
organisasi kemasyarakatan, dan orang datang; mengembangkan kemampuan
kecil akan melengkapi gambaran intelektual dan keterampilan untuk
dinamika dan proses perkembangan memahami proses perubahan dan
masyarakat Indonesia secara luas dan keberlanjutan; dan berfungsi sebagai
lengkap serta kontinu; dan 5) sejarah sarana untuk menanamkan kesadaran
konstitusional Indonesia memberikan akan adanya perubahan dalam
landasan pemahaman tentang kehidupan masyarakat melalui dimensi
demokrasi dan pembentukan waktu (Djoko Suryo, 2005: 3).
masyarakat madani (civil society).
Dalam menyusun kurikulum
pendidikan sejarah atau standar isi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai dengan perubahan zaman, maka Penelitian kebijakan pendidikan
legalitas pendidikan sejarah dalam termasuk di dalamnya adalah kajian
kurikulum pendidikan nasional harus yang berhubungan dengan kurikulum
menekankan aspek-aspek penting sejarah dapat diklasifikasikan ke dalam
materi pelajaran sejarah, di mana penelitian dibidang kebijakan publik.
kurikulum harus menekankan: a) Pengklasifikasian penelitian kebijakan
pentingnya pembelajaran sejarah didasari berbagai argumentasi dan
sebagai sarana pendidikan bangsa; b) pertimbangan akademis di mana kajian
sebagai sarana pembangunan bangsa dan pembahasan kurikulum menurut
secara mendasar; c) menanamkan penulis selalu dijadikan sebagai pijakan
national consciousness dan oleh pemerintah selaku pengambil
Indonesianhood sebagai sarana kebijakan dalam menentukan arah
menanamkan semangat nasionalisme; d) pendidikan di suatu negara, hasil kajian
perspektif sejarah the past-present- analisis yang berhubungan dengan
future sebagai sarana menanamkan kebijakan kurikulum berimplikasi positif
semangat nasionalisme; e) historical terhadap kehidupan berbangsa dan
consciousness pada masa revolusi bernegara, serta aspek seperti
kemerdekaan, membentuk semangat penjaminan mutu, penyelenggara
nasionalisme dan solidaritas rakyat pendidikan serta aspek yang
dalam mempertahankan negara RI; f) berhubungan dengan pembiayaan
pengalaman sejarah bangsa sebagai pendidikan secara menyeluruh.
pengetahuan penting dalam Penjelasan ini sama dengan apa yang
penyelenggaraan pendidikan bangsa; g) dikatakan oleh Richart Elmore (baca
perlunya pengakuan pemerintah akan Elmore 1992:188), penelitian kebijakan
pentingnya pendidikan sejarah sebagai memerlukan kajian yang terorganisir
sarana untuk membentuk jati diri dan dengan baik, oleh karenanya antara
integritas bangsa; h) dan rumusan kajian kurikulum dan kebijakan politik
sejarah sebagai mata pelajaran yang kenegaraan bukan hanya dalam bentuk

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


3

action akan tetapi selalu berorientasi adalah kebijakan kurikulum baik itu
pada peristiwa dan penyederhanaan kurikulum pendidikan yang bersifat
guna menjawab persoalan tentang umum maupun kurikulum mata
kurikulum yang baik dan ideal. pelajaran sejarah dari periode satu ke
Peneliti sependapat dengan teori periode yang lainnya selalu
yang dikemukakan oleh Richar Elmore, menimbulkan pertentangan antara
oleh karenanya teori ini layak digunakan kelompok baik pro maupun kontra. Guna
sebagai salah satu teori pendukung menghindari konflik kebijakan yang
penelitian dalam rangka mempertajam berkepanjangan diperlukan suatu
data penelitian. Berdasarkan komparasi kearifan dari berbagai pihak yang dalam
data hasil penelitian dengan teori terori kebijakan publik dikenal dengan
kebijakan menurut penulis bahwa istilah politik kebijaksanaan atau
kebijakan pendidikan termasuk kajian dengan kata lain dikenal dengan istilah
yang berhubungan dengan kebijakan bahwa setiap “kebijakan membutuhkan
kurikulum mata pelajaran sejarah di kebijaksanaan” (Ripley 1985,40-41).
Sekolah Menegah Atas yang dikeluarkan Dalam kebijakan publik sering
oleh instrumen resmi kenegaraan kali kita mendengarkan istilah bahwa
berupa Kepres, Inpres maupun suatu bangsa dan kehidupan
kebijakan berupa Surat Keputusan dari kebangsaannya adalah hasil dari suatu
Menteri Pendidikan, merupakan hasil proses realisasi aspirasi dan perjuangan
dialogis dan uji publik dari naskah kelompok masyarakat dengan segala
akademis yang mengarah pada hambatan dan tantangan yang
kesepakatan dua lembaga kenegaraan dihadapinya, oleh karenanya sangat
yakni lembaga eksekutif dan legislatif. tepat jika kurikulum pendidikan sejarah
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa dapat diaplikasikan dalam sebuah
kebijakan publik yang berkaitan dengan proses pendidikan yang bermartabat
kajian pendidikan dan kurikulum tidak yang bisa digunakan sebagai sarana
akan pernah lepas dari politik pendidikan politik yang tepat dan ampuh
kekuasaan, kebijakan ini dengan serta dapat dikembangkan sebagai
sendirinya akan berimplikasi pada landasan berpikir yang positif tentang
kehidupan berbangsa dan bernegara kehadiran bangsa. Pembelajaran sejarah
dimasa kini maupun massa yang akan juga hendaknya dijadikan media
datang. pendidikan yang mencerminkan
Kebijakan di bidang kurikulum dinamika kehidupan politik dan aspek
sebagai sebuah keputusan dan kehidupan lainnya yang dapat dijadikan
kesepakatan bersama di bidang cermin bagi pengembangan kehidupan
pendidikan memiliki keterkaitan dengan bangsa masa kini dan masa yang akan
tata kehidupan masyarakat yang datang. Pendidikan sebagai upaya sadar
dilayani, antara subyek dan obyek dalam membangun insan yang cerdas
mengalami keterkaitan, antara pembuat spiritual, sosial, dan emosional sehingga
kebijakan dan pengguna kebijakan juga luaran yang dihasilkan akan menjadi
harus sinkron dan saling terkait satu pembina dan pembangun bangsa ke arah
dengan yang lainnya, oleh karenanya yang lebih bermartabat. Politik
kurikulum tidak mungkin menjadi pemerintah di suatu negara sangat
sebuah kebijakan publik apabila tidak dominan pengaruhnya terhadap
mendapat dukungan politik. perubahan kurikulum pendidikan,
Jika kebijakan yang dikeluarkan termasuk di dalamnya politik kurikulum
oleh lembaga politik yakni eksekutif sejarah Indonesia dengan segala
maupun legislatif termasuk di dalamnya

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


4

konsekuensi logis ke arah yang lebih penguasaan materi (content oriented).


baik. Permasalahan tersebut meliputi: beban
Perubahan kurikulum sebagai belajar siswa terlalu berat karena
representasi sebuah kebijakan banyaknya mata pelajaran dan
merupakan tindakan politik banyaknya materi/ substansi yang
kompromistis antara eksekutif dalam hal kurang relevan dengan tingkat
ini diwakili oleh pemerintah perkembangan berpikir siswa, dan
(Kementerian Pendidikan Nasional) dan kurang terkait dengan aplikasi
legislatif dalam hal ini sebagai kehidupan sehari-hari. Maka, dilakukan
representasi dari masyarakat yang penyempurnaan dengan
dipilih melalui proses pemilihan umum diberlakukannya suplemen kurikulum
yang demokratis, hal ini suatu 1994 (Sholeh Hidayat, 2013: 12).
penyelesaian di antara kepentingan yang Suplemen kurikulum 1994
saling bersaing, senada dengan pendapat dilakukan dengan mempertimbangkan
di atas, Taylor (1997: 13) Suatu prinsip penyempurnaan kurikulum,
kebijakan kurikulum adalah dinamis yaitu: pertama, penyempurnaan
dan interaktif, dan bukan hanya kurikulum secara kontinu yang
seperangkat suruhan atau niat. disesuaikan dengan perkembangan ilmu
Kebijakan kurikulum pendidikan pengetahuan dan teknologi, serta
merupakan suatu tindakan yang tuntutan kebutuhan masyarakat. Kedua,
kompromistis politik antara citra yang penyempurnaan kurikulum dilakukan
bertentangan mengenai bagaimana untuk mendapatkan proporsi yang tepat
seharusnya perubahan harus berjalan. antara tujuan yang ingin dicapai dengan
Kompromi politik dicapai melalui proses beban belajar, potensi siswa, dan
negosiasi nilai-nilai oleh pemerintah di keadaan lingkungan serta sarana
antara kelompok berpengaruh dalam pendukungnya. Ketiga, penyempurnaan
masyarakat. Pernyataan ini senada kurikulum dilakukan untuk memperoleh
dengan pendapat dan pemikiran Easton, kebenaran substansi materi pelajaran
dia menganggap kebijakan sebagai dan kesesuaian dengan tingkat
sebuah jejaring keputusan dan tindakan perkembangan siswa. Keempat,
yang menentukan nilai, hakikat penyempurnaan kurikulum
kebijakan, demikian pendapat Easton mempertimbangkan berbagai aspek
(1953:30). terkait, seperti tujuan materi
Menurut General Medical Council pembelajaran, evaluasi dan sarana-
(2010: 178) hal-hal yang berkaitan prasarana termasuk buku pelajaran.
dengan kurikulum harus berpatokan Kelima, penyempurnaan kurikulum
pada hasil belajar yang bersifat general tidak mempersulit guru dalam
(umum), profesional, dan yang bersifat mengimplementasikannya dan tetap
khusus dalam kemampuan penguasaan dapat menggunakan buku pelajaran dan
terhadap pengetahuan, keterampilan, sarana prasarana pendidikan lainnya
dan sikap. Selain itu juga kurikulum yang tersedia di sekolah (Sholeh Hidayat,
harus merekomendasikan terhadap 2013: 12).
pengalaman belajar dan dalam hal Penyempurnaan kurikulum
profesionalitas. 1994 di pendidikan dasar dan menengah
Kejatuhan rezim Soeharto pada dilaksanakan secara bertahap yakni
1998, diikuti kehadiran suplemen tahap penyempurnaan jangka pendek
Kurikulum 1999. Sebab, pelaksanaan dan penyempurnaan jangka panjang.
kurikulum 1994 banyak mengalami Implementasi pendidikan di sekolah
permasalahan terutama dalam mengacu pada seperangkat kurikulum.

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


5

Salah satu bentuk inovasi yang 19/2005 Tentang Standar Nasional


dikembangkan pemerintah guna Pendidikan serta Undang-Undang No
meningkatkan mutu pendidikan adalah 20/2003 Tentang Sisdiknas Pasal 36, 37,
melakukan inovasi di bidang kurikulum. dan 38. Undang-Undang RI No. 20 tahun
Kurikulum 1994 disempurnakan lagi 2003 pada Bab X Pasal 36 Ayat (1):
sebagai respons terhadap perubahan pengembangan kurikulum dilakukan
struktural dalam pemerintahan dari dengan mengacu pada standar nasional
sentralistik menjadi disentralistik pendidikan untuk mewujudkan tujuan
sebagai konsekuensi logis pendidikan nasional. Ayat (2) kurikulum
dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 pada semua jenjang dan jenis pendidikan
tentang otonomi daerah. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip
1994 adalah kurikulum nasional terakhir diversifikasi sesuai dengan satuan
yang dikembangkan oleh Pemerintah pendidikan, potensi daerah, dan peserta
Pusat dan dinyatakan berlaku secara didik. Ayat (3) kurikulum disusun sesuai
nasional dan mengakhiri dominasi dengan jenjang pendidikan dalam
Pemerintah Pusat dalam dunia kerangka Negara Kesatuan Republik
pendidikan (Departemen Pendidikan Indonesia. Pada Pasal 38 Ayat (91) berisi
Nasional Jakarta, 2003). tentang kerangka dasar dan struktur
Kurikulum berbasis kompetensi kurikulum pendidikan dasar dan
(KBK) mulai diterapkan di Indonesia menengah ditetapkan oleh pemerintah
pada tahun pelajaran 2001/2002. KBK (UU Sisdiknas Tahun 2003).
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum berbasis kompetensi
kurikulum sebelumnya. Dasar kebijakan adalah kurikulum yang pada tahap
penyelenggaraan KBK adalah perubahan perencanaan, terutama dalam tahap
keempat UUD Pasal 31 Tentang pengembangan ide akan dipengaruhi
Pendidikan; Tap MPR No. IV/MPR/1999 oleh kemungkinan-kemungkinan
Tentang GBHN tahun 1999-2004; pendekatan, kompetensi dapat
Undang-Undang Tentang Sistem menjawab tantangan yang muncul.
Pendidikan Nasional, Pemberlakuan Artinya, pada waktu mengembangkan
Undang-Undang No 22 Tahun 1999 atau mengadopsi pemikiran kurikulum
Tentang Otonomi Daerah; Peraturan berbasis kompetensi maka pengembang
Pemerintah No 25 Tahun 2000 Tentang kurikulum harus mengenal benar
Kewenangan Pemerintah dan Daerah landasan filosofi, kekuatan dan
Sebagai Daerah Otonom yang kelemahan pendekatan kompetensi
menyatakan bahwa pusat dalam menjawab tantangan, serta
berkewenangan dalam menentukan: jangkauan validitas pendekatan tersebut
kompetensi siswa, kurikulum dan materi ke masa depan. Harus diingat bahwa
pokok, penilaian nasional, dan kalender kompetensi bersifat terus berkembang
pendidikan; GBHN tahun 1999 yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau
berisi perlu penyempurnaan sistem dunia profesi maupun dunia ilmu
pendidikan dan penyempurnaan (Suyanto, 2005)
kurikulum dan diversifikasi; dan gerakan Adapun ciri-ciri KBK meliputi:
peningkatan mutu pendidikan yang telah menekankan pada ketercapaian
dicanangkan oleh presiden (Puskur kompetensi siswa, baik secara individual
Balitbang, 2004). maupun klasikal, berorientasi pada hasil
Ketentuan tentang kurikulum belajar dan keberagaman, penyampaian
termasuk kerangka dasar dan struktur dalam pembelajaran menggunakan
kurikulumnya serta pengembangannya pendekatan dan metode yang bervariasi,
ditetapkan Peraturan Pemerintah No sumber belajar bukan hanya guru, tetapi

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


6

juga sumber belajar yang lain yang secara optimal, mengonstruksi apa yang
memenuhi unsur edukasi, dan penilaian dipelajari dan mengupayakan penerapan
menekankan pada proses dan hasil dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
dalam upaya penguasaan atau kurikulum berbasis kompetensi
pencapaian suatu kompetensi. berupaya mengondisikan setiap peserta
Kurikulum ini dapat memberikan dasar- didik agar memiliki pengetahuan,
dasar pengetahuan, keterampilan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
pengalaman belajar yang membangun diwujudkan dalam kebiasaan berpikir
integritas sosial, serta membudayakan dan bertindak sehingga proses
dan mewujudkan karakter nasional. penyampaiannya harus bersifat
Dengan kurikulum yang demikian dapat kontekstual dengan mempertimbangkan
memudahkan guru dalam penyajian faktor kemampuan, lingkungan, sumber
pengalaman belajar yang sejalan dengan daya, norma, integrasi dan aplikasi
prinsip belajar sepanjang hayat yang berbagai kecakapan kinerja, dengan kata
mengacu pada empat pilar pendidikan lain KBK berorientasi pada pendekatan
universal, yaitu: belajar mengetahui, konstruktivisme (Oemar Hamalik. 2005:
belajar melakukan, belajar menjadi diri 137).
sendiri, dan belajar hidup dalam Beberapa kelebihan KBK antara
kebersamaan (Drost, 2006: 3-8). lain: mengembangkan kompetensi-
KBK memuat standar kompetensi siswa pada setiap aspek
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran dan bukan pada
setiap mata pelajaran. Standar penekanan penguasaan konten mata
kompetensi diartikan sebagai kebulatan pelajaran itu sendiri, dan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan mengembangkan pembelajaran yang
tingkat penguasaan yang diharapkan berpusat pada siswa (student oriented).
dicapai dalam mempelajari suatu mata Siswa dapat bergerak aktif secara fisik
pelajaran. Cakupan standar kompetensi ketika belajar dengan memanfaatkan
standar isi (content standard) dan Panca indra seoptimal mungkin dan
standar penampilan (performance membuat seluruh tubuh serta pikiran
standard). Kompetensi dasar merupakan terlibat dalam proses belajar. Dengan
jabaran dari standar kompetensi, adalah demikian, siswa dapat belajar dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bergerak dan berbuat, belajar dengan
minimal yang harus dikuasai dan dapat berbicara dan mendengar, belajar
diperagakan oleh siswa pada masing- dengan mengamati dan
masing standar kompetensi. Materi menggambarkan, serta belajar dengan
pokok atau materi pembelajaran, yaitu memecahkan masalah dan berpikir.
pokok suatu bahan kajian yang dapat Pengalaman-pengalaman itu dapat
berupa bidang ajar, isi, proses, diperoleh melalui kegiatan mengindra,
keterampilan, serta konteks keilmuan mengingat, berpikir, merasa,
suatu mata pelajaran. Sedangkan berimajinasi, menyimpulkan, dan
indikator pencapaian dimaksudkan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut
adalah kemampuan-kemampuan yang dijabarkan melalui kegiatan
lebih spesifik yang dapat dijadikan mendengarkan, berbicara, membaca,
sebagai ukuran untuk menilai dan menulis. Guru diberi kewenangan
ketuntasan belajar (Mulyasa, 2006: 42). untuk menyusun silabus yang
Dari definisi-definisi di atas disesuaikan dengan situasi dan kondisi
kurikulum berbasis kompetensi di sekolah/daerah masing-masing.
menekankan pada mengeksplorasi bentuk pelaporan hasil belajar yang
kemampuan/potensi peserta didik memaparkan setiap aspek dari suatu

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


7

mata pelajaran memudahkan evaluasi memberikan otonomi pada sekolah dan


dan perbaikan terhadap kekurangan satuan pendidikan untuk
peserta didik. Penilaian yang mengembangkan kurikulum sesuai
menekankan pada proses dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan
memungkinkan siswa untuk masing-masing. Perbedaan yang paling
mengeksplorasi kemampuannya secara menonjol KTSP dengan KBK adalah guru
optimal, dibandingkan dengan penilaian lebih diberikan kebebasan untuk
yang terfokus pada konten. merencanakan pembelajaran sesuai
KBK banyak mengalami dengan lingkungan dan kondisi siswa
kelemahan pada penerapan di setiap serta kondisi sekolah berada. Hal ini
jenjang pendidikan yang meliputi: disebabkan kerangka dasar (KD),
paradigma guru dalam pembelajaran standar kompetensi lulusan (SKL),
KBK masih seperti kurikulum-kurikulum standar kompetensi dan kompetensi
sebelumnya yang lebih pada teacher dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
oriented, kualitas SDM guru berdasarkan untuk setiap satuan pendidikan telah
Human Development Index, Indonesia ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
peringkat ke 109 dari 179 negara, salah Nasional. Hal ini sesuai dengan
satunya karena banyak guru mengajar ketetapan dalam Undang-Undang Nomor
bidang studi yang bukan merupakan 20 Tahun 2003 dan Peraturan
profesionalitasnya, sarana dan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
prasarana pendukung pembelajaran bahwa wewenang Pemerintah Pusat
yang belum merata di setiap sekolah, dibatasi pada penetapan standar yang
sehingga KBK tidak bisa bersifat nasional. Kewenangan tersebut
diimplementasikan secara meliputi kewenangan menetapkan
komprehensif, kebijakan pemerintah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
yang setengah hati, karena KBK Standar Isi (SI) (Sholeh Hidayat, 2013:
dilaksanakan dengan uji coba di 17).
beberapa sekolah mulai tahun pelajaran Landasan dan prinsip
2001/2002 tetapi tidak ada payung pengembangan KTSP ditetapkan pada
hukum tentang pelaksanaan tersebut. Undang-Undang No 20 Tahun 2003
Di samping kelemahan dalam Tentang Sisdiknas, Permen No 19 Tahun
kebijakan dan implementasi KBK juga 2005 Tentang Standar Nasional
memiliki kelemahan dari sisi isi Pendidikan, Permen Nomor 24 Tahun
kurikulum, antara lain: dalam kurikulum 2006 Tentang SKL dan Standar Isi,
dan hasil belajar indikator sudah Permen Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
disusun, padahal indikator sebaiknya Standar Kompetensi Lulusan. PP Nomor
disusun oleh guru, karena guru yang 19 Tahun 2005 yang menginstruksikan
paling mengetahui tentang kondisi bahwa pengembangan kurikulum
peserta didik dan lingkungan dan konsep pendidikan sejarah di masa mendatang
KBK sering mengalami perubahan adalah tanggung jawab satuan
termasuk pada urutan standar pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003
kompetensi dan kompetensi dasar Pasal 36 Ayat (1) menentukan
sehingga menyulitkan guru untuk “pengembangan kurikulum dilakukan
merancang pembelajaran secara dengan mengacu pada standar nasional
berkelanjutan. pendidikan untuk mewujudkan tujuan
KTSP (Kurikulum Tingkat pendidikan nasional”. Sedangkan PP
Satuan Pendidikan) muncul setelah KBK Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 16 Ayat (1)
dihentikan tahun 2006 sebagai salah menetapkan “penyusunan kurikulum
satu wujud reformasi pendidikan yang pada tingkat satuan pendidikan jenjang

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


8

pendidikan dasar dan menengah Standar Nasional Pendidikan


berpedoman pada panduan yang dalam KTSP diatur dalam UU Nomor 20
disusun oleh BSNP”. Panduan yang Tahun 2003 Pasal 35 Ayat 2 dan PP
dimaksudkan oleh Pasal 16 Ayat (1) itu Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 3 dan 5.
dijelaskan pada Ayat (2) berupa model- Standar Nasional Pendidikan mencakup
model kurikulum (Undang-Undang No standar isi, standar proses, standar
20 Tahun 2003). kompetensi lulusan, standar pendidik
Pengajaran sejarah diatur dalam dan tenaga kependidikan, standar sarana
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat dan prasarana, dan standar penilaian
(1) dan penjelasannya, pendidikan pendidikan. Dari delapan standar
sejarah adalah bagian dari ilmu tersebut, yang telah dijabarkan dan
pengetahuan sosial (IPS). Dalam disahkan penggunaannya oleh
penjelasan tersebut dinyatakan bahwa Mendiknas adalah standar isi dan
bahan kajian IPS dimaksudkan untuk standar kompetensi lulusan. Standar isi
“mengembangkan pengetahuan, adalah ruang lingkup materi dan tingkat
pemahaman, dan kemampuan analisis kompetensi yang dituangkan dalam
peserta didik terhadap kondisi sosial kriteria tentang kompetensi lulusan,
masyarakat”. Penjelasan ini kompetensi bahan kajian, kompetensi
menempatkan materi pendidikan mata pelajaran, dan silabus
sejarah sebagai materi kurikulum dari pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
SD sampai SMA walaupun harus disadari peserta didik pada jenjang dan jenis
bahwa nama mata pelajarannya pendidikan tertentu. Standar Isi untuk
mungkin IPS, sejarah atau lainnya (UU satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37). yang selanjutnya disebut Standar Isi
Lembaga yang melakukan mencakup lingkup materi minimal dan
supervisi terhadap pengembangan tingkat kompetensi minimal pada
kurikulum jenjang SD sampai SMA jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
ditetapkan dalam UU Nomor 20 Tahun Standar isi memuat kerangka dasar,
2003 Pasal 38 dan dilengkapi dengan PP struktur kurikulum, beban belajar,
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat 2. kurikulum tingkat satuan pendidikan,
Dalam UU tersebut menyebutkan bahwa dan kalender pendidikan/akademik (E.
dinas pendidikan kabupaten/kota Mulyasa, 2007).
bertanggungjawab melakukan supervisi Kedalaman muatan kurikulum
terhadap pengembangan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
pendidikan dasar. Dinas Pendidikan dituangkan dalam kompetensi setiap
provinsi bertanggungjawab dalam tingkatan dan semester yang terdiri atas
melakukan supervisi terhadap standar kompetensi dan kompetensi
pengembangan kurikulum jenjang dasar (Pasal 8 Ayat (1) dan Ayat (2) PP
pendidikan menengah. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005). Sementara itu
tersebut menyebutkan bahwa lembaga PP yang sama pada pasal 25 menetapkan
yang bertanggungjawab melakukan “standar kompetensi lulusan digunakan
supervisi tersebut adalah “dinas sebagai pedoman penilaian dalam
kabupaten/kota untuk SD, SMP, SMA dan penentuan kelulusan peserta didik dari
SMK, dan departemen yang menangani satuan pendidikan meliputi “kompetensi
urusan pemerintahan di bidang agama untuk seluruh mata pelajaran atau
untuk MI, MTs, MA, dan MAK”. kelompok mata pelajaran dan mata
Perbedaan ini akan menimbulkan kuliah atau kelompok mata kuliah”.
masalah dalam pelaksanaan di lapangan Sedangkan, pengelompokan mata
(PP Nomor 19 Tahun 2005). pelajaran di atur dalam PP Nomor 19

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


9

Tahun 2005 Pasal 6 Ayat (1) mulia tidak mungkin dikembangkan oleh
mengelompokkan mata pelajaran satu kelompok mata pelajaran apalagi
kurikulum pendidikan dasar dan satu mata pelajaran saja. Pengembangan
menengah (bagi sekolah umum, keyakinan agama dan akhlak mulia
kejuruan, dan khusus) atas lima haruslah menjadi kepedulian dan
kelompok yaitu: kelompok mata tanggung jawab setiap mata pelajaran
pelajaran agama dan akhlak mulia; sehingga terjadi proses penguatan yang
kelompok mata pelajaran diprasyaratkan dalam teori tentang
kewarganegaraan dan kepribadian; pengembangan skills (intellectual
kelompok mata pelajaran ilmu ataupun psikomotorik dan motorik) dan
pengetahuan dan teknologi; kelompok sikap (Hamid Hasan, t.th: 20).
mata pelajaran estetika; dan kelompok Pada tahun ajaran baru
mata pelajaran jasmani, olahraga, dan 2013/2014 pemerintah menetapkan
kesehatan (PP Nomor 19 Tahun 2005). diberlakukannya kurikulum baru yaitu
Menurut PP Nomor 19 Tahun Kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP
2005 Pasal 7 Ayat (3), (4), (5) dan (6) dan melanjutkan pengembangan KBK
dan penjelasannya, pendidikan sejarah yang telah dirintis pada tahun 2004
adalah termasuk kelompok mata dengan mencakup kompetensi sikap,
pelajaran ilmu pengetahuan dan pengetahuan, dan keterampilan secara
teknologi. Pengemasan pendidikan terpadu sesuai amanat UU 20 Tahun
sejarah untuk SMA sebagai mata 2003 Tentang Sistem Pendidikan
pelajaran yang berdiri sendiri diberikan Nasional Pasal 35 dan Peraturan
di kelas X (semester 1 dan 2), di kelas XI Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
dan XII IPS, IPA, dan Bahasa. Untuk IPS Rencana Pembangunan Jangka
diberikan tiga sks setiap semester, Menengah Nasional (Deden Cahaya
Bahasa diberikan 2 sks setiap semester, Kusuma, t.th: 8). Kurikulum 2013
sedangkan IPA diberikan satu sks setiap mempunyai tujuan untuk mendorong
semester. Maka, pendidikan sejarah peserta didik, mampu lebih baik
harus memperhatikan kondisi melakukan observasi, bertanya,
masyarakat yang ada di sekitar peserta bernalar, dan mengkomunikasikan
didik, harus dapat mengkaji apa yang (mempresentasikan) apa yang mereka
terjadi, dan menerapkan apa yang peroleh atau mereka ketahui setelah
dipelajari dari materi pendidikan sejarah menerima materi pelajaran (Sisdiknas,
dalam kehidupan sehari-hari (PP Nomor 2012).
19 Tahun 2005). Penyusunan kurikulum 2013
Pasal 7 Ayat (1) ditetapkan juga menitikberatkan pada
bahwa kelompok mata pelajaran agama penyederhanaan, tematik-integratif
dan akhlak mulia dilaksanakan melalui (Dokumen Kurikulum, 2013: 37).
“muatan dan/atau kegiatan agama, Kurikulum 2013 disusun disebabkan
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu oleh faktor internal dan faktor eksternal.
pengetahuan dan teknologi, estetika, Faktor internal meliputi: konten
jasmani, olahraga, dan kesehatan”. kurikulum yang masih terlalu padat, ini
Artinya, IPS dan sejarah termasuk di ditunjukkan dengan banyaknya mata
dalamnya harus pula memperhatikan pelajaran yang tidak disesuaikan dengan
dan bertanggungjawab terhadap usia peserta didik; belum sepenuhnya
pengembangan pendidikan agama dan berbasis kompetensi sesuai dengan
akhlak mulia. Ketetapan ini sangat baik tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
karena suatu kualitas yang kompleks nasional; kompetensi belum
seperti keyakinan agama dan akhlak menggambarkan secara holistik domain

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


10

sikap, keterampilan, dan pengetahuan; keseimbangan soft skil dan hard skill
beberapa kompetensi yang dibutuhkan yang meliputi pengembangan nilai
sesuai dengan perkembangan (sikap), pengetahuan, dan ketrampilan.
kebutuhan (misalnya pendidikan Kedua, standar isi fokus pada
karakter, metodologi pembelajaran aktif, kompetensi yang dikembangkan
keseimbangan soft skills dan hard skills, menjadi mata pelajaran melalui
kewirausahaan) belum terakomodasi di pendekatan tematik-integratif. Ketiga,
dalam kurikulum; belum peka dan standar proses dilengkapi dengan
tanggap terhadap perubahan sosial yang mengamati, menanya, mengolah,
terjadi pada tingkat lokal, nasional, menalar, menyajikan, menyimpulkan
maupun global; standar proses dan mencipta; guru wajib merancang
pembelajaran belum menggambarkan dan mengelola proses pembelajaran
urutan pembelajaran yang rinci sehingga yang aktif dan guru bukan satu-satunya
membuka peluang penafsiran yang sumber belajar; sikap tidak diajarkan
beraneka ragam dan berujung pada secara verbal, tetapi melalui contoh dan
pembelajaran yang berpusat pada guru; teladan. Keempat, standar evaluasi
standar penilaian belum mengarahkan (penilaian) berdasarkan pada penilaian
pada penilaian berbasis kompetensi otentik (kompetensi sikap, ketrampilan,
(proses dan hasil) dan belum secara dan pengetahuan). Kelima, pendekatan
tegas menuntut adanya remediasi secara kompetensi dikembangkan melalui mata
berkala; dan KTSP memerlukan pelajaran wajib dan pilihan pada jenjang
dokumen kurikulum yang lebih rinci SMA. Keenam, struktur kurikulum pada
agar tidak menimbulkan multi tafsir SMA mengalami perubahan sistem,
(Abdullah Idi, 2014: 26; Sholeh Hidayat, pengurangan mata pelajaran, dan jumlah
203: 120; Leo Agung, 2015: 112-113). jam bertambah 2JP/minggu akibat
Faktor eksternal penyusunan pendekatan pembelajaran. Ketujuh,
kurikulum 2013 meliputi: tantangan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
masa depan seperti arus globalisasi, menjadi wajib dan ekstrakurikuler
masalah lingkungan hidup, kemajuan partisipatif (Abdullah Idi, 2014: 28;
IPTEK, kebangkitan industri kreatif dan Sholeh Hidayat, 203: 126-132).
budaya, dan perkembangan pendidikan Aspek utama penerapan
di tingkat internasional; kompetensi kurikulum 2013 adalah perubahan pola
masa depan seperti kemampuan pikir, ketrampilan dan kompetensi guru,
berkomunikasi, berpikir jernih, efektif, dan kepemimpinan, kultur dan
efisien dan kritis, kemampuan toleran manajemen sekolah (Kementerian
terhadap perbedaan pandangan; Pendidikan Dan Kebudayaan, 2013: 2).
fenomena sosial yang banyak terjadi Penerapan kurikulum 2013 di SMA
seperti narkoba, korupsi, plagiarisme, terlaksana secara bertahap yaitu
dan gejolak sosial; dan persepsi publik diterapkan di kelas X dan hanya di
yang menilai pendidikan selama ini beberapa sekolah saja. Pada prinsipnya
menekankan pada aspek kognitif, beban penerapan kurikulum 2013 adalah suatu
siswa yang terlalu banyak dan kurang upaya pemahaman antara ideal
bermuatan karakter (Abdullah Idi, 2014: curriculum (kurikulum yang dicita-
26; Sholeh Hidayat, 203: 121; Leo Agung, citakan dalam bentuk rencana ideal) dan
2015: 113). actual curriculum (kurikulum yang
Dengan demikian pembaharuan dilaksanakan dalam proses
kurikulum sebagai ciri kurikulum 2013 pembelajaran). Maka tingkat
terdiri dari tujuh aspek yaitu: pertama, keberhasilannya adalah seberapa jauh
kompetensi lulusan memperhatikan perbedaan keduanya. Hal ini menuntut

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


11

kualitas pendidik (Abdullah Idi, 2014: (psikomotor). Dengan proses


268). pembelajaran yang demikian maka
Kurikulum 2013 dirancang diharapkan hasil belajar melahirkan
dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang produktif, kreatif,
insan Indonesia supaya memiliki inovatif, dan afektif melalui penguatan
kemampuan hidup sebagai pribadi dan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
warga negara yang beriman, produktif, yang terintegrasi. Pertama, ranah sikap
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu menggamit transformasi substansi atau
berkontribusi pada kehidupan materi ajar agar peserta didik “tahu
bermasyarakat, berbangsa, bernegara mengapa”; kedua, ranah keterampilan
dan peradaban dunia. Kurikulum adalah menggamit transformasi substansi atau
instrumen pendidikan untuk dapat materi ajar agar peserta didik “tahu
membawa insan Indonesia memiliki bagaimana”; ketiga, ranah pengetahuan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan menggamit transformasi substansi atau
keterampilan sehingga dapat menjadi materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.
pribadi dan warga negara yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif Hasil akhirnya adalah
(Kemendikbud, Bahan TOT Kurikulum peningkatan dan keseimbangan antara
2013). kemampuan untuk menjadi manusia
Pada penerapan kurikulum yang baik (soft skills) dan manusia yang
2013 di sekolah, guru harus memiliki kecakapan dan pengetahuan
menggunakan pendekatan ilmiah untuk hidup secara layak (hard skills)
(scientific), karena pendekatan ini lebih dari peserta didik yang meliputi aspek
efektif hasilnya dibandingkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
pendekatan tradisional. Kriteria sebuah keterampilan. Kurikulum 2013
pendekatan pembelajaran sehingga menekankan pada dimensi pedagogik
dapat dikatakan sebagai pendekatan modern dalam pembelajaran, yaitu
ilmiah atau pendekatan scientific harus menggunakan pendekatan ilmiah.
memenuhi tujuah kriteria pembelajaran Pendekatan ilmiah (scientific appoach)
scientific, yai dalam pembelajaran sebagaimana
Proses pembelajaran yang dimaksud meliputi mengamati,
mengimplementasikan pendekatan menanya, menalar, mencoba,
scientific akan menyentuh tiga ranah, membentuk jejaring untuk semua mata
yaitu: sikap (afektif), pengetahuan pelajaran.
(kognitif), dan keterampilan
Cahaya Kusuma Deden, “Analisis
DAFTAR PUSTAKA Komponen-komponen
pengembangan kurikulum 2013
Abdullah Taufik. (1996). “Pembinaan pada bahan uji publik kurikulum
kesadaran dan penjernihan 2013”, Jurnal analisis komponen-
sejarah”, dalam Departemen komponen pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan, kurikulum 2013. Bandung: UPI.
Pemikiran tentang pembinaan
kesadaran sejarah. Jakarta: Drost, J. (2006). Dari KBK sampai MBS.
Direktorat Sejarah dan Nilai Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Tradisional, Proyek Pembinaan
Kesadaran dan Penjernihan Elson,R.E. (2008). The idea of indonesia:
Sejarah. a.history. Combridge: Combridge
University Press.

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


12

______.Document : Kurikulum sejarah


Gleencross, A. (2010). Historical Indonesia 2004. Jakarta:
Conciousness in International Kementerian Pendidikan Dan
Relation Theory: a Hidden Kebudayaan
Diciplinary Dialogue. Milenium
Conference in Barden University. ______.Document : Kurikulum sejarah
Greenberg, D. (2010). Metahistory of Indonesia 2006. Jakarta:
Everyday: Historical Kementerian Pendidikan nasional
Conciousness in Lived Existence
(Set in Late Eighteenth Century .____ _______,Perbandingan kurikulum
Britian). Tesis Master, University 2004 (kbk), 2006 (KTSP) dan
of British Columbia, Canada. kurikulum 2013. Jakarta:
Hasan Hamid . (2009). Evaluasi Kementerian Pendidikan Dan
kurikulum. Bandung: Remaja Kebudayaan.
Rosdakarya.
__.2013. Dokumen kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Idi. Abdullah (2014). Pengembangan Dan Kebudayaan.
kurikulum teori dan praktik.
Jakarta : Raja Grafinfo Persada. _______, Implementasi kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Kementerian Penerangan Republik Dan Kebudayaan.
Indonesia. (1949). Kenang-
kenangan kongres pendidikan ______,Bahan Ajar Pengelolaan
antar indonesia di ibu kota Pembelajaran tematik terpadu.
Republik Indonesia 15-20 Oktober Jakarta: Kementerian Pendidikan
1949. Dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan _______,Konsep penilaian autentik pada


Kebudayaan Republik Indonesia. proses dan hasil belajar. Jakarta:
2012. Bahan uji publik kurikulum Kementerian Pendidikan Dan
2013. Jakarta: Kementerian Kebudayaan.
Pendidikan Dan Kebudayaan.
______ Kerangka dasar dan struktur
______.Document : Kurikulum sejarah kurikulum 2013. Jakarta:
Indonesia SMA : Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kebudayaan
Kuntowijoyo. (1994). Metodologi
______.Document : Kurikulum sejarah sejarah. Yogyakarta: Tiara
Indonesia SMA 1994 Jakarta: Wacana dan Jurusan Sejarah
Kementerian Pendidikan Dan Fakultas Sastra Universitas
Kebudayaan Gadjah Mada.
.
______.Document : Kurikulum sejarah Kuntowijoyo. (1995). Pengantar ilmu
Indonesia Suplemen GBPP 1999. sejarah. Yogyakarta: Bentang
Jakarta: Kementerian Pendidikan Budaya.
Dan Kebudayaan

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2


13

Kaelan. (2005). Metode penelitian Tahun 2005 tentang : Standar


kualitatif bidang filsafat. nasional pendidikan.
Yogyakarta: Paradigma
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013
Korber, A. (2015). Historical awareness, Tentang : Standar kompetensi
historical competencies – and lulusan pendidikan dasar dan
beyond? Some conceptual menengah.
development within German
history didactics. 56 S, URN: Paparan Menteri Pendidikan dan
urn:nbn:de:0111-pedocs-108- Kebudayaan R.I Bidang
118. Pendidikan. 2014. Press
Leo Agung. (2015). Telaah kurikulum Workshop : Implementasi
sekolah menengah di indonesia kurikulum 2013.
sejak kemerdekaan hingga
reformasi. Yogyakarta: Ombak. Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I Bidang
-asas kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan. 2014. Konsep dan
implementasi kurikulum 2013.
Oliva, Peter F. (1992). Developing the
curriculum 3rd edition. New York: Paparan Menteri Pendidikan dan
Harper Collins Publishers. Kebudayaan R.I Bidang
Pendidikan. 2013. Implementasi
Peraturan-Peraturan Undang-Undang kurikulum 2013 dan relevansinya
No. 4 Tahun 1950 Tentang Dasar- dengan kebutuhan kualifikasi
Dasar Pendidikan Dan kompetensi lulusan.
Pengadjaran Disekolah, Pewarta
P.P.K., No. 3, tahun 1, hlm. 22-26 Puskur Balitbang. Kurikulum 2004
kerangka dasar. Jakarta:
Pengumuman Bersama Kementerian P.P. Departemen Pendidikan
dan K RIS dan Kementerian P.P.
dan K RI Tanggal 30 Juni 1950, Ramos, P.H., Paz, S.D.I. (2009). Learning
Pewarta P.P.K. no. 1, tahun 1, hlm. Historyin Middle School by
4-5. Designing Multimedia in a
Project-based Learning
Peraturan Pemerintah seperti Peraturan Experience. Journal of Research
Menteri Pendidikan Dan on Technology in Education, 42
Kebudayaan Republik Indonesia (2), 151-171.
Nomor 160 Tahun 2014 Tentang : Richard, Jack C. (2001). Curriculum
Pemberlakuan kurikulum tahun development in language teaching.
2006 dan kurikulum 2013. Cambridge: Cambridge University
Press
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang : Standar nasional Suryo Djoko (2005). ”Paradigma sejarah
pendidikan. di Indonesia dan kurikulum
sejarah”, dalam Makalah seminar
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun nasional dan temu alumni
2013 tentang Perubahan Atas program studi pendidikan sejarah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 program pascasarjana universitas

Kebijakan Kurikulum Pendidikan Sejarah Massa Reformasi di SMA


14

sebelas maret surakarta. Tyler, Ralph W. (1973). Basic principles


Surakarta: PPS UNS. of curriculum and instruction.
London: Lowe and Brydone
Syafii Maarif Ahmad . (1995). (Printers) Ltd.
”Historiografi dan pengajaran
sejarah Indonesia”. Makalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
dalam seminar nasional tentang Tentang : Sistem pendidikan
“demitologi pemahaman sejarah nasional.
masa kini dalam rangka
pendewasaan pengetahuan Undang-Undang Republik Indonesia.
sejarah bangsa”.Padang: FPIPS (2003). Undang-undang nomor 20
IKIP Padang. tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Jakarta:
_____,Islam dalam bingkai ke-Indonesiaan Kloang klede Putra Timu
dan kemanusiaan. Jakarta : Maarif
Institute. Widja I Gde . (1989). Pengantar ilmu
sejarah: sejarah dalam perspektif
pendidikan. Semarang: Satya
Sjamsuddin Helius dkk. (1993). Sejarah Wacana.
pendidikan di indonesia zaman
kemerdekaan (1945-1966).
Jakarta: Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan

Sukmadinata Nana Syaodah . (2001).


Pengembangan kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Talin, Rosy. (2014). The Teaching of


History in Secondary
School.International Journal of
Social Science and Humanities
Research, 2, 72-78.

Tilaar, H.A.R. (2006). Standardisasi


pendidikan nasional, suatu
tinjauan kritis. Jakarta: Rineka
Cipta.

_______. (2000). Paradigma baru


pendidikan nasional. Jakarta:
Rineka Cipta.

_______. (2002). Pendidikan kebudayaan


dan masyarakat madani
Indonesia. Bandung:Remaja
Rosdakarya
Tim

ISTORIA, September 2018, Vol. 14, No. 2

Anda mungkin juga menyukai