138b0d23b97922fa262bd67ba2266c00
138b0d23b97922fa262bd67ba2266c00
OLEH:
ANNISA NURJANNAH
NIM: 1509048
i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI GAGAL
GINJAL KRONIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT
DIRUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH:
ANNISA NURJANNAH
NIM: 1509048
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniah-Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita nabiyullah
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam
Oudang Makassar.
Tak lupa pula penulis mensyukuri segala rahmat dan Karunia yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
BHAYANGKARA MAKASSSAR”
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
Mappaoudang Makassar.
vii
c. Wadir II : Ns. Rezeki Nur, S.Kep,M.Kes
Ilmiah ini.
ini.
kritikan dan masukan yang sangat berarti demi kesempurnaan Karya Tulis
6. Ns. Susanti, S.Kep. Selaku penguji II yang banyak memberikan kritikan dan
masukan yang sangat berarti demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
7. Dengan segala kerendahan hati penulis hanturkan sembah sujud kepada kedua
orangtua tercinta untuk Ibu Masniaty dan Ayah Abdul Muin penulis tercinta
Annisa Nurjannah serta saudara penulis Achmad Firdaus yang terkasih, yang
8. Kepada para dosen dan seluruh Staf Akper Mappa Oudang Makassar, yang
viii
dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan menyalurkan ilmu pengetahuan
9. Terkhusus bagi para sahabat yang selalu memberi dukungan dan motivasi
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini (ana, ayu, sube, riri, muhrim, ogi,
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Dengan dukungan dan doa yang telah kalian berikan kepada penulis,
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Semoga jasa-jasa yang telah
Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ......................................................................................................4
D. Manfaat ....................................................................................................5
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi .............................................................................................7
4. NOC ..................................................................................................8
5. NIC ...................................................................................................8
a. Definisi .....................................................................................10
b. Anatomi Fisiologi.....................................................................12
c. Etiologi .....................................................................................15
d. Patofisiologi .............................................................................16
g. Penatalaksanaan .......................................................................21
h. Komplikasi ...............................................................................23
a. Pengkajian ................................................................................24
c. Diagnosa Keperawatan.............................................................30
d. Intervensi Keperawatan............................................................30
e. Implementasi ............................................................................47
f. Evaluasi ....................................................................................48
xi
BAB III METODE PENELITIAN
C. Fokus Studi...........................................................................................49
E. Instrumen Penelitian.............................................................................50
A. Hasil ....................................................................................................54
a. Pengkajian ................................................................................55
b. Diagnosa Keperawatan.............................................................68
c. Intervensi Keperawatan............................................................69
B. Pembahasan ..........................................................................................75
1. Pengkajian ......................................................................................75
xii
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................77
3. Perencanaan....................................................................................78
4. Implementasi ..................................................................................79
5. Evaluasi ..........................................................................................80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................82
B. Saran.....................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Intoleransi aktivitas............................................................................... 43
xiv
Tabel 4.6 Rencana Keperawatan ........................................................................... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG SINGKATAN DAN ISTILAH
ºC : Derajat Celcius2v
% : Persen
GFR : Gromerular
H2O : Oksigen
Mg/dL : Miligrams/deciliter
Na : Natrium
xviii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT
DIRUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
Annisa Nurjannah
ABSTRAK
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi
cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal Ginjal Kronis terjadi bila ginjal sudah
tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan
pemulihan fungsi tidak di mulai. Tujuan Penelitian ini untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan
Pada Klien yang mengalami Gagal ginjal dengan masalah Keperawatan resiko ketidakseimbangan
elektrolit di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus
dimana dilakukan dengan pengamatan langsung, pengumpulan data, analisis data dan pelaporan
hasilnya akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Kesimpulan dari hasil pengkajian kesejangan antara konsep
teori dengan kasus yang ditemukan, data yang terdapat dari konsep teori tetapi tidak ditemukan
pada kasus yaitu Nyeri akut, Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan
dan retennsi cairan serta natrium , Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual dan muntah pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut,
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perlemahan aliran darah keseluruhan tubuh ,
Intolerasi aktifitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah , Resiko ketidakseimbangan
elektrolit b.d kelebihan volume cairan Sedangkan data yang ditemukan pada kasus tetapi tidak
terdapat dalam konsep teori yaitu Kelebihan Volume cairan, intoleransi aktivitas dan Resiko
ketidakseimbangan elektrolit.Diharapkan kepada klien dan keluarga dengan pemberian Asuhan
Keperawatan dan Penyuluhan dapat menambah pengalaman tentang Perawatan, Pencegahan dan
Penanganan pada klien dengan masalah Keperawatan resiko ketidakseimbangan elektrolit: gagal
ginjal.
xix
NURSING CARE IN CLIENTS OF CRONIC KIDNEY DISEASE WITH
Annisa Nurjannah
ABSTRAC
Kidney failure, the kidney loses the ability to maintain the volume and composition of body fluids
in the normal state of food intake. Chronic Kidney Failure occurs when the kidneys are unable to
maintain an internal environment that is consistent with life and recovery of functions is not
started. The purpose of this study is to carry out nursing care for clients who experience kidney
failure with nursing problems at risk of electrolyte imbalance at the Bhayangkara Hospital in
Makassar. This study uses a case study method which is carried out by direct observation, data
collection, data analysis and reporting the results will be obtained in-depth understanding of why
something happened and can be the basis for further research. Conclusions from the results of the
assessment of the gap between the theoretical concept and the case found, the data contained in the
theoretical concept but not found in cases of acute pain, excess fluid volume and decreased urine
output, excessive diet and fluid and sodium retention, nutritional imbalance is less than the body's
needs for anorexia, nausea and vomiting dietary restrictions and changes in the oral mucous
membrane, ineffective perfusion of peripheral tissue and weakening of overall body blood flow,
intoleration of activity for fatigue, anemia, retention, waste products, risk of electrolyte imbalance
and excess fluid volume While data found in cases but it is not contained in the theoretical concept
of excess fluid volume, activity intolerance and the risk of electrolyte imbalance. Expected to
clients and families with the provision of nursing care and counseling can add to the experience of
care, prevention and treatment with clients with Nursing
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
(WHO) memperlihatkan yang menderita gagal ginjal baik akut maupun kronik
Tengah sebesar 0,5 %, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing–masing 0,3 %.
Gagal Ginjal Kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir atau ESRD (End
Stage Renal Desease) merupakan gangguan fungsi gagal yang progresif dan
54
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Penyakit ginjal kronik
dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal
yang efektif untuk memperpanjang hidup pasien, namun angka morbiditas dan
mortalitasnya masih cukup tinggi, hanya 32%-33% pasien yang menjalani terapi
progresif dan lambat, dan biasanya berlangsung selama satu tahun. Ginjal
tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Angka kejadian penderita gagal
ginjal kronik di Indonesia sampai sekarang belum ada data yang akurat dan
lengkap, namun diperkirakan penderita gagal ginjal kronik kurang lebih 50 orang
per satu juta penduduk. Umumnya GGK disebabkan oleh penyakit ginjal
pielonefritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira
meningkatnya kejadian gagal ginjal kronik antara lain merokok, penggunaan obat
analgetik dan OAINS, hipertensi, dan minuman suplemen berenergi. Gagal Ginjal
dapat disebabkan karena usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit seperti
55
Pengobatan bagi penderita gagal ginjal kronik tahap akhir, dilakukan dengan
Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa
Pasien bisa bertahan hidup dengan menjalani terapi hemodialisa, namun masih
Mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental atas cara pandang
pasien terhadap penyakit Gagal Ginjal Kronis itu sendiri. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa responden memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa
dilihat dari usia responden dimana yang menderita penyakit gagal ginjal paling
banyak dari kalangan orang tua yaitu sebanyak 26,9 %, dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 67,3 % dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 44,2 % dam
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik masuk dalam katagori tinggi yaitu 67,3
individu dengan kualitas hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik di Rumah
pembimbing, penulis membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gagal Ginjal
56
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bhayangkara Makassar.
57
c. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam
Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Aplikasi
penyembuhan.
58
c. Manfaat Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien dan keluarga bisa mengatahui penyebab dan dampak dari
penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) dan agar tidak terjadi pada keluarga
lainnya.
59
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Faktor Resiko
b. Diare
c. Disfungsi endokrin
antidiuretik)
60
h. Muntah
a. Fluid balance
b. Hydration
d. Intake
Kriteria Hasil :
normal< HT normal
4) Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa
A. Fluid management
61
2) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
62
24) Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan
a. Definisi
perkembangan Gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron
Jauhar, 2013).
63
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Suharyanto & Madjid, 2012).
dunia dan kini diakui sebagai kondisi umum yang di kaitkan dengan
ml/min/1,73m2)
64
Gagal Ginjal Kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
2012)
b. Anatomi fisiologi
1) Ginjal
65
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk
setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi
renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk
melalui hilus,
2) Ureter
keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal
66
ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal
kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah
4) Uretra
67
Daerah segitiga di antara labia manora, yang berada di
c. Etiologi
68
berkurang karena iskemia, karena tubulus mengala atropi, fibrosis
salah satu penyebab utama GGK, terutama pada populasi bukan orang
kulit putih.
sistemik).
metabolic.
d. Patofisiologi
69
Menurut Rendi & Margareth (2012) menyatakan bahwa patofisiologi
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
untuk berfungsi sampai 3/4 dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang
harus di larut menjadi lebih besar dari pada yang bisa di reabsorbsi
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
bila kira-kira fungsi ginjal yang telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini
produk sampah maka, gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
stadium yaitu:
70
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Bood Ureum Nitrogen
(Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal ). Pada tahap ini
filtration rate 10% dari normal, kreatinin kliners 5-10 ml permenit atau
kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar Blood Ureum
e. Manifestasi Klinis
dan nukturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin
71
c.) Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik
dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan
yang komplek.
elektrolit (sodium,kalium,khlorida).
penjelasan dibawah ini, tetapi harus diingat bahwa gagal ginjal akut
azotemia dapat saja terjadi saat keluaran urine lebih dari 400ml/24jam.
a.) Stadiumoliguri timbul dalam waktu 24-48 jam sesudah trauma dan
disertai azotemia.
1)). Stadium GGA dimulai bila keluaran urine lebih dari 400ml/hari
72
3)). Pengeluaran urin harian jarang melebihi 4 liter, asalkan pasien
terus.
dan selama itu anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi
sedikit membaik.
f. Pemeriksaan penunjang
1.) Urine
a.) Volume
b.) Warna
c.) Sendimen
e.) Kreatinin
f.) Protein
2.) Darah
73
a.) BUN / Kreatinin
e.) Kalium
74
8.) EKG
g. Penatalaksanaan
75
5). Obat-obat yang berhubungan dengan ekskresi kalium
sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi melalui kadar kalium plasma dan
EKG.
lebih ketat.
76
Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik di deteksi . indikasi
dilakukan dialysis biasanya adalah gagal ginjal dengan gejala klinis yang
h. Komplikasi
1.) Hipertensi
2.) Hiperkalemia
3.) Anemia
4.) Asidosis
a. Pengkajian
1) Biodata
a) Identitas Klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
77
5) Riwayat Kesehatan keluarga
6) Genogram
8) Fokus Pengkajian
a) Aktifitas / Istirahat
Gejala :
Tanda :
b) Sirkulasi
Gejala :
Tanda :
1)). Hipertensi, nadi kuat, edama jaringan umun dan piting pada
78
4)). Friction rub perikardial
c) Integritas ego
Gejala :
2)). Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
Tanda :
perubahan kepribadian
d) Eliminasi
Gejala :
Tanda :
coklat, berawan
e) Makanan/Cairan
Gejala :
79
1)). Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
Tanda :
bertenaga
f) Neurosensori
Gejala :
(neuropati perifer)
Tanda :
80
2)). Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
g) Nyeri/Kenyaman
Gejala :
Tanda :
h) Pernafasaan
Gejala :
dengan/tanpa stupum
Tanda :
paru)
3)). Keamanan
Gejala :
Tanda :
81
1)). Pruritus
b. Penyimpangan KDM
82
c. Diagnosa Keperawatan
83
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
(2015) dan NIC-NOC diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien
2) Nyeri akut
3) Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan
keseluruhan tubuh
prioritaskan adalah :
84
1 Definisi : a. Respitatory status : Airway
kelebihan atau Gas exchange Management :
defisit pada b. Respiratory Status : a. Buka jalan
oksigenasi ventilation nafas, gunakan
dan/atau c. Vital sign status teknik chin lift
eliminasi karbon Kriteria hasil: atau jaw thrust
dioksida pada a. Mendemonstrasikan bila perlu
membran peningkatan ventilasi b. Posisikan
alveolar-kapiler dan oksigenasi yang pasien untuk
Batasan adekuat memaksimalka
karakteristik : b. Memelihara n ventilasi
a. PH darah kebersihan paru-paru c. Identikasi
arteri dan bebas dari tanda- pasien perlunya
abnormal tanda distress pemasangan
b. PH arteri pernafasan alat jalan nafas
abnormal c. Mendemonstrasikan buatan
c. Pernafasan batuk efektif dan d. Pasang mayo
abnormal suara nafas yang bila perlu
(mis.,kecepat bersih, tidak ada e. Lakukan
an,irama sianosis dan dyspneu fisioterapi dada
kedalaman) (mampu jika perlu
d. Warna kulit mengeluarkan sputum, f. Keluarkan
abnormal mampu bernafas secret dengan
(mis.,pucat,ke dengan mudah, tidak batuk atau
hitaman) ada pursed lips) section
e. Konfusi d. Tanda-tanda vital g. Auskultasi
f. Sianosis dalam rentan normal suara nafas,
(pada catat adanya
neonatus suara tambahan
saja) h. Lakukan
g. Penurunan suction pada
karbon mayo
dioksida i. Berikan
h. Diaforesia bronkodilator
i. Dispnea bila perlu
j. Sakit kepala j. Berikan
saat bangun pelembab
k. Hiperkapnia udara
l. Hipoksemia k. Atur intake
m.Hipoksia untuk cairan
n. Iritabilitas mengomptimal
o. Napas cuping kan
hidung keseimbangan
p. Gelisah l. Monitor
85
q. Samnolen respirasi dan
r. Takikardi status
s. Gangguan Respiratory
penglihatan Monitoring
Faktor yang a. Monitor rata-
behubungan : rata, kedalaman
a. Perubahan , irama dan
membran usaha respirasi
alveolar- b. Catat
kapiler pergerakan
b. Ventilasi- dada, amati
perfusi kesimetrisan,
penggunaan
otot
supraclavicular
dan intercostals
c. Monitor suara
nafas, seperti
dengkur
d. Monitor pola
nafass :
bradipena,
takipenia,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
e. Catat lokasi
trakea
f. Monitor
kelemahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara tambahan
h. Tentukan
kebutuhan
suction dengan
86
mengauskultasi
crakles dan
ronkhil pada
jalan nafas
utama
i. Auskultasi
suara paru
setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya
Table 2.1
87
berlangsung <6 dan tanda nyeri) terapeutik
bulan. d) Menyatakan rasa untuk
Batasan nyaman setelah mengentah
karakteristik : nyeri berkurang ui
a) Perubahan selera pengalama
makan n nyeri
b) Perubahan pasien
tekanan darah 4. kaji kultur
c) Perubahan yang
frekwensi mempengar
jantung uhi respon
d) Perubahan nyeri
frekwensi 5. evaluasi
pernapasan pengalama
e) Laporan isyarat n nyeri
f) Diaphoresis masa
g) Perilaku lampau
disraksi 6. evaluasi
(mis.,berjalan bersama
mondar-mandir pasien dan
mencari orang tim
lain dan atau kesehatan
aktivitas lain, lain tentang
aktivitas yang ketdakefekt
berulang) ifan control
h) Mengekspresikan nyeri
perlaku maasa
(mis.,gelisah, lampau
merengek, 7. bantu
menangis) pasien dan
i) Masker wajah keluarga
(mis.,mata untuk
kurang mencari
bercahaya, dan
tampak kacau, menemuka
gerakan mata n dukungan
berpencar atau 8. kontrol
tetap pada satu lingkungan
focus meringis) yang dapat
j) Sikap melindungi mempengar
area nyeri uhi nyeri
k) Focus menyempit seperti
(mis.,gangguan suhu
presepsi nyeri, ruangan,pe
88
hambatan proses ncahayaan
berfikir, dan
penurunan kebisingan
interaksi dengan 9. kurang
orang lain faktor
lingkungan) presipitaasi
l) Indikasi nyeri nyeri
yang dapat 10. pilih dan
diamati lakukan
m) Perubahan posisi penanganan
untuk nyeri
menghindari (farmakolo
nyeri gi dan inter
n) Sikap tubuh personal)
melindungi 11. monitor
o) Dilatasi pupil penerimaan
p) Melaporkan nyeri pasien
secara verbal tentang
q) Gangguan tidur manajamen
Faktor yang t nyeri
berhubungan : 12. Analgesica
a) Agen cedera d
(mis.,biologis, zat ministratio
kimia, fisik, n
psikologis harga pemberian
diri rendah Tentukan
situasional lokasi,
perubahan peran katrakteristi
social tahap k, kualitas,
perkembangan dan derajat
tahap nyeri
pertumbuhan sebelum
gangguan obat pemberian
psikoatif obat
13. Cek
intruksi
dokter
tentang
jenis obat,
dosis dan
frekwensi
14. Cek
riwayat
alergi
89
15. Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari
satu
16. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung
tipe dan
beratnya
nyeri
17. Tentukan
analgesik
pilihan,
rute
pemberian
dan dosis
optimal
18. Pilih rute
pemberian
secara IV,
IM untuk
pengobatan
nyeri
secara
teratur
monitor
vital sign
sebelum
dan
sesudah
Table 2.2
90
3) Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan
91
q. Efusi pleura luas edema
r. Refleksi i. Monitor
hepatojugular masukan
positif makanan /
s. Perubahan cairan dan
tekanan arteri hitung intake
pulmunal kalori
t. Kongesti j. Monitor status
pulmunal nutrisi
u. Gelisah k. Kolaborasi
v. Perubahan pemberian
berat jenis diuretik sesuai
urine interuksi
w. Bunyi l. Batasi masukan
jantung S3 cairan pada
x. Penambahan keadaan
berat badan hiponatrermi
dalam waktu dilusi dengan
sangat serum Na < 30
singkat mEq/I
Faktor yang m. Kolaborasi
berhubungan : dokter jika
a. Gangguan tanda cairan
mekanisme berlebih
regulasi muncul
b. Kelebihan memburuk
asupan cairan Fluid monitoring
c. Kelebihan a. Tentukan
asupan riwayat jumlah
natrium dan tipe intake
cairan dan
eliminasi
b. Tentukan
kemungkinan
faktor resiko
dari
ketidakseimban
gan cairan
(Hipertermia,
terapi diuretic,
kelainan renal,
gagal jantung,
diaporesis ,
disfungsi hati,
92
dll)
c. Monitor berat
badan
d. Monitor serum
dan elektrolit
urine
e. Monitor serum
dan osmilalitas
urine
f. Monitor BP,
HR, dan RR
g. Monitor
tekanan darah
orthostatic dan
perubahan
irama jantung
h. Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
i. Catat secara
akutar intake
dan output
j. Monitor
adanya distensi
leher, rinchi,
oedem oerifer
dan
penambahan
BB
k. Monitor tanda
dan gejala dari
odema
Table 2.3
mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
93
Ketidakseimban 1. Nutritional Status : Nutrition
gan nutrisi 2. Nutritional Status: Food Management
kurang dari and Fluid 1. Kaji adanya
kebutuhan tubuh. 3. Intake alergi makanan
Definisi: 4. Nutritional Status : 2. Kolaborasi
Asupan nutrisi nutrient Intake dengan ahli
tidak cukup Weight control gizi untuk
untuk memenuhi Kriteria Hasil: menentukan
kebutuhan 1. Adanya peningkatan jumlah kalori
metabolik. berat badan sesuai dan nutrisi
Batasan dengan tujuan yang
karaktristik: 2. Berat badan ideal sesuai dibutuhkan
1. Kram dengan tinggi badan pasien
abdomen 3. Mampu mengidentifikasi 3. Anjurkan
Nyeri kebutuhan nutrisi pasien untuk
abdomen 4. Tidak ada tanda tanda meningkatkan
2. Menghindari malnutrisi intake Fe
makanann 5. Menunjukkan 4. Anjurkan
3. Berat badan peningkatan fungsi pasien utuk
20% atau pengecapan dari meningkatkan
lebih dibawah menelan protein dan
berat badan Tidak terjadi penurunan vitamin C
ideal berat badan yang berarti 5. Berikan
4. Kerapuhan subtansi gula
kapilerr 6. Yakinkan
5. Diare diet yang
6. Kehilangan diberikan
rambut mengandung
berlebihan tinggi serat
7. Bising usus untuk
hiperaktif mencegah
8. Kurang konstipasi
informasi 6. Berikan
9. Kurang minat makanan yang
pada makanan terpilih (sudah
10. Pdikonsultasikan
Penurunan dengan ahi
berat badan gizi)
dengan asupan 7. Ajarkan pasien
makanan bagaimana
adekuat membuat
11. Kcatatan
Kesalahan makanan harian
komsepsi 8. Monitor jumlah
94
12. Mnutrisi dan
Membrane kandungan
mukosa pucat kalori
13. 9. KBerikan
Ketidakmam- informasi
puan makan tentang
makanan kebutuhan
14. Tnutrisi
Tunos otot 10. Kaji
menurun kemampuan
15. Mpasien unuk
Mengeluh mendapatkan
asupan nutrisi yang
makanan dibutuhkan
Faktor yang Nutrition
berhubungan: Monitorig
1. Faktor 1. Berat badan
biologis pasien dalam
2. Ketidakmamp batas normal
uan 2. Monitor adanya
mengabsorb-si penurunan
nutrient berat badan
16. 3.FMonitor tipe
faktor dan jumlah
psikologis aktivias yang
bisa dilakukan
4. Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
5. Monitor
lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor tugor
kulit
95
9. Monitor
kekeringan,ram
but kusam, dan
mudah patah
10. Monitor
mual dan
muntah
11. Monitor
kadar albumin,
total protein,
Hb dan kadar
Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembanga
13. Monitor
pucat,kelemaha
n, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor
kalori dan
intake nutrisi
15. Catat
adanya
edema,hiperem
ik, hipertonik
papilla lidah
dan cavitas oral
Catat jika lidah
berwarna
magenta,
scarlet.
Table 2.4
tubuh
96
classification
(NIC)
Definisi : a. Circulation status Mendemonstrasik
penurunan b. Tissue perfusion : an status sirkulasi
sirkulasi darah ke cerebral yang di tandai
perifer yang dapat Kriteria hasil : dengan :
menggangu a. Tekanan systole dan a. Berkomunikasi
kesehatan diastole dalam dengan jelas
Batasan rentang yang di dan sesuai
karakteristik : harapkan dengan
a. Tidak ada b. Tidak ada ortostatik kemampuan
nadi hipertensi b. Menunjukkan
b. Perubahan c. Tidak ada tanda- perhatian,
fungsi tanda peningkatan konsentrasi dan
motorik tekanan intracranial orientasi
c. Perubahan (tidak lebih dari 15 c. Memproses
karakteristik mmHg) informasi
kulit (warna, d. Membuat
elastisitas , keputusan
rambut, dengan benar
kelembapan ,
kuku, sensasi
, suhu)
d. Indek ankle-
brakhial
<0,90
e. Perubahan
tekanan darah
diekstremitas
f. Waktu
pengisian
kapiler >3
detik
g. Klaudikasi
h. Warna tidak
kembali ke
tungkai saat
tungkai
diturunkan
i. Kelemabtatan
menyembuhk
an luka
perifer
penurunan
97
nadi
j. Edema
k. Nyeri
ekstremitas
l. Bruit femoral
m. Pemedekan
jarak total
yang
ditempuh
dalam uji
berjalan enam
menit
n. Pemendekan
jarak bebas
nyeri yang di
tempuh dalam
uji berjalan
enam menit
o. Perestesia
p. Warna kulit
pucat saat
elevasi
Table 2.5
98
darah abnormal melakukan untuk
terhadap aktivitas aktivitas sehari- mengidentifi
b) Respon frekwensi hari (ADLs) kasi
jantung normal secara mandiri aktivitas
terhadap aktivitas c) Tanda-tanda vital yang
c) Perubahan EKG yang normal mampu
mencerminkan d) Energy dilakukan
aritmia psikomotor c) Bantu untuk
d) Ketidaknyamanan e) Level kelemahan memilih
setelah beraktivitas f) Mampu aktivitas
e) Dipsnea setelah berpindah: dengan konsisten
beraktivitas atau tanpa yang sesuai
f) Menyatakan merasa bantuan alat dengan
letih g) Status kemampuan
g) Menyatakan merasa kardiopulmunari fisik,
lemah adekuat psikologi
Faktor yang h) Sirkulasi status dan social
berhubungan baik d) Bantu untuk
a) Tirah baring atau i) Status respirasi mengedident
imobilisasi pertukaran gas ifikasi dan
b) Kelemahan umum dan ventilasi mendapatka
c) Ketidakseimbangan adekuat n sumber
antara suplei dan yang
kebutuhan oksigen diperlukan
d) Imobilitas untuk
e) Gaya hidup monoton aktivitas
yang di
inginkan
e) Bantu untuk
mendapatka
n alat
bantuan
aktivitas
seperti kursi
roda, krek
f) Bantu untuk
mengidentifi
kasi
aktivitas
yang di
sukai
g) Bantu klien
untuk
membuat
99
jadwal
latihan
diwaktu
luang
h) Bantu
pasien/kelua
rga untuk
mengidentifi
kasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
i) Bantu
pasien untuk
mengemban
gkan
motivasi diri
dan
penguatan
j) Monitor
respon fisik,
emosi,
social dan
spiritual
Table 2.6
100
e) Gangguan mekanisme sesuai dengan 3) Monitor status
regulasi (mis., diabetes, usia dan BB, BJ hidrasi
isipidus, sindrom urine normal< (kelembaban
ketidaktepatan sekresi HT normal membrane
hormon antidiuretik) 2) Tekanan darah, mukosa, nadi
f) Kelebihan volume cairan nadi, suhu tubuh adekuat,
g) Efek samping obat (mis., dalam batas tekanan darah
medikasi,drain) normal ortostatik ), jika
h) muntah 3) Tidak ada tanda- di perlukan
tanda dehidrasi 4)Monitor vital
4). Elastisitas sign
turgor kulit baik, 5) Monitor
membrane masukan
mukosa lembab, makanan /
tidak ada rasa cairan dan
haus yang hitung intake
berlebihan kalori harian
6) kolaborasikan
pemberian
cairan IV
7) monitor status
nutrisi
8) berikan cairan
IV pada suhu
ruangan
9) dorong
masukan oral
10) Berkan
penggantian
nesogatrik
sesuai output
11) Dorong
keluarga untuk
membantu
pasien makan
12) tawarkan
snack ( jus buah
, buah segar)
13) kolaborasi
dokter jika
tanda cairan
berlebihan
muncul
memburuk
101
14) Atur
kemungkinan
transfusi
15) persiapan
untuk gtransfusi
Hypovolemia
Management
16) Monitor status
cairan termasuk
intake dan
output cairan
17) pelihara IV
line
18) monitor
tingkat hb dan
hematokrit
19) monitor tanda
vital
20) Monitor
respon pasien
terhadap
penambahan
cairan
21) Monitor berat
badan
22) Dorong pasien
untuk
menambak
intake oral
23) Pemberian
cairan IV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan
volume cairan
24) Monitor
adanya tanda
gagal ginjal.
Table 2.7
e. Implementasi Keperawatan
102
Implementasi adalah tahap proses Keperawatan dengan melaksanakan
2017).
f. Evaluasi Keperawatan
103
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien Gagal Ginjal Kronis dengan
C. Fokus Studi
104
Diarahkan pada pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronis dengan masalah
1. Kriteria inklusi ;
2. Kriteria eksklusi :
makanan normal. Gagal ginjal biasanya di bagi menjadi dua kategori yaitu
kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan Gagal ginjal
yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa
tahun dan tidak reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit
kritisnya.
105
Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit adalah berusaha mengalami
E. Instrumen Penelitian
digunakan tekhnik:
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
Tekhnik yang dgunakan pada pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
3. Observasi
4. Studi Dokumentasi
1. Lokasi
106
Adapun alasan pemilihan lokasi adalah penelitian ini dilakukan di Rumah
2. Waktu Penelitian
Makassar.
1. Analisa Data
107
Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
2. Penyajian Data
I. Etika Penelitian
108
BAB IV
A. Hasil
tahun 1965 berada di jalan Let.Jend Pol. Mappa Oudang, Jongaya, Tamalate,
109
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 90134. Rumah Sakit ini mampu memberikan
Kesehatan, juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Khususnya Anggota Polisi dan
Keluarganya dari Kawasan Indonesia Timur. Letak Rumah Sakit ini di sebelah
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Identitas
110
Usia/ tanggal lahir : 19 Tahun / 18 Februari 1999
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
b) Keluhan Utama
111
(5) Faktor yang mempeberat
c) Riwayat Kesehatan
, N : 80×/i
Genogram 3 generasi
112
? ? ? ? ?
42 39
? ? ? ?
19
Keterangan :
G1 : Kakek dan Nenek pasien telah meninggal dunia karna faktor gerontik
d) Riwayat Psikososial
113
Pasien mengatakan penyakit yang di derita sudah takdir dan
e) Spiritual
f) Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 36 KG
TD : 140/100 mmHg
114
N : 80x/i
S : 36,7°c
P : 28x/i
(a) Hidung
(b) Leher
(c) Dada
(c) abdomen
(a) Mata
(b) Hidung
115
Penciuman : normal, tidak ada mimisan
(c) Telinga
pendengaran baik
Kekuatan otot
116
Massa otot
malam
batu
(a) Wanita
117
(b) Payudara : Baik, Vagina : Tidak ada radang pada
Obatan
g) Aktivitas sehari-hari
(1) Nutrisi
(2) Cairan
Kebutuhan cairan
Konsistensi : lembek
(4) Olahraga
118
Selama dirawat pasien tidak pernah melakukan olahraga
h) Pemerikasaan Laboratorium
119
Tabel 4.3 Pemeriksaan Darah Rutin
PNC Bilateral
Ascites
i) Therapy/obat – obatan
IVFD RL 20 tpm
Posafit 3 × 1
Aminefron 3 × 1
IVFD RL 20 tpm
120
Furosemid 40mg via IV/24 jam
Posafit 3 × 1
Aminefron 3 × 1
IVFD RL 20 tpm
Posafit 3 × 1
Aminefron 3 × 1
2) Klasifikasi Data
121
6. ADL tampak dibantu keluarga
7. Natrium : 135,4
Kalium : 3,87
Chloride : 104,0
8. Auskultasi suara nafas : ronchi
9. USG
Tampak echo cairan bebas
Intraperitoneal dan cavum
Pleura bilateral
10. USG abd : Ascifes
2. DS : Sekresi Intoleransi
1. Pasien mengatakan eritropis turun aktivitas
lemah
DO : Pruduksi HB
1. ADL Nampak di bantu turun
keluarga
122
2. HB 7,8 Suplai nutrisi
dalam darah
turun
Oksihemoglo
bin turun
Intoleransi
aktivitas
Kelebihan
volume cairan
Resiko
ketidakseimba
ngan elektrolit
b. Diagnosa keperawatan
Data Subjektif:
123
Pasien mengatakan batuk
Data Objektif :
TTV TD :140/100mmHg
N : 80×/I
S : 36,7°c
P : 28×/I.
bilateral.
Data Subjektif:
Data Objektif :
HB 7,8
Data subejektif :
Data Objektif :
Natrium : 135,4
Kalium : 3,87
124
Chloride : 104,0
125
c. Rencana Keperawatan
1 Kelebihan volume cairan b.d 1. Electrolit dan acid base 1. Monitor tanda dan gejala
gangguan mekanisme regulasi balance edema
DS : 2. Fluid balance 2. Monitor TTV
1. Pasien mengatakan sesak 3. Hydration 3. Batasi cairan peroral
2. Pasien mengatakan batuk Kriteria hasil : 4. Penatalaksanaan therapy
3. Pasien mengatakan 1. Terbebas dari edema , efusi
perutnya kembung 2. Bunyi nafas bersih
DO :
1. TTV
TD :
N : 80×/i
S : 36,7°c
P : 28×/i
2. Auskultasi suara nafas :
ronchi
3. USG
Tampak echo cairan bebas
Intraperitoneal dan cavum
Pleura bilateral
2 Intoleransi aktivitas 4. Energy conservation 1. Bantu pasien untuk
DS : 5. Activity tolerance mengidentifikasi aktivitas
1. Pasien mengatakan lemah 6. Self care : ADLs yang mampu dilakukan
DO : Kriteria Hasil 2. Bantu pasien/keluarga
1. ADL Nampak dibantu j) Mampu melakukan aktivitas untuk mengidentifikasi
keluarga sehari-hari (ADLs) secara kekurangan dalam
2. HB 7,8 mandiri beraktifitas
69
k) Tanda-tanda vital normal 3. Lanjut pemberian therapy
l) Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah ,
nadi dan RR
70
d. Implementasi Keperawatan
(29/04/2018)
1 I 10:00 1. Memonitor tanda 10:30 1. Memonitor tanda dan 10:00 1. Memonitor tanda
dan gejala edema gejala edema dan gejala edema
Hasil : tidak ada Hasil : tidak ada Hasil : tidak ada
tanda edema tanda edema tanda edema
2. Memonitor TTV 2. Memonitor TTV 2. Memonitor TTV
Hasil : Hasil : Hasil :
TD : 140/100 TD : 150/100 mmHg TD : 150/100
mmHg N : 81×.i mmHg
N : 80×.i S : 36,7°C N : 81×.i
S : 36,7°C P : 28×/i S : 36,7°C
P : 28×/i 3. Memonitor cairan P : 28×/i
3. Memonitor cairan peroral 3. Memonitor cairan
peroral Hasil : pasien peroral
Hasil : pasien membatasi Hasil : pasien
membatasi 4. Penatalkasanaan membatasi
4. Penatalkasanaan therapy 4. Penatalkasanaan
therapy Hasil : 1. Injeksi therapy
Hasil : 1. Injeksi Forosemid per 24 jam Hasil : 1. Injeksi
Forosemid per 24 2. injeksi metal ½ Forosemid per 24
jam ampul per 12 jam jam
2. injeksi metal ½ 2. injeksi metal ½
ampul per 12 jam ampul per 12 jam
71
2 II 11:30 1. Membantu pasien 11:00 1. Membantu pasien 10:30 1. Membantu pasien
mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
aktifitas yang aktifitas yang mampu aktifitas yang
mampu dilakukan dilakukan mampu dilakukan
Hasil : pasien hanya Hasil : pasien hanya Hasil : pasien
mampu baring mampu baring hanya mampu
ditempat tidurnya. ditempat tidurnya. baring ditempat
2. Membantu pasien 2. Membantu pasien dan tidurnya.
dan keluarga untuk keluarga untuk 2. Membantu pasien
mengidentifikasi mengidentifikasi dan keluarga untuk
kekurangan dalam kekurangan dalam mengidentifikasi
beraktifitas beraktifitas kekurangan dalam
Hasil : keluarga 3. Hasil : keluarga beraktifitas
membantu pasien membantu pasien Hasil : keluarga
melakukan melakukan membantu pasien
kekurangan kekurangan aktivitas melakukan
aktivitas pasien. pasien. kekurangan
3. Lanjut pemberian 4. Lanjut pemberian aktivitas pasien.
therapy therapy 3. Lanjut pemberian
Hasil : 1. Injeksi Hasil : 1. Fosafit 3×1 therapy
furosemid per 8 jam Hasil : 1. Fosafit
2. inf albumin 3×1
100cc-25%
4. Transfuse PRC II
Bag
5. Fosafit 3×1
72
3 III 1. Memonitor tingkat 11:30 1. Memonitor tingkat 13:30 1. Memonitor tingkat
13:00 HB dan hemotokrit HB dan hemotokrit HB dan hemotokrit
Hasil : 1. HB : 7,8 Hasil : 1. HB : 10,9 Hasil : 1. HB : 10.9
2. Monitor TTV 2. Monitor TTV 2. Monitor TTV
Hasil : 1. TD : Hasil : 1. TD : Hasil : 1. TD :
140/100 mmHg 150/100 mmHg 150/100 mmHg
N : 80×/i N : 80×/i N : 80×/i
S : 36,7°C S : 36,7°C S : 36,7°C
P : 29×/i P : 29×/i P : 29×/i
3. Mengkolaborasikan 3. Mengkolaborasikan 3. Mengkolaborasikan
pemberian cairan pemberian cairan IV pemberian cairan
IV Hasil : Cairan Hasil : Cairan Infus IV Hasil : Cairan
Infus 20×/menit 20×/menit Infus 20×/menit
e. Evaluasi Keperawatan
73
S : 36,7°C P : 28×/i S : 36,7°C
P : 28×/i A : Masalah belum P : 28×/i
A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum
teratasi P : lanjutkan intervensi teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2 II 12:00 S : Pasien mengatakn 11:30 S : Pasien mengatakn 11:00 S : Pasien mengatakn
lemah lemah lemah
O : ADL Nampak di O : ADL Nampak di O : ADL Nampak di
bantu keluarga bantu keluarga bantu keluarga
A : Masalah belum A : Masalah belum A : Masalah teratasi
teratasi teratasi
P : Lanjutkan P : Lanjutkan
Intervensi Intervensi
3 III 13:30 S : Pasien mengatakan 12:00 S : Pasien mengatakan 14:00 S : Pasien mengatakan
lemah lemah lemah
O : Natrium : 135,4 O : Natrium : 135,4 O : Natrium : 135,4
Kalium : 3,87 Kalium : 3,87 Kalium : 3,87
Chlorida : 104,0 Chlorida : 104,0 Chlorida : 104,0
A : masalah belum A : masalah belum A : masalah teratasi
teratasi teratasi
P : lanjutkan P : lanjutkan intervensi
intervensi
Tabel 4.8 Evaluasi Keperawatan
74
A. Pembahasan
1. Pengkajian
otot/kejang, sidrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki,
dan data objektif pasien tampak lemas, pasien tampak sesak, bibir tampak
1
3,87 Chloride : 104,0, auskultasi suara nafas : ronchi, USG Tampak echo
Ascifes
a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi terdapat dalam konsep
teori adalah :
b. Data yang tidak ditemukan dalam studi kasus tetapi ditemukan dalam
anoreksia pada Nn F.
skala 0.
5) Nyeri ulu hati. Penulis menilai data ini tidak ditemukan karena
asam lambung.
2
6) Mual muntah. Data ini tidak ditemukan karna pada pasien Nn F
2. Diagnosa Keperawatan
bisa muncul pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
Kelebihan volume cairan b.d penuruna haluaran urine, diet berlebihan dan
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah pembatasan diet dan
ada pada teori dengan Diagnosa yang ditemukan pada studi kasus.
3. Perencanaan
3
Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana keperawatan
sebagai berikut:
monitor tanda dan gejala edema, monitor TTV, batasi cairan peroral,
penatalaksanaan therapy.
4
tenaga medis yang ada di ruangan. Sedangkan faktor penghambat
4. Implementasi Keperawatan
5
hari ketiga rencana keperawatan yang diimplementasikan antara lain:
5. Evaluasi Keperawatan
6
kronik, maka diperoleh evaluasi keperawatan, Masalah keperawatan yang
teratasi yaitu :
diagnosa ini teratasi karna tidak ada kelemahan dalam diri pasien.
namun terdapat efusi pleura bilateral . cairan efusi pleura akan di buang
pada pasien Nn. F terdapat dua diagnosa keperawatan yang teratasi dan
7
BAB V
A. Kesimpulan
Kronik Data yang tidak ditemukan dalam praktek tetapi terdapat dalam
konsep teori adalah penurunan BB, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri
panggul, nyeri ulu hati, mual ulu hati, mual muntah dank ram otot/kejang.
Sedangkan data yang ditemukan pada praktek dan tidak ada pada konsep
8
implementasi antara lain: pasien kooperatif, kerja sama yang baik dari
B. Saran
agar bisa betul betul berpodaman pada data yang didapatkan dan
proses keperawatannya.
dan dampak penyakit Gagal Ginjal Kronik, serta dapat mencegah terjadinya
9
4. Dalam hal ini penulis ketika menyelesaikan pendidikan diharapkan dapat
Oudang Makassar.
10